Anda di halaman 1dari 5

Ada saat dimana saya flashback kembali masa - masa jahiliyah itu, mengolah data Detail Hydrocarbon Analyzer

(DHA) di Hotel
malam hari bersama seorang sahabat saya yang kita sebut saja namanya SOI.

Kenapa malam hari ? memang nya kenapa kalo malam hari #Galak. Iyalah malam hari, pagi dan siang nya cuma bisa dipakai
untuk injeksi standard dan sample. Olah data malam hari sambil ngantuk - ngantuk dan berharap ID table nya bener jadinya.

Melihat ratusan pik satu satu, menit per menit untuk memastikan identifikasi nya ga salah, dari mata minus jadi mata plus rasa
nya. Yap, doing DHA is about identification. Fail to Identified then you will Fail to get the Result. Namun sebelum keseruan dari
identifikasi dimulai, ada juga keseruan memisahkan ratusan pik agar pemisahannya acceptable according to Official Method.

Berbicara Official Method dari DHA, ASTM memberikan beberapa opsi pilihan yang kurang lebih bisa diringkas menjadi
kategori dibawah :

No ASTM method # Analysis Scope Typical Analysis parameter

1 D-5134 Hydrocarbon of Petroleum Naphthas up to C 9, with Olefin 2 % 50m column, above ambient temp

2 D-6729 Hydrocarbon of Spark-ignition engine fuels containing Oxygenate, with Olefin 25 % 100m column, sub ambient temp

3 D-6730 Hydrocarbon of Spark-ignition engine fuels containing Oxygenate, with Olefin 25 % 100m + pre column, sub ambient temp

4 D-6839 Hydrocarbon type, oxygenate compound and Benzene in Spark Ignition Fuel Multi column, with concurrent heating

Tabel 1. Perbedaan Method DHA berdasarkan ASTM

Note :

A. No 1 - 3 adalah ASTM method yang umumnya digunakan untuk DHA, sedangkan no 4 adalah PIONA+ multidimesional GC.
Untuk keterangan detail mengenai PIONA+ akan saya jelaskan di post berikutnya
B. Diluar ASTM diatas untuk hydrocarbon analysis, ada lagi methd lainnya ASTM D-6623, D-6733 dan IP method

C. Untuk yang ga tau Olefin itu apaan dan major anda adalah chemistry, I feel sad

Cita - cita mulia dari ASTM adalah dapat memisahkan hydrocarbon dalam petro product, dengan kombinasi kolom dan juga
suhu analisa secara garis besar. Kita harus akui memisahkan ratusan pik yang kemungkinan memiliki sifat kimia yang sama
bahkan merupakan isomer bukan pekerjaan yang mudah, untuk ini saya rasa kita harus appreciate dan mendoakan kebaikan
tim dari ASTM dan juga para Engineer yang terjebak untuk memasang instrument ini #senyum

Isomer yang bertambah mengikuti panjang nya rantai karbon membuat proses pemisahan dari component hydrocarbon
menjadi changeling. ASTM guidance memberikan semacam testing point mengenai seperti apakah memastikan bahwa system
is in OKAY condition, sebagai contoh testing point dari ASTM 6730 (yang menggunakan precolumn) adalah sbb :

No Parameter Spec

1 Theoritical plate, n pentane at 35oC 400.000

2 Retention factor, n pentane at 35oC 0.45 to 0.50

3 Resolution, t-butanol and 2-methylbutene-2 at 25oC 3.25 to 5.25

4 Peak symmetry, t-butanol ata 35oC 1 to 5

Tabel 2 . Testing point ASTM 6730

Gambar 1. Scion Instrument DHA

Process klarifikasi diatas umumnya dilakukan oleh manufacture dari GC atau empunya kolom, sedangkan user dapat
melakukan klarifikasi dari system dengan menggunakan standard sample, ASTM merekomendasi penggunaan standard
dengan kemiripan tertinggi dengan sample. Best available standard untuk DHA adalah standard dari Restek PONA VI, standard
ini memiliki informasi individual compound, group report dan juga bulk information seperti Boiling point, specific gravity dan
juga octane number.
Jika system anda tidak bermasalah, kolom anda dalam performa terbaik dan method anda sudah firm maka anda cukup
menginjeksikan standard PONA VI dan standard akan terpisah dengan baik oleh system GC dan software akan
mengidentifikasikan senyawa dengan benar yang pada akhirnya memberikan report yang anda perlukan

Gambar 2. Report analisa DHA

Jika hasil dari analisa standard sample sesuai dengan certificate, maka anda betul - betul termasuk orang yang beruntung.

