PENDAHULUAN
sangat penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama untuk
satu dampak dari pendidikan yang kian hari kian berkembang. Salah satu upaya
perlu adanya peningkatan dari segi prestasi belajar siswa dan kemampuan seorang
akan berlangsung baik, apabila seorang guru mempunyai dua kompetensi, yaitu
pendapat Dunkin dan Biddle (dalam Sagala, 2009: 63-64), Proses pembelajaran
akan berlangsung baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama, yaitu :
1
2
materi yang akan disampaikan dan merancang strategi pembelajaran yang tepat
dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang kurang tepat, maka akibatnya pemahaman konsep siswa menjadi berkurang.
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003, yang termuat (dalam http: //
berdasarkan hasil UAN SMP tingkat Kabupaten Cirebon tahun 2009/2010 untuk
empat mata pelajaran yaitu 27,87 dengan tingkat kelulusan 96,3 %. Tingkat
kelulusan tahun lalu sebesar 98,1%. (Sumber : dalam http :// www. antara jawa
barat.com).
merupakan objek dari belajar dan guru mendominasi dalam proses pembelajaran.
menyelesaikan permasalahannya.
yang tepat untuk menarik perhatian dan keaktifan siswa dalam kegiatan proses
menyebabkan ingatan yang dipelajari tahan lama dan pengetahuan akan lebih luas
keaktifan siswa mempunyai peluang yang cukup besar dalam keberhasilan belajar.
Selain itu, hasil belajar akan lebih meningkat jika pembelajaran dilakukan melalui
jawaban atau sanggahan dan yang paling utama siswa dibiasakan aktif dalam
adalah model pembelajaran kooperatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin
bersemangat untuk belajar, aktif untuk menampilkan diri atau berperan diantara
4
sejumlah orang yang berkumpul melalui tatap muka, dan tiap anggota mempunyai
masalah, seperti siswa yang kurang memiliki kemampuan sosial, siswa yang tidak
bisa bekerjasama dengan siswa lain, siswa yang kurang agresif, dan siswa yang
diantaranya adalah Numbered Heads Together (NHT). Menurut Lie (2008: 59),
“Teknik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide –
ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat membantu siswa dalam memahami konsep matematika
yang sulit dengan berbagi ide–ide dan keterampilan kerjasama dengan orang lain
Keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini sangat menentukan
pembelajaran konvensional ?
dan meluasnya pembahasan yang akan mengakibatkan tidak efisiennya hasil yang
3. Materi yang akan diteliti adalah sub pokok bahasan persegi dan
persegi panjang.
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, maka tujuan dari
dalam menerapkan strategi pembelajaran yang baik serta efektif sesuai dengan
memahami suatu materi serta memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif.
3. Bagi guru, model pembelajaran kkoperatif tipe NHT dapat dijadikan sebagai
pembelajaran di sekolah.
sebuah titik tolak pemikiran yang sebenarnya diterima oleh pendidik”. Oleh
karena itu, beberapa anggapan dasar yang dapat dikembangkan dalam penelitian
dengan keinginan siswa akan membangkitkan motivasi belajar dan siswa akan
benar atau salah. Arikunto (2006: 71) menyatakan, “Hipotesis adalah jawaban
tingkah laku, fenomena (gejala), atau kejadian yang akan terjadi, bisa juga
sebagai berikut :
8
konvensional.