Disusun Oleh :
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1. Teori Psikodinamika
Teori ini memandang pentingnya pengaruh lingkungan terutama lingkungan yang
diterima oleh individu pada awal perkembangannya. Lingkungan awal merupakan
pondasi yang menjadi pijakan kuat pada tahun-tahun berikutnya. Adapun dua ahli yang
termasuk dalam pengkajian Teori Psikodinamika adalah Sigmund Freud dan Erik
Erikson.
a. Teori Sigmund Freud
Teori Freud menyatakan bahwa kepribadian tersusun dari tiga komponen: id,
ego dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari instink dan dorongan mendasar
yang mencari kepuasan langsung tanpa menghiraukan konsekuensinya. Sebagai
contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk
makan atau minum. id ini sangat penting dalam hidup, karena itu dapat memastikan
bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan
menangis sampai tuntutan id terpenuhi. Ego mulai berkembang selama tahun
pertama kehidupan, ego terdiri dari proses mental, daya penalaran dan pikiran sehat
yang membantu id menentukan ekspresi tanpa mengalami masalah. Superego
berkembang dari puncak kedewasaan, identifikasi dan model orang tua, serta dari
masyarakat. Superego menjadi kata hati yag berusaha mempengaruhi perilaku untuk
menyesuaikan diri dengan harapan-harapan sosial. Id dan superego sering
bertentangan, menyebabkan kesalahan, kegelisahan, dan gangguan pada individu.
Menurut Freud, salah satu cara orang mengurangi atau menghilangkan kegelisahan
dan konflik adalah dengan menggunakan mekanisme pertahanan yang digunakan
secara tak sadar dan menjadi patologis atau penyakit jika digunakan secara
berlebihan. Mekanisme pertahanan tersebut antara lain:
1. Repression (penekanan): dorongan hati yang tidak pantas dengan
mendesaknya ke dalam pikiran tidak sadar.
2. Regression (kemunduran): kembali ke bentuk-bentuk awal atau kembali pada
kemampuan tahap perkembangan sebelumnya yaitu adanya bentuk kekanak-
kanakan dari perilaku ketika menghadapi kegelisahan.
3. Sublimation: menggantikan perilaku yang tidak disukai atau yang tidak layak
dengan perilaku yang diterima secara sosial.
4. Displacement (penggantian): mengubah emosi yang kuat dari sumber frustasi
dan melepaskannya kepada obyek atau orang lain.
5. Reaction formation (pembentukan reaksi): bertindak yang sepenuhnya
berlawanan dengan perasaannya untuk menyembunyikan perasaan-perasaan
yang tidak diterima.
Menurut Freud, mekanisme pertahanan yang paling kuat dan paling meresap
adalah represi, karena represi bekerja menolak dorongan-dorongan id yang tidak
diinginkan di luar kesadaran dan kembali ke pikiran tidak sadar.
1
Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY press.
4. Tahap laten, berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas. Anak
menekan semua minat terhadap seks dan mengembangkan ketrampilan sosial dan
intelektual.
5. Tahap genital, berawal dari masa pubertas dan seterusnya. Tahap ini ialah suatu
masa kebangkitan seksual.
Teori Erikson jauh lebih luas daripada teori Freud dan mencakup keseluruhan
masa hidup, dengan perhatian pada variasi yang lebih luasa dari faktor-faktor
motivasi dan lingkungan.
Gagasan utama dalam aliran ini adalah bahwa untuk mempelajari tingkah
laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah
laku yang tampak, bukan dengan mengamati kegiatan bagian dalam tubuh. Menurut
Watson, adalah tidak bertanggung jawab dan tidak ilmiah mempelajari tingkah laku
manusia semata-mata didasarkan atas kejadian-kejadian subjektif, yakni kejadian-
kejadian yang diperkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak dapat diamati dan
diukur. Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem
pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan
respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang
mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Toeri belajar sosial mengatakan bahwa anak-anak belajar dengan mengamati perilaku
orang lain dan dengan meniru perilaku mereka. Ahli teori pembelajaran sosial telah
memberi banyak sumbangan untuk pemahaman tentang perkembangan manusia
dengan menekankan peran pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku.
3. Teori Humanistik
Teori humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap
teori psikodinamika dan behavioristik. Tokoh teori ini adalah Charlotte Buhler (1893
1974), (Teori tahap Perkembanagan), Abraham Maslow (1908 1970) (Teori Hierarkhi
Kebutuhan) dan Carl Rogers (1902 1987) (Teori Pertumbuhan Personal). Tokoh teori
ini meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari
konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengondisian yang sederhana.
Teori ini menyiratkan penolakan terhadap pendapat bahwa tingkah laku manusia semata-
mata ditentukan oleh faktor di luar dirinya. Sebaliknya, teori ini melihat manusia sebagai
aktor dalam drama kehdiupan, bukan reaktor terhadap instink atau tekanan lingkungan.
Teori ini berfokus paa pentingnya pengalaman disadari yang bersifat subjektif dan self-
direction.
Humanisme menggunakan pandangan yang sangat positif dari sifat dasar manusia
dan mengatakan bahwa orang bebas menggunakan kemampuan mereka yang
unggul/superior untuk membuat pilihan cerdas dan mewujudkan potensi penuh mereka
sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Implikasinya terhadap pendidikan adalah
sebagai berikut2
4. Teori Kognitif
Ada 2 teori sebagai pendekatan dasar untuk memahami kognisi. Pendekatan
pertama adalah Piagetian Approach yang menekankan perubahan kualitatif dalam cara
berpikir mereka ketika berkembang. Pendekatan kedua adalah Teori Vygotsky.
2
Baharudin dan Wahyuni , N.E. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruz media.
a. Piaget: Perkembangan Kognitif
Jean Piaget (1896 1980) adalah psikolog perkembangan dari Swiss. Piaget
mengajarkan bahwa perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan
otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan.
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
3
http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2011/02/15/teori-perkembangan/
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
b. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky lahir di Rusia pada tahun 1986. Satu hal pernyataan Vygotsky
yang terkenal adalah Pembelajaran dan perkembangan merupakan dua hal yang
saling berkaitan sejak hari pertama kehidupan manusia.
Salah satu konsep penting dari teori Vygotsky adalah Zone of Proximal
Developmental (ZPD). Vygotsky mendefinisikannya untuk tugas-tugas yang sulit
dikuasai sendiri oleh siswa, tetapi dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan
orang dewasa atau siswa yang lebih terampil. Ia yakin bahwa siswa pada sisi
pembelajaran konsep baru dapat memperoleh manfaat dari interaksi dengan seorang
pendidik atau teman kelas. Bantuan yang pendidik atau teman sebaya berikan sebagai
scaffolding. Scaffolding ini diartikan sebagai kerangka pengetahuan yang disiapkan
saat masa kematangan tiba. Dengan cara yang sama, orang dewasa dan teman sebaya
dapat membantu seorang anak mencapai konsep atau kecakapan baru dengan
memberikan informasi yang mendukung. Vygotsky percaya hal ini dapat dilakukan
bukan hanya oleh pendidik tetapi juga oleh kelompok anak yang telah memiliki
kecakapan yang diinginkan.
Salah satu perbedaan utama dalam pendekatan Piaget dan Vygotsky adalah
Piaget membuktikan bahwa anak-anak memperoleh keuntungan dari eksplorasi dan
penemuan yang diprakarsai sendiri dari metode-metode pengajaran yang merespon
tingkat pemahaman. Sementara, Vygotsky menekankan peran orang dewasa dalam
memimpin perkembangan, yaitu bukan hanya mencocokkan lingkungan pembelajaran
melainkan juga membuat lingkungan dimana para peserta didik dengan bantuan orang
lain di sekitarnya dapat memperluas dan meningkatkan pemahaman mereka saat itu.
Kontribusi utama dari Vygotsky untuk pemahaman tentang perkembangan
individu adalah pemahamannya mengenai kepentingan interaksi dengan pendidikan
dan teman sebaya dalam mengembangkan pengetahuan siswa tersebut.
5. Teori Ekologi
a. Pokok Teori Ekologi
Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem
mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya
dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi segala aspek
perkembangannya. Teori ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner
tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari pengaruh
interaksi langsung pada indvidu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas.
Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem,
makrosistem, dan kronosistem.
6. Teori Etologi
a. Lorentz: Imprinting
Ethology menekankan bahwa perilaku adalah perilaku dari evolusi dan
ditentukan secara biologis. Tiap spesies mempelajari bagaimana cara beradaptasi agar
dapat bertahan hidup. Melalui proses seleksi alam yang mampu bertahan hidup dapat
mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunannya.
Salah satu tokoh yang menjelaskan tentang attachment theory adalah John
Bowlby. Bayi tidak dilahirkan dengan attachmen pada siapapun; ibu, ayah atau orang
lain. Namun karena kelangsungan hidup bayi bergantung pada pengasuh yang
mencintai, bayi perlu mengembangkan attachment. Bowlby menyatakan bahwa
selama enam bulan pertama, attachment bayi cukup luas. Bayi menjadi lekat pada
orang-oramg secara umum, sehingga mereka nampak tidak memiliki preferensi
khusus akan siapa yang merawatnya. Namun, dari enam bulan ke depan, attachment
menjadi lebih spesifik. Anak bisa mengembangkan multiple attachment, tapi semua
itu dengan berbagai pihak, seperti ibu, ayah, pengasuh sehingga anak gelisah ketika
ditinggalkkan bersama pengasuh yang tidak dikenalnya.
c. Hinde: Periode Perkembangan Sensitif
Etholog Robert Hinde, lebih menyukai istilah priode sensitif daripada periode
kritis pada masa-masa tertenti ketika organisme lebih dipengaruhi pleh jenis-jenis
pengalaman khusus. Istilah periode sensitif, yang awalnya digunakan oleh Maria
Montessori, nampaknya lebih luas dan merupakan konsep yang lebih fleksibel
daripada konsep yang lebih sempit dari perode kritis. Dengan anak-anak manusia,
nampak ada periode sensitif secara khusus pada perkembangan bahasa, ikatan
emosional, atau hubungan sosial. Ketika defisit terjadi selama masa sensitif tersebut,
pertanyaan yang ada apakah mereka bisa dipulihkan selama periode perkembangan
selanjutnya. Hal ini ternyata tergantung pada sejauhmana pengalaman awal dan
pengaruh lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan individu tersebut.
Baharudin dan Wahyuni, N.E. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruz
media.
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY press.