Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga
per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan
hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air.

Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi
syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan
radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan
adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian
air bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun
modern.(wawan Kurniawan).

Kerusakan lingkungan telah menyebabkan sumber daya air di perkotaan


makin tercemar.Krisis air disebabkan pertumbuhan penduduk, lemahnya
pelayanan PDAM, dan pergantian musim yang kontras. Krisis air bersih
berpotensi menyebabkan konflik sosial, terutama ketika semakin banyak
warga miskin yang kehilangan akses terhadap air. (Maya Elvira).

Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ketahun


dengan luas lahan yang tetap juga akan mengakibatkan tekanan terhadap
lingkungan semakin berat. Berbagai aktifitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan
pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada
penurunan kualitas air sungai. (Hasnia).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang didirikan dengan maksud untuk
memberikan jasa pemerintah terhadap masyarakat. Pegawai Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sebagai abdi masyarakat dalam memberikan
pelayanan diharapkan mempunyai sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan

1
dan disiplin untuk tugas-tugasnya yang sesuai dengan keahliannya masing-
masing, sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan
serta memberikan kepuasan (Rini Febriani).

Analisis kinerja pelayanan dianalisis berdasarkan Kepmendagri No.47/1999


terhadap aspek keuangan, operasional dan administrasi. Analisis Analytic
Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menetapkan faktor dominan
yang mempengaruhi kinerja pelayanan air bersih (Nuryana ahmad).

Perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan hunian


sarana dan prasarana penduduknya.padahal luas wilayah relatif tetap.hal ini
penyebabkan tingginya ahli fungsi ruang terbuka menjadi
terbangun.sehingga apabila terjadi hujan,selalu terdapat genangan.
(Awaliana Kandow).

Saat ini sangat sulit bagi beberapa masyarakat dibeberapa daerah di


Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk penyediaan air bersih adalah dengan
menggunakan sumber air yang ada, salah satunya dