Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Asuhan keperawatan keluarga ibu hamil
2.1.1.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
A. Pengertian Keluarga
Menurut Harmoko (2012), Keluarga adalah perkumpulan
dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain.
B. Tipe Keluarga
1) Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut
a) Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b) Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
pama, bibi, dan sebagainya.
c) Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
d) Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meningglakan rumah karena sekolah atau
perkawinan atau meniti karier.
e) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai
anak, keduanya/slah satu bekerja di rumah.
f) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di
rumah/ di luar rumah.
g) Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
h) Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari
pada waktu-waktu tertentu.
i) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untuk menikah.
j) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k) Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suaru panti-panti.
l) Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
m) Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan
tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
n) Unmarried paret and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya di adopsi.
o) Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa pernikahan.
C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19;
2012) sebagai berikut

1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik
selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga
bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikan
umpan balik, dan valid.
2) Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal. Posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/
suami.
3) Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive
power), dan effektif power.
4) Strukur nilai dan norma

a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara


sadar atau tidak dapat mempersatukan annggota
keluarga.

b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat


berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat


dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
D. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Marilyn M. Friedman (hal 86:
2010)
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat.
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan.
E. Tugas Keluarga
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai
dengan kedudukannya masing-masing
4) Sosialisasi antara para anggotanya
5) Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga
6) Pengaturan jumlah anggota keluarga
7) Membangkitkan dorongan dan semangat para
anggotanya
F. Peran Keluarga Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-
anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
2) Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
mental, sosial dan spriritual.
G. Tahap Perkembangan Keluarga (Setiadi,2008), membagi
keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
1) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain
adalah :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Menetapkan tujuan bersama.
c) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok social.
d) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
e) Persiapan menjadi orang tua.
f) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua).
2) Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child
Bearing). Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua
yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain
adalah :
a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran,
interaksi, seksual dan kegiatan).
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana
peran orang tua terhadap bayi dengan memberi
sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / dana Child Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b) Membantu anak bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain
juga terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar
keluarga.
e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
f) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh
dan kembang anak.
4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
b) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan
daya intelektual.
c) Menyediakan aktivitas untuk anak.
d) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan
mengikut sertakan anak.
e) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk
biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5) Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun). Tugas
perkembangan keluarga pada say ini adalah:
a) Pengembangan terhadap remaja (memberikan
kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda
dan mulai memiliki otonomi).
b) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep
komunikasi).
c) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d) Mempersiapkan perubahan system peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6) Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan
rumah). Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan
anak untuk hidup mandiri dan menerim,a kepergian
anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan
nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman.
c) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
di masyarakat.
d) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya.
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga.
f) Berperan suami istri kakek dan nenek.
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi
contoh bagi anak anaknya.
7) Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family). Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan
dalam mengolah minat social dan waktu santai.
b) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
c) Keakrapan dengan pasangan.
d) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan
keluarga.
e) Persiapan masa tua/ pension.
8) Keluarga Lanjut Usia. Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini adalah :
a) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara
merubah cara hidup.
b) Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat.
d) Melakukan life review masa lalu.
H. Peran Perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga.
Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain :
1) Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota
keluarga.
2) Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan
keluarga.
3) Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan
kesehatan keluarga.
4) Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau.
5) Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai
pendidikan untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku tidak sehat.
6) Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan
memberikan petunjuk tentang Asuhan Keperawatan
dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat
dalam mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
2.1.1.2. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008).
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana
perawat dimana suatu perawat mengambil informasi dari
keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan
keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa
melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah,
pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari
data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto, 2012, hal. 93)
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah
a. Data Umum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis
tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV
dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat
perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.
c. Data lingkungan.
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
3) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga .
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi
keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak.
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi
keluarga adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi / stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
meghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.1.1.3. Diagnosa
a. Penerapan prioritas masalah
Skala untuk menentukan prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga
(Murwani, 2008)
No Kriteria Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di 2
rubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah 1
Skala : Maslah berat harus 2
segera ditangani
Ada masalah tetapi 1
tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring:
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalihkanlah
dengan bobot

Skore
X Bobot
Angka kematian

c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria


b. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis
mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang
diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung
jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012)
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86;
2012)
1) Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang
dialami oleh keluarga dan memerlukan waktu yang
cepat
2) Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang
belum terjadi tetapi maslah keperawatan aktual dapat
terjadi dengan cepat
3) Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
2.1.1.4. Perencanaan
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup
hal-hal berikut ini (Murwani, 2007) :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenal masalah-masalah kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan.
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga.
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkuan menjadi sehat, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, dengan cara :
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga.
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
2.1.1.5. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam
mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat
(Harmoko, hal 97; 2012)
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di
bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012) :
1) Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga
mengenai kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan, dan
harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi
untuk tidak melakukn tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat
lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan keluarga cara menggunakan
fasilitas tersebut.
2.1.1.5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara
hasil implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi
mengkaji kemampuan status kesehatan keluarga,
membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan
percapaian tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak /
berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang
baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang dilakukan
beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu
pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga (Murwani, 2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional menurut Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara
subjectif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat
respon dari keluarga pada tahapan evaluasi.

2.1.2. Senam Hamil


2.1.2.3. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna
memperkuat dan mempertahankan elastisitas dinding perut,
ligament-ligament, otot-otot dasar panggul yang berhubungan
dengan proses persalinan (Yulaikhah, 2008)
Senam hamil adalah latihan jasmani yang bertujuan
membuat elastis otot dan ligament yang ada di panggul,
memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi,
serta mengatur teknik pernapasan. (Saminem, 2008 )
2.1.2.2. Alasan Senam Hamil
Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan
alasan antara lain:
1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat
ibu hamil nyaman dan mudah dalam persalinan.
2) Senam hamil mengakibatkan peningkatan norepinefrin di
dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan
mengurangi rasa tegang (Maryunani dan Sukarti, 2011, p.
49).
2.1.2.3. Tujuan Senam Hamil
1) Tujuan umum
a. Menjaga kondisi otot otot dan persendian yang
berperan dalam mekanisme persalinan, mempertinggi
kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan diri
sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan
b. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis
2) Tujuan Khusus
a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot
otot dinding perut, otot otot dasar panggul, ligament
dan jaringan serta fasia yang berrperan dalam
menkanisme persalinan.
b. Melenturkan persendian persendian yang
berhubungan dengan proses persalinan
c. Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat
membantu mengatasi keluhan keluhan, letak janin
dan mengurangi sesak nafas
d. Menguasai teknik teknik pernafasan dalam
persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan
2.1.2.4. Manfaat Senam Hamil
1) Meningkatkan sirkulasi dan kebugaran kardiovaskuler,
2) Meningkatkan kesadaran dan kendali pernafasan,
3) Meningkatkan kesadaran postur tubuh,
4) Menguatkan kelompok otot khusus,
5) Meningkatkan ketahanan stamina,
6) Mengurangi keletihan dan meningkatkan kualitas tidur,
7) Meningkatkan kesejahteraan psikologis,
8) Mengurangi stress dan kecemasan,
9) Meningkatkan interaksi sosial (Brayshaw, 2008).
2.1.2.5. Syarat Senam Hamil
1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan
oleh dokter atau bidan.
2) Latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu.
3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin.
4) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik
bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.
2.1.2.6. Kontraindikasi Senam Hamil
1) Anemia gravidarum.
2) Hyperemesis gravidarum.
3) Kehamilan ganda.
4) Sesak nafas.
5) Tekanan darah tinggi.
6) Nyeri pinggang, pubis, dada.
7) Tidak tahan dengan tempat panas atau lembab.
8) Mola hydatidosa.
9) Perdarahan pada kehamilan.
10) Kelainan jantung.
11) PEB (Pre eklamsia berat) (Mufdlilah, 2009, p. 56).
2.1.2.7. Lama Senam Hamil
Pelaksanaan senam hamil sedikitnya seminggu sekali
dalam waktu sekitar 3060 menit. (Jannah, 2012, p. 160;
Mufdlilah, 2009, p 55-57).
2.1.2.8. Standar Operasional Prosedur Senam Hamil
1) Persiapan Alat
Matras atau tikar dan bantal
2) Tahap Orientasi
a) Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan terhadap
klien atau keluarga
3) Tahap Kerja
1. Latihan Satu (Pemanasan)
a) Anjurkan klien duduk bersila diatas tikar dengan
kondisi rileks
b) Anjurkan klien mengerakkan kedua tangan
memutar ke depan lakukan sebanyak 8 kali
hitungan dan sebaliknya
c) Anjurka klien mengarahkan tangan samping
dengan salah telapak tangan berada disiku dorong
kearah dalam lakukan sebanyakk 8 kali hitungan
dan lakukan pada tangan yang lain
d) Anjurkan klien untuk menyatukan jari-jari tangan
dan mendorong ke depan dengan telapak tangan
menghadap ke keluar lakukan sebanyak 8 kali
hitungan
e) Anjurkan klien untuk tetap menyatukan jari-jari
tangan dan mendorong ke atas dengan telapak
tangan menghadap ke keluar lakukan sebanyak 8
kali hitungan
f) Anjurkan klien untuk meluruskan kaki kedepan,
badan ditopang tangan dibelakang.
g) Anjurkan klien untuk menggerakan telapak kaki
kiri dan kanan jauh ke depan bersama-sama ,
kemudian lakukan gerakkan yang sama jauh
kebelakang, lakukan dalam 8 kali hitungan
h) Anjurkan klien untuk menggerakkan kaki kiri dan
kanan bersama sama ke samping kiri dan kanan,
lakukan dalam 8 kali hitungan
i) Anjurkan klien untuk mengerakkan kaki kiri dan
kanan ke dalam hingga jempol kaki saling
menyentuh dan tumit saling menjauh, lakukan
dalam 8 kali hitungan
j) Anjurkan klien untuk memutar kedua telapak kaki
bersama-sama ke kiri 4 kali dan ke kanan 4 kali
2. Latihan Dua (Inti)
a) Anjurkan klien berbaring terlentang, kedua lutut
ditekuk, kedua lengan disamping badan dan rileks
b) Anjurkan klien mengangkat pinggang ke atas
tahan hingga 8 kali hitungan, kemudian turunkan
pinggang, istirahat sebantar dan lakukan gerakkan
yang sama sampai 3 kali
c) Anjurkan klien berbaring terlentang dengan satu
kaki lurus dan satu kaki di bengkokkan
d) Anjurkan klien membawa lutut yang menekuk
sejauh mungkin ke samping yang berlawanan,
serta mengangkat tumit, lakukan 8 kali hitungan
e) Kembalikan lutut ketengah dan lakukan secara
bergantian
f) Anjurkan klien untuk merangkak
g) Anjurkan klien untuk mundukkan kepala, lihat ke
arah vulva, angkat pinggang sambil kempiskan
perut dan dubur
h) Anjurkan klien menurunkan pinggang dengan
mengangkat kepala, lemaskan otot dinding perut
dan otot dasar panggul, ulangi gerakan hingga 8
kali
3. Latihan Ketiga (Pernapasan atau relaksasi)
a. Latihan Pernapasan Perut
a) Anjurkan klien untuk tidur terlentang kedua
lutut ditekuk, kedua tangan diatas perut
b) Meminta klien untuk menarik napas perlahan-
lahan melalui hidung dengan
menggembungkan perut
c) Meminta klien untuk mengeluarkan napas
melalui mulut dengan mengempiskan perut
d) Lakukan dengan frekuensi 12-14 kali
permenit
b. Latihan Pernapasan Diafragma
a) Anjurkan klien untuk tidur terlentang kedua
lutut ditekuk tetapi tangan diantara kedua
diafragma
b) Meminta pasien untuk perlahan-lahan
menarik napas melalui hidung dan
mengerutkan rusuk kedalam
c) Meminta pasien untuk mengeluarkan napas
melalui mulut dengan mengembangkan rusuk
kesamping
d) Lakukan dengan frekuensi 12-14 kali
permenit
c. Latihan Pernapasan Dada
a) Anjurkan klien untuk tidur terlentang kedua
lutut ditekuk tetapi tangan diletakkan diatas
dada
b) Meminta klien untuk tarik napas malalui
hidung dan kembangkan dada
c) Meminta klien untuk mnegeluarkan napas
malalui mulut dengan mengempiskan dada
d) Lakukan dalam frekuensi 12-14 kali permenit
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi perasaan klien setelah tindakan
b) Simpulkan hasil kegiatan
c) Penutup
2.1.2.9. Pengertian Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi yang
termuat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders-IV (DSM-IV). Fisiologi tidur yang normal terdiri
dari 4 tahap yaitu tahap 1, 2, 3, dan 4 yang berlangsung
berulang-ulang. Kemudian pada tahap 1 selanjutnya orang
mengalami fase Rapid Eye Movement (REM), fase terjadinya
mimpi. Orang depresi mengalami gangguan pada tahap-tahap
tidur ini. Etiologi depresi yang mendukung hubungannya
dengan gangguan tidur adalah teori terganggunya
neurotransmitter serotonin dan gangguan regulasi hormon
Cortical- Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Cortical Axis
(CHPA).
2.1.2.10. Penyebab Gangguan Tidur Pada Ibu Hamil
Menurut Komalasari (2014), penyebab gangguan tidur
pada kehamilan:
1) Nyeri pinggang
2) Banyak buang air kecil
3) Spontan bangun dari tidur
2.1.2.11. Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Ibu Hamil
Menurut Hegard (2010), cara mengatasi gangguan tidur
pada ibu hamil:
1) Mengkonsumsi obat obatan yang aman bagi ibu hamil
2) Hipnoterapi
3) Edukasi tidur (sleeping education)
4) Latihan relaksasi
5) Olahraga
Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil
(Roosytasari,2009)
a) Jalan jalan pagi
b) Senam hamil

Anda mungkin juga menyukai