Perbedaan Periodontitis Kronis dan Periodontitis Agresif
Periodontitis Kronis Periodontitis Agresif Nama Periodontitis dewasa (adult Periodontitis bermula dini Sebelumnya periodontitis) atau periodontitis (early-onset periodontitis), berkembang lambat (slowly periodontitis juvenil (juvenile progress periodontitis) periodontitis) atau periodontitis berkembang cepat (rapidly progressive periodontitis) Umur Pasien Umumnya ditemukan pada orang Biasanya timbul pada usia dewasa, namun bisa juga sekitar pubertas ditemukan pada anak-anak dan remaja apabila terjadi penumpukan plak dan kalkulus Laju Berkembang lambat Berkembang cepat 3-4 kali Perkembangan dibanding periodontitis kronis Penyakit Karakteristik 1. Adanya penumpukan plak 1. Kehilangan perlekatan Umum supra dan subgingiva, yang interproksimal pada biasanya disertai dengan sekurang-kurangnya dua pembentukan kalkulus gigi permanen 2. Tanda-tanda inflamasi gingiva 2. Distribusi lesi khas 3. Pembentukan saku periodontal, 3. Inflamasi relatif ringan yang terjadi resesi gingiva meskipun terjadi bersamaan dengan kehilangan pembentukan saku perlekatan maka saku periodontal yang dalam dan periodontalnya tetap dangkal kehilangan tulang yang 4. Kehilangan perlekatan banyak 5. Kadang-kandang disertai 4. Jumlah penumpukan plak pernanahan pada gigi yang terlibat 6. Bila OH buruk, gingiva sedikit minimal dan tidak membesar dan mengalami sebanding dengan destruksi perubahan warna dari merah periodontal yang terjadi. sampai magenta, serta 5. Terjadi peningkatan level hilangnya stipling perubahan bakteri Actinobacillus topografi permukaan berupa actinomycetemcomitans dan tepi gingiva yang tumpul atau Porphyromonas gingivalis. bergelung dan papila 6. Terjadi migrasi gigi interdental datar insisivus maksila ke arah 7. Inflamasi ringan yg telah distolabial yang disertai berlangsung sangat lama tanpa pembentukan diastema perawatan menyebabkan 7. Meningkatya mobiliti pada gingiva menebal dan fibrotik, gigi geligi insisivus maksila perubahan inflamatoris tidak dan mandibulaserta molar tidak terlihat secara klinis pertama 8. Kedalaman saku periodontal 8. Sensitivitas permukaan akar bervariasi, baik kehilangan yang tersingkap terhadap tulang horizontal maupun stimulus termis dan taktil vertikal 9. Nyeri sakit yang samar- 9. Mobiliti sering ditemukan pada samar memancar jauh ke kasus stadium lanjut dimana dalam sewaktu mengunyah, telah terjadi kehilangan akibat teriritasinya struktur perlekatan dan kehilangan periodontal pendukung oleh tulang yang banyak gigi yang mobiliti atau karena impaksi makanan, bisa disertai pembentukan abses periodontal dan pembengkakan nodus limfe regional. Distribusi Melibatkan sisi tertentu (side- Prevalensi sebesar 0,1%-1% Penyakit specific) yang merupakan akibat dari populasi langsung dari plak subgingival Orang kulit hitam lebih yang menumpuk. Sisi dengan berisiko daripada kulit putih kerusakan yang lebih parah Prevalensi paling tinggi biasanya adalah sisi dengan kontrol pada laki-laki kulit hitam, plak yang tidak baik dan pada sisi perempuan kulit hitam, yang inaksesibel (sukar dicapai perempuan kulit putih, dan untuk pembersihan maupun laki-laki kulit putih unstrumentasi perawatan) seperti Paling sering dijumpai daerah furkasi dan gigi yang antara usia puber sampai 20 malposisi. Tidak ada