Oleh :
SUBHAN, S.Kep
NIM 010030236 B
ETIOLOGI/PENYEBABNYA
Penyebab yang pasti dari terjadinya Benigne Prostat Hyperplasia sampai sekarang
belum diketahui secara pasti, tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya
Benigne Prostat Hyperplasia yaitu testis dan usia lanjut.
Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang diduga
timbulnya Benigne Prostat Hyperplasia antara lain :
1. Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT)
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen akan menyebabkan epitel
dan stroma dari kelenjar prostatmengalami hiperplasia.
2. Ketidak seimbangan estrogen testoteron
Dengan meningkatnya usia pada pria terjadi peningkatan hormon Estrogen dan
penurunan testosteron sedangkan estradiol tetap. yang dapat menyebabkan
terjadinya hyperplasia stroma.
3. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth faktor atau fibroblas gorwth faktor dan
penurunan transforming gorwth faktor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan
epitel.
4. Penurunan sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan
epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori stem cell
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
(Roger Kirby, 1994 : 38).
Patofisiologi
Sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia, jika
prostat membesar akan meluas ke atas (bladder), di dalam mempersempit saluran
uretra prostatica dan menyumbat aliran urine. Keadaan ini dapat meningkatkan
tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka
otot detrusor dan buli-buli berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urine
keluar. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomi dari buli-buli
berupa : Hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sekula dan
difertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan klien sebagai keluhan
pada saluran kencing bagian bawah atau Lower Urinary Tract Symptom/LUTS
(Basuki, 2000 : 76).
Pada fase-fase awal dari Prostat Hyperplasia, kompensasi oleh muskulus destrusor
berhasil dengan sempurna. Artinya pola dan kualitas dari miksi tidak banyak berubah.
Pada fase ini disebut Sebagai Prostat Hyperplasia Kompensata. Lama kelamaan
kemampuan kompensasi menjadi berkurang dan pola serta kualitas miksi berubah,
kekuatan serta lamanya kontraksi dari muskulus destrusor menjadi tidak adekuat
sehingga tersisalah urine di dalam buli-buli saat proses miksi berakhir seringkali
Prostat Hyperplasia menambah kompensasi ini dengan jalan meningkatkan tekanan
intra abdominal (mengejan) sehingga tidak jarang disertai timbulnya hernia dan
haemorhoid puncak dari kegagalan kompensasi adalah tidak berhasilnya melakukan
ekspulsi urine dan terjadinya retensi urine, keadaan ini disebut sebagai Prostat
Hyperplasia Dekompensata. Fase Dekompensasi yang masih akut menimbulkan rasa
nyeri dan dalam beberapa hari menjadi kronis dan terjadilah inkontinensia urine
secara berkala akan mengalir sendiri tanpa dapat dikendalikan, sedangkan buli-buli
tetap penuh. Ini terjadi oleh karena buli-buli tidak sanggup menampung atau dilatasi
lagi. Puncak dari kegagalan kompensasi adalah ketidak mampuan otot detrusor
memompa urine dan menjadi retensi urine.Retensi urine yang kronis dapat
mengakibatkan kemunduran fungsi ginjal (Sunaryo, H. 1999 : 11)
TESTIS USIA LANJUT
(FASE DEKOMPENSASI)
NYERI
REFLUKS VESIKA INKONTINENSIA
URETRAL KOMPENSASI
OLEH TEKANAN PARADOKSA MENINGKATKAN
TEKANAN INTRA OVERFLOW TEKANAN INTRA
DILATASI URETER (HYDRO URETER)
INCONTINENSIA ABDOMINAL
(TEKANAN INTRA
VASKULER
PALVIO KALIKS GINJAL (HYDRONEFROTIK)
URINARIA DARI
KERUSAKAN GINJAL
GAGAL GINJAL
Proses Miksi
Fase pengisian
Fase ekspulsi :
Reseptor Strecth
Syaraf Otonom PS S2 - 4
BPH P up meningkat
PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan
Suspect BPH umur > 60 tahun
Pola urinari : frekuensi, nocturia, disuria.
