PROPOSAL PROGRAM
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
7. Luaran yang dihasilkan : Produksi vavin block dari bahan sampah plastik
iii
9. Biaya Total : Rp 50.000.000
a. Dikti : Rp 50.000.000
b. Sumber lain : -
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi 1
1.2. Permasalahan Mitra dan Penentuan Prioritas Masalah 2
BAB 2. TUJUAN TARGET DAN LUARAN
2.1 Tujuan 5
2.2. Target 5
2.3. Luaran 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pendekatan Masalah 6
3.2. Rencana Kegiatan 7
3.3. Kontribusi dan Partisipasi Mitra 8
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Pengalaman Perguruan Tinggi dalam Kegiatan Pengabdian Pada 9
Masyarakat
4.2. Kualifikasi Tim Pelaksana dan Tugas dalam Pelaksanaan Kegiatan 11
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
5.1 Anggaran Biaya 12
5.2 Jadwal Kegiatan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bio Data Ketua Peneliti dan Anggota Tim Pengusul 14
Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra. 19
Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah 21
Lampiran 4. Rincian Anggaran Biaya Program IbM 22
Lampiran 5. Pernyataan Kesedian Mitra (1) dan (2) 23
v
RINGKASAN
Sampah belum tertangani dengan baik. Selama ini sampah tersebut dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), sehingga sampah akan mencemari tanah, air dan udara, serta
lingkungan hidup. Sebagian masyarakat memandang, bahwa sampai sebagai sumber
berkah. Karena dari sampah dapat mengasilkan material yang bernilai ekonomis. Usaha
pengelolaan sampah plastik menjadi bentuk bahan souvenir dan vavin blok yang
dilaksanakan oleh Mitra (1), telah berjalan selama 2 tahun. Kendala yang dihadipi saat ini
teknologi yang digunakan masih bersifat konvensional, pemasaran hasil produksi hanya
menunggu pembeli datang, serta analisis antara biaya produksi dan penjualan belum
pernah dilakukan. Sehingga mitra (1) berkesimpulan untuk meningkatkan usaha agar
bernilai ekonomis maka pengolahan sampah sebaiknya menggunakan teknik sederhana
yang disebut Teknologi Tepat Guna (TTG), membenahi system menejemen pengelolaan
sampah, serta mengatur system keuangan.
Mitra (2) adalah kelompok pengepul bank sampah. Mitra (2) membeli sampah-sampah
anorganik dari masyarakat yang berada disekitar lokasi. Permasalahannya jenis sampah
anorganik yang dapat dibeli sangat terbatas hanya bekas kemasan botol aqua atau
sejenisnya, sampah anorganik lainnya seperti kantok plasik, kursi plastik, kertas kresek
dari plastik dan bahan lainnya selain bekas botol aqua dibuang oleh masyarakat. Mirta (2)
dapat meningkatkan hasil pendapatan dengan membeli dan menjual bahan plastik kepada
mitra (1). Sehingga mitra (2) berkesimpulan untuk meningkatkan usaha agar bernilai
ekonomis maka pembelian dan penjualan sampah tidak hanya terbatas pada bekas botol
minuan aqua atau sejenisnya, tetapi lebih dikembangkan kepada pembelian dan penjualan
sampah anorganik lainnya. Beberapa pembenahan yang masih dianggap lemah adalah
system menejemen pengelolaan sampah, serta mengatur system keuangan.
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Volume sampah di Kota Bogor pada tahun 2012 tercatat sebanyak 2.402,4 m3/hari,
dihasilkan dari sampah Rumah Tangga (SRT) dan Sampah dari pasar [1]. Sampah terdiri
dari jenis, organic dan anorganik. Jenis sampah organic dapat terurai secara alami,
sementara jenis sampah anorganik sangat sukar terurai secara alamai, memerlukan waktu
sangat lama hingga 450 tahun [2].
