Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muthiara Praziandite

NIM : 04074881517008

Perbedaan Periodontitis Kronis dan Periodontitis Agresif


Periodontitis Kronis Periodontitis Agresif
Nama Periodontitis dewasa (adult Periodontitis bermula dini
Sebelumnya periodontitis) atau periodontitis (early-onset periodontitis),
berkembang lambat (slowly periodontitis juvenil (juvenile
progress periodontitis) periodontitis) atau
periodontitis berkembang cepat
(rapidly progressive
periodontitis)
Umur Pasien Umumnya ditemukan pada orang Biasanya timbul pada usia
dewasa, namun bisa juga sekitar pubertas
ditemukan pada anak-anak dan
remaja apabila terjadi penumpukan
plak dan kalkulus
Laju Berkembang lambat Berkembang cepat 3-4 kali
Perkembangan dibanding periodontitis kronis
Penyakit
Karakteristik 1. Adanya penumpukan plak 1. Kehilangan perlekatan
Umum supra dan subgingiva, yang interproksimal pada
biasanya disertai dengan sekurang-kurangnya dua
pembentukan kalkulus gigi permanen
2. Tanda-tanda inflamasi gingiva 2. Distribusi lesi khas
3. Pembentukan saku periodontal, 3. Inflamasi relatif ringan
yang terjadi resesi gingiva meskipun terjadi
bersamaan dengan kehilangan pembentukan saku
perlekatan maka saku periodontal yang dalam dan
periodontalnya tetap dangkal kehilangan tulang yang
4. Kehilangan perlekatan banyak
5. Kadang-kandang disertai 4. Jumlah penumpukan plak
pernanahan pada gigi yang terlibat
6. Bila OH buruk, gingiva sedikit minimal dan tidak
membesar dan mengalami sebanding dengan destruksi
perubahan warna dari merah periodontal yang terjadi.
sampai magenta, serta 5. Terjadi peningkatan level
hilangnya stipling perubahan bakteri Actinobacillus
topografi permukaan berupa actinomycetemcomitans dan
tepi gingiva yang tumpul atau Porphyromonas gingivalis.
bergelung dan papila 6. Terjadi migrasi gigi
interdental datar insisivus maksila ke arah
7. Inflamasi ringan yg telah distolabial yang disertai
berlangsung sangat lama tanpa pembentukan diastema
perawatan menyebabkan 7. Meningkatya mobiliti pada
gingiva menebal dan fibrotik, gigi geligi insisivus maksila
perubahan inflamatoris tidak dan mandibulaserta molar
tidak terlihat secara klinis pertama
8. Kedalaman saku periodontal 8. Sensitivitas permukaan akar
bervariasi, baik kehilangan yang tersingkap terhadap
tulang horizontal maupun stimulus termis dan taktil
vertikal 9. Nyeri sakit yang samar-
9. Mobiliti sering ditemukan pada samar memancar jauh ke
kasus stadium lanjut dimana dalam sewaktu mengunyah,
telah terjadi kehilangan akibat teriritasinya struktur
perlekatan dan kehilangan periodontal pendukung oleh
tulang yang banyak gigi yang mobiliti atau
karena impaksi makanan,
bisa disertai pembentukan
abses periodontal dan
pembengkakan nodus limfe
regional.
Distribusi Melibatkan sisi tertentu (side- Prevalensi sebesar 0,1%-1%
Penyakit specific) yang merupakan akibat dari populasi
langsung dari plak subgingival Orang kulit hitam lebih
yang menumpuk. Sisi dengan berisiko daripada kulit putih
kerusakan yang lebih parah Prevalensi paling tinggi
biasanya adalah sisi dengan kontrol pada laki-laki kulit hitam,
plak yang tidak baik dan pada sisi perempuan kulit hitam,
yang inaksesibel (sukar dicapai perempuan kulit putih, dan
untuk pembersihan maupun laki-laki kulit putih
unstrumentasi perawatan) seperti Paling sering dijumpai
daerah furkasi dan gigi yang antara usia puber sampai 20