Jika ternyata hasil menunjukan perbedaan baik secara bulk atau group information, maka umumnya yang terjadi adalah
pergeseran waktu analisa dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Go to next post
Pergeseran waktu pada GC umumnya dapat diakibatkan oleh beberapa hal :

1. Kebocoran pada septum, karena memang septum dari GC anda akan rusak karena proses penusukan jarum yang berulang
sesuai frekuensi analisa anda. Harusnya hal ini akan teridentifikasi oleh counter atau log dari GC yang akan menginfokan bahwa
septum sudah melebihi batas kewajaran penggunaan. Jika memang ada kebocoran pada septum, maka anda akan melihat
trend waktu retensi pik - pik akan cenderung mundur dari typical. Jika memang ini yang terjadi, maka silahkan diganti saja dulu
septumnya #sayatunggu

2. Kebocoran pada ferrule atau column coupling (6730), indikasi yang sama yaitu kemunduran waktu retensi akan termonitor.
Namun hal ini bisa kita skip jika anda sebelumnya tidak melakukan maintenance semacam penggantian kolom. Jika memang
sebelumnya dilakukan maintenance maka silahkan periksa dan kencangkan nut dari ferrule dan juga coupling (6730)
#tunggulagi

3. Performa kolom yang menurun karena kotor, hal ini dapat terindikasi dari maju nya waktu retensi, memburuknya pemisahan
dan juga naik nya noise dari system. Lakukan conditioning kolom, yaitu proses pembersihan kolom. Hal ini dapat dilakukan
dengan menaikan suhu kolom 30oC diatas suhu analisa, dengan catatan tidak melebihi suhu maksimum kolom. Jika
performa tidak dapat diperbaiki maka penggantian kolom diperlukan.

4. Carrier gas yang berkualitas buruk atau hampir habis akan mengakibatkan adanya interaksi carrier gas dengan sample yang
akan mengakibatkan banyak hal. Salah satunya pergeseran waktu dengan motif yang sulit ditebak saat anda menganalisa DHA,
namun noise pastinya akan naik. Penggunaan carrier gas filter akan sangat membantu hal seperti ini tidak terjadi, karena
carrier gas filter akan memastikan kualitas gas akan selalu OK. Detail mengenai carrier gas filter, silahkan klik disini.

Jika seluruh point diatas telah diperiksa dan dikoreksi, maka kita dapat melakukan update dari waktu retention time di
database ID table. Update ID table saat masa jahiliyah yang pernah saya rasakan adalah menginjeksikan standard dan sample,
kemudian memasukan satu satu pik tersebut pada IDtable. Jika pik anda hanya 10 hal ini bukan masalah, namun apa jadinya
jika 400 pik yang berdekatan dengan jarak rata - rata 0.1 - 0.2 menit bahkan mungkin berhimpitan harus anda identifikasi, saya
bisa pastikan saya sudah melihat orang orang luar biasa sabar melakukan ini.

Gambar 3. Identifikasi manual dari standard rujuk ke Certificate (Jahiliyah mode ON)

Seiring kemajuan teknologi, kita diuntungkan dengan adanya software - software yang mempermudah process update ID table
ini. Jika kita fokus pada ASTM 6730, maka kita memerlukan injeksi dari standard normal parafin (alkana yah, tau kan), kalo bisa
dari C1 hingga C15.

Software melakukan update dengan menggunakan kovats index, yaitu process indexing pemisahan kolom yang telah
diregisterkan. Kenapa alkana, karena alkana memiliki kovats number yang bulat. Kovats number untuk butana (C4H10) adalah
400, Pentana (C5H12) adalah 500 dan seterusnya. Jika ada pik diantara C4 dan C5 maka Kovats number mereka adalah diantara
400 - 500, dan ini sudah dikonfirmasi oleh method ASTM tersebut. Maka cukup menginfokan dimana waktu retensi C4 dan C5,
maka software akan mengkalkulasikan waktu retensi dari pik pik diantara C4 dan C5 #keren. Maka silahkan masukan waktu
retensi dari standard alkana, dan ID table akan terupdate.
Gambar 4. Kovats Index listed on ASTM D6730

Kebenaran ID table baru lepas update diujii dengan standard PONA VI yang memiliki jumlah pik hampir serupa dengan sample.
Jika ada perbedaan dengan certificate, maka ID table dapat semacam di fine tune menggunakan waktu dari PONA VI.

Note : data hasil injeksi dari alkana dan juga PONA VI diambil dari beberapa kali injeksi , untuk memastikan konsistensi

Anda mungkin juga menyukai