Hingga hari ini sampah tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), maka
sampah akan menjadi sumber musibah. Seringkali musibah sampah itu berkaitan dengan
pencemaran udara, air, lingkungan hidup hingga terjadinya longsor akibat timbunan
sampah yang menggunung. Perspektif sebagian masyarakat terhadap sampah ini banyak
yang memandang sebagai sumber musibah karena berbagai masalah yang
ditimbulkannya. Tetapi sebagian masyarakat lainnya memandang, bahwa sampai itu
sebagai sumber berkah. Karena dari sampah dapat mengasilkan material yang bernilai
ekonomis. Misalnya, sampah organic yang diolah secara baik dan benar dapat
menghasilkan briket sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi, kompos sebagai
sumber pupuk tanaman. Sementara sampah anorganik dapat dibuat menjadi suvenir
sebagai barang dagangan, dan sebagai vapin block.
Usaha pengelolaan sampah plastik menjadi bentuk bahan souvenir dan vavin blok
yang dilaksanakan oleh Mitra (1), telah berjalan selama 2 tahun. Bentuk Kendala yang
dihadipi saat ini teknologi yang digunakan masih bersifat konvensional, pemasaran hasil
produksi hanya menunggu pembeli datang, serta analisis antara biaya produksi dan
penjualan belum pernah dilakukan. Sebagai gambaran salah satu contoh hasil produksi
berupa vavin block ukuran ( 5x 10 x 25) cm, dijual dengan harga Rp 1500 ( seribu lima
raus rupiah), penetapan harga tersebut belum menganalisis berapa harga produksi
meliputi bahan bakar, tenaga kerja produksi dan pemasaran. Sehingga mitra (1)
berkesimpulan untuk meningkatkan usaha agar bernilai ekonomis maka pengolahan
sampah sebaiknya menggunakan teknik sederhana yang disebut Teknologi Tepat Guna
(TTG), membenahi system menejemen pengelolaan sampah, serta mengatur system
keuangan. Dalam kegiatan ini mitra (1) telah bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor serta Pos
1
Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Al- Barokah. LPPM UIKA Bogor telah melakukan,
penelitian pendahuluan/riset awal yang mendeskripsikan bagaimana sampah ini dikelola
secara tradisional yang menghasilkan barang bernilai ekonomis. Kemudian dari praktik
tradisional ini diangkat ke tingkat konsep untuk mengasilkan TTG dalam pengolahan
sampah sebagai model ekonomi kreatif masyarakat. Hasil riset pendahuluan kemudian
dirumuskan teknologinya yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah sebagai wujud
pengabdian kepada masyarakat.
Mitra (2) adalah kelompok pengepul bank sampah. Mitra (2) membeli sampah-
sampah anorganik dari masyarakat yang berada disekitar lokasi. Permasalahannya jenis
sampah anorganik yang dapat dibeli sangat terbatas hanya bekas kemasan botol aqua
atau sejenisnya, sampah anorganik lainnya seperti kantok plasik, kursi plastik, kertas
kresek dari plastik dan bahan lainnya selain bekas botol aqua dibuang oleh masyarakat.
Mirta (2) dapat meningkatkan hasil pendapatan dengan membeli dan menjual bahan
plastik kepada mitra (1). Sebagai gambaran harga jual sampah anorganik dari jenis
plastik (seperti kantok plasik, kursi plastik, kertas kresek dari plastik dan bahan lainnya)
dibeli dengan harga Rp 450/kg. Hasil pengamatan oleh LPPM UIKA Bogor, rata-rata
produksi sampah plastik di Desa Bantar Jaya RT 03/ RW 07, Kecamatan Ranca Bungur
mencapai 25 kg /hari, Jika satu RW terdiri 5 RT, maka dalam sehari terkumpul sampah
plastik sebanyak 125 kg.
Sehingga mitra (2) berkesimpulan untuk meningkatkan usaha agar bernilai
ekonomis maka pembelian dan penjualan sampah tidak hanya terbatas pada bekas botol
minuan aqua atau sejenisnya, tetapi lebih dikembangkan kepada pembelian dan penjualan
sampah anorganik lainnya. Beberapa pembenahan yang masih dianggap lemah adalah
system menejemen pengelolaan sampah, serta mengatur system keuangan. Dalam
kegiatan ini mitra (2) telah bekerjasama dengan Fakultas Teknik dan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor serta
Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Al- Barokah.
