LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN V
PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA
LAJU REAKSI
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap
perubahan waktu.Laju reaksi terukur, seringkali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu
perangkat. Contohnya, mungkin saja laju reaksi itu sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A
dan B, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = K [ A ]x . [ B ] y
Koefisien K disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung
pada temperatur.Persamaan sejenis ini ditentukan secara eksperimen disebut hukum laju
reaksi.Secara formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi dan sebagai
fungsi dari semua spesies yang ada termasuk produknya (Charles, 1992).
Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan yang utama.Penerapan praktisnya setelah
kita mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta laju reaksi, kita dapat meramalkan laju reaksi
dari komposisi campuran. Penerapan teoritis pada laju ini adalah : hukum laju merupakan
pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan harus konsisten dengan
hukum laju yang diamati (Keenan, 1989).
Pada kelajuan reaksi ternyata suhu juga berpengaruh, suhu juga hampir menaikkan kelajuan dari
setiap reaksi. Sebaliknya penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan, dan ini tidak
bergantung apakah reaksi eksotermis dan endotermis. Perubahan kelajuan terhadap suhu
dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan yang spesifik K (Moore,2005).
Untuk setiap reaksi, K naik dengan kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan berbeda- beda
dari sutau reaksi dengan reaksi yang lain. Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi
kemungkinan spesien perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena
mereka akan segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian dengan
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhinya kadang kadang dapat diketahui seberapa
jauh faktor faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi (Keenan, 1989)
Dalam berbagai reaksi kimia kita sering dapati reaksi berjalan sangat cepat dan adapula yang
berjalan sangat lambat. Keadaan demikian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor, yaitu
: konsentrasi, luas permukaan,suhu/tempratur,katalis/katalisator.
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula, dan sebaliknya
jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula.Untuk beberapa reaksi,
laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju
reaksi atau persamaan laju reaksi.
Pangkat pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi.Menentukan orde reaksi
dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan
konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung
dengan heterogen.Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat
mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena molekul molekul ini dapat bersentuhan satu
sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang bidang
yang bersentuhan dari kedua fasenya.Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul molekul
atom atom atau ion ion dari zat zat yang bereaksi telebih dahulu bertumbukkan.Maka
semakin luas permukaan suatu reaksi mak semakin cepat reaksi itu berlangsung.
Pada suhu yang tinggi, energi molekul molekul bertambah. Laju reaksi meningkat dengan
naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 oC akan menyebabkan kenaikkan laju reaksi
sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan suhu atau
menyebabkan makin cepatnya molekul molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif.Energi tumbukan bertambah yang diperlukan untuk
mencapai keadaan sehingga suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi pengaktifan.
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan menambahkan zat lain yang
disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis
menurunkan energy-energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan menbentuk tahap-tahap reaksi
yang baru.
Orde satu reaksi adalah jumlah semua eksponen dari konsentrasidalam persamaan laju reaksi,
atau bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan reaksi.Jika
laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu
pereaksi, maka reaksi itu dinyatakan sebagai orde pertama. Persamaan laju orde pertama dari tipe
laju reaksi K=k [A]1 Jika suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi
maka reaksi itu disebut orde ke dua atau k [A]2. Suatu reaksi tidak dapat bergantung pada
konsentrasisuatu pereaksi, perhatikan pereaksi umum A + B menghasilkan AB yang ternyata
orde pertama adalah A. jika kenaikan konsntrasi B tidak mungkin menaikan laju reaksi maka
reaksi itu disebut orde nol (Kitti, 1993).
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain
bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan
sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju
reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk
beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan
hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas permukaan (total) zat
padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin zat padat terbagi menjadi bagian kecil,
semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih
cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Bubuk padat memiliki
permukaan yang lebih besar dari pada sebuah bengkah zat padat.
d. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu
juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil Volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatkan laju
reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair
tidak memberikan perubahan apapun pada laju reaksi.
Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber, laju reaksi antara Hidrogen dan
Nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan tekanan yang sangat tinggi. alasan utama
menggunakan tekanan tinggi adalah untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam
keseimbangan campuran, namun hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada laju
reaksi juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan pada tekanan
tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak mengalami
perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu :
- Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
- Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
- Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya ikut beraksi
tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
- Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya berupa
logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi,
tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara
hingga apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah
bereaksi katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.
- Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk
hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.
Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan
antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel menghasilkan
reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah
tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal,
yaitu:
Frekuensi Tumbukan
Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi minimum
yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif yang disebut
juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-
pelan benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar.
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
- K : Ketetapan Jenis Reaksi
- X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A
- Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B
- m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi
Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada jenis
pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga K
berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar harga K.
V. CARA KERJA
A. Bagian A
- 50 ml natrium tiosulfat 0,25 M ditempatkan ke dalam gelas ukur yang beralas rata, setelah
itu dituangkan ke dalam gelas piala 250 ml
- Gelas piala tadi ditempatkan diatas sehelai kertas putoh tepat diatas tanda silang hitam yang
dibuat pada kertas tersebut, sehingga terlihat dari atas melalui larutan tiosulfat, tanda silang
itu terlihat jelas
- Tambahkan 2 ml HCl 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan nyalakan stopwatch atau
timer. Larutan diaduk agar campuran menjadi rata. Timer dimatikan setelah tepat tanda silang
tidak terlihat dari atas
- Suhu larutan diukur dan dicatat
- Langkah-langkah diatas diulangi dengan volume larutan tiosulfat yang berbeda-beda
B. Bagian B
- 10 ml larutan natrium tiosulfat 0,25 M dimasukkan kedalam gelas ukur, lalu encerkan
sampai volumenya 50 ml
- 2 ml HCl 1 M, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, gelas ukur dan tabung reaksi
ditempatkan pada penangas air (gelas piala yang berisi air sebanyak 300 ml) dipanaskan
hingga 350C digunakan hotpalte. Suhu diukur dengan thermometer dan dicatat.
- Stelah suhu yang diingikan diperoleh, gelas ukur tempatkandiatas kertas yang memiliki
tanda silang hitam, HCl ditambahkan kedalam larutan tiosulfat, stopwatch atau timer
dinyalakanpada waktu yang sama.larutan diaduk hingga tanda silang hitam tidak dapat
terlihat,waktu yang dibutuhkan dicatat sampai tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.
- Langkah diatas diulangi sampai suhu maksimal 600C(lakukan untuk suhu yang berbeda)
a. Laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat
Berdasarkan kurva diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi
natrium tiosulfat maka semakin cepat pula laju reaksi dan proses pengadukan yang cepat juga
berpengaruh terhadap proses laju reaksi. Waktu paling sedikit yang diperlukan terdapat pada
tiosulfat dengan konsentrasi 75 ml dengan waktu yang diperlukan 13,37 sekon. Waktu yang
diperlukan paling banyak terjadi pada konsentrasi tiosulfat 55 ml yaitu 35,02 detik.
Berdasarkan kurva diatas, laju reaksi terendah terjadi pada suhu 350C dengan waktu
yang diperlukan yaitu 60,45 sekon. Laju reaksi tertinggi terjadi pada suhu 650C dengan waktu
yang diperlukan 16,53 .
VII. PERHITUNGAN
- Pembuatan larutan Na2S2O3+5H2O
Mr Na2S2O3+5H2O = Ar Na + Ar S + Ar O + Ar 5H + Ar 5O
Mr Na2S2O3+5H2O = (232)+(322)+(163)+(512)+(516)= 248
Gram= =
M =
V1 C1 = V2 C2
V1 13,4 = 100 1
V1 =
Masukkan kedalam labu takar yang berisi 1/3 aquades, kemudian di aduk dan tambahkan
aqudes sampai berhimpit dengan tanda tera.
Teori yang menyatakan bahwa Laju reaksi dapat di percepat atau diperlambat dengan
mengubah suhunya adalah benar. karena Ketika suhu dinaikkan maka laju reaksi akan
meningkat pula. Teori yang menyatakan jika konsentrasi zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi
suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil adalah benar dan cepat
tidaknya mengaduk larutan juga berpengaruh karena ketika praktek ke 2 kali dan mengaduk
sedikit lambat waktu juga justru bertambah.
Pembuatan larutan Natrium tiosulfat 0,25 M didapatkan dengan cara mencari massa nya
tersebut diperoleh hasil massa Natrium tiosulfat yang harus dtimbang yaitu 31gram. Saat
ingin membuat larutan HCl 1 M dibuat dengan menggunakan rumus dasar V1 C1 = V2
C2dan dari perhitungan diperoleh 7,4626 ml lalu dibulatkan menjadi 7,5 ml.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
- pengaruh suhu sangat besar pada laju reaksi, semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka
semakin cepat tanda silang di kertas tersebut tidak terlihat.
- semakin cepat kita mengaduk larutan maka waktu yang diperlukan agar tanda silang tidak
terlihat lagi semakin singkat.
- faktor yang mempengaruhi laju reaksi dipercobaan ini yaitu suhu dan konsentrasi
Pertanyaan :
1. Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh
Jawab: berdasarkan kurva yang diperoleh semakin tinggi suhu maka semakin cepat larutan
berubah warna, sehingga tanda silang hitam tidak terlihat. Dan semakin tinggi tingkat
konsentrasi maka semakin cepat tanda silang hitam tidak terlihat.
2. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi?
Jawab: faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah suhu dan tingkat konsentrasi.
3. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?
Jawab: Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan.
9.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan praktikan yaitu :
- Sebelum membuat larutan hendaknya bertanya terlebih dahulu jika kurang paham, agar tidak
ada larutan yang masih di butuhkan terbuang sia-sia
- Praktikkan harus menguasai langkah-langkah sesuai prosedur yang benar sehingga tidak
terjadi kesalahan
X. DAFTAR PUSTAKA
Khairiah, hanifah. 2016. Modul Praktikum Kimia Fisika. Politeknik Kampar. Hal 45-47.