Gejala obstruksi leher buli-buli : prostatisme (Hesitansi, pancaran, melemah,
intermitensi, terminal dribbling, terasa ada sisa) Jika frekuensi dan noctoria tak
disertai gejala pembatasan aliran non Obstruktive seperti infeksi.
BPH hematuri
1. Pemeriksaan Fisik
Perhatian khusus pada abdomen ; Defisiensi nutrisi, edema, pruritus,
echymosis menunjukkan renal insufisiensi dari obstruksi yang lama.
Distensi kandung kemih
Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra pubik retensi urine
Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan ini akan menimbulkan pasien
ingin buang air kecil retensi urine
Perkusi : Redup residual urine
Pemeriksaan penis : uretra kemungkinan adanya penyebab lain misalnya
stenose meatus, striktur uretra, batu uretra/femosis.
Pemeriksaan Rectal Toucher (Colok Dubur) posisi knee chest
Syarat : buli-buli kosong/dikosongkan
Tujuan : Menentukan konsistensi prostat
Menentukan besar prostat
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada Pemeriksaan Radiologi ditujukan untuk
a. Menentukan volume Benigne Prostat Hyperplasia
b. Menentukan derajat disfungsi buli-buli dan volume residual urine
c. Mencari ada tidaknya kelainan baik yang berhubungan dengan Benigne
Prostat Hyperplasia atau tidak
3. Pemeriksaan Endoskopi.
4. Pemeriksaan Uroflowmetri
Berperan penting dalam diagnosa dan evaluasi klien dengan obstruksi leher buli-
buli
Q max : > 15 ml/detik non obstruksi
10 - 15 ml/detik border line
< 10 ml/detik obstruktif
5. Pemeriksaan Laborat
Urinalisis (test glukosa, bekuan darah, UL, DL, RFT, LFT, Elektrolit, Na,/K,
Protein/Albumin, pH dan Urine Kultur)
Jika infeksi:pH urine alkalin, spesimen terhadap Sel Darah Putih, Sel Darah
Merah atau PUS.
RFT evaluasi fungsi renal
Serum Acid Phosphatase Prostat Malignancy
Perencanaan/Penatalaksanaan
Tujuan: klien tidak akan mengalami berbagai komplikasi dari pengobatan retensi
Urine.
Intervensi:
A Non Pembedahan
1. Memperkecil gejala obstruksi hal-hal yang menyebabkan pelepasan
cairan prostat.
(1) Prostatic massage
(2) Frekuensi coitus meningkat
(3) Masturbasi
B. Pembedahan
1. Trans Uretral Reseksi Prostat : 90 - 95 %
2. Open Prostatectomy : 5 - 10 %
BPH yang besar (50 - 100 gram) Tidak habis direseksi dalam 1 jam.
Disertai Batu Buli Buli Besar (>2,5cm), multiple. Fasilitas TUR tak ada.
Kontra Indikasi
IMA
CVA akut
Tujuan :
Mengurangi gejala yang disertai dengan obstruksi leher buli-buli
Memperbaiki kualitas hidup
1) Trans Uretral Reseksi Prostat 90 - 95 %
Dilakukan bila pembesaran pada lobus medial.
Keuntungan :
Lebih aman pada klien yang mengalami resiko tinggi pembedahan
Tak perlu insisi pembedahan
Hospitalisasi dan penyebuhan pendek
Kerugian :
Jaringan prostat dapat tumbuh kembali
Kemungkinan trauma urethra strictura urethra.
3) Perianal Prostatectomy
Pembesaran prostat disertai batu buli-buli
Mengobati abces prostat yang tak respon terhadap terapi conservatif
Memperbaiki komplikasi : laserasi kapsul prostat
3. Perawatan Kateter
Kateter uretra yang dipasang pada pasca operasi prostat yaitu folley kateter 3
lubang (treeway catheter) ukuran 24 Fr.
Ketiga lubang tersebut gunanya :
1. untuk mengisibalon, antara 30 40 ml cairan
2. untuk melakukan irigasi/spoling
3. untuk keluarnya cairan (urine dan cairan spoling).
Setelah 6 jam pertama sampai 24 jam kateter tadi biasanya ditraksi dengan
merekatkan ke salah satu paha pasien dengan tarikan berat beban antara 2 5 kg.
Paha ini tidak boleh fleksi selama traksi masih diperlukan.
Paling lambat pagi harinya traksi harus dilepas dan fiksasi kateter dipindahkan
ke paha bagian proximal/ke arah inguinal agar tidak terjadi penekanan pada
uretra bagian penosskrotal. Guna dari traksi adalah untuk mencegah perdarahan
dari prostat yang diambil mengalir di dalam buli-buli, membeku dan menyumbat
pada kateter.
Bila terlambat melepas kateter traksi, dikemudian hari terjadi stenosis leher buli-
buli karena mengalami ischemia.
Kecepatan irigasi tergantung dari warna urine, bila urine merah spoling
dipercepat dan warna urine harus sering dilihat. Mobilisasi duduk dan berjalan
urine tetap jernih, maka spoling dapat dihentikan dan pipa spoling dilepas.
Kateter dilepas pada hari kelima. Setelah kateter dilepas maka harus
diperhatikan miksi penderita. Bisa atau tudak, bila bisa berapa jumlahnya harus
diukur dan dicatat atau dilakukan uroflowmetri.
A. TUR P
Setelah TUR P klien dipasang tree way folley cateter dengan retensi balon 30
40 ml. Kateter di tarik untuk membantu hemostasis
Intruksikan klien untuk tidak mencoba mengosongkan bladder Otot bladder
kontraksi nyeri spasme
CBI (Continuous Bladder Irigation) dengan normal salin mencegah obstruksi
atau komplikasi lain CBI P. Folley cateter diangkat 2 3 hari berikutnya
Ketika kateter diangkat timbul keluhan : frekuensi, dribbling, kebocoran
normal
Post TUR P : urine bercampur bekuan darah, tissue debris meningkat
intake cairan minimal 3000 ml/hari membantu menurunkan disuria dan
menjaga urine tetap jernih.
B. OPEN PROSTATECTOMY
Resiko post operative bleeding pada 24 jam pertama oleh karena bladder spsme
atau pergerakan
Monitor out put urine tiap 2 jam dan tanda vital tiap 4 jam
Arterial bleeding urine kemerahan (saos) + clotting
Venous bleeding urine seperti anggur traction kateter
Vetropubic prostatectomy
Observasi : drainage purulent, demam, nyeri meningkat deep wound
infection, pelvic abcess
Suprapubic prostatectomy
Perlu Continuous Bladder Irigation via suprapubic klien diinstruksikan
tetap tidur sampai Continuous Bladder Irigation dihentikan
Kateter uretra diangkat hari 3 4 post op
Setelah kateter diangkat, kateter supra pubic di clamp dan klien disuruh
miksi dan dicek residual urine, jika residual urine 75 ml, kateter diangkat
EVALUASI
Kreteria yang diharapkan terhadap diagnosis yang berhubungan dengan obstruksi
urinari adalah :
1. Mengatasi obstruksi urine tanpa infeksi atau komplikasi yang permanen
2. Tidak mengalami tekanan atau nyeri berkepanjangan
3. Mengungkapkan penurunan atau tak adanya kecemasan tentang retensio urine.
4. Menunjukan tingkat fungsi sexual kembali sebagaimana sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
B. IDENTITAS PASIEN
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 0C
Nadi : 120 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 140/80 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping
hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi,
hasil thorax foto KP dengan curiga multipel bulla paru kanan serta
efusi pleura kanan/minimal
(13) Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung
alkohol.
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit
stress menghadapi tindakan operasi.
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus
dengan dunia luar, kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya
mahal.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama islam, ajaran agama
dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah sholat 5
waktu sehari dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan
oleh masjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh
masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya
C. DIAGNOSTIC TEST
Laboratoriun
Hb : 15,3 mg/dl (13,4 mg/dl)
Leukosit : 12.000
BSN : 98 mg/dl ( 140 mg/dl)
2 jam pp : 200
BUN : 21 mg/dl (10 20)
Serum Creatinin : 0,7 mg/dl (0,6 1,3)
Kalium : 4 mmol/l (3,5 5,2 mmol/l)
Natrium : 140 mmol/l (135 146 mmol/l)
Albumin : 3,4 gr/dl (3,2 3,5 gr/dl)
SGOT : 21 U/L
SGPT : 12 U/L
Bilirubin Direk : 0,14
Bilirubin Total : 0,32
NAMA
Diagnosa TUJUAN DAN PERAWAT
Tgl. Keperawatan/Data HASIL YANG RENCANA TINDAKAN rasional /
Penunjang DIHARAPKAN MAHASIS
WA
2 April Kecemasan berhubungan Tujuan : - Berikan dorongan terhadap tiap-tiap - Untuk mengurangi rasa cemas
2002 dengan rencana Rasa cemas dapat proses kehilangan status kesehatan yang
pembedahan dan diatasi/berkurang. timbul.
kehilangan status Kriteria : - Berikan privacy dan lingkungan yang - privacy dan lingkungan yang nyaman
kesehatan. - Pasien dapat nyaman. dapat mengurangi rasa cemas.
Data Penunjang : menyatakan - Batasi staf perawat/petugas kesehatan - Untuk dapat lebih memberikan
- Klien mengatakan kecemasan yang yang menangani pasien. ketenangan.
sedikit stress dirasakan. - Observasi bahasa non verbal dan bahasa - Untuk mendeteksi dini terhadap
menghadapi tindakan - Pasien dapat verbal dari gejala-gejala kecemasan. masalah
operasi. Klien beristirahat dengan - Temani pasien bila gejala-gejala - Untuk mengurangi rasa cemas
mengatakan kurang tenang. kecemasan timbul.
tidur baik pada waktu - Tensi dan Nadi dalam - Berikan kesempatan bagi pasien untuk - Kemampuan pemecahan masalah pasien
27
siang maupun malam batas normal. mengekspresikan perasaannya . meningkat bila lingkungan nyaman dan
hari. Klien tampak - Ekspresi wajah mendukung diberikan.
terganggu tegang dan ceria/rileks. - Hindari konfrontasi dengan pasien. - Untuk mengurangi ketegangan pasien
gelisah dengan - Berikan informasi tentang program - Informasi yang diberikan dapat
kondisi ruang pengobatan dan hal-hal lain yang membantu mengurangi
perawatan yang ramai mencemaskan pasien. kecemasan/ansietas
- Tensi 140/80 mmHg - Lakukan intervensi keperawatan dengan - Untuk menghindari kemungkinan yang
- Nadi = 120 X/mt hati-hati dan lakukan komunikasi tidak diinginkan
terapeutik.
- Anjurkan pasien istirahat sesuai dengan - Untuk mengurangi ketegangan dan
yang diprogramkan. kecemasan pasien
- Berikan dorongan pada pasien bila - Untuk mengurangi ketergantungan
sudah dapat merawat diri sendiri untuk pasien
meningkatkan harga dirinya sesuai
dengan kondisi penyakit.
- Hargai setiap pendapat dan keputusan - Untuk meningkatkan harga diri pasien.
pasien. S u b h a n
3 April Kurangnya pengetahuan Tujuan : - Kaji tingkat pengetahuan pasien dan - Pengetahuan membantu
2002 tentang sifat penyakit, Pengetahuan pasien keluarga tentang sifat penyakit, mengembangkan kepatuhan pasien dan
28
pemeriksaan diagnostik tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan keluarga terhadap rencana terapeutik
dan tujuan tindakan yang pemeriksaan diagnostik tindakan yang diprogramkan.
diprogramkan dan tujuan tindakan yang - Berikan penjelasan tentang sifat - Untuk menambah pengetahuan pasien
berhubungan dengan diprogramkan meningkat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan
kurangnya informasi yang Kriteria tujuan tindakan yang diprogramkan.
akurat pada klien. - Pasien dapat - Berikan kesempatan pasien dan - Meningkatkan kemampuan pasien untuk
Data Penunjang : menjelaskan kembali keluarga untuk mengekspresikan memecahkan masalah
- Pasien menyatakan tentang sifat penyakit, perasaannya dan mengajukan
belum memahami tujuan tindakan yang pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
tentang sifat penyakit, diprogramkan dan dipahami.
pemeriksaan pemeriksaan - Diskusikan pentingnya banyak minum - Untuk menambah pengetahuan pasien
diagnostik dan tujuan diagnostik. air putih 3 4 liter perhari selama tidak bahwa cairan dapat membantu
tindakan yang - Pasien tidak bertanya ada kontra indikasi. pembersihan ginjal
diprogramkan. lagi tentang sifat - Batasi aktifitas fisik yang berat. - Untuk mencegah kekambuhan Hernia
- Pasien bertanya-tanya penyakit, pemeriksaan yang juga dideritanya
tentang sifat penyakit, diagnostik dan tujuan
pemeriksaan tindakan yang
diagnostik dan tujuan diprogramkan.
tindakan yang
diprogramkan. S u b h a n
29
4 April Resiko tinggi terhadap Tujuan : - Pertahankan sistem kateter steril, - Mencegah masuknya bakteri dan
2002 Infeksi Saluran Kencing Infeksi dapat dicecah Berikan betadine pada kateter dan ujung infeksi/sepsis lanjutan
berhubungan dengan Kriteria hasil : uretra kemudian tutup dengan kasa
pemasangan Dower - Mencapai waktu - Observasi tanda dan gejala Infeksi - Mendeteksi infeksi sejak dini
Cateter yang lama operasi tidak Saluran Kencing
mengalami tanda - Kolaborasi dengan dokter untuk - Untuk mengurangi kemungkinan reseko
infeksi. penggantian Dower Kateter atau Infeksi Saluran Kencing.
pemberian obat Antibiotika S u b h a n
30
3. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA
Tgl. Jam TINDAKAN KEPERAWATAN PERAWAT /
MAHASISWA
2 April 2002 18.00 - Memberikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.
WIB - Memberikan privacy dan lingkungan yang nyaman.
- Membatasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.
- Mengobservasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
- Menemani pasien bila gejala-gejala kecemasan timbul.
- Memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaannya .
- Menghindari konfrontasi dengan pasien.
- Memberikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan pasien.
- Melakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.
- Menganjurkan pasien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.
- Memberikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan
harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
- Menghargai setiap pendapat dan keputusan pasien. S u b h a n
3 April 2002 10.00 - Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik
WIB dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
- Memberikan penjelasan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
diprogramkan.
- Memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
- Mendiskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra
indikasi.
- Membatasi aktifitas fisik yang berat. S u b h a n
4 April 2002 10.00 - Mempertahankan sistem kateter steril, memberikan betadine pada kateter dan ujung uretra
WIB kemudian tutup dengan kasa
- Mengobservasi tanda dan gejala Infeksi Saluran Kencing
- Mengkolaborasi dengan dokter untuk penggantian Dower Kateter atau pemberian obat Antibiotika S u b h a n
4. EVALUASI
NAMA
Tgl. Diagnosa Keperawatan Evaluasi PERAWAT /
MAHASISWA
2 April 2002 Kecemasan berhubungan dengan rencana Rasa cemas dapat diatasi/berkurang.
pembedahan dan kehilangan status kesehatan. Kriteria :
- Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakan.
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
- Tensi dan Nadi dalam batas normal.
- Ekspresi wajah ceria/rileks. S u b h a n
3 April 2002 Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, Pengetahuan pasien tentang sifat penyakit, pemeriksaan
pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.meningkat
diprogramkan berhubungan dengan kurangnya Kriteria
informasi yang akurat pada klien. - Pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit,
pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
diprogramkan.
- Pasien tidak bertanya lagi tentang sifat penyakit,
pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
diprogramkan. S u b h a n
4 April 2002 Resiko tinggi terhadap Infeksi Saluran Kencing Infeksi dapat dicecah
berhubungan dengan pemasangan Dower Cateter Kriteria hasil :
yang lama - Mencapai waktu operasi tidak mengalami tanda infeksi. S u b h a n