Hasil evaluasi yang dilakukan Mitra (1) dan Mitra (2) bersama dengan Tim
IbM/LPPM UIKA Bogor, diketahui bahwa kelemahan yang dilakukan oleh masing-masing
Mitra menyangkut tiga faktor utama manajemen usaha yaitu [3]:
2
a. Keterbatasan teknologi pengelolaan sampah plastik.
Umumnya sampah plastik dibuang, atau dibakar. Baik dibuang maupun dibakar
tetap menggangu polusi udara dan pencemaran lingkungan. Sehingga diperlukan
alat untuk penghancur sampah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menghancurkan sampah antara lain[4]:
Menggunakan mesin pencacah plastik, hal ini sudah banyak digunakan
dimasyarakat, namun alat pencacah terbatas pada jenis sampah tertentu, seperti
botol aqua, untuk jenis plastik yang berbeda tidak dapat diproses. Karena alat
dirancang untuk hasil yang dapat diterima oleh yang membutuhkan untuk
diproses lebih lanjut.
Menghancurkan dengan cara dipanaskan didalam kuali. Teknologi ini mesih
dalam tahap pengkajian, diharapkan teknologi ini mampu untuk meleburkan
semua jenis plastik, untuk dijadikan bahan yang dapat bermanfaat untuk
masyarakat dan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa mitra (1) perlu
pemberdayaan teknologi dalam mengelola sampah organik dan non-organik serta
mengolah sampah non-organik plastik. Pengolahannya sudah ada dan
menghasilkan barang-barang yang memiliki nilai ekonomis. Namun dalam
pengolahannya masih sangat tradisional sehingga menimbulkan masalah baru yaitu
asap pembakaran yang mencemari udara sekitar penduduk. Oleh karena itu, hal ini
perlu disentuh dengan pengembangan Tekonologi Tepat Guna untuk mereduksi
sampah dengan pengolahan yang baik dan benar sebagai sumber ekonomi kreatif
untuk menambah pendapatan keluarga sebagai pemberdayaan masyarakat. Mitra
(2), diharapkan sebagai pensuplay bahan baku sampah anorganik kepada mitra (1),
sekaligus memasarkan hasil produksi yang dilakukan oleh mitra (1).
3
pemanas masih menggunakan tungku perapian, wajan dan kayu bakar. Wajan
dipanaskan, lalu sampah plastik dimasukan kedalam wajan sambil diaduk hingga
melebur. Setelah melebur menjadi cairan plastik, langkah selanjutnya memasukan
cairan plastik kedalam cetakan vavin block yang terbuat dari basi dengan ukuran 5
cm x 10 cm x 25 cm. Beberapa saat kemudian hasil produksi pavin block sudah
dapat dilihat dan digunakan. Penggunaan vavin blok bahan baku dari sampah
plastik, diharapkan dapat menggantikan vavin blok dari campuran seman dan pasir.
c. Manajemen keuangan.
Pencatatan, Pembukuan Usaha dan Evaluasi Usaha Keseluruhan kegiatan usaha,
baik menyangkut aktivitas maupun cash flow harus selalu tercatan dengan baik.
[5]. Bagian ini merupakan bagian yang sulit dilakukan, karena pada umumnya
mitra 1 dan mitra 2 tidak pernah melakukan pencatatan. Pencatatan dan
pembukuan usaha menjadi bagian penting untuk monitoring dan evaluasi usaha.
Tanpa ada pencatatan dan pembukuan monev usaha tidak dapat dilakukan dengan
baik.
