Anda di halaman 1dari 119

DARI RAKYAT AMERIKA

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan


Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa

MODUL PELATIHAN - Maret 2017

Prak k yang Baik


IV
di Sekolah Dasar/ Madrasah Ib daiyah
(SD/MI)

Pembelajaran
Matema ka
www.prioritaspendidikan.org
PRAKTIK YANG BAIK
DI SEKOLAH DASAR dan
MADRASAH IBTIDAIYAH
(SD dan MI)

Modul Pelatihan IV: Matematika

Maret 2017
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United
States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini
merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and
Opprtunities for Reaching Indonesias Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan
tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Pengantar Pengantar

Daftar Isi

Halaman

Unit 1 Garis Tinggi Segitiga 1


Unit 2 Pecahan 15
Unit 3 Bilangan Bulat 35
Unit 4 Nilai Tempat 49
Unit 5 Bangun Datar 69
Unit 6 Kesebangunan 85

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI v


Pengantar Pengantar

Kata Pengantar

Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesias Teachers,
Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia dilaksanakan untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang
bermutu. Untuk mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan
program pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan
kelompok kerja di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas
ini adalah guru dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala
sekolah, komite sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten
terpilih di tujuah propinsi mitra PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan
melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK
sebagai penyedia layanan untuk pendidikan dalam jabatan.

Modul IV yang digunakan dalam pelatihan ini berfokus pada isi/materi mata pelajaran
daripada metodologi seperti modul-modul sebelumnya (Modul I, II, dan III). Materi tersebut
meliputi mata pelajaran: Literasi kelas awal, IPA, dan Matematika (SD/MI); Bahasa Indonesia,
IPA, dan Matematika (SMP/MTs) dan tertuang dalam modul terpisah untuk tiap mata
pelajaran dan jenjang sekolah tersebut. Jadi, modul IV ini berjumlah 6 modul, 3 buah untuk
SD/MI dan 3 buah untuk SMP/MTs.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Sekolah Menengah tingkat Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah ini memuat materi yang terkait Bilangan, Geomentri, Aljabar, dan Statistika.

Pemilihan materi dalam modul Matematika ini pada umumnya berdasar pada miskonsepsi
(salah paham), kesulitan siswa dalam memahami, dan/atau kesulitan guru dalam mengajarkan
konsep dalam materi tersebut. Dengan demikian, pelatihan yang menggunakan modul ini
diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman guru terkait materi tersebut
sehingga masalah miskonsepsi atau kesulitan yang dialami guru dalam mengajarmateri itu
sedikit demi sedikit dapat diatasi. Secara garis besar, modul ini berisi materi-materi berikut.

Unit 1: Garis Tinggi Segitiga. Pada unit ini peserta diminta untuk berurun pengalaman
tentang miskonsepsi siswa yang pernah mereka alami pada siswa mereka terkait garistinggi
segitiga. Selanjutnya, mereka diminta mengamati hasil kerja siswa dan menganalisis apa saja
miskonsepsi yang terlihat, memperkirakan penyebabnya, dan merumuskan kegiatan untuk
mengatasi atau menghindari miskonsepsi tersebut. Peserta juga diminta menggambar garis
tinggi berbagai segitiga, termasuk segitiga tumpul, dan dengan berbagai posisi segitiga, dan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI


vi
Pengantar Pengantar

merumuskan pengertian garistinggi segitiga. Di akhir mereka diminta merancang lembar


kerja yang menjamin siswa tidak mengalami miskonsepsi terkait garistinggi segitiga.

Unit 2: Membandingkan Pecahan. Unit ini membahas kesalahan siswa dalam


membandingkan dua pecahan. Peserta diminta mengungkapkan pengalaman mereka tentang
miskonsepsi apa saja yang mereka temukan di lapangan, mengidentifikasi kemungkinan
penyebab, dan merumuskan kegiatan belajar untuk mengatasi atau menghindari miskonsepsi
tersebut. Selanjutnya, diberikan daftar pasangan pecahan, mereka diminta menentukan cara
menentukan pecahan yang lebih besah/kecil dengan cara lain selain menyamakan penyebut.
Hal ini untuk memperkaya mereka (guru) terkait cara menetukan pecahan yang lebih besar.
Selain itu, mereka diminta mengkaji kelebihan dan kekurangan berbagai model pecahan
(Model LUAS, GARIS BILANGAN, atau HIMPUNAN) dalam memahamkan pengertian
pecahan kepada siswa, termasuk memudahkan siswa dalam pembandingan dua pecahan.

Unit 3: Bilangan Bulat. Unit ini membahas kesulitan siswa dalam memahami dan
kesulitan guru dalam mengajarkan operasi bilangan yang melibatkan bilangan bulat negatif.
Pada unit ini diperkenalkan cara/peragaan hadap kiri/kanan dan maju/mundur pada garis
bilangan untuk menyelesaikan operasi bilangan yang melibatkan bilangan bulat negatif.
Peserta menyimulasikan bagaimana proses menjumlah/mengurang yang melibatkan bilangan
bulat negatif dengan menerapkan cara hadap kiri/kanan dan maju/mundur pada garis
bilangan yang mereka buat di lantai atau dinding.

Unit 4: Nilai Tempat. Unit ini membahas kesalahan siswa dalam menuliskan nama
bilangan, misal untuk bilangan tiga angka yang terdapat nol di tengah; demikian juga dalam
membandingkan dua pecahan desimal: 11,17 dianggap lebih besar dari 11,5. Peserta
mengkaji berbagai kesalahan siswa, mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dan
merumuskan kegiatan untuk mengatasi/menghindari kesalahan tersebut. Selanjutnya,
peserta mengalami modelling dalam penanaman konsep nilai tempat yang dianggap menjadi
penyebab miskonsepsi siswa dalam masalah di atas. Pada modelling tersebut diperlihatkan
bagaimana nilai tempat puluhan bernilai 10 kali nilai tempat satuan. Secara umum, nilai
suatu tempat pada tempat bilangan selalu 10 kali nilai tempat di sebelah kanan.

Unit 5: Bangun Datar. Unit ini membahas miskonsepsi siswa terkait keliling bangun
datar gabungan. Peserta diminta mengidentifikasi kebiasaan salah siswa terkait bangun
datar gabungan, mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dan merumuskan kegiatan untuk
mengatasi/menghindari miskonsepsi tersebut. Peserta, selain diminta menghitung keliling
bangun datar gabungan juga luas bangun datar gabungan. Hal ini untuk mengkontraskan
perbedaan antara keduanya.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI vii


Pengantar Pengantar

Unit 6: Kesebangunan. Unit ini membahas miskonsepsi siswa terkait bangun yang
sebangun dan bangun yang sama dan sebangun. Peserta diminta mengidentifikasi bangun
mana saja yang sebangun dan yang sama dan sebangun dari beberapa bangun yang
disediakan. Dari kegiatan ini lahir syarat kesebangunan. Selanjutnya peserta diminta
melukis bangun yang sebangun dan bangun yang sama dan sebangun dari bangun yang
disediakan. Peserta juga mengidentifikasi penerapan kesebangunan dalam kehidupan sehari-
hari.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI


viii
Pengantar Pengantar

JADWAL PELATIHAN
Berikut adalah contoh Jadwal Pelatihan untuk Pelatih (TOT) Provinsi.

Jadwal Pelatihan untuk Pelatih (ToT) Modul 4 Provinsi Matematika SD/MI

Waktu Unit Materi Keterangan


Hari - 0 (Persiapan)
Penjelasan umum tim penyusun modul dan
08.00 09.00 Pleno
fasilitator
Tim fasilitator melakukan persiapan ToT:
- Bedah modul dan memahami langkah setiap 2 Ruang untuk 2 kelompok
unit, (SD/MI dan SMP/MTs)
09.00 17.00 - cek kelengkapan hand-out dan Power Point,
- mengatur ruang, (Siang hari peserta check
- mengecek perlengkapan lainnya, In)
- Gladi bersih pembukaan, dll.
Hari 1

Pembukaan
a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (5)
08.00 08.20 b. Sambutan Penjelasan program daan modul
oleh perwakilan USAID PRIORITAS (10)
Doa dan penutup (5)
- Kontrak belajar
08.20 08.45
- Penjelasan modul 4 Matematika
08.45 10.15 Unit 1 SMP/MTs
Garis Tinggi Segitiga
10.15 10.45 Istirahat
10.45 11.15 Garis Tinggi Segitiga (lanjutan)
11.15 12.15 Unit 2 Membandingkan Pecahan
12.15 13.15 Isama
13.15 14.15 Membandingkan Pecahan (lanjutan)

14.15 15.15 Unit 3 Bilangan Bulat

15.15 15.30 Istirahat


Bilangan Bulat (lanjutan)
15.30 16.30 Unit 3

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI ix


Pengantar Pengantar

Hari 2
08.00 10.00 Unit 4 Nilai Tempat
10.00 10.15 Istirahat
10.15 12.15 Unit 5 Bangun Datar
12.15 13.15 Isama

13.15 15.15 Unit 6 Kesebangunan

15.15 15.45 Penutupan

Catatan:

ATK
Alat tulis kantor (ATK) yang diperlukan dalam pelatihan ini: Kertas plano/flipchart, karton
manila, HVS (putih, biru, hijau, kuning, pink), post-it warna-warni, selotip kertas, lem stick,
gunting sedang, cutter, penggaris plastik 30 cm, dan white-board marker. (Jumlah yang
dibutuhkan untuk tiap butir ATK harus dihitung tersendiri berdasarkan jumlah peserta
pelatihan).

TIK
Alat yang perlu ada untuk mendukung sesi presentasi di lokasi pelatihan adalah:
a. Proyektor LCD
b. Laptop atau desktop untuk presentasi
c. Layar proyektor LCD

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI


x
UNIT 1
GARIS TINGGI SEGITIGA
UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

UNIT 1
GARIS TINGGI SEGITIGA

Pendahuluan
Masih terjadi pemahaman siswa yang
salah terkait pengertian garis tinggi
sebuah segitiga. Seolah siswa memahami
garis tinggi segitiga sebagai garis yang
harus selalu vertikal dan alas suatu
segitiga harus selalu di posisi sisi segitiga
bagian bawah dan mendatar. Siswa
hampir dipastikan salah ketika
menggambar garis tinggi segitiga tumpul.
Mereka menggambarkannya dengan
Guru mencontohkan penggunaan alat peraga garis bilangan
menarik garis dari titik puncak lurus ke dari batang singkong kepada siswanya.
alas dengan posisi miring. Hal ini juga
mengesankan bahwa dalam pemahaman mereka, garis tinggi harus selalu berada di dalam
segitiga tersebut.

Di sisi lain, contoh segitiga yang digunakan dalam membelajarkan garis tinggi segitiga
kepada siswa kurang bervariasi dan alas suatu segitiga hampir selalu ditunjukkan pada sisi
bawah dan mendatar.

Sesi ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengalaman kepada para guru sehingga
pembelajaran matematika tidak lagi memungkinkan siswa memiliki pemahan yang kurang
tepat, khususnya terkait garis tinggi segitiga.

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:

1. mengidentifikasi miskonsepsi siswa dalam menentukan garis tinggi suatu segitiga


2. menentukan garis tinggi segitiga
3. memecahkan masalah sehari-hari yang terkait dengan garis tinggi segitiga
4. merancang lembar kerja terkait garis tinggi segitiga.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 3


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Sumber dan Bahan


1. Materi Presentasi Unit 1
2. Lembar kerja peserta: LKP 1.1, LKP 1.2a, LKP 1.2b, dan LKP 1.3

Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan pada sesi ini adalah 120 menit. Rincian alokasi
waktu dapat dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Application Reflection Extension


5 menit 10 menit 90 menit 10 menit 5 menit

Fasilitator Urun gagasan Kegiatan 1(10): Memeriksa Saran


menjelaskan terkait Identifikasi ketercapaian identifikasi
latar belakang, miskonsepsi Miskonsepsi tujuan sesi. miskonsepsi
tujuan, dan garis dan masalah lain dan
Kegiatan 2(30): Memberi
besar kegiatan pembelajaran Menggambar Garis rumuskan
tentang garis penguatan penyelesaian.
Tinggi Segitiga
terkait
tinggi segitiga
Kegiatan 3(20): garistinggi Saran
Menyelesaikan Soal segitiga praktikkan
Cerita pembelajaran
garis tinggi
Kegiatan 4 (30): secara tepat.
Merancang Lembar
Kerja

4 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Perincian Langkah-langkah Kegiatan

I
Introduction (5 menit)
1. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan
dilakukan pada unit ini.