malposisi. Tidak ada pola distribusi tahun
lesi periodontitis yang konsisten,
kecuali bahwa lesinya biasanya
tidak terisoler pada satu atau dua
sisi saja.
Klasifikasi Berdasarkan distribusi penyakit : 1. Periodontitis agresif
1. Periodontitis kronis lokalisata (localized
lokalisata apabila kurang dari aggressive periodontitis)
30% dari seluruh sisi di mulut 2. Periodontitis agresif
yang terlibat generalisata (generalized
2. Periodontitis kronis aggressive periodontitis)
generalisata apabila lebih dari a. Periodontitis juvenil
30% dari seluruh sisi di mulut lokalisata (localized
yang terlibat juvenile periodontitis)
b. Periodontitis juvenil
Berdasarkan keparahan penyakit : generalisata
1. Taraf ringan ditandai oleh (generalized juvenile
kehilangan perlekatan yang periodontitis)
hanya berkisar 1-2 mm
2. Taraf sedang ditandai oleh
kehilangan perlekatan sebesar
3-4 mm
3. Taraf parah ditandai dengan
kehilangan perlekatan sama
atau lebih dari 5 mm
Perubahan 1. Kekaburan dan terputusnya 1. Kehilangan tulang vertikal
Radiografis kontinuitas lamina dura yang sekeliling molar pertama
disebabkan oleh penjalaran dan insisivus
inflamasi dari gingiva ke tulang 2. Kehilangan tulang
yang disertai pelebaran kanal- berbentuk busur yang
kanal yang dilalui pembuluh meluas dari permukaan
darah dan pengurangan jaringan distal premolar kedua ke
terkalsifikasi pada tepi septum permukaan mesial molar
interdental. kedua
2. Daerah radiolusen berbentuk 3. Cacat tulang yang lebih luas
baji yang disebabkan resorpsi dibandingkan pada
tulang pada sisi lateral septum periodontitis kronis
interdental yang disertai
penebalan ruang ligamen
periodontal.
3. Proyeksi radiolusen seperti
jari meluas dari krista septum
interdental ke dalam septum
akibat inflamasi lebih jauh ke
dalam tulang.
4. Pengurangan tinggi tulang
pada tahap lebih lanjut akibat
perluasan inflamasi dan resorpsi
tulang alveolar.
Faktor Resiko 1. Riwayat periodontitis 1. Faktor mikrobiologis
sebelumnya seorang pasien Actinomyces
yang pernah menderita actinomicetemcomitans,
periodontitis kronis cenderung Capnocytopha sp., Eikenella
beresiko bagi terjadinya corrodens, Prevotella
kembali kehilangan perlekatan intermedia, dan
dan kehilangan tulang apabila Campylobacter restus
terjadi kembali penumpukan 2. Faktor imunologis Human
plak. Leucocyte Antigens (HLAs),
2. Faktor lokal cacat fungsional leukosit
a. Bakteri Porphyromonas polimorfonukleus
gingivalis, Tannerella (melemahnya kemotaksis
forsytha, Treponema atau fungsi fagositosis),
denticola monosit (hiperresponsif
b. Tepi restorasi yang dimana diproduksi PGE2),
mengemper atau keduanya
(overhanging) 3. Faktor genetik
c. Lesi karies yang meluas 4. Faktor lingkungan jumlah
ke subgingival dan lama kebiasaan
d. Furkasi akar yang merokok
tersingkap karena
kehilangan perlekatan
dan tulang
e. Gigi berjejal (crowded)
3. Faktor sistemik diabetes
melitus
4. Faktor lingkungan dan
kebiasaan
a. Kebiasaan merokok
diduga mempengaruhi
respon pejamu dan
mikroflorasubgingiva,
mengakibatkan :
Laju destruksi
periodontal
meningkat
Kehilangan
perlekatan dan
tulang, lesi furkasi,
pembentukan
kalkulus
supragingival lebih
banyak.
Pembentukan
kalkulus subgingival
dan perdarahan
probing lebih sedikit.
Saku periodontal
lebih dalam.
b. Stress diduga dapat
mempengaruhi perluasan
dan keparahan karena
menekan fungsi imunitas

Anda mungkin juga menyukai