Anda di halaman 1dari 8

Rekonstruksi Fraktur Gigi Insisivus Permanen pada Anak

Sekolah Menggunakan Veneer Laminasi (Review)

Diterjemahkan Oleh : Muthiara Praziandite (04074881517008)

Abstrak
Fraktur mahkota gigi merupakan trauma yang paling sering terjadi pada
anak sekolah. Fraktur mahkota gigi menimbulkan masalah fungsi, estetik dan
psikologis yang serius. Dokter harus berurusan dengan usia penderita yang kadang
kecil, membutuhkan estetika tinggi dan pemilihan rencana perawatan yang tepat.
Rekonstruksi berulang dibutuhkan dalam banyak kasus karena hasil yang tidak
dapat diterima seiring berjalannya waktu. Pencapaian restorasi yang menjanjikan
dalam mempertahankan estetika dan kekuatannya adalah keinginan terbesar bagi
anak-anak dan orang tua mereka.
Pada review ini dikumpulkan data penggunaan laminasi veneer untuk
merestorasi fraktur insisivus pada anak sekolah.
Analisis kritis mengenai perbaikan dan hambatan yang diajukan berbagai
penulis telah dibuat. Metode ini merangkum kesuksesan dalam pendekatan
terapeutik yang tepat.
Kata kunci : veneer, fraktur mahkota, gigi permane
Tujuan dari studi ini untuk mendiskusikan dental literatur yang ada
mengenai rekontruksi dari fraktur gigi insisivus permanen dengan laminasi veneer.

Pendahuluan
Dalan 20 tahun terakhir, dokter gigi membuat veneer untuk gigi
menggunakan berbagai teknik untuk mengoreksi masalah estetis. Veneer dibagi
menjadi tiga kelompok berdasarkan bahan dan teknik yang digunakan :
1. direct composite veneer
2. direct-indirect coomposite veneer dan dengan laminasi
3. indirect (dibuat laboratotium) akril, komposit, porselen dan keramik
kaca veneer
Keuntungan dan kerugian
Para klinisi lebih memilih dan merekomendasikan jenis veneer yang
paling sesuai dengan kasus klinis. Keuntungan dan kerugian veneer yang sering
dikutip literatur terdapat dalam tabel 1. Pengenalan teknik etsa enamel dan
penjabaran bahan resin komposit hibrida dan microfilled memberi kesempatan
untuk merestorasi gigi patah dengan lebih konservatif yang berhubungan dengan
penerapan preparasi gigi minimal. Pada 1975, veneer porselen pertama telah
digunakan setelah pengujian hubungannya dengan struktur gigi. Perkembangan
sistem adhesi memicu membentuk celah yang lebih stabil antara permukaan
bonding dan struktur gigi.

Tabel 1. Keuntungan dan kerugian berbagai jenis veneer yang digunakan untuk
merestorasi gigi permanen.
Veneer Keuntungan Kekurangan

Direct composite Tersedia untuk semua Tekhnik sulit


veneer doter gigi Membutuhkan
Pendekatan konservasi pengalaman klinis
Estetis sangan baik Tidak cocok untuk gigi
Respon gingiva sangat yang mengalami
baik diskolorisasi tinggi
Preparasi mudah
Harga dapat diterima
Indirect porcelain Pendekatan konservatif Membutuhkan dua kali
veneer Estetis memuaskan pertemuan
Respon gingiva baik Membutuhkan preparasi
lebih banyak
Tekhnik sulit
Harga tinggi
Direct-indirect Pendekatan konservatif Membutuhkan
composite veneer Estetis memuaskan kemampuasn teknisi
Respon gingiva sangan Membutuhkan waktu
baik lebuh lama
Polimeriasai sempurna Membutuhkan applikasi
Preparasi mudah tambahan
Harga dapat diterima

Indikasi
Indikasi dari pengunaan veneer cukup luas, diantaranya gigi fraktur,
diastema, gigi malformasi, perubahan posisi, dan dikolorisasi. Veneer diindikasikan
untuk merestorasi gigi fraktur pada anak-anak dengan meningkatkan kekuatan dan
mencapai estetis yang memuaskan.

Preparasi gigi
o Permukaan vestibulum
Pemilihan preparasi gigi tergantung bahan yang digunakan, luas
dikolorisasi atau perubahan bentuk gigi serta hubungan antara rahang atas dan
rahang bawah.
Preparasi permukaan vetibulum pada penggunaan veneer resin komposit
adalah minimal (0,5-0,75 mm pengurangan kedalaman) dan meluas ke garis
tepi enamel. Beberapa penulis memodifikasi teknik ini ketika struktur gigi
membutuhkan preparasi lebih dalam.
Penggunaan veneer porselen berdasarkan banyaknya jaringan gigi yang
tersisa. Bahkan saat ini penulis banyak yang tidak merekomendasikan
mempreparasi gigi. Berdasakan literatur saat ini hasil yang paling
memmuasakan ditunjukan ketika preparasi diukur, pembuangan jaringan keras
dalam dua plat, yaitu vestibulun-gingiva (0,5-0,75 mm) dan vestibulum-insisal
(1-1,2 mm).

o Margin gingiva
Desain preparasi untuk direct dan indirect veneer paling sering
diselesaikan dengan tepi gingival chamfer dan interproksimal, sehingga
dibutuhkan terdapat cukup ruang untuk menunjukkan seluruh warna dari gigi
natural.
Sebelumnya, margin gingiva diletakkan 0,5-1 mm dibawah gingiva.
Namun, literatur saat ini cenderung melaporkan respon gingiva lebih baik jika
tepi gigi yang dipreparasi terletak di margo gingiva.
Di masa lalu telah diklaim bahwa persiapan gigi untuk veneer harus tetap
berada di enamel. Dengan penyatuan ikatan yang dinamis dengan dentin, dapat
diterima tepi preparasi gigi berada di dentin. Fakta ini sangat memperluas
kesuksesan veneer dalam kasus klinis. Yang harus diingat bahwa bahkan
material adhesi terbaik tidak dapat mengkompenassai kesalahan preparasi.
Ketika preprasi tepi termasuk sementasi diikuti celah mikro dapan
mempengaruhi retensi veneer.

o Sudut insisal
Berdasarkan Wall et al. terdapat empat dasar desain preparasi sudut
insisal. Pengaruh dari preparasi terhadap retensi veneer telah diuji bertahun-
tahun. Berdasarkan investigasi menunjukkan tidak perlu dilakukan preparasi
insisal pada komposit direct veneer, kecuali dalam kasus ketika veneer
digunakan untuk menghasilkan acuan insisal. Dalam kasus tersebut dibutuhkan
untuk menjamin bentuk preparasi yang cukup kuat untuk mencegah fraktur dari
bagian yang terpisah. Sudut insisal harus dikurangi sebanyak 1 mm dan
penyelesaian preparasi bagian lingual dengan bevel enamel. Lebar bevel
bergantung dari kebutuhan retensi untuk menetralisasi dari tekanan acuan
insisal yang terpakai.
Preparasi dari sudut insisal untuk veneer porselen jangan melebihi 2 mm
yang mana jika lebih lebar dari ketebalan porselen dapan mematahkan veneer.
Studi dari Magne dan Dauglas memberikan kesimuplan yang sangat
penting. Penulis menemukan bahwa peningkatan kekuatan yang signifikan dari
veneer gigi insisifus pada gigi fraktur dengan mengganti struktur gigi yang
hilang dengan resin komposit untuk pengoptimalan preparasi sudut insisisal.
Penelitian lain mendapatkan fakta bahwa restorasi resin komposit sebaiknya
dilakukan nidak lebih dari 2 sampai 3 tahun sebelum peletakan veneer agar
mengurangi pengaruh negatif resistensi terhdap daya tarik.
Preparasai menutupi tepi lingual menjadi perdebatan diantara klinisi.
Dalam salah satu penelitian Magne mengembangkan penelitian pengaturan
sains dan mengoptimalkan desain preparasi dengan prinsip teknik mekanik.
Magne mengusahakan keputusan terbaik dalam menetralisir teknik perlekatan
dan muatan material. Kesmpulan pada penelitian ini menunjukkan hasil paling
memuaskan dalam pengurangan insisal diatas 2 mm tanpa meliputi bagian
lingual. Desain preparasi mengurangi resiko fraktur insisal sebanding dengan
muatan yang berada pada gigi maupun material.