C
Connection (10 menit)
Urun Gagasan/Pengalaman 10

1. Fasilitator mengajak peserta untuk ber-URUN GAGASAN terkait materi tinggi


segitiga dengan mengajukan pertanyaan:
a. Apa sajakah miskonsepsi siswa terkait garis tinggi segitiga? (Sisi SISWA)
b. Apa kira-kira penyebab miskonsepsi tersebut terkait pembelajarannya? (Sisi
GURU)

2. Fasilitator menuliskan jawaban peserta di flipchart/white board.

Catatan untuk Fasilitator

Kemungkinan jawaban:
Miskonsepsi: Siswa menggambar garis tinggi segitiga tumpul ditarik
dari titik puncak ke sisi di depannya dengan posisi miring;
Masalah Pembelajaran, antara lain:
1. Contoh segitiga yang digunakan untuk membelajarkan garis
tinggi segitiga kepada siswa kurang bervariasi; selalu segitiga
lancip;
2. Dalam pembelajaran garis tinggi, alas suatu segitiga hampir
selalu ditunjukkan pada sisi bawah mendatar.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 5


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

A
Application (90 menit)
Kegiatan 1: Identifikasi Miskonsepsi Kerja Kelompok 10

1. Fasilitatormeminta peserta untuk mengidentifikasil miskonsepsi siswa dan


kemungkinan penyebab terkait garis tinggi segitiga (Gunakan LKP 1.1)

2. Fasilitator meminta kelompok untuk saling berbagi hasil kajian dengan kelompok lain
(Alur kunjung karya: Kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 dan seterusnya);

3. Fasilitator menegaskan kembali:


- Apa saja miskonsepsi yang tercermin dari hasil kerja siswa tersebut;
- Kemungkinan penyebab terkait pembelajaran garis tinggi segitiga.

Catatan untuk Fasilitator

Kemungkinan jawaban:
Masalah: Siswa tidak memahami secara tepat pengertian garis tinggi
sebuah segitiga.
Kemungkinan Penyebab dalam Pembelajaran, antara lain:
1. Contoh segitiga yang digunakan untuk membelajarkan garis tinggi
segitiga kepada siswa kurang bervariasi;
2. Dalam pembelajaran garis tinggi, alas suatu segitiga hampir
selalu ditunjukkan pada sisi bawah mendatar.

Kegiatan 2 : Menggambar Garis tinggi Segitiga 30

1. Secara INDIVIDUAL, peserta diminta menggambar garis tinggi dengan menggunakan


LKP 1.2a kemudian LKP 1.2b
2. Secara BERKELOMPOK, peserta diminta untuk berbagi hasil kerja dan mendiskusikan:

a. apakah gambar garis tinggi segitiga tersebut tepat? (LKP 1.2b)


b. apakah rumusan definisi garis tinggi tersebut lengkap? (LKP 1.2b)

Catatan untuk Fasilitator

Garis tinggi suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut
tegak lurus (900) terhadap sisi di hadapannya atau perpanjangan sisi
tersebut.

6 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Kegiatan 3 : Menyelesaikan Masalah Sehari-hari 20

1. Secara BERPASANGAN, peserta diminta menyelesaikan masalah sehari-hari dengan


menggunakan LKP 1.3
(Catatan: Mengukur tinggi tenda dengan cara menentukan tinggi segitiga-pintu
tenda)

2. Secara BERKELOMPOK, peserta diminta untuk berbagi hasil kerja dan berpandu pada
pertanyaan:
a. Apakah ada cara lain menentukan tinggi pintu tenda tersebut? Bagaimana?
b. Apa pendapat Saudara terkait kesesuaian masalah tersebut dengan tingkat
pemahaman siswa SD/MI? Jelaskan !

Kegiatan 4 : Merancang Lembar Kerja 30

1. Secara BERPASANGAN, peserta diminta merancang lembar kerja terkait garis tinggi
segitiga yang memungkinkan siswa:
- menggambar garis tinggi secara benar.

Catatan: Sampaikan kepada peserta bahwa LKP 1.2a dan LKP 1.2b dapat memberi
inspirasi)

2. Peserta diminta untuk saling bertukar hasil kerja dan memberikan komentar terutama
terkait KETEPATAN definisi dan KEBENARAN gambar garis tinggi segitiga.

R
Reflection (10 menit)
Refleksi
1. Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud garis tinggi suatu segitiga?
b. Hal penting apa sajakah yang harus diperhatikan dalam menentukkan garis tinggi
suatu segitiga?

Penguatan
1. Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:
a. Garis tinggi sebuah segitiga merupakan garis yang ditarik dari titik sudut tegak
lurus terhadap sisi atau perpanjang sisi di hadapan titik tersebut (alas).
b. Sebuah segitiga memiliki tiga buah garis tinggi.
c. Garis tinggi sebuah segitiga tidak selalu berada di dalam daerah segitiga.
d. Alas segitiga tidak selalu di posisi bawah.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 7


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

E
Extension (5 menit)
Sebagai pengembangan, fasilitator meminta peserta untuk:

1. Mengidentifikasi miskonsepsi lain yang mungkin ada dalam menentukan garis tinggi
segitiga, kemudian merumuskan penyelesaiannya;
2. Mempraktikan pembelajaran terkait menentukan garis tinggi segitiga dengan
langkah-langkah yang menjamin tidak terjadi miskonsepsi dan dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.

8 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Lembar Kerja Peserta 1.1


Identifikasi Miskonsepsi

Di atas adalah hasil kerja/jawaban siswa ketika mereka diberi gambar berbagai segitiga
(tanpa huruf t dan garis tinggi) dan diminta untuk menggambarkan/menentukan garis
tinggi.

Diskusikan:

Apa sajakah pemahaman siswa yang salah (miskonsepsi) tentang garis tinggi yang
tercermin dari hasil kerja siswa tersebut?

Apa sajakah kemungkinan PENYEBAB dari masalah tersebut terkait


pembelajarannya?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 9


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Lembar Kerja Peserta 1.2a


Mengonstruksi Pengertian Tinggi Segitiga
Perhatikan gambar mengukur tinggi anak berikut ini.

120
cm

100
cm

0 cm

Berapakah tinggi anak tersebut?

Perhatikan gambar mengukur tinggi segitiga berikut ini.

10 cm
8 cm

0 cm 0 cm

Berapakah tinggi segitiga pada gambar Berapakah tinggi segitiga pada gambar di
atas? Berikan alasan.
tersebut? Berikan alasan.

10 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Lembar Kerja Peserta 1.2b


Menentukan Garis tinggi Segitiga

1. Ketiga segitiga berikut ini adalah sama dan sebangun

Ukurlah garis tinggi ketiga segitiga tersebut dengan menggunakan


penggaris!
Jelaskan bagaimana cara Anda mengukur tinggi ketiga segitiga tersebut?

2. Gambarkanlah semua garis tinggi dari tiap segitiga berikut:

C C

A B A B
(I) (II)

A B
(IV) (III)

Dari pengalaman menggambar garis tinggi segitiga di atas, apa rumusan


DEFINISI garis tinggi segitiga?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 11


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

Lembar Kerja Peserta 1.3


Menyelesaikan Masalah Sehari-hari
Fina mengikuti kegiatan perkemahan di Sukamaju. Sesampainya di lokasi,
tenda-tenda telah terpasang di area bumi perkemahan. Fina dan regunya
mendapatkan tugas mencari ranting pohon untuk memasang bendera regu di
depan tenda, dengan syarat ranting pohon yang dicari harus minimal setinggi
tenda yang telah dipasang.

Apa yang dilakukan oleh Fina untuk dapat menentukan berapa panjang
ranting kayu yang harus dicari?

12 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

MATERI PRESENTASI UNIT 1

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 13


UNIT 1
Garis Tinggi Segitiga

14 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
MEMBANDINGKAN PECAHAN
UNIT 2
Membandingkan Pecahan

16 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

UNIT 2
MEMBANDINGKAN PECAHAN

Pendahuluan
Bilangan pecahan, sesuai dengan
kurikulum sekolah, dibelajarkan mulai
dari kelas III Sekolah Dasar (SD).
Namun, sering ditemukan tersajikan
secara abstrak sehingga siswa mengalami
kesulitan. Di lapangan terungkap bahwa
terdapat kelemahan penguasaan materi
oleh siswa pada pecahan dan operasi-
operasi pada pecahan. Selain fakta ini,
secara teoretis dituliskan juga bahwa
Siswa mempresentasikan konsep pecahan dari membelah
pecahan merupakan topik yang sulit buah semangka.
dibelajarkan dan sulit dipelajari
dibandingkan dengan bilangan bulat. Oleh sebab itu kemungkinan besar akan terjadi
miskonsepsi siswa dalam memahami pecahan. Miskonsepsi pada bilangan pecahan berawal
dari kesulitan siswa dalam memahami pengertian pecahan. Dalam pembahasan materi
pecahan terdapat salah satu pokok bahasan yang membahas mengenai perbandingan dua
pecahan. Beberapa siswa juga melakukan kesalahan dalam membandingkan dua pecahan
yang penyebutnya berbeda. Selain itu, beberapa siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah pecahan yang berkaitan dalam kehidupan sehari hari. Hal ini
tentunya menjadi hambatan bagi tercapainya kompetensi siswa dan juga materi lanjutan
dari pokok bahasan ini.

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat:
1. mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada saat membandingkan dua pecahan
2. mengidentifikasi kemungkinan penyebab miskonsepsi;
3. mengidentifikasi teknik/cara menentukan pecahan yang lebih besar tanpa menyamakan
penyebut atau kali-silang
4. mengidentifikasi berbagai ketentuan dalam konsep pecahan;

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 17


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Petunjuk Umum
Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa petunjuk
umum.
1. Sejak awal sesi, peserta dikelompokkan dalam kelompok heterogen dengan
memperhatikan memperhatikan aspek gender: pada tiap kelompok diusahakan ada
perempuan dan laki-laki.
2. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif melakukan kegiatan sesuai tugas
dalam workshop.

Sumber dan Bahan


1. Presentasi Unit 2
2. Lembar Kerja Peserta 2.1 : Membandingkan Pecahan
3. Lembar Kerja Peserta 2.2 : Model Pecahan
4. Lembar Kerja Peserta 2.3 : Pecahan
5. Informasi Tambahan 2.1 : Ketentuan terkait Pecahan
6. ATK : kertas flipchart, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, dan penempel
kertas

Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini.

18 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Aplication Reflection Extension


5 menit 10 menit 90 menit 10 menit 5 menit

Fasilitator Urun gagasan Kegiatan 1(15): Mengecek Fasilitator


menjelaskan latar terkait Identifikasi Teknik pemahaman memberi saran
belakang, tujuan, miskonsepsi Penentuan Pecahan (isi/materi) untuk:
dan garis besar yang sering Besar
Identifikasi
kegiatan terjadi pada - pengembangan
Kegiatan 2(30): pelajaran yang
siswa terkait skenario
pecahan. Kaji Model Penyajian dipetik pembelajaran
Pecahan Penguatan
Kegiatan 3(20): - identifikasi
Mengidentifikasi miskonsepsi lain
Ketentuan dalam dalam pecahan
Pecahan - kelompok dan susun
skenario.
Kegiatan 4(25): pembelajaran
Diskusi Implementasi

Perincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan
dilakukan pada unit ini.

Catatan untuk Fasilitator

Latar belakang, yaitu alasan topik ini dibahas, disampaikan secara umum seperti
yang tertulis pada power point, TIDAK diberi contoh secara spesifik karena pada
kegiatan Urun Pengalaman (Connection) peserta akan diminta menyampaikan
pengalaman mereka terkait miskonsepsi siswa dalam pecahan secara spesifik.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 19


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Connection (10 menit)


Urun Pengalaman

(1) Fasilitator meminta peserta mencermati hasil kerja siswa di bawah kemudian
menjawab pertanyaan berikut:

Apa masalah pada siswa yang


tergambar pada hasil kerjanya di
samping?
Apa saja kemungkinan penyebab
masalah tersebut terjadi?
Kegiatan belajar apakah yang perlu
dilakukan siswa agar masalah
tersebut tidak terjadi?

(2) Fasilitator menuliskan gagasan/pengalaman peserta pada flipchart/white board/slide


presentasi

Catatan untuk Fasilitator

Kemungkinan jawaban

Masalah siswa: Belum memahami konsep pecahan.


Kemungkinan penyebab: Ia memandang pecahan sebagai dua bilangan
bulat yang diberi tanda bagi/per. Terlihat yang ia bandingkan hanya
bilangan bulatnya; ia belum memahami makna 2/5, yaitu 2 dari 5
bagian yang SAMA
Kegiatan belajar apa?: Kegiatan yang memahamkan kembali pengertian
pecahan, misal 1/2, yaitu SATU dari DUA bagian yang SAMA. Misal,
disajikan berbagai gambar yang menunjukkan yang benar dan yang
salah (Dua bagian tidak sama besar); gambar 1/3 yang benar dan yang
salah, dan pecahan lain yang sederhana. Lalu siswa diminta
menunjukkan gambar pecahan yang benar.

20 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Application (90 menit)


Kegiatan 1 : Mengidentifikasi Teknik Penentuan Pecahan yang Lebih Besar
(15) --- Individual
(1) Peserta, secara individual, diminta untuk mengerjakan tugas pada LKP 2.1:
Membandingkan Pecahan;
(2) Peserta kemudian diminta untuk menuliskan Teknik/Cara mereka menentukan
pecahan yang lebih besar tersebut;
(3) Peserta diminta untuk berbagi gagasan terkait cara/teknik yang mereka gunakan,
kemudian merangkumnya sebagai hasil kelompok;
(4) Wakil satu kelompok diminta melaporkan hasil rangkumannya secara pleno,
kelompok lain menambahkan, jika ada.
(5) Fasilitator memberi penguatan terkait teknik ini menggunakan slide.

Kegiatan 2 : Kaji Model Penyajian Pecahan (30) Gunakan LKP 2.2: Model
Pecahan

Kerja Berpasangan

(1) Peserta diminta mengkaji 3 model penyajian pecahan berpandu pada pertanyaan:

a. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan tiap model tersebut dalam hal menjelaskan
konsep pecahan?
b. Untuk MEMULAI penanaman konsep pecahan kepada siswa , model manakah yang
paling tepat? Mengapa?
c. Model manakah yang diperkirakan paling efektif dalam pembandingan pecahan?
Mengapa?

Kerja Kelompok

(2) Dalam kelompok, semua pasangan berbagi hasil kajian dan merangkum hasil kajiannya;

Pleno

(3) Satu atau dua kelompok diminta menyampaikan rangkuman hasil kajian di depan kelas
dan kelompok lain memberikan komentar atau menambahkan;

(4) Fasilitator memberikan penguatan seperti tertulis dalan Catatan untuk Fasilitator di
bawah.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 21


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Catatan untuk Fasilitator

Model Luas

paling jelas menekankan konsep pecahan sebagai bagian-keseluruhan


bagus untuk memulai memahamkan pecahan
cukup esensial untuk kesan berbagi

Model Panjang/Garis Bilangan

membantu memahami bahwa pecahan adalah sebuah bilangan (daripada


sebuah bilangan di atas bilangan lain hasil riset);
membantu memahami konsep pecahan lain (Pecahan campuran)
memperlihatkan bahwa selalu ada pecahan lain di antara dua pecahan
(Terpenting);
lebih cocok dengan kehidupan sehari-hari, misal terkait dengan
pengukuran;
memudahkan pembandingan dengan pecahan lain;

Model Himpunan/Kuantitas

untuk beberapa siswa dianggap sulit karena mereka harus memahami


sekumpulan benda sebagai satu entitas.
membantu siswa dalam menghubungkan konsep pecahan dengan konsep
rasio.

Catatan ini tercantum juga pada Informasi Tambahan 2.1: Ketentuan terkait
Pecahan

Kegiatan 3 : Mengidentifikasi Ketentuan dalam Pecahan (20) --- Kerja


kelompok

(1) Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi ketentuan-ketentuan dalam


pecahan dengan menggunakan LKP 2.3;
(2) Setelah mengerjakan LKP 2.3, peserta diminta untuk merumuskan kegiatan
pembelajaran terkait dengan membandingkan 2 pecahan agar miskonsepsi tidak
terjadi;
(3) Fasilitator meminta peserta untuk menyajikan hasil diskusi kepada kelompok lain dan
kelompok lain diminta mengomentari;

22 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Catatan untuk Fasilitator

Ketentuan-ketentuan dalam pecahan antara lain:

1. Bagian-bagian dari keseluruhan harus SAMA UKURAN tapi tidak perlu sama
bentuk (Kasus 1);
2. Dalam pembandingan pecahan, keseluruhan harus sama ukuran (Kasus 2);
3. Pecahan TIDAK membicarakan UKURAN Keseluruhan atau Bagian,
melainkan HUBUNGAN antara Bagian dan Keseluruhan (Kasus 2)

Kegiatan 4 : Diskusi Implementasi (25) Kerja kelompok

(1) Secara berkelompok (4 6 orang), peserta diminta mengidentifikasi kegiatan mana


saja dari yang mereka alami dalam sesi ini yang dapat LANGSUNG (tanpa modifikasi
tingkat kesukaran) diterapkan kepada siswa dan memberikan alasan;
(2) Satu atau dua kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan
kelompok lain memberikan komentar;
(3) Fasilitator memberikan rangkuman dari hasil kerja kelompok.

Reflection (5 menit)
1. Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut:
Apa saja model penyajian konsep pecahan?
Hal penting apa saja yang harus diperhatikan dalam pembelajaran membandingkan
pecahan agar siswa tidak mengalami miskonsepsi?
Apa saja pelajaran yang dapat dipetik dari sesi ini?

2. Fasilitator memberikan penguatan sebagai berikut.

Tujuan utama pengembangan konsep pecahan adalah membantu siswa memahami


gagasan bagian-bagian dari keseluruhan, yaitu bagian-bagian sebagai hasil dari
keseluruhan atau unit yang dipartisi/dibagi kedalam porsi yang SAMA UKURAN
atau pembagian yang adil, tetapi TIDAK harus sama bentuk;

Kegiatan BERBAGI dengan hasil pembagian yang adil/sama merupakan kegiatan


yang baik untuk memulai memahami pecahan.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 23


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Ide pokok ttg pecahan adalah bahwa pecahan TIDAK membicarakan ukuran dari
Keseluruhan atau bagian-nya, melainkan Hubungan antara bagian dan
keseluruhan

Dalam peragaan pembandingan pecahan, ukuran keseluruhan harus sama.

Untuk melengkapi penguatan ini, fasilitator membagikan Informasi Tambahan 2.1:


Ketentuan terkait Pecahan, dan meminta peserta untuk membacanya (4 menit).

Extention
Fasilitator memberikan saran tentang kegiatan yang sebaiknya dilakukan peserta sete;ah
mengikutin sesi ini sebagai berikut.
1. Membuat skenario pembelajaran/lembar kerja terkait membandingkan pecahan yang
menjamin siswa tidak mengalami miskonsepsi;
2. Mengidentifikasil beberapa miskonsepsi lain terkait pecahan dan menyusun skenario
pembelajaran untuk perbaikannya.

24 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Lembar Kerja Peserta 2.1


Membandingkan Pecahan

Manakah dari tiap pasang pecahan berikut yang LEBIH BESAR? Lingkari, berikan alasan.
(JANGAN gunakan teknik menyamakan penyebut atau kali-menyilang !!!)

a. 4/5 atau 4/9 g. 7/12 atau 5/12


b. 4/7 atau 5/7 h. 3/5 atau 3/7
c. 3/8 atau 4/10 i. 5/8 atau 6/10
d. 5/3 atau 5/8 j. 9/8 atau 4/3
e. 3/4 atau 9/10 k. 4/6 atau 7/12
f. 3/8 atau 4/7 l. 8/9 atau 7/8

CARA/TEKNIK apa sajakah yang Saudara gunakan dalam menentukan pecahan mana
yang lebih besar tersebut?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 25


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Lembar Kerja Peserta 2.2


Model Pecahan
Paling sedikit ada 3 model untuk menjelaskan konsep pecahan:

1. Model LUAS

2. Model PANJANG/GARIS BILANGAN

0 1/4 1

0 3/4 1

3. Model HIMPUNAN/Kuantitas

1/4 3/4
Diskusikanlah,
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan tiap model tersebut dalam hal menjelaskan
konsep pecahan?
Untuk MEMULAI penanaman konsep pecahan kepada siswa , model manakah yang
paling tepat? Mengapa?
Model manakah yang diperkirakan paling efektif dalam pembandingan pecahan?
Mengapa?

26 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Lembar Kerja Peserta 2.3

Pecahan

Kasus 1: Konsep Pecahan

Manakah dari gambar di atas yang menunjukkan PEREMPATAN?


Mengapa yang lain BUKAN perempatan?

Kasus 2: Pembandingan Pecahan

Pecahan manakah
yang LEBIH BESAR?

1/2

1/3

Perhatikanlah kasus 1 dan kasus 2.

1. Ketentuan apakah yang dapat Anda rumuskan terkait pecahan?


2. Jika pada kasus 1 siswa menjawab salah untuk gambar (e) dan (g), apa pendapat
Anda terkait pemahaman siswa tentang pecahan?
3. Kegiatan apa yang dapat mengatasi/menghindari kesalahan tersebut?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 27


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Informasi Tambahan 2.1


Ketentuan terkait Pecahan*)
1. Tujuan utama pengembangan konsep pecahan adalah membantu siswa memahami
gagasan bagian dari keseluruhan, dimana tiap bagian harus berukuran SAMA tetapi
TIDAK harus sama bentuk;

1/4 1/4

Gambar: Peragaan 1/4 dengan bentuk berbeda tetapi ukuran sama

2. Memahami bahwa bagian harus sama ukuran (pada semua model: daerah, grs. bilangan,
dan himpunan) merupakan PENGETAHUAN PRASYARAT untuk operasi pecahan;

3. Dalam pembandingan dua atau lebih pecahan, ukuran keseluruhan HARUS SAMA.

Pecahan manakah yang lebih besar?

.. Ukuran
keseluruhan kedua
lingkaran TIDAK
sama TIDAK
1/2 boleh

1/3

Pecahan manakah yang lebih besar?

.. Ukuran
keseluruhan SAMA

1/2 1/3

28 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

4. Ide pokok Pecahan: Pecahan TIDAK membicarakan UKURAN Keseluruhan atau


ukuran Bagian, melainkan HUBUNGAN antara Bagian dan Keseluruhan;

5. Beberapa Teknik Penentuan Pecahan yang Lebih Besar/Kecil dalam Pembandingan


Dua Pecahan (Selain teknik Perkalian Silang dan untuk pecahan kurang dari 1)
Ukuran Keseluruhan Sama ------ 4/7 dan 5/7
(Jika Penyebut sama, maka pecahan terbesar adalah yang Pembilangnya terbesar)
Pembagi Besar Ukuran Bagian Kecil; atau sebaliknya ---- 3/5 dan 3/7
(Jika Pembilang sama maka pecahan terbesar adalah yang memiliki penyebut
terkecil)

Lebih dari/Kurang dari Setengah (Setengah dijadikan patokan) ------- 5/8 dan 3/7
(Pecahan terbesar adalah pecahan yang paling dekat ke .
Dekat ke Satu (Satu dijadikan patokan) ------ 9/10 dan 3/4
Siswa harus mengetahui semua teknik-teknik tersebut tetapi sebaiknyaTIDAK digali
sekaligus dari siswa dalam satu kali pertemuan.

6. Tiga Model Konsep Pecahan: Daerah/Luas, Garis Bilangan/Panjang, dan Himpunan.


a. Model Daerah/Luas
baik untuk memulai memahamkan pecahan 1/4
cukup esensial untuk kesan berbagi
paling jelas memperlihatkan konsep pecahan
sebagai bagian dari keseluruhan

b. Model Garis Bilangan/Panjang

0 1/4 1

Membantu siswa memahami bahwa pecahan adalah sebuah bilangan (bukan


sebagai dua bilangan bulat yang dipisah dengan tanda per)
Memperlihatkan bahwa selalu ada pecahan lain di antara dua pecahan
(Terpenting);
Lebih cocok dengan kehidupan sehari-hari, misal terkait dengan pengukuran
panjang;
Memudahkan pembandingan dua pecahan atau lebih.
c. Model Himpunan
Membantu siswa dalam menghubungkan konsep 1/4
pecahan dengan konsep rasio.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 29


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Ketentuan Ketentuan Apa ARTI Pecahan?


Model
KESELURUHAN BAGIAN
Luas dari suatu daerah Bagian dengan Bagian dihubungkan dengan
Daerah/Luas
yang ditentukan ukuran yang keseluruhan.
sama.
Unit panjang/jarak Panjang/jarak Lokasi suatu titik dikaitkan
Garis
dengan ukuran dengan 0 dan bilangan lain pada
Bilangan/Panjang
yang sama. garis bilangan.
Nilai berapa saja yang Jumlah objek Banyak objek pada himpunan
Himpunan
dianggap sebagai satu pada himpunan bagian dikaitkan dengan
himpunan bagian sama keseluruhan objek pada
banyak. himpunan tersebut.

7. Kegiatan BERBAGI (misal kue) dengan hasil pembagian yang adil/sama merupakan
kegiatan yang baik untuk MEMULAI memahami pecahan.

8. Berdasarkan penelitian, saran para ahli terkait pembelajaran Pecahan sebagai berikut:
a. Beri penekanan yang lebih besar pada MAKNA pecahan daripada prosedur
operasinya;
b. Sajikan model dan konteks yang bervariasi yang menggambarkan pecahan;
c. Tekankan bahwa pecahan adalah bilangan. Gunakan sebanyak mungkin garis
bilangan ketika menyajikan pecahan;
d. Sediakan waktu secukupnya bagi siswa untuk memahami pecahan yang senilai
(secara konkret dan simbolik) termasuk persamaan nama untuk pecahan tertentu
(Setengah = dua per empat, dsb.);
e. Latih siswa untuk mengestimasi/memperkirakan. Misal, disajikan gambar lingkaran
yang sebagian diarsir atau garis bilangan yang diberi titik pada jarak tertentu antara
0 1, siswa diminta memperkirakan bilangan pecahannya.

----------------------------------------------------

*) Sumber: Van De Walle, John A.; Karp, Karen S.; Bay-Williams, Jennifer M. (2013), Elementatry and Middle
School Mathematics: Teaching Developmentally (Eight Edition). USA:
Pearson Education.

30 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

MATERI PRESENTASI UNIT 2

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 31


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

32 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 33


UNIT 2
Membandingkan Pecahan

34 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
OPERASI BILANGAN BULAT
UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

UNIT 3
OPERASI BILANGAN BULAT

Pendahuluan
Operasi bilangan bulat negatif sangat
penting untuk dipahami oleh siswa SD,
namun pemahaman siswa masih sering
salah. Hal ini mungkin disebabkan karena
media/alat peraga dan cara
mengajarkannya kurang bervariasi.
Peragaan sering hanya menggunakan garis
bilangan yang dianggap masih bersifat
semi abstrak (belum konkret).
Pembelajarannya sendiri kurang
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
Kelompok siswa melakukan operasi hitung
misal dalam bentuk soal cerita. pengurangan dan penjumlahan dengan media biji
bijian.
Beberapa contoh kekurangcermatan yang
ditemukan dalam pembelajaran dan pemahaman bilangan bulat di sekolah dasar antara
lain: 1) Selisih dengan pengurangan: Ikan berenang sedalam 1 meter di bawah permukaan
laut, tepat di atas ikan tersebut terbang seekor burung yang tingginya 2 meter diatas
permukaan laut. Berapakah jarak antara ikan dan burung tersebut?. Jawaban anak 1 meter,
semestinya 3 meter. 2) Membandingkan dua bilangan bulat negatif, misalnya: Isilah titik
(.....) dengan simbol < atau > pada bilangan 5 4 sehingga benar. Jawaban anak:
5 > 4, semestinya 5 < 4. 3). Pembelajaran hanya menggunakan garis bilangan,
kurang memberikan variasi penggunaan alat peraga/media. Misal, guru menggunakan
bermain maju-mundur dan kancing dua warna (hijau = positif , merah = negatif).

Unit ini memberikan pemahaman kepada guru tentang konsep operasi (penjumlahan dan
pengurangan) bilangan bulat dan bagaimana guru mengajar dengan menggunakan
media/alat peraga yang bervariasi serta menyusun soal-soal cerita terkait kehidupan
sehari-hari yang dipahami siswa.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 37


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:

1. mengidentifikasi kesalahpahaman yang terjadi berkaitan dengan operasi penjumlahan


dan pengurangan bilangan bulat
2. menentukan media/alat peraga pada pembelajaran operasi bilangan bulat
3. menyusun soal cerita yang memuat operasi penjumlahan dan pengurangan melibatkan
bilangan bulat negatif dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari.

Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan dalam kelompok mata pelajaran matematika SD/MI;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.

Sumber dan Bahan


1. Materi Presentasi Unit 3
2. Lembar kerja peserta (LKP) 3.1 dan 3.2
3. Bahan bacaan

Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.

38 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Application Reflection Extension


5 menit 10 menit 95 menit 5 menit 5 menit

Fasilitator Urun gagasan Kegiatan 1 (10) : Mengecek Fasilitator


menjelaskan terkait perma- Bermain maju- pemahaman memberikan
latar belakang, salahan yang mundur saran dan
tujuan, dan garis sering muncul tugas lanjutan
besar kegiatan dalam menen- Kegiatan 2 (55): dari pelatihan
tukan hasil Media Penjumlahan yang telah
penjumalahan dan Pengurangan diberikan.
dan pengurang- Bilangan Bulat
an bilangan bulat Kegiatan 3 (30):
Menyusun soal cerita

Perincian Langkah-langkah Kegiatan

I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan
dilakukan pada unit ini.

C
Connection (10 menit)
Kegiatan 1: Urun Gagasan/Pengalaman terkait miskonsepsi (10)

(1) Fasilitator mengajak peserta untuk URUN GAGASAN terkait materi operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan memberikan pertanyaan:
(a) Permasalahan apa saja yang muncul dalam pembelajaran bilangan bulat?
(b) Media apa saja yang bisa digunakan guru dalam menentukan hasil penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
(2) Fasilitator menuliskan jawaban peserta di flipchart/white board.
(jawaban yang diharapkan: (a) siswa belum bisa menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif; (b) Media yang
digunakan belum bervariasi)

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 39


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

(3) Jawaban ini dapat menginspirasi peserta pada kegiatan selanjutnya, yaitu mengkaji
permainan, media yang bervariasi, soal cerita yang terkait dengan penjumlahan dan
pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif)

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan jawaban peserta untuk


mengemukakan miskonsepsi yang terjadi pada siswa terkait
penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat
negatif, serta berbagai media/alat peraganya.

A
Application (95 menit)
Kegiatan 1: Bermain Maju-Mundur untuk Penjumlahan/Pengurangan (30)

(1) Fasilitator menjelaskan beberapa ketentuan terkait peragaan


Penjumlahan/Pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif, sebagai berikut:
a. Peragaan menggunakan garis bilangan: bilangan positif berada di kanan nol;
bilangan negatif di kiri nol
b. Posisi awal model di titik nol

Tanda + = Hadap KANAN (Arah bilangan positif)

c. Hadap

Tanda - = Hadap KIRI (Arah bilangan negatif)

Operasi + = Langkah MAJU

d. Langkah

Operasi - = Langkah MUNDUR


e. Pergerakan model dari nol ke bilangan pertama (bilangan yang ditambah) tidak
dianggap operasi, hanya untuk cari posisi.

(2) Fasilitator memberikan contoh bagaimana meragakan penjumlahan dan


pengurangan yang melibatkan bilangan negatif.
(Sebelumnya, siapkan garis bilangan di lantai atau dinding dengan rentang bilangan -
9 hingga 9) ----- Model adalah fasilitator itu sendiri.

40 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Cotoh untuk 2 + (- 4) = .
a. Berdirilah di titik nol
b. Lihat bilangan pertama 2 adalah positif, hadapkan wajah ke kanan dan
melangkahlah 2x (Sekarang posisi model di angka 2)
c. Lihat bilangan penambah, yaitu 4 (negatif 4). Karena negatif, hadapkan wajah
ke kiri (arah negatif). Lihat operasinya tambah, maka melangkahlah maju 4x
(Sekarang posisi model di angka -2)
Jadi, 2 + (-4) = -2

Cotoh untuk 2 (- 4) = .
a. Berdirilah di titik nol
b. Lihat bilangan pertama 2 adalah positif, hadapkan wajah ke kanan dan
melangkahlah 2x (Sekarang posisi model di angka 2)
c. Lihat bilangan penambah, yaitu 4 (negatif 4). Karena negatif, hadapkan wajah
ke kiri (arah negatif). Lihat operasinya kurang, maka melangkahlah mundur
4x (Sekarang posisi model di angka 6)
Jadi, 2 - (-4) = 6.
(3) Fasilitator meminta setiap peserta, secara berpasangan, untuk melakukan praktik
menyelesaikan soal: a. 3 + (5) = b. 5 (3) = c. 2 (4) =
dengan gerakan model pada ubin dan menggambarkan proses dan hasilnya pada
kertas HVS.
(4) Fasilitator meminta peserta melakukan kunjung karya ke kelompok lain dan
saling memeriksa.

Kegiatan 2 : Media Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (35)

1. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 orang
peserta.
2. Fasilitator membagikan LK 3.1 beserta media/alat peraga, kemudian meminta peserta
peserta secara berkelompok mengerjakan LK mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif.
3. Fasilitator meminta perwakilah setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya.
4. Fasilitator meminta 2 kelompok lain untuk memberikan masukan setelah satu
kelompok melakukan presentasi.
5. Fasilitator memberikan penguatan atas hasil kerja setiap kelompok.
6. Fasilitator kembali meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan media atau alat
peraga lain yang dapat digunakan untuk menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
7. Fasilitator meminta kelompok untuk memilih salah satu media atau alat peraga hasil
diskusi untuk menyelesaikan permasalahan berikut:
a. 3 + 5 b. 5 (3) c. 2 (4)

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 41


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan pilihan media untuk


menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
setiap kelompok akan berbeda.
Kancing hijau dan kuning dapat diganti dengan potongan kertas kecil
sesuai kebutuhan. Potongan ada yang diberi tanda positif (+) dan
ada yang negatif (-). Pasangan potongan + dan potongan dianggap
nol.

8. Fasilitator meminta kelompok untuk menuliskan hasil diskusi dalam kertas plano yang
memuat:
a. media atau alat peraga lain yang bisa digunakan untuk menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
b. cara penggunaan media atau alat peraga yang dipilih dalam menyelesaikan
permasalahan pada poin 7.
9. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memajang hasil kerjanya pada tempat
yang telah disediakan.
10. Fasilitator memberikan komentar dan penguatan atas hasil kerja kelompok yang
dipajang.

Kegiatan 3 : Bilangan Bulat dalam Kehidupan (30)


1. Fasilitator meminta peserta, secara berpasangan, menyusun soal cerita dalam
kehidupan sehari-hari terkait operasi penjumlahan/ pengurangan yang melibatkan
bilangan bulat negatif;

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan peserta untuk membuat dua


soal cerita bilangan bulat, dengan ketentuan:
a. Sebuah soal cerita tentang penjumlahan yang melibatkan bilangan
bulat negatif
b. Sebuah soal cerita tentang pengurangan yang melibatkan bilangan
bulat negatif
c. Memperhatikan konteks cerita yang mudah dipahami siswa
d. Menggunakan bahasa yang singkat dan jelas

42 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

2. Fasilitator meminta peserta untuk menukarkan soal yang telah dibuat dengan pasangan
lain (karya kunjung).
3. Fasilitator meminta peserta untuk saling mengkaji soal yang telah dibuat:
a. Apakah soal tersebut dapat dipahami oleh siswa?
b. Apakah soal tersebut sudah kontekstual dengan kehidupan siswa ?
(Masukan/saran perbaikannya ditulis pada kertas tempel)
4. Fasilitator meminta setiap pasangan untuk menentukan media yang dapat membantu
siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dan bagaimana caranya, tuliskan pada kertas
plano;
5. Fasilitator meminta peserta untuk menempelkan hasil kerja peserta pada dinding kelas.

R
Reflection (5 menit)
Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan pertanyaan sebagai berikut:
Permasalahan apa yang ditemukan dalam pembelajaran bilangan bulat?
Media/alat peraga apa saja yang dapat digunakan dalam menentukan hasil penjumlahan
dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif?
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal cerita?

E
Extension (5 menit)
Sebagai pengembangan, fasilitator meminta kepada peserta untuk:
membaca literatur-literatur terkait bilangan bulat dan pembelajarannya.
merancang pembelajaran bilangan bulat yang melibatkan penggunaan beberapa
media/alat peraga serta dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 43


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Lembar Kerja Peserta 3.1


Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat

Perhatikan tabel berikut!


Pada operasi bilangan bulat berikut ini, bilangan bulat positif dilambangkan dengan kancing
hijau dan negatif dilambangkan dengan kancing merah.

+ () =

+ () =

+ () =

44 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

2 (-3) 2 (-3) = 5

Keterangan:
Operasi diatas adalah operasi pengurangan. Bilangan 2 (2 buah kancing hijau) dikurangi
dengan bilangan 3 (3 kancing merah). Padahal tidak ada kancing merah yang dapat
diambil (dikurangi). Maka kita harus menambahkan beberapa buah kancing merah dan
hijau yang merepresentasikan bilangan 0, yakni 3 hijau dan 3 merah.

Tugas Kelompok!
1. Gambarlah kancing hijau dan merah untuk melambangkan
a. 4 + (3) = b. (3) + 5 = c. (2) (5)
2. Gambarlah kancing hijau dan merah yang menunjukkan hasil penjumlahannya 7
3. Gambarlah kancing hijau dan merah yang menunjukkan hasil pengurangannya 4 dengan
pengurangannya bilangan bulat negatif
4. Bagaimanakah kesimpulanmu tentang hasil penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
bulat?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 45


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

Lembar Kerja Peserta 3.2


Identifikasilah soal cerita yang telah dibuat,
1. Apakah soal tersebut dapat dipahami oleh siswa? Mengapa?

2. Apakah soal tersebut sudah kontekstual dengan kehidupan siswa ? Mengapa?

3. Apakah soal tersebut sudah menggunakan bahasa yang singkat dan jelas ? Mengapa?

46 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

MATERI PRESENTASI UNIT 3

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 47


UNIT 3
Operai Bilangan Bulat

48 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
NILAI TEMPAT
PADA BILANGAN
UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

UNIT 4
NILAI TEMPAT PADA BILANGAN
(120 Menit)

Pendahuluan
Dewasa ini penggunaan lambang bilangan
dalam matematika umumnya
menggunakan sistem bilangan Hindu
Arab, yaitu sistem bilangan yang
menyatakan bilangan dengan
menggunakan angka 0 - 9. Pada penulisan
bilangan bulat tertentu, angka yang
terletak paling kanan disebut sebagai
angka satuan, selanjutnya angka disebelah
kirinya disebut sebagai angka puluhan,
dan berturut-turut di sebelah kiri angka Siswa melihat dan menentukan berapa nilai angka-angka
puluhan terletak angka ratusan, ribuan, yang diangkat oleh temannya.
jutaan, dan seterusnya. Dalam sistem
bilangan ini, angka nol memiliki peranan penting dan berperan sebagai pengisi kedudukan
atau place holder. Sebagai contoh bilangan 309 membutuhkan angka nol untuk mengisi
kedudukan atau letak angka puluhan. Jika angka nol itu tidak ada maka akan sangat
berbeda nilai dari setiap angka karena yang terbentuk adalah bilangan 39.

Secara singkat pengertian dari nilai tempat berdasarkan Mathematics in the New Zealand
Curriculum (1992) adalah nilai yang diberikan untuk sebuah angka berdasarkan letak angka
tersebut dalam penulisannya. Contoh, pada bilangan 68, angka 6 memiliki nilai tempat
puluhan dengan nilai 60. Mengajarkan pengertian nilai tempat pada siswa SD sebagai
pemula dalam mengenal lambang bilangan dan nilai tempatnya dapat diungkapkan sebagai
nilai dari angka pada suatu bilangan sesuai dengan tempatnya.

Nilai tempat pada bilangan desimal juga didefinisikan. Nilai tempat bilangan desimal sangat
ditentukan berapa banyak angka yang dituliskan di belakang tanda koma.

Contoh:
17, 52
1 menunjukkan nilai tempat puluhan
7 menunjukkan nilai tempat satuan
5 menunjukkan nilai tempat persepuluhan
2 menunjukkan nilai tempat perseratusan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 51


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Nilai tempat di sekolah mulai diperkenalkan pada akhir kelas 1 atau awal kelas 2.
Kesalahan yang paling sering ditemukan berkaitan dengan pemahaman nilai tempat adalah
kesalahan menyebutkan nominal suatu bilangan berdasarkan nilai tempatnya. Seorang anak
menyebutkan nominal bilangan 8273 dengan sebutan delapan dua tujuh tiga disebabkan
kurang memahaminya nilai tempat. Sebaliknya, ada juga siswa yang masih salah dalam
penulisan bilangan yang terdiri dari tiga angka. Contohnya ketika disebutkan empat ratus
lima dan siswa ditugaskan menuliskan lambang bilangannya, ada siswa yang menuliskannya
450. Pada bilangan yang melibatkan bilangan desimal, sering dijumpai bahwa 3,27 dibaca
tiga koma duapuluh tujuh, seharusnya dibaca tiga koma dua tujuh. Kesalahan ini disebabkan
siswa terbiasa dengan penyebutan duapuluh tujuh untuk bilangan yang dituliskan ,27
tanpa memperhatikan penempatannya berdasarkan nilai tempat. Kesalahan ini berdampak
pada kesulitan membandingkan nilai suatu pecahan desimal. Sebagai contoh, siswa
menganggap 11,15 > 11,5 karena memahami bahwa 15 > 5 tanpa memperhatikan nilai
tempat angka 15 di belakang tanda koma desimal.

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat :
1. Mengidentifikasi miskonsepsi siswa terkait nilai tempat, penyebab miskonsepsi, dan
solusi untuk mengatasi;
2. Memahami skenario pembelajaran Nilai Tempat melalui modelling;
3. Memahami hal-hal penting dalam pembelajaran Nilai Tempat.

Sumber dan Bahan


1. Materi presentasi Unit 4 (Power point)
2. Batang korek api 2 kotak per 2 orang
3. Karet gelang kecil 25 buah per 2 orang
4. Dadu mata 6 sebanyak 1 buah per dua orang
5. Proyektor dan layar LCD
6. Laptop atau personal computer untuk presentasi

Meskipun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak
tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau
menggunakan kertas flipchart/whiteboard.

52 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Aplication 85 Reflection Extension 5


5 menit 15 menit menit 10 menit menit
Saran untuk
Fasilitator Urun gagasan Kegiatan 1 (20) : Hal penting merancang
menjelaskan terkait Mengkaji kasus dalam skenario
latar belakang, - miskonsepsi miskonsepsi Nilai pembelajaran pembelajaran
tujuan, dan garis siswa terkait Tempat nilai tempat
nilai tempat?
besar kegiatan nilai tempat
pada bilangan Kegiatan 2 (30) : Penguatan
- kegiatan Modelling
belajar untuk
atasi Kegiatan 3 (15) :
miskonsepsi Diskusi modelling

Kegiatan 4 (20) :
Diskusi hal penting
dalam pembelajaran
Nilai Tempat

Rincian Langkah-Langkah Kegiatan

P
Introduction (5 menit)
Pastikan peserta duduk dalam KELOMPOK Kelas yang beranggota 4-6 orang.
(1) Fasilitator menyampaikan
a. latar belakang,
b. tujuan sesi,
c. garis besar kegiatan.

Catatan untuk Fasilitator

Pada saat menyampaikan latar belakang, tidak perlu penjelasan rinci


khawatir seperti memberi tahu jawaban pada kegiatan 1 di depannya :
Mengkaji Kasus, pada Application.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 53


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

C
Connection (15 menit)
Urun Gagasan/Pengalaman (10)
(1) Fasilitator mengajak peserta untuk berurun gagasan/pengalaman tentang
miskonsepsi siswa terkait nilai tempat pada bilangan, misal dengan mengajukan
pertanyaan berikut.
a. Apa sajakah miskonsepsi yang dialami siswa terkait dengan nilai tempat?

Catatan untuk Fasilitator

(Kemungkian jawaban:
- Beberapa siswa masih belum bisa menyebutkan nominal suatu bilangan
berdasarkan nilai tempatnya, misal siswa menyebutkan nominal bilangan
8574 dengan sebutan delapan lima tujuh empat; atau menuliskan angka
untuk Dua puluh satu adalah 201
- Kesulitan dalam menuliskan bilangan yang terdiri dari tiga angka, misalnya
ketika disebutkan angka dua ratus sembilan, siswa menuliskan 290.
- Kesalahan dalam menyebutkan pecahan desimal, misalnya 1,35 dibaca
satu koma tigapuluh lima, seharusnya satu koma tiga lima
- kesulitan membandingkan nilai suatu pecahan desimal, misal siswa
menganggap 13,25 > 13,5 karena memahami bahwa 25 > 5 tanpa
memperhatikan nilai tempat angka 25 di belakang tanda koma desimal)

Kegiatan belajar apakah yang perlu dialami siswa untuk mengatasi miskonsepsi
tersebut?

Catatan untuk Fasilitator

(Kemungkinan jawaban: Siswa perlu diberi kegiatan dari awal penanaman


nilai tempat, misal dengan membilang sekumpulan benda dan
mengelompokkan tiap 10 benda kemudian menuliskannya berapa puluhan
dan berapa satuan)

54 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

A
Aplication/Aplikasi (85 menit)

Kegiatan 1: Mengkaji Kasus (20) Kerja kelompok (4 6 orang)


(1) Dengan menggunakan LKP 4.1: Identifikasi Miskonsepsi Nilai Tempat,
fasilitator meminta peserta untuk:
a. mengidentifikasi miskonsepsi siswa terkait nilai tempat;
b. mengidentifikasi kemungkinan penyebab miskonsepsi;
c. merumuskan kegiatan untuk mengatasi miskonsepsi tersebut.
(2) Beberapa kelompok diminta menyajikah hasil kerja secara pleno, kelompok
lain memberikan komentar, terutama dalam hal:
a. Kelogisan kemungkinan penyebab miskonsepsi;
b. Ketepatan kegiatan untuk mengatasi miskosepsi tersebut.

Kegiatan 2: Modelling (30)


Fasilitator memodelkan pembelajaran terkait konsep nilai tempat (Fasilitator
berperan sebagai guru SD/MI dan peserta sebagai murid SD/MI), berpandu pada
skenario pembelajaran terlampir (Informasi Tambahan 4.1)

Catatan untuk Fasilitator

Modelling Pembelajaran Nilai Tempat

Pada saat modelling, skenario pembelajaran HANYA digunakan oleh


fasilitator;
Pada saat diskusi modelling, selain berdasar pada pengalaman
mereka sendiri sebagai siswa pada modelling ini, peserta mungkin
perlu melihat skenario pembelajaran tersebut (Informasi Tambahan
4.1) sehingga memunculkan gagasan kegiatan tambahan untuk
memantapkan pemahaman konsep.

Kegiatan 3: Diskusi Modelling (15) Kerja Kelompok


(1) Peserta diminta mendiskusikan modelling berpandu pada pertanyaan:
a. Pemahaman apakah yang ditanamkan kepada siswa ketika mereka harus
mengikat tiap 10 batang korek api dan menempatkannya pada kolom
puluhan? Jelaskan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 55


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

b. Apa tujuan kegiatan siswa mengurai kembali ikatan puluhan batang korek
api menjadi satuan?
c. Tambahan kegiatan apa yang perlu ada untuk memantapkan konsep nilai
tempat?

Catatan untuk Fasilitator

Jawaban a: Pemahan bahwa nilai tempat tertentu adalah 10 kali


nilai tempat di kanannya.
Jawaban b: Kegiatan ini untuk memahamkan siswa ketika
pengurangan 2 bilangan yang harus meminjam- bilangan pengurang
lebih besar dari bilangan yang dikurangi. Meminjam 1 dari puluhan
berarti 1 puluhan dan banyaknya 10 satuan)
Jawaban c: (apa saja; yang penting menguatkan konsep nilai tempat)

(2) Perwakilan satu kelompok diminta melaporkan hasil diskusi mereka secara
pleno dan kelompok lain menambahkan dan/atau memberikan komentar.

Kegiatan 4: Hal Penting dalam Pembelajaran Nilai Tempat (20) Kerja


Kelompok
(1) Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan beberapa hal penting terkait
Pembelajaran Nilai Tempat dengan menggunakan Bahan Bacaan 4.1: Catatan
terkait Pembelajaran Nilai Tempat;
(2) Peserta diminta memberikan komentar di pleno.

R
Reflection (10 menit)

Fasilitator memeriksa pemahaman peserta dengan mengajukan pertanyaan berikut.


Hal penting apakah yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran nilai tempat?
Penguatan
(1) Fasilitator memberi penguatan dengan menyampaikan hal berikut.
Nilai tempat (Sistem bilangan dasar sepuluh) perlu dikenalkan dengan
memulainya dari membilang satu-satu.

56 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Nama dan lambang bilangan (angka) dapat dan seharusnya diajarkan berbarengan
dengan konsepnya.
Transisi dari memahami sepuluh sebagai akumulasi dari 10 satuan ke memahami
sepuluh sebagai 10 satuan dan sepuluh sebagai 1 puluhan merupakan tahap
awal yang penting bagi siswa untuk memahami Struktur Bilangan Dasar Sepuluh.
Alat peraga non-proporsional model tidak digunakan untuk pengenalan awal nilai
tempat.

E
Extension (5 menit)

Fasilitator menyarankan agar sepulang dari pelatihan, peserta:


1. merancangl skenario pembelajaran terkait nilai tempat yang menjamin siswa tidak
miskonsepsi;
2. mengidentifikasi miskonsepsi lain yang mungkin muncul terkait nilai tempat dan
merancang kegiatan belajar untuk mengatasinya.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 57


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Lembar Kerja Peserta 4.1


Identifikasi Miskonsepsi Nilai Tempat

1. Identifikasilah miskonsepsi siswa terkait nilai tempat yang tercermin dalam hasil kerja
siswa berikut.

2. Apa sajakah kemungkinan penyebab miskonsepsi tersebut?


3. Kegiatan belajar apakah yang perlu dialami siswa untuk mengatasi miskonsepsi
tersebut?

58 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Informasi Tambahan 4.1


Skenario Pembelajaran Nilai Tempat (untuk Modelling)

Tujuan: Siswa memahami konsep Nilai Tempat suatu bilangan: Puluhan dan satuan

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Waktu Pengel.
Kelas
Kegiatan Awal
1. Siswa menerima batang korek api sebanyak 43 batang per 2 5 KLS
orang.
Guru mengjukan pertanyan:
- Berapa banyak batang korek api ini? Bagaimana cara kamu
untuk mengetahui banyaknya ?
- Apakah ada cara lain mengetahui banyak batang korek api
tersebut secara cepat?
Kegiatan Inti
1. Siswa menerima batang korek api sebanyak 2 kotak PS
2. Siswa bermain dadu secara bergantian dengan teman 20 PS
pasangannya. Setiap muncul mata dadu (siapa pun yang
melempar dadu), TIAP anggota pasangan mengambil batang
korek api sebanyak mata dadu yang muncul; kemudian
mencatatnya pada Lembar Kerja Peserta 4.1: Pencatatan
Bilangan, yang dimiliki masing-masing.
3. Melempar dadu dilanjutkan. Setiap mengambil batang
korek api yang baru, siswa menjumlahkankannya dengan
hasil semula; kemudian menulis angkanya. Demikian
seterusnya.

4. Bila batang korek api telah mencapai sepuluh atau lebih,


siswa harus mengikat batang korek api yang sepuluh itu
dengan karet gelang, kemudian menyimpannya pada kolom
puluhan dan menyimpan kelebihannya pada kolom satuan
Kemudian menuliskan angka dan nama bilangannya pada
LKP 4.1.
5. Permainan dihentikan ketika tiap siswa telah memperoleh
paling sedikit 3 puluhan.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 59


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Kegiatan Waktu Pengel.


Kelas
6. Representasi yang Equivalen: Siswa mengambil LAGI batang 10 PS
korek api lain sebanyak hasil permainan dadu tadi; dan tiap
10 batang diikat seperti tadi;
7. Siswa mengurai bundel puluhan menjadi satuan lagi dengan
tidak mengubah total. Hasil penguraian dicatat pada LKP
4.2. Misal, untuk 3 bundel puluhan dan 2 satuan diurai
menjadi:

Puluhan Satuan
////////// ////////// // 3 puluhan dan 2 satuan =
//////////
////////// ////////// ////////// 2 puluhan dan 12 satuan =
//
////////// ////////// 1 puluhan dan 22 satuan
//////////
//

Kegiatan Penutup
1. Guru mengajukan pertanyaan untuk memeriksa 5 I
pemahaman siswa, misal:
34 = .... puluhan dan ..... satuan
43 = .... puluhan dan ..... satuan
40 = .... puluhan dan ..... satuan

Tuliskan angkanya
5 puluhan dan 0 satuan = ....
7 puluhan dan 8 satuan = ....
0 puluhan dan 9 satuan = ....

Siswa diminta menjawab secara tertulis pada buku mereka.

2. Siswa diminta mengerjakan tugas pada LKP 4.3 10


3. Siswa saling memeriksa hasil kerja. 10
60
I = Individual; PS = Pasangan; KL = Kelompok; KLS = Klasikal

60 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Lembar Kerja Peserta 4.1


Pencatatan Bilangan
Puluhan Satuan Angka/Lambang Nama
Bilangan Bilangan
Contoh
// .... puluhan dan 2 satuan = 2 dua
////////// /// 1 puluhan dan 3 satuan = 13 Tiga belas

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

.... puluhan dan .... satuan =

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 61


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Lembar Kerja Peserta 4.2


Kegiatan Mengurai: Jumlah yang Sama

Puluhan Satuan

= . puluhan dan . satuan

= . puluhan dan . satuan

= . puluhan dan . satuan

= . puluhan dan . satuan

62 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Lembar Kerja Peserta 4.3


Membaca/menuliskan nilai Nominal Suatu Bilangan

1. Lengkapilah tabel nilai tempat dan pembacaan nominal bilangan-bilangan bulat berikut ini.

Nilai Tempat
Bilangan Nominal (Sebutan)
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
3 0 0 0 3 Tiga
32 0 0 3 2 Tiga Puluh Dua
325 0 3 2 5 Tiga Ratus Dua Puluh Lima
302 0 3 ... 2 Tiga Ratus Dua
320 0 3 2 ... Tiga Ratus Dua Puluh
4670 4 6 7 0 Empat Ribu Enam Ratus Tujuh
Puluh
5010 ... ... ... ... ............................................................

2. Lengkapilah tabel nilai tempat dan pembacaan nominal bilangan-bilangan desimal berikut ini.

Nilai Tempat
Bilangan Nominal (Sebutan)
Ratusan Puluhan Satuan Persepuluh Perseratus
3,1 0 0 3 1 0 Tiga koma satu
5,16 0 0 5 1 6 Lima koma satu enam
32,16 0 3 2 0 6 Tiga Puluh Dua koma satu
enam
325,16 3 ... ... ... ... Tiga Ratus Dua puluh Lima
koma satu enam
325,10 ... ... ... ... 0 ............................................................
32,06 0 ... ... 0 ... Tiga puluh dua koma nol enam
302,05 ... ... ... ... ... ............................................................

4. Sebutkan/tuliskan nilai nominal dari bilangan berikut.


501 : ..................................................................
501,30 : .................................................................., Berikan alasan mengapa tidak
dibaca Lima Ratus satu koma tiga puluh?
.............................................................................................
510,03 : .................................................................., Berikan alasan mengapa tidak
dibaca Lima Ratus sepuluh nol koma tiga?
500,005 : ..................................................................

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 63


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

Bahan Bacaan 4.1*)


Catatan terkait Pembelajaran Nilai Tempat

1. Pada awalnya, anak tidak tahu bahwa 53 terdiri dari 5 kelompok puluhan dan 3
satuan Mereka tahu jumlah itu hanya dengan membilang benda sebanyak 53 buah.

2. Nilai tempat (Sistem bilangan dasar sepuluh) perlu dikenalkan dengan MEMULAINYA
dari MEMBILANG SATU-SATU. Mengapa?
(Karena hal itu membilang satu-satu - sudah diketahui anak sebelumnya)

3. Nama dan lambang bilangan (angka) DAPAT dan SEHARUSNYA diajarkan


berbarengan dengan konsepnya.

4. Transisi dari memahami sepuluh sebagai akumulasi dari 10 satuan ke memahami:


a. sepuluh sebagai 10 satuan dan
b. sepuluh sebagai 1 puluhan
merupakan tahap awal yang penting bagi siswa untuk memahami Struktur Bilangan
Dasar Sepuluh.

5. Bahasa Dasar Sepuluh dan Bahasa Standar


empat puluhan dan satu --- empat puluh-satu;
empat puluhan dan dua --- empat puluh-dua,
empat puluhan dan tiga --- empat puluh-tiga

Bahasa Dasar Sepuluh Bahasa Standar

Bahasa Dasar Sepuluh variasi lain:


43 -- 4 puluhan dan 3; 4 puluhan dan 3 satuan;
(Gunakan satu bahasa saja tetapi konsisten)

64 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

6. Salah satu alat peraga Dasar Sepuluh yang efektif.

Puluhan Satuan

1 6 = 1 puluhan dan 6 satuan = 16

Apa keuntungan dari alat peraga ini?

7. Alat peraga non-proporsional model (seperti di bawah) TIDAK digunakan untuk


PENGENALAN AWAL nilai tempat. Mengapa?

SEDOTAN dan GELAS BILANGAN

Sedotan warna biru digunakan sebagai nilai tempat satuan


Sedotan warna hijau digunakan sebagai nilai tempat puluhan
Sedotan warna merah digunakan sebagai nilai tempat ratusan
Sedotan warna kuning digunakan sebagai nilai tempat ribuan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 65


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

8. Konsep Nilai Tempat (pada Bilangan)

Konsep (Bilangan) Dasar Sepuluh

Pengelompokan yang Baku dan Equivalen


untuk merepresentasikan jumlah

Membilang

Secara Satuan
Secara kelompok dan satuan
Secara puluhan dan satuan

Nama Lisan Nama


Tulisan/
Baku : Tiga puluh dua
Dasar sepuluh : Tiga puluhan dan dua Lambang

32

Gb: Konsep Nilai Tempat memadukan tiga komponen, tergambar sebagai sudut-sudut segitiga:
Konsep (Bilangan) Dasar Sepuluh, Nama Lisan untuk bilangan, dan Nama Tulisan untuk bilangan.

------------------------

-----------------------------------------------
*) Sumber: Van De Walle, John A.; Karp, Karen S.; Bay-Williams, Jennifer M. (2013), Elementatry and Middle
School Mathematics: Teaching Developmentally (Eight Edition). USA: Pearson Education.

66 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

MATERI PRESENTASI UNIT 4

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 67


UNIT 4
Nilai Tempat pada Bilangan

68 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5
BANGUN DATAR
UNIT 5 Bangun Datar

UNIT 5
BANGUN DATAR

Pendahuluan

Bangun datar adalah sebuah bangun atau


bidang yang berbentuk bidang datar dan
dibatasi oleh beberapa ruas garis dan
tidak mempunyai ketebalan dan volume.
Jumlah dan model ruas garis yang
membatasi setiap bangun datar tersebut
menentukan nama dan juga bentuk dari
bangun datar tersebut dan ini
menyebabkan sifat sebuah bangun datar
juga ditentukan oleh jumlah ruas garis,
model garis, besar sudut, dan lain lain.

Bangun datar ditinjau dari segi sisinya Siswa merangkai lidi untuk menjawab permainan bangun datar.
dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi lengkung antara lain
lingkaran, ellips, dan bangun-bangun lainnya. Bangun datar yang bersisi lurus antara lain
segitiga, persegi, persegi panjang, segi lima, jajaran genjang dan lain-lain. Untuk
memperkenalkan gambar bangun datar dapat kita perkenalkan beberapa potongan kertas
berbentuk bangun datar atau juga dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar
yang berbentuk bangun datar. Contoh potongan kertas yang berbentuk bangun datar. Lalu
bangun datar dipelajari siswa dalam bentuk gabungan antara bangun-bangun tersebut.

Selama ini, siswa SDsering mengalami kesulitan saat mempelajari Bangun Datar terutama
yang berkaitan dengan unsur-unsur bangun datar seperti titik, segmen, sinar dan ruas garis.
Selain itu ditemukan beberapa kesulitan anak dalam menentukan keliling dan luas bangun
datar gabungan, misalkan bangun segitiga dengan lingkaran, segi empat dengan segitiga
lingkaran dengan segi empat dan lain-lain. Permasalahan tersebut muncul karena masih
belum kuatnya penguasaan konsep penguasaan konsep. Rendahnya penguasaan konsep dasar
dalam belajar bangun datar. agar konsep bangun datar bisa dikuatsi oleh siswa, untuk konsep
keliling suatu bangun datar dapat ditanamkan kepada siswa melalui kegiatan siswa. Misalkan
siswa diminta berjalan mengelilingi halaman sekolah sambil mengukur panjang lintasan yang
dilaluinya. Kemudian barulah guru memulai memperkenalkan istilah keliling suatu bidang
sebagai panjang lintasan pinggir atau batas dari bidang yang dimaksud. Pemahaman konsep
keliling berdasarkan kegiatan siswa tersebut perlu diperkuat dengan beberapa latihan
menghitung keliling suatu bangun yang digambarkan.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 71


UNIT 5 Bangun Datar

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur bangun datar
2. Menentukan keliling bangun datar gabungan
3. Menentukan luas bangun datar gabungan

Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno mata pelajaran matematika;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.

Sumber dan Bahan


1. Materi Presentasi Unit 5
2. Lembar kerja peserta (LK 5.1, LK 5.2 )
3. Gambar bangun datar gabungan

Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.

72 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Application Reflection Extension


5 menit 10 menit 90 menit 10 menit 5 menit

Fasilitator 1. Unsur-unsur Kegiatan 1 Mengecek Fasilitator


menyampaikan apa saja yang (20): Simulasi memberi
pemahaman
latar belakang, terdapat Kontekstual saran tindak
dalam bangun siswa
tujuan, dan garis Unsur-unsur lanjut.
datar? Mengecek tujuan
besar kegiatan 2. Apa sajakah
Bangun Datar
Kegiatan 2 (apa yang masih
kesulitan yang
(40): Keliling dibingungkan)
dialami siswa
dalam bangun datar
memahami gabungan
bangun datar? Kegiatan 3
(30):
Menentukan luas
bangun datar
gabungan

Perincian Langkah-langkah Kegiatan


I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan
pada unit ini.

C
Connection (10 menit)
Urun Gagasan/Pengalaman
Secara pleno fasilitator mengajak peserta untuk URUN GAGASAN terkait dengan bangun
datar dengan menjawab pertanyaan berikut:
1. Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam bangun datar?
2. Apa sajakah kesulitan yang dialami siswa dalam memahami bangun datar?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 73


UNIT 5 Bangun Datar

Catatan untuk Fasilitator

1. Untuk pertanyaan nomor 1 fasilitator mengarahkan jawaban


peserta untuk menyebutkan sinar, garis, segmen garis dan titik.
2. Untuk pertanyaan nomor 2 fasilitaor mengarahkan jawaban tentang
kesulitan atau miskonsepsi bangun datar untuk mengarahkan
kesulitan terkait dengan unsur-unsur bangun datar, keliling bangun
datar gabungan dan luas bangun datar gabungan.