4
BAB 2
TUJUAN TARGET DAN LUARAN
2.1 Tujuan
Tujuan IbM Pengembangan Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan Sampah
Plastik menjadikan sampah sebagai sumberdaya ekonomis bagi masyarakat dengan cara:
a. Mengelola sampah 5lastic dan non-organik yang dilakukan di posdaya untuk
menambah pendapatan penghasilan keluarga;
b. Mengolah sampah 5 lastic (non-organik) yang dilakukan di posdaya secara
tradisional supaya bermanfaat bagi masyarakat;
c. Mendisain jenis teknologi tepat guna yang dapat dikembangkan di posdaya
untuk mengolah sampah 5lastic sehingga memiliki nilai ekonomis;
d. Memberdayakan ekonomi masyarakat dengan model Posdaya yang dihasilkan I
mengelola dan mengolah sampah 5lastic menjadi sumber ekonomi kreatif.
2.2 Target
Target yang ingin dicapai melalui upaya meningkatkan kemampuan manajemen para
pengusaha sampah anorganik dari bentuk pengelolaan secara tradisional menjadi
teknologi tepat guna, diharapkan dapat melengkapi usaha produksi vavin blok dengan
kualitas baik, serta perolehan keuntungan usaha yang lebih baik.
5.2 Luaran
Bila model pengelolaan/manajemen pengusaha sampah anorganik menjadi nilai yang
lebih ekonomi, diharapkan model manajemen ini dapat direplikasikan secara lebih luas ke
pengusaha sejenis yang ada ditempat lain, untuk dibentuk sentra-sentra usaha baru, baik
sebagai pengepul sampah anorganik maupun sebagai pelaku usaha. Lebih jauh diharapkan
dapat menggantikan vavin blok dari bahan campuran seman dan pasir.
5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Mitra -1 Mitra -2
Pengepul hasil
Pengelola
olahan produksi
sampah plastik
sampah plastik
6
3.2 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan IbM Pengembangan Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan
Sampah Plastik dijabarkan sebagai berikut: [6]
a. Sosialisasi Program: Meskipun Mitra (1) dan (2) sudah menandatangani kesediaan
bekerjasama, namun karena kegiatan usaha melibatkan berbagai pihak (Isteri dan
Anak) serta pegawai, maka sosialisasi perlu juga dilakukan terhadap mereka,
karena pihak lain /selain pemilik usaha akan turut terlibat dalam aktivitas
pendampingan, serta secara langsung turut berperan untuk mencapai keberhasilan
kegiatan.
b. Rencana Tindakan: Rincian aktivitas pembinaan perlu disampaikan secara detail
pada Mitra (1) dan Mitra (2), karena setiap langkah pembinaan membutuhkan
partisipasi Mitra.
c. Penyusunan Rencana Usaha, Rencana usaha perlu disusun sebagai bagian I proses
usaha komersial. Rencana usaha disusun sebagai arah kegiatan usaha dan akan
menjadi pendoman dalam monev perkembangan usaha.
d. Pemilihan Peralatan produksi merupakan langkah untuk menghasilkan cetakan
yang berkualitas. Kesalahan pemilihan peralatan menyebabkan seluruh program
pemeliharaan tidak akan optimal.
e. Program Pemeliharaan : Program pemeliharaan perlu dirancang dengan baik,
dengan 7last pada kondisi peralatan yang sesuai dengan preferensi pasar.
f. Manajemen produksi Nilai tambah terbesar dalam usaha sampah plastik terletak
pada menejemen produksi. Oleh karena itu, kunci sukses perolehan keuntungan
sangat ditentukan oleh keberhasilan manajemen produksi, kegagalan manajemen
produksi akan menyebabkan kerugian usaha.
g. Program pemasaran: Bidikan pasar yang tepat merupakan bagian penting menuju
sukses usaha. Oleh karena itu pengenalan karakteristik pasar menjadi penting untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam memasarkan produk.
h. Pencatatan, Pembukuan Usaha dan Evaluasi Usaha: Keseluruhan kegiatan usaha,
baik menyangkut aktivitas maupun cash flow harus selalu tercatan dengan baik.
Bagian ini merupakan bagian yang sulit dilakukan, karena pada umumnya
pengusaha konvensional tidak pernah melakukan pencatatan. Pencatatan dan
pembukuan usaha menjadi bagian penting untuk monitoring dan evaluasi usaha.