Gambar 1. Gambaran preparasi insisal berdasarkan Walls et al.


a) preparasi Window, veneer disituasikan tertutup tetapi tidak pada atas tepi
insisal.
b) preparasi feather, veneer diambil diatas tinggi tepi insisal tetapi tepi tidak
dikurangi.
c) preparasi Beveled, bevel buko-palatal dilakukan melintasi keteblan penuh
dari preparasi dan terdapat beberapa pengurangan pada tepi insisal
d) preparasi Incical Overlap, yang mana tepi insisal dikurangi dan preparasi
meluas ke palatal.
o Garis penyelesaian proksimal
Beberapa penulis menyarankan garis penyelesaian proksimal sebaiknya
tidak meluas sampai titik kontak pada sepertiga insisal gigi. Hal itu berarti garis
penyelesaian proksimalvberada dibawah titik kontak gigi tetangga.
Berdasarkan data literatur, ketika preparasi memiliki sudut tajam maka
akan memicu berbagai tekanan terkonsertasi sehingga retak dan fraktur pada
veneer dapat terjadi. Sudut dalam yang membulat dan halus dari preparasi akan
membantu mengurangi tekanan pada sudut preparasi dan mencegah terjadinya
fraktur.
Setiap desain pengurangan veneer didasari prinsip tertentu yang
membantu resistensi terhadap fraktur. Perekatan adesi pada veneer ke gigi
menjamin seluruh kekuatan kompleks. Ketebalan diatas 2 mm juga
mengurangi kemungkinan fraktur. Hal ini dibutuhkan untuk mendapatkan
penunjukn insisal yang adekuat yang secara normal ada atau disedikan oleh
preparasi gigi terencana.
Veneer komposit dapat dibuat secara langsung pada gigi atau langsung-
tidak langsung dengan bantuan model plester dan kotak cahaya polimerisasi
tambahan. Kurangnya proses labroratorium memudahkan metode ini dan
memungkinkan dilakukan pada anak kecil. Veneer porselen dibuat oleh teknisi
gigi di dalam laboratorium.

o Penempatan dan pelekatan


Sebelum penempatan, permukaan gigi dibersihkan secara menyeluruh
dengan pumis. Penempatan dan pelekatan dari direct veneer komposit dibuat
setelah pengetsaan enamel dan penggunaan sistem adhesi. Prosedur tersebut
menindaklanjuti petunjuk pabrikan sebagai protokol klinis.
Penempatan veneer porselen juga diawali dengan membersihkan
permukaan. Veneer porselen diuji coba di permukaan gigi dengan dibantu pasta
khusus yang diwarnai beberapa shade. Pasta tersebuh harus memiliki warna
yang sesuai dengan gigi. Prosedur mungkin dilakukan dengan resin luting.
Veneer proselen dapat diperbaiki dengan semen resin yang pengerasannya
secara katalisasi kimiawi dan oleh aktivasi luting. Pengetsaan asam dengan
asam hidroflorik, pembilasan, dan pengeringan dilakukan baik pada
permukaan gigi dan bagian dalam veneer. Setelah itu, bagian dalam veneer
diaplikasikan silane-coupling agent. Bonding agent diaplkasikan dan veneer
diisi dengan luting agent. Sisa resin disekeliling tepi veneer dapat dibuang pada
tahap ini dengan instrumen logam. Durasi waktu penyinaran sebaiknya 60
detik. Hal yang paling penting dalam teknik adhesi adalah kontrol kelembaban
serta penggunaan rubber dam dan benang retraksi dapat membantu mencegah
kontaminasi.
Direct-indirect veneer ditempatkan dan dilekatkan dengan cara yang
sama dengan veneer porselen tetapi tanpa penggaplikasian silane-coupling
agent.

o Penyelesaian dan Pemolesan


Tahap terakhir adalah penyelesaian dan pemolesan tepi. Penyelesaian
dan pemolesan berkontribusi terhadap permukaan yang halus dan transisi yang
harmonis dari gigi ke restorasi. Hal ini penting untuk menghilangkan
interferemsi oklusal. Untuk mencapai hal tersebut, sebuah sistem dari karbid
dan bur diamon, disk pemoles (Soflex disc) dan pasta pemiles digunakan.

o Prognosis
Veneer komposit dapat bertahan tanpa berubah selama 2 hingga 13 tahun
dalam kebersihan yang baik dan kebiasaan buruk yang sedikit. Veneer mikrofil
cenderung aus seiring waktu dan kehilangan kilaunya. Beberapa material resin
memiliki gelembung yang dapat muncul pada permukaan dan berisi makanan
atau noda plak sehingga memicu perbaikan veneer yang lebih awal.
Direct-indirect veneer memiliki waktu bertahan yang lebih lama dari
pada direct veneer. Kekuatan dan stabiltas retensi veneer ini meningkat dan
penyusutan polimer minimal.
Veneer komposit dapat dengan mudah diperbaiki ketika terjadi masalah
sehingga lebih ekonomis.
Rekonstruksi dar gigi anak-anak yang fraktur dengan veneer komposit
meningkatkan estetis dan mempetahankan struktur gigi. Beberapa penulis
menjadikan veneer komposit sebagai restorasi sementara sampai
perkembangan gigi sempurna kemudian menggantinya dengan veneer
porselen. Berdasarkan studi klinis oleh Welbury yang membuat 298 veneer
komposit pada anak dan dewasa muda, dipantau selama 3 tahun, rata-rata
kekuatan veneer adalah 35,6 bulan.
Veneer porselen memiliki estetis dan sifat mekanis terbaik serta
menunjukan drajat fraktur yang rendah. Tidak seperti veneer komposit, veneer
porselen tidak dapat diperbaiki. Veneer porselen tidah mudah berubah warna
seiring waktu dan tidak memilki celah dari pelarutan air. Adaptasi tepi dan
teknik luting memberikan peran penting dalam drajat dan waktu kemunculuan
diskolorisasi tepi. Kebersihan mulut pasien juga hal yang sangat penting.
Kerugian dari veneer porselen adalah harganya yang mahal.

Kesimpulan
Penjelasan veneer pada gigi dengan estetika dan fungsi yang terganggu
adalah metode konservatif yang memperbaiki penampilan, kontur yang
dimodifikasi tanpa mengurangi jaringan keras seperti mahkota gigi keseluruhan.
Dalam konteks tersebut, metodenya adalah invasi minimal dan diindikasikan untuk
anak-anak. Ketika anak memiliki resiko ringgi trauma pada gigi, gigi fraktur dapat
dengan sukses merestorasi dengan preparasi gigi minimal dengan penggunaan
veneer komposit bahkan dalam periode tumbuh kembang. Pengetahuan dan metode
dalam pembuatan dan pengaplikasian veneer komposit atau porselen untuk restorasi
gigi permanen yang fraktur pada anak sekolah merupakan keuntungan yang
berguna bagi dokter gigi untuk menangani masalah estetis dan fungsi pada pasien
muda.

Anda mungkin juga menyukai