A
Application (90 menit)

Kegiatan 1: Simulasi Kontekstual Unsur-unsur Bangun Datar (20)


Peserta diminta untuk memahami tentang garis, sinar, segmen garis dan titik, serta
menentukan unsur-unsur tersebut yang digunakan untuk membentuk bangun datar dengan
melakukan kegiatan berikut:
1. Peserta mencari benda kontekstual untuk mensimulasikan garis, sinar, segmen dan titik.
2. Peserta mensimulasikan benda-benda tersebut.
3. Fasilitator meminta kepada peserta untuk menyebutkan unsur-unsur mana sajakah yang
dapat membentuk bangun datar.

Kegiatan 2: Keliling Bangun Datar Gabungan (40)


Untuk memahami konsep keliling bangun datar gabungan diperlukan tiga kegiatan yaitu
mengkaji pekerjaan siswa terkait dengan menyelesaikan keliling bangun datar gabungan,
mendalami konsep keliling bangun datar gabungan dengan kontekstual, dan menentukan
keliling bangun datar gabungan untuk memahami langkah-langkah menentukan keliling
bangun datar gabungan.

Kegiatan 2.1: Kaji kasus keliling bangun datar gabungan (10)


Diskusi kelompok menganalisis hasil pekerjaan siswa:
1. Peserta diberi contoh pekerjaan hasil siswa dalam menghitung keliling bangun datar
gabungan seperti gambar berikut.

74 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

2. Dari contoh pekerjaan tersebut diminta untuk menganalisis kesalahan jawaban siswa
dengan menjawab pertanyaan berikut:
a. Apakah masalah dalam pekerjaan siswa pada gambar tersebut?
b. Apa sajakah yang menjadi penyebab masalah tersebut?
c. Konsep apakah yang harus dipahami agar kesalahan seperti itu tidak muncul?
Kunci jawaban
3. Mempresentasikan hasil diskusi secara perwakilan kelompok

Kegiatan 2.2: Pendalaman Konsep (10)


Secara pleno fasilitator meminta peserta untuk mengamati dua gambar yaitu kolam renang
dan denah rumah. Dari pengamatan diminta untuk menunjukkan keliling dari gambar
tersebut.

Kegiatan 2.3: Menentukan keliling bangun datar gabungan (20)


Secara berkelompok peserta diminta untuk mendiskusikan keliling bangun datar gabungan
dan menuliskan algoritma langkah-langkah menentukan keliling bangun datar gabungan.
1. Fasilitator meminta peserta untuk membuat gambar bangun datar gabungan yang terdiri
dari segiempat, segitiga dan setengah lingkaran.
2. Fasilitator meminta peserta untuk menentukan sisi luar yang saling beririsan dari kedua
bangun datar, berilah tanda silang.
3. Fasilitator meminta peserta untuk menentukan sisi luar bangun datar gabungan yang
tidak diberitanda silang.
4. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan langkah menentukan keliling bangun datar
gabungan.
5. Setelah itu hasil dari pekerjaan peserta dituliskan pada kertas plano.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 75


UNIT 5 Bangun Datar

6. Fasilitator meminta peserta untuk presentasi dengan kunjung karya. Kunjung karya
setiap peserta dalam kelompok dibagi untuk mengunjungi kelompok lain.

Kegiatan 3: Menentukan luas bangun datar gabungan (30)


Secara berkelompok peserta diminta untuk mendiskusikan pembelajaran yang efektif tentang
luas bangun datar gabungan dan menuliskan algoritma langkah-langkah menentukan luas
bangun datar gabungan.
1. Fasilitator meminta peserta untuk membuatlah skenario pembelajaran menentukan luas
bangun datar gabungan secara berkelompok 3-4 peserta.
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuat algoritma menentukan luas bangun datar
gabungan.
3. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan pada kertas plano.
4. Fasilitator meminta peserta untuk presentasi perwakilan kelompok.

Catatan untuk Fasilitator

Dalam menentukan algoritma luas bangun datar gabungan diharapkan


menjadi pembelajaran yang efektif dan dapat direalisasikan dikelas.

R
Reflection (10 menit)
Secara pleno fasilitator menanyakan kepada peserta
1. Unsur-unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat bangun datar?
2. Bagaimana cara menentukan keliling bangun datar gabungan?
3. Bagaimana menentukan luas bangun datar gabungan?

E
Extension (5 menit)
Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:
1. Pelajari kembali konsep bangun datar dengan membuka buku yang relevan
2. Kembangkan pembelajaran kontekstual mengenai bangun datar

76 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

BAHAN BACAAN 5.1


BANGUN DATAR

Pengertian Bangun Datar


Bangun datar adalah sebuah bangun atau bidang yang berbentuk bidang datar dan dibatasi
oleh beberapa ruas garis dan tidak mempunyai ketebalan dan volume. Jumlah dan model ruas
garis yang membatasi setiap bangun datar tersebut menentukan nama dan juga bentuk dari
bangun datar tersebut dan ini menyebabkan sifat sebuah bangun datar juga ditentukan oleh
jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain lain. Bangun datar ditinjau dari segi
sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus.
Bangun datar bersisi lengkung antara lain lingkaran, ellips, dan bangun-bangun lainnya. Bangun
datar yang bersisi lurus antara lain segitiga, persegi, persegi panjang, segi lima, jajaran genjang
dan lain-lain.

Konsep unsur unsur titik, garis, sinar dan segmen

Konsep Ilustrasi

Titik Tidak memiliki dimensi.

Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak berbatas.

Sinar
Sinar memiliki pangkal tidak memiliki ujung

Segmen
Segmen dibatasi panjangnya.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 77


UNIT 5 Bangun Datar

Solusi berupa algoritma keliling bangun datar gabungan


Kesalahan Pemahaman Konsep Siswa terhadap Materi Keliling

Gambar 4.1. Kesalahan-kesalahan konsep keliling bangun datar

Beberapa kesalahan konsep siswa terhadap materi keliling adalah siswa tidak bisa
memahami bahwa keliling adalah menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun atau wilayah
yang akan ditentukan kelilingnya, namun ketika siswa diberikan kasus bangun gabungan,
siswa menganggap bahwa kelilingnya adalah jumlah keliling dari bangun yang digabungkan
bukan menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun gabungan tersebut. Begitu juga untuk
bangun setengah lingkaran, siswa akan menghitung kelililing setengah lingkaran
menggunakan rumus tanpa menjumlahkan lagi dengan panjang diameter lingkaran untuk
dapat mengetahui keliling setengah lingkaran. Maka yang perlu ditekankan adalah konsep
keliling adalah menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun atau wilayah yang akan
ditentukan kelilingnya.

Keliling Gabungan Dua Bangun Datar

Bangun datar merupakan bangun yang memiliki dua dimensi yaitu


panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi atau tebal. Bangun
datar merupakan bangun yang dibatasi oleh garis lurus atau garis
lengkung. Jenis bangun datar diantaranya, persegi panjang, persegi,
segitiga, layang-layang, lingkaran dan lain-lain. Terkait dengan
bangun datar yang terdapat dua hal yang harus di perhatikan,
yaitu pencarian luas keliling atau pencarian luas bangun datar.
Dalam menghitung keliling bangun datar kita harus mencari
jumlah panjang garis pinggir luarnya. Yang menjadi masalah bagi siswa dilapanagan terkait
dengan keliling adalah menghitung keliling gabungan bangun datar.
Pengertian gabungan bangun datar adalah bangun datar yang terdiri dari beberapa bangun
datar, misalnya bangun datar segitiga digabungkan dengan bangun datar persegi.

Tips menghitung keliling gabungan bangun datar sebagai berikut:


Memastikan tentang definisi keliling bangun datar
Cari sisi yang dipakai oleh kedua bangun datar, pastikan bahwa sisi ini tidak akan

78 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

dipakai untuk menghitung keliling gabungan bangun datar tersebut. Berilah tanda
silang ( x ) pada sisi yang dipakai oleh kedua bangun datar tersebut.
Menentukan ukuran panjang semua sisi yang mengelilingi gabungan bangun datar
tersebut. Untuk sisi yang sudah disilang tidak perlu perhatiikan ukuran panjangnya
Menghitung keliling dengan cara menjumlahkan panjang sisi-sisi yang mengelilingi
gabungan bangun datar, tanpa mengikutkan sisi yang sudah disilang

Contoh:
Hitunglah keliling bangun datar dibawah ini!

Jawab:
Untuk menjawab biar tidak terjadi kesalah, maka gunakan lang-langkah yang ada pada tips
di atas.
Memastikan tentang definisi keliling bangun datar
Keliling adalah jumlah panjang sisi luarnya.
Cari sisi yang dipakai oleh kedua bangun datar, pastikan bahwa sisi ini tidak akan dipakai
untuk menghitung keliling gabungan bangun datar tersebut. Berilah tanda silang ( x ) pada
sisi yang dipakai oleh kedua bangun datar tersebut.

X X

Menentukan unkuran panjang semua sisi yang mengelilingi gabungan bangun datar
tersebut. Untuk sisi yang sudah disilang tidak perlu perhatiikan ukuran panjangnya.
Panjang sisi yang mengelilingi bangun datar adalah:
sisi AB = 6 cm, BC = 4 cm, sisi CE = 5 cm , sisi ED = 5 cm, sisi DA = 4 cm

Menghitung keliling dengan cara menjumlahkan panjang sisi-sisi yang mengelilingi


gabungan bangun datar, tanpa mengikutkan sisi yang sudah disilang
AB + BC + CE + ED + DA = 6 cm + 4 cm + 5 cm + 5 cm+ 4 cm
= 24 cm

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 79


UNIT 5 Bangun Datar

Solusi berupa algoritma luas bangun datar gabungan

Luas suatu daerah adalah banyak satuan luas yang dapat digunakan untuk menutupi seluruh
daerah itu. Untuk menentukan luas bangun datar gabungan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagi berikut:
1. Mengidentifikasi banyaknya bangun datar tersebut, beri nama bangun pertama dan
bangun kedua ( karena terdiri dari dua bangun)
2. Memastikan tentang rumus luas bangun datar masing-masih
3. Cari luas bangun pertama, selanjutnya cari luas bangun kedua, selanjutnya jumlahkan luas
kedua bangun tersebut

Contoh
Hitunglah luas bangun datar gabungan dibawah ini!

Jawab:
1. Luas daerah pertama adalah segitiga

Luas daerah pertama = luas segitiga = 12 cm2

2. luas daerah kedua adalah segi empat

Luas daerah kedua = luas daerah persegipanjang = 24 cm2

3. Luas gabungan adalah luas bangun pertama di tambah luas bangun kedua = 12 cm2 +
24 cm2 = 36 cm2

80 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

Lembar Kerja Peserta 5.1


Analisis Hasil Kerja Siswa

Gambar di atas adalah hasil kerja siswa dalam menghitung keliling bangun datar gabungan.
Amatilah hasil kerja siswa tersebut dengan menjawab pertanyaan berikut:

a. Apakah masalah dalam pekerjaan siswa pada gambar tersebut?

b. Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut?

c. Konsep apakah yang harus dipahami agar kesalahan seperti itu tidak muncul?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 81


UNIT 5 Bangun Datar

Lembar Kerja Peserta 5.2


Menentukan Keliling Bangun Datar Gabungan

Diskusikan keliling bangun datar gabungan dengan menjawab dan melakukan kegiatan berikut:
1. Buatlah gambar bangun datar gabungan yang teridiri dari segiempat, segitiga, dan
setengah lingkaran?

2. Tentukan sisi yang beririsan dari kedua bangun datar, berilah tanda silang.
Sisi yang beririsan adalah =

3. Tentukan sisi luar bangun datar gabungan yang tidak diberitanda silang.
Sisi luar bangun datar gabungan adalah sisi =

4. Tuliskan langkah menentukan keliling bangun datar gabungan!

82 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 5 Bangun Datar

MATERI PRESENTASI UNIT 5

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 83


UNIT 5 Bangun Datar

84 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
KESEBANGUNAN
UNIT 6
Kesebangunan

UNIT 6
KESEBANGUNAN
(120 menit)

Pendahuluan
Mempelajari Geometri merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan
keberadaan segala sesuatu yang ada di
jagad raya. Hal ini tidak terlepas dari
keberadaan bangun yang ada di
lingkungan sekitar kita. Bangun yang
dimaksud yaitu bangun ruang dan
bangun datar. Sebuah bangun datar
biasanya digambarkan sebagai hasil
pengirisan permukaan yang setipis Siswa sedang berpraktik membuat beberapa bangun ruang
mungkin sehingga tidak memiliki dengan plastisin.
ketebalan. Sebuah bangun datar
tertentu tidak mempunyai ukuran ketebalan, hanya mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sehingga dapat digambarkan sebagai permukaan bangun yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Bentuk bangun datar dapat berupa segitiga, segi empat dan lain-lain. Keberadaan
bangun datar memuat unsur-unsur sudut dan sisi yang saling bersesuaian. Selain itu dalam
memahami bangun datar seyogyanya dipahami pula prinsip-prinsip yang termuat dalam
bangun datar antara lain kesebangunan dan kekongruenan.

Beberapa kesalahan sering terjadi ketika siswa memaknai kesebangunan, yaitu adanya
miskonsepsi antara kesebangunan dan kekongruenan dalam bangun datar. Hal ini
ditunjukkan bahwa siswa memaknai kesebangunan sama dengan kekongruenan.

Kesulitan lain yang juga sering ditemukan pada siswa dalam menyelesaikan masalah
kesebangunan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari, contohnya siswa belum mampu
membedakan gambar atap teras rumah dan atap rumah aslinya yang bentuknya sebangun.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 87


UNIT 6
Kesebangunan

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:

1. mengidentifikasi miskonsepsi dalam memahami kesebangunan bangun datar


2. menemukan perbedaan kesebangunan dengan kekongruenan
3. melukis bangun yang sebangun dengan bangun yang ditentukan. penyelesaian masalah
dalam menentukan kesebangunan bangun datar dengan memberikan berbagai macam
contoh
4. menyelesaikan permasalahan kesebangunan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari.

Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan dalam kelompok mata pelajaran matematika SD/MI;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.

Sumber dan Bahan


1. Materi Presentasi Unit 6
2. Lembar kerja peserta (LK) 6.1, 6.2, 6.3 dan 6.4
3. Bahan bacaan
4. Penggaris segitiga kecil (plastik)
5. Penggaris lurus 30 cm (plastik)

Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.

88 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Garis Besar Kegiatan (120 menit)

Introduction Connection Application Reflection Extension


5 menit 10 menit 95 menit 5 menit 5 menit

Fasilitator Urun gagasan Kegiatan 1 (10) : Mengecek Fasilitator


menjelaskan terkait Mengenal Syarat pemahaman memberikan
latar belakang, permasalahan Kesebangunan tugas lanjutan
Kegiatan 2 (55): Memberi dari pelatihan
tujuan, dan garis yang sering
Melukis Bangun penguatan yang telah
besar kegiatan muncul dalam yang Sebangun diberikan.
materi Kegiatan 3 (10):
kesebangunan Kesebangunan
Dalam Kehidupan
Sehari-hari

Perincian Langkah-langkah Kegiatan


I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan
dilakukan pada unit ini.

C
Connection (10 menit)
Kegiatan 1: Urun Gagasan/Pengalaman terkait miskonsepsi kesebangunan
(10)

1. Fasilitator mengajak peserta untuk URUN GAGASAN terkait materi kesebangunan


dengan memberikan pertanyaan:
a. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kesebangunan bangun datar?
b. Kesulitan apa sajakah yang bapak/ibu alami dalam mengajarkan kesebangunan
bangun datar?
c. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam mengajarkan kesebangunan bangun
datar?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 89


UNIT 6
Kesebangunan

2. Fasilitator menuliskan jawaban peserta di flipchart/white board/laptop.


(jawaban yang diharapkan: peserta belum mengetahui tentang kesebangunan dengan
benar)

Jawaban ini dapat menginspirasi peserta pada kegiatan selanjutnya, yaitu mengkaji
kasus pembelajaran yang terkait dengan kesebangunan.

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan jawaban peserta untuk


mengemukakan miskonsepsi yang terjadi pada siswa terkait kesulitan
tentang kesebangunan.

A
Application (95 menit)
Kegiatan 1: Mengenal Syarat Kesebangunan (40)

(1) Fasilitator memberikan tugas kepada kelompok peserta dengan menggunakan LK 6.1
untuk berdiskusi tentang gambar yang sebangun dan tidak sebangun, dengan
memberikan pertanyaan Manakah gambar yang sebangun? Berikan alasannya?

(Peserta menuliskan hasil kerja secara berpasangan dan menukarkan dengan pasangan
yang lain dalam satu kelompok)

Catatan untuk Fasilitator

Masalah apakah yang muncul dalam hasil kerja siswa tersebut?


(Jawaban yang diharapkan dari peserta: gambar no. 1 dan 2, tentang
Kesebangunan)

Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut?


(Jawaban yang diharapkan dari peserta: Gambar 1 adalah sama dan
sebangun, sedangkan gambar 2 sebangun, walaupun dalam ukurannya
berbeda)

90 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

(2) Fasilitator memberikan tugas kelompok pada peserta dengan menggunakan LK 6.2
untuk berdiskusi tentang:
a) Manakah gambar yang memiliki kesebangunan? Dan berikan alasannya!
b) Gambar manakah yang memiliki sudut-sudut yang bersesuaian dan perbandingan
panjang sisi yang bersesuaian? Berikan alasannya!
(Peserta menuliskan hasil kerja kelompok di kertas plano)

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan jawaban peserta dan


memberikan penegasan tentang penggunaan prinsip-prinsip
kesebangunan.

(3) Fasilitator memberikan tugas kelompok pada peserta dengan menggunakan LK 6.3
untuk berdiskusi tentang gambar yang diamati dalam LK 6.3, dengan dipandu
pertanyaan: Dari kedua gambar tersebut, manakah gambar yang kongruen? Berikan
alasannya!
(Peserta menuliskan hasil kerja kelompok di kertas plano dan menukarkan dengan
kelompok yang lain)

Catatan untuk Fasilitator

Fasilitator diharapkan dapat mengarahkan jawaban peserta dan


memberikan penegasan tentang penggunaan prinsip-prinsip
kesebangunan dan ukuran yang sama.

Kegiatan 2 : Melukis Bangun yang Sebangun (45)


Fasilitator memberikan tugas kelompok pada peserta dengan menggunakan LK 6.4 untuk
melukiskan beberapa bangun datar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Diberikan beberapa gambar yang memuat beberapa bangun datar dengan bentuk
yang berbeda.
b) Setiap peserta diminta melukis kembali bangun datar dengan panjang sisi-sisinya dua
kali panjang sisi bangun asal
c) Setelah selesai melukis, kemudian menuliskan langkah-langkah proses melukis
bangun kesebangunan tersebut.

(Peserta menempelkan hasil lukisan di kertas plano dan dipajang pada tempat yang sudah
disediakan)

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 91


UNIT 6
Kesebangunan

Catatan untuk Fasilitator

Fasiltator menyiapkan alat-alat keperluan untuk melukis. (Penggaris, pensil dan


lain-lain)
Fasilitator meminta peserta untuk melukis seperti pada perintah LK.

Kegiatan 3 : Kesebangunan Dalam Kehidupan Sehari-hari (10)

1. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan 5 contoh bentuk kesebangunan


yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pada waktu yang sama fasilitator menyiapkan kertas post it dan meminta peserta
untuk menuliskan contoh-contoh tersebut serta menempelkannya pada kertas
plano.
Untuk menambah wawasan peserta, Diberikan Informasi tambahan tentang Kesebangunan

R
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan Kesebangunan bangun datar?
- Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam memahami kesebangunan
bangun datar?
- Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran
kesebangunan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari?
- Berikan contoh kesebangunan bangun datar yang terkait dalam kehidupan
sehari-hari

(2) Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:


Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ada korespondensi satu-satu antar
titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:
- sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar, dan
- semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi) sama.

E
Extension (5 menit)
Sebagai pengembangan, fasilitator meminta kepada peserta untuk:
- Merapkan dan memperluas wawasan saudara tentang kesebangunan dengan
membaca berbagai sumber.
- Dalam pembelajaran perlu adanya contoh-contoh yang bervariatif.

92 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Lembar Kerja Peserta 6.1

Gambar i

Gambar ii

Pertanyaan:
Manakah Gambar yang Sebangun? Berikan alasan?

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 93


UNIT 6
Kesebangunan

Lembar Kerja Peserta 6.2

Perhatikan gambar-gambar berikut.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Pertanyaan:

1. Manakah gambar yang memiliki kesebangunan? Berikan alasan!


2. Gambar manakah yang memiliki sudut-sudut yang bersesuaian dan sisi
yang bersesuaian? Berikan alasan!

94 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Lembar Kerja Peserta 6.3

Gambar 1

Gambar 2

Pertanyaan:
Dari kedua gambar tersebut, manakah gambar yang kongruen (sama
dan sebangun)? Berikan alasan!

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 95


UNIT 6
Kesebangunan

Lembar Kerja Peserta 6.4


Melukis Bangun yang Sebangun

Lukislah bangun datar yang sebangun dengan bangun datar beikut dengan panjang sisi 2
kali panjang sisi bangun asal.

Bangun Datar Bangun Datar yang Sebangun

Diskusikan dalam kelompok, kemudian tuliskan langkah-langkah proses melukis bangun


yang sebangun tersebut.

96 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Informasi Tambahan 6.1

A. Kekongruenan
Definisi kekongruenan tidak lepas dari kesebangunan karena kekongruenan merupakan
kasus khusus kesebangunan. Jadi definisinya sebagai berikut. Dua segibanyak (polygon)
dikatakan kongruen jika ada korespondensi satu-satu antara titik-titik sudut kedua
segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:

1. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, dan


2. semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian adalah SATU.

Syarat kedua ini dapat diringkas menjadi

2`. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.

Contoh

Pada gambar di atas telah dibuat korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut pada
kedua bangun sehingga sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang
bersesuaian sama panjang. Berarti (sesuai definisi) dapat disimpulkan segiempat ABCD
kongruen dengan segiempat EFGH atau ditulis segiempat ABCD EFGH. Sekali lagi,
perhatikan bahwa korespondensi yang menjadikan dua bangun datar kongruen tidak
terpengaruh oleh posisi kedua bangun. Jadi sekali telah ditemukan korespondensi satu-
satu antar kedua bangun maka posisi apapun tetap kongruen.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 97


UNIT 6
Kesebangunan

Perhatikan gambar di atas. Kedua bangun pada posisi I, II, III, mupun IV tetap kongruen
walaupun posisi kedua bangun tersebut berubah-ubah. Jika dicermati lebih lanjut, keempat
posisi itu mewakili proses translasi, refleksi, rotasi, dan kombinasi dari ketiganya. Secara
bahasa sederhana, dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut sama dalam
hal BENTUK dan UKURAN.

B. Kesebangunan
Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ADA korespondensi satu-satu antar
titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian sehingga berlaku:

1. sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) SAMA BESAR, dan


2. semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi) SAMA.

Kesebangunan dilambangkan dengan simbol ~.

Kata ADA dalam pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru di sini kunci
kemampuan dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang bersesuaian. Jangan
sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak sebangun hanya karena tidak
bisa menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.

Contoh 1.1:

Diberikan dua bangun segiempat seperti gambar di bawah.

Kita bentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segiempat tersebut, yaitu:

A E, B F, C G, dan D H.

98 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Pengaitan seperti ini disebut dengan korespondensi satu-satu. Korespondensi satu-satu ini
menghasilkan:

1. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu:

DAB = HEF, ABC = EFG, BCD = FGH, dan CDA = GHE.

2. semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama, yakni:

2
= = = =
3
Sesuai definisi dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD sebangun dengan segiempat
EFGH dan dapat ditulis dengan segiempat ABCD ~ EFGH. Untuk lebih jelasnya, amatilah
ilustrasi di bawah.

Perhatikan bahwa korespondensi yang menjadikan dua bangun datar sebangun tidak
terpengaruh oleh posisi kedua bangun. Sekali telah ditemukan korespondensi satu-satu
maka posisi apapun tetap sebangun. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada masing-masing posisi, amatilah semua pasangan titik yang dihubungkan dengan garis
putus-putus. Cocokkanlah ukuran sudut dan sisinya. Apakah ada di antara keempat posisi
yang menjadikan kedua bangun menjadi tidak sebangun lagi? Tentu saja tidak ada.
Selanjutnya perhatikan gambar di bawah.

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 99


UNIT 6
Kesebangunan

Apakah ABC ~ EDC? Mungkin saja banyak yang menduga ABC tidak sebangun dengan EDC.
Oleh karena itu perlu suatu teorema sebagai jalan pintas (shortcut) untuk mengetahui
kesebangunan. Sebelum membahas teorema kesebangunan perlu membahas konsep
kekongruenan terlebih dahulu.

Contoh 1.2

Selanjutnya perhatikan segiempat dan segilima berikut.

Berdasar gambar di atas, segiempat dapat disusun dari dua segitiga dan segilima dapat disusun dari
tiga segitiga. Secara umum segi-n dapat disusun dari (n 2) segitiga. Hal tersebut merupakan
gambaran bahwa setiap segibanyak dapat disusun dari segitiga-segitiga.

100 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

MATERI PRESENTASI UNIT 6

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 101


UNIT 6
Kesebangunan

102 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika


UNIT 6
Kesebangunan

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika 103


UNIT 6
Kesebangunan

104 Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI IV - Matematika

Anda mungkin juga menyukai