pola distribusi tahun lesi periodontitis yang konsisten, kecuali bahwa lesinya biasanya tidak terisoler pada satu atau dua sisi saja. Klasifikasi Berdasarkan distribusi penyakit : 1. Periodontitis agresif 1. Periodontitis kronis lokalisata (localized lokalisata apabila kurang dari aggressive periodontitis) 30% dari seluruh sisi di mulut 2. Periodontitis agresif yang terlibat generalisata (generalized 2. Periodontitis kronis aggressive periodontitis) generalisata apabila lebih dari a. Periodontitis juvenil 30% dari seluruh sisi di mulut lokalisata (localized yang terlibat juvenile periodontitis) b. Periodontitis juvenil Berdasarkan keparahan penyakit : generalisata 1. Taraf ringan ditandai oleh (generalized juvenile kehilangan perlekatan yang periodontitis) hanya berkisar 1-2 mm 2. Taraf sedang ditandai oleh kehilangan perlekatan sebesar 3-4 mm 3. Taraf parah ditandai dengan kehilangan perlekatan sama atau lebih dari 5 mm Perubahan 1. Kekaburan dan terputusnya 1. Kehilangan tulang vertikal Radiografis kontinuitas lamina dura yang sekeliling molar pertama disebabkan oleh penjalaran dan insisivus inflamasi dari gingiva ke tulang 2. Kehilangan tulang yang disertai pelebaran kanal- berbentuk busur yang kanal yang dilalui pembuluh meluas dari permukaan darah dan pengurangan jaringan distal premolar kedua ke terkalsifikasi pada tepi septum permukaan mesial molar interdental. kedua 2. Daerah radiolusen berbentuk 3. Cacat tulang yang lebih luas baji yang disebabkan resorpsi dibandingkan pada tulang pada sisi lateral septum periodontitis kronis interdental yang disertai penebalan ruang ligamen periodontal. 3. Proyeksi radiolusen seperti jari meluas dari krista septum interdental ke dalam septum akibat inflamasi lebih jauh ke dalam tulang. 4. Pengurangan tinggi tulang pada tahap lebih lanjut akibat perluasan inflamasi dan resorpsi tulang alveolar. Faktor Resiko 1. Riwayat periodontitis 1. Faktor mikrobiologis sebelumnya seorang pasien Actinomyces yang pernah menderita actinomicetemcomitans, periodontitis kronis cenderung Capnocytopha sp., Eikenella beresiko bagi terjadinya corrodens, Prevotella kembali kehilangan perlekatan intermedia, dan dan kehilangan tulang apabila Campylobacter restus terjadi kembali penumpukan 2. Faktor imunologis Human plak. Leucocyte Antigens (HLAs), 2. Faktor lokal cacat fungsional leukosit a. Bakteri Porphyromonas polimorfonukleus gingivalis, Tannerella (melemahnya kemotaksis forsytha, Treponema atau fungsi fagositosis), denticola monosit (hiperresponsif b. Tepi restorasi yang dimana diproduksi PGE2), mengemper atau keduanya (overhanging) 3. Faktor genetik c. Lesi karies yang meluas 4. Faktor lingkungan jumlah ke subgingival dan lama kebiasaan d. Furkasi akar yang merokok tersingkap karena kehilangan perlekatan dan tulang e. Gigi berjejal (crowded) 3. Faktor sistemik diabetes melitus 4. Faktor lingkungan dan kebiasaan a. Kebiasaan merokok diduga mempengaruhi respon pejamu dan mikroflorasubgingiva, mengakibatkan : Laju destruksi periodontal meningkat Kehilangan perlekatan dan tulang, lesi furkasi, pembentukan kalkulus supragingival lebih banyak. Pembentukan kalkulus subgingival dan perdarahan probing lebih sedikit. Saku periodontal lebih dalam. b. Stress diduga dapat mempengaruhi perluasan dan keparahan karena menekan fungsi imunitas