Tanpa ada pencatatan dan pembukuan monev usaha tidak dapat dilakukan dengan
baik.
7
3.3. Kontribusi dan Partisipasi Mitra
Mitra (1) dan Mitra (2) saat ini aktif melakukan usaha pengelolaan Sampah Plastik.
Mitra (1) melakukan usaha produsi sampah plastik, dengan hasil/output utama adalah
vavin block, sedangkan Mitra (2) melakukan usaha sampah 8lastic dengan hasil/output
utama adalah pellet plastik dari bahan botol mineral. Dengan aktifnya usaha sampah
8lastic (Mitra 1 dan Mitra 2), maka fasilitas/sarana/prasarana usaha sebenarnya sudah
tersedia, seperti lahan usaha, peralatan kerja, dan tenaga kerja. Modal operasional antara
lain untuk pengadaan bahan, upah tenaga kerja dan biaya operasional sebagian besar
sudah tersedia, namun demikian saat ini pemanfaatannya belum optimal sehingga belum
mampu menghasilkan produksi dan pendapatan yang maksimal.
8
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
9
d. Pelatihan Teknologi Arang Aktif Masyarakat di daerah Caringin Kabupaten
Bogor tahun 2003
e. Kaji Tindak Teknologi Arang Aktif di daerah Caringin Kabupaten Bogor
tahun 2003
f. Backstopping PKBM Titian Mandiri, PKBM Damai Mekar dan PKBM Al
Hasani tahun 2003 2004
g. Backstopping PKBM Titian Mandiri, PKBM Damai Mekar, PKBM Al
Hasani, PKBM Tiga Bina dan PKBM Jaya Sentosa tahun 2004 2005
h. Lifeskills Arang Kompos dari Limbah Sawmill, Pasar dan Pertanian tahun
2004 2005
i. Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Beasiswa Kolase tahun 2007.
j. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jawa Barat di Kota Depok tahun 2012
2013 dengan Tema Bank Sampah.
k. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jawa Barat dengan Tema Pendidikan
Keaksaraan Fungsional dalam Rangka Peningkatan IPM keluarga di
Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor tahun 2014.
l. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Temaik Posdaya yang didanai oleh Yayasan
Damandiri tahun 2014.
c. Pengalaman Penelitian
a. Pelaksanaan Seminar hasil Penelitian dosen tahun 2013 dan 2014 (terlampir
dalam prosiding penelitian setiap tahun)
b. Pemenang Hibah Penelitian Dosen Pemula dengan Pembiayaan dari
Direktorat Pendidikan Tinggi melalui KOPERTIS Wilayah IV dengan Skema
Hibah Dosen Pemula sebanyak 3.
d. Jaringan / Mitra Kerjasama
Berbagai kerjasama telah dilakukan dan dikembangkan oleh LPPM-UIKA, baik
dengan Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta maupun dengan Lembaga-
Lembaga Internasiona lainnya, diantaranya dengan AP-4 IPB, CV. Citra Pangan
Mandiri, CV. Mitra Niaga Indonesia, Numo Collection, Batik Cibulan, Yayasan
Rainasandra-Jakarta, Thiraffi Brownies & Cakes, SMKN III Bogor, Dharma
Wanita Pemda DKI, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah (pemda)
Kota dan Kabupaten Bogor, Pemda Kabupaten Cianjur, Pemda Kabupaten Bekasi,
Bapedal-Jakarta, BATAN, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Agama, Swiss
10
Contact serta Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Yayasan
Damandiri dan Pemrintah Provinsi Jawa Barat.
11
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
12
Daftar Pustaka
[1] Daud Nedo D, 2013, Laporan Kerja Semester I Volume Sampah Kota Bogor,
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor
[4] Prasetyo PEA, 2015. Perancangan Mesin Penghancur Sampah Plastik Dengan
Kapasitas 250 Kg / Jam. Aneka Mesin. Jakarta.
[5] Saleh, Ahmad, dkk. 2013. Pengembangan Modal Sosial Dan Kewirausahaan
Sosial Melalui Posdaya
[6] Umar, H., 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia, Jakarta.
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
14
3. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Yang Telah Dilaksanakan (Selama
3 tahun terakhir)
15
CURRICULUM VITAE ANGGOTA - 1
I. IDENTITAS DIRI
16
3. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Yang Telah Dilaksanakan (Selama
3 tahun terakhir)
17
Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra.
18
Sampah pelatik yang sudah dipilah Bungkusan sampah plastic dimanaskan
Proses pemasukan Plastik cair kecetakan Hasil Olah bahan plastic berbentuk batako
Bentuk Iptek yang diberikan kepada mitra 1 dan mitra 2, secara umum:
19
b. Pembukuan administrasi selama ini tidak pernah dilakukan, iptek yang ditawarkan
adalah pelatihan tentang menejemen administarsi dan pembukuan keuangan, serta
teknik pemasran.
20
Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah
Keterangan:
Jarak lokasi mitra (1) dan (2), dengan lokasi kampus UIKA Bogor sejauh 20 km, dapat
ditempuh kendaraan selama 20 menit.
21
Lampiran 4. Rincian Anggaran Biaya Program IbM
No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah ( Rp)
1 Barang Habis Pakai:
Peralatan yang digunakan:
a. Tungku tempat pembakaran/kompor ( dimeter 70) cm 1 Unit 250.000 250.000
b. Kuali/tempat meleburkan plastik ( diameter 100)cm 1 Unit 750.000 750.000
c. Alat cetak bahan yang sudah dileburkan 3 Set 125.000 375.000
d. Pelumas untuk menghindari penempelan/oli bekas 3 Liter 5.000 15.000
e. Kuas cat untuk meratakan pelumas sampah 5 Set 7.500 37.500
g. Alat press cetakan 5 set 35.000 175.000
Alat pengaman pembakaran
a. Masker untuk menghindari asap 1 lusin 25.000 25.000
b. Sarung tangan anti api untuk menjaga percikan hasil 1 lusin 125.000 125.000
pembakaran
c. Sepatu boot 2 set 150.000 300.000
d. Kaca mata 3 set 125.000 375.000
e. Helm 2 set 250.000 500.000
Bahan yang digunakan:
a. Plastik dare berbagai macam jenis 250 kg 650 162.500
b. Kayu bakar 0,5 m3 150.000 75.000
Bangunan
a. Gudang penyimpanan plastik ukuran ( 3 x4 ) m 12 m2 900.000 10.800.000
b. Gudang penyimpanan hasil produksi 12 m2 900.000 10.800.000
24.765.000
2 Insentif Tenaga Kerja
a. Tenaga produksi ( bagian lapangan) 3 orang 9 ho 60.000 540.000
b. Tenaga administrasi dan pembukuan 2 orang 8 ho 60.000 480.000
c. Tim Ahli maksismum 30 %
- Ketua 1 orang, ( untuk 1x 8 bulan) 1 ho 4.000.000 4.000.000
- Anggota 2 orang ( 2 x 8 bulan) 2 ho 3.500.000 7.000.000
- Mahasiswa 3 orang ( 3 x 8 bulan) 3 ho 750.000 2.250.000
14.270.000
3 Keperluan Dinas
a. Perjalanan Dinas 3 kali 1.250.000 3.750.000
b. Rapat koordinasi tim dan mitra (1) dan mitra (2) 3 kali 1.240.000 3.715.000
4 Pelaporan dan publikasi 1 kali 3.500.000 3.500.000
50.000.000
22
Lampiran 5. Pernyataan Kesedian Mitra (1) dan (2)
Dengan ini menyatakan kesedia untuk mengikuti program ipteks bagi masyarakat, sesuai hasil
rapat dan diskusi yang telah diputuskan bersama dengan Tim Program Iptek bagi Masyratakat
(IbM) LPPM UIKA Bogor
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran, agar dapat dipergunakan
sebagimana mestinya.
( Mulyadi )
23
SURAT PERNYATAAN KESEDIAN
MITRA -2
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran, agar dapat dipergunakan
sebagimana mestinya.
24