Anda di halaman 1dari 5

Jembatan Selat Sunda Dan Resiko Bencana

Alam..?!
21 November 2009 at 19:07

"Kami hanya mau memohon perhatian para wakil kami

(rakyat) agar uang rakyat tidak terbuang percuma oleh kelicikan oknum," Photo by:Google Images Jembatan

Jawa Sumatra tulisan (1)


Suara Rakyat untuk Komisi V

Kutipan: Omega Soemarso-Netherlands

Pemerintah memprioritaskan pembangunan Jembatan penghubung Jawa dan


Sumatra. Diperkirakan akan menelan biaya Rp. 100Trilyun atau sekitar US$10
Milyar.
Perkiraan-perkiraan dan asumsi-asumsi yang dibuat didasarkan kepada
kondisi alam di Luar Negeri. Menurut kami jarus ada pengkajian yang lebih
mendalam mengingat Selat Sunda adalah daerah resiko bencana alam yang
termasuk sangat tinggi sehingga konstruksi yang di buat harus memenuhi
standar tahan bencana yang cukup tinggi. Kerusakan jembatan atau
terowongan yang diakibatkan sebuah bencana akan menelan ribuan korban.
Jadi harus ada fasilitas evakuasi terapung dan udara yang memadai selama
24 jam/hari, Fasilitas Pemadam Kebakaran darat laut udara, Fasilitas Gawat
Darurat yang berstandar tertinggi di dunia.
Fasilitas pendataan kendaraan dan orang yang menyeberang dslb.
Sedangkan kondisi alam dan manusia Indonesia umumnya dan Jawa Sumatra
Khususnya sangat berbeda dengan nagara lain manapun di dunia yang
pernbah membangun jembatan dan terowongan melalui laut.
Bencana-bancana yang dapat terjadi setiap saat:
A. Alam:
1. Gempa Bumi skala rriochter diatas 8.
2. Pergeseran dasar laut dan daratan
3. Letusan Gunung
4. Tsunami
5. Badai
7. Kuat arus laut yang tinggi
B. Konstruksi
C. Ulah manusia
1. Pelanggaran Aturan DLLAJ
2..Pelanggaran LL
3. Pelanggaran emisi gas buang
4. Vandalisme.
Kesimpulan:
1. Ada kemungkinan biaya akan membengkak
2. Bila resiko tidak diperhtungkan maka akan sulit mendapatkan minat
investor
3. Idem Investor sulit mendapatkan financing.
4. Pemerintah harus benar-benar memperhitungkan perencanaan dasar dan
Studinya selama ada bagian2 yang akan membebani APBN/APBD
Solusi:
Studi yang benar2 matang perlu di kaji oleh lembaga Pemerintah, BAPENAS,
BPPT, LIPI sebelum anggaran biaya dapat disetujui.

Catatan:
1. Jangan sampai pemerintah dalam hal ini kebobolan oleh idee yang baik tapi
ternyata kedodoran dan hilang dana oleh sesuatu yang pada akhirnya tidak
realistis mengingat resiko dan pencegahannya serta penanggulangannya bila
resiko itu terjadi.
2. Ada dugaan bahwa idee sebenarnya diluncurkan oleh swasta yang melihat
keuntungan dari proyek tersebut namun akan melibatkan pemerintah dalam
dana awal dan penanggulangan resikonya.
3. Ada oknum2 yang dibayar untuk memuluskan idee ini baik di Pemerintah
(Pusat maupun daerah) maupun di DPR (/D)

Kami hanya mau memohon perhatian para wakil kami (rakyat) agar uang
rakyat tidak terbuang percuma oleh kelicikan oknum.
...................... (1)

Jembatan Jawa Sumatra (2)


Suara Rakyat untuk Komisi V

Rencana Pembangunan Jembatan penghubung Jawa dan Sumatra yang


diperkirakan akan menelan biaya Rp. 100Trilyun atau sekitar US$10 Milyar
belum menjawab beberapa pertanyaan fundamental.
1. Kebutuhan
Kebutuhan yang dikemukakan adalah bahwa lalulintas barang dan orang
antara Jawa dan Sumatera yang akan meningkat melampaui kapasitas
angkutan laut dan udara saat ini.
Padahal secara ekonomis transportasi laut antar pulau sampai saat ini di
seluruh dunia masih termurah dibandingkan dengan udara atau jembatan.
Angkutan melalui jembatan kereta api juga masih ekonomis dari pada
jembatan kendaraan untuk kendaraan lainnya.
Kebutuhan peningkatan ekonomi daerah yang dijembatani tidak akan
terpebuhi dengan adanya jembatan penghubung Jawa Sumatera.

2. Kapasitas saat ini


Saat ini penghubung kedua pulau dilayani oleh kapal-kapal Ferry dimana
keterisian rata2 hanya 70% itupun hanya dilayani oleh 16 dari 34 kapal ferry
karena keterbatasan dermaga. Bila seluruh armada dioperasikan maka
tingkat keterisian rata-rata hanya mencapai 30%.
Keterbatasan lain nya adalah jalan lintas Sumatera dan Tol Trans Jawa yang
belum siap menampung arus kendaraan yang menyeberang antara Jawa dan
Sumatera.
Simpang susun Tomang sudah melebihi kapasitas dan belum ada alternative
lain.
3. Alternatif
Untuk menyalurkan arus orang dan barang antara Jawa dan Sumatera
sebaiknya di optimalkan dulu keterisian Ferry yang ada.
Pada peningkatan arus barang dan orang maka sebaiknya dipertimbangkan
- Peningkatan kapasitas kapal barang Jawa Sumatera yang menghubungkan
pelabuhan2 di Jawa dan di Sumatera.
- Pengembangan angkutan kereta api untuk orang dan barang sampai ke
pelabuhan-pelabuhan di Jawa dan Sumatra.
- Angkutan orang saat ini di dominasi kendaraan umum bus yang masih bisa
dipertimbangkan pengembangan kapal cepat pengangkut orang antar kota
antar pulau karena tingkat ekonomis dan keamanananya lebih tinggi dari pada
angkutan jalan raya.
4. Perbandingan Biaya dan alternative
Biaya yang diperkirakan 100 Trilyun lebih dimana kebutuhannya belum
signifikan (30% keterisian kapasitas Ferry dengan 34 kapal tanpa
keterbatasan dermaga). Maka masih dapat diupayakan penambahan kapasitas
dermaga . Dan setelah itu bila keterisian sudah mencapai 70% maka masih
dapat dipertimbangkan peningkatan kapasitas angkutan laut antar kota dan
antar pulau Jawa dan Sumatera dengan kombinasi angkutan darat Kereta api
sampai ke pelabuhan pelabuhan di Jawa dan Sumatera.
Bila dan 100 Trilyun memang sudah ada tersedia dan siap untuk di
investasikan maka dalam konteks Jawa Sumatera perlu dimanfaatkan terlebih
dahulu untuk pengembangan Dermaga, Pelabuhan dan Lintas KA.
Biaya tersebut sebaiknya dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur
yang berdampak bagi pengentasan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia yang
saat ini kebutuhannya pada prioritas yang lebih tinggi daripada jembatan
penghubung Jawa Sumatera.
Misalnya:
1. Angkutan Kereta Api rel ganda Jawa Sumatera dan daerah-daerah lainnya
untuk membatasi petumbuhan beban arus lalu lintas jalan raya.
2. Angkutan Kereta Api yang menghubungi kota-kota besar dengan Pelabuhan
Laut dan Bandara Udara. Karena lebih efisien, ekonomis dan aman bagi
penumpang dan barang.
3. Penambahan armada angkutan laut yang cepat, aman dan nyaman bagi
penumnpang dan barang.
Studi kelayakan akan menunjukkan nilai ekonomis yang baik bagi
penyelenggara angkutan KA dan Kapal, serta lebih baik bagi pengguna jasa
angkutan KA dan Kapal dengan nilai tambah keamanan dan kenyamanan.
Dengan adanya angkutan Kapal dan KA maka terbuka juga lowongan
pekerjaan yang tidak sedikit dibidang perkeretaapian dan perkapalan yang
mencakup bidang fabrikase, konstruksi, perawatan dan perbaikan dan
operasi.

Catatan tentang Investasi Swasta:


Pemerintah melirik kepada kemungkinan pembangunan Jembatan
Penghubung Jawa dan Sumatera oleh karena prestis sedangkan investasi
justru diharapkan dari swasta. Namun Pemerintah harus mempertimbangkan
dampak ekologis, sosial, budaya dan ekonomi yang akan membebani
pemerintah.
Mahalnya investasi akan juga membebani pengguna dengan biaya beban as
per kilometer yang bahkan jauh diatas jalan tol. Maka hal itu akan berdampak
kepada keseimbangan inflasi daerah dan pulau. Dampak pengangguran akibat
jembatan tersebut. Konstruksinya membutuhkan tenaga kerja dengan
kualifikasi yang berbeda dengan pembangunan jalan tol dengan jumlah yang
signifikan begitu pul dalam hal perawatan dan perbaikannya. Emergency
memiliki resiko yang jauh lebih tinggi dari segi keamanan, ekonomi dan
penangulangannya . Kemacetan di jalan tol saja sudah berdampak bagi
ekonomi baik itu akibat kecelakaan, kebakaran, ataupun hanya sekedar
ketidak disiplinan berlaulintas. dlsb. Jembatan penghubung Jawa Sumatera
menghadapai resiko-resiko tinggi al: Badai, angin, hujan, gempa, letusan
gunung, pergeseran dasar laut, kuat arus laut dan sabotase (asing, terror?)
Investasi swasta akan menuntut jaminan-jaminan pemerintah. MRT Jakarta
yang kebutuhan nya sudah lama saja dan ada yang mau investasi dari tahun
90an namun tidak pernah terlaksana karena kekuatan Rezim Orde Baru saja
tidak mampu memberikan jaminan apapun kepada mitra KKNnya. Monorel
Jakarta yang tidak perlu pembebasan tanah juga menyebabkan beberapa
investor mundur karena Pemerintah tidak sanggup menmberikan jaminan
yang mereka harapkan.
Investor lokal tidak akan sanggup tanpa pembiayaan pihak ketiga yang juga
akan meminta jaminan tertentu yang kemungkian juga tidak akan dapat
diberikan pemerintah (kalau misalnya ini bisa kenapa monorel tidak bisa?)
artinya ada agenda lain yang perlu diperhatikan dan belum tentu dapat
terbaca namun mari kita cermati bersama dengan perangkat anti Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme yang kuat. Sebelum Republik ini memiliki perangkat itu
nampaknya kita sebaiknya melihat kepada kebutuhan rakyat yang lebih hakiki
yaitu kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan. Serta peningkatan
kemampuan TNI dalam menjaga kedaulatan wilayah RI baik dari segi
profesionalisme dan alutsista serta kesejahteraan personil dan keluarganya.
Jangan sampai kecolongan pengusaha hitam yang merampok sesama
pengusaha dan masyarakat lalu berkolusi dan nampak bagai malaikat bagi
pihak-pihak tertentu dari hasil kejahatannya.
Segala kebijakan pemerintah ada biaya yang ditanggung rakyat jadi jangan
sampai disalah gunakan oleh oknum aparat maupun oknum pengusaha dan
oknum DPR/D melalui KKN atau kedok sosial dengan imbalan jasa terselubung
melalui kekuasaan atau seragam atau penegak hukum.

Kutipan: Omega Soemarso-Netherlands

Anda mungkin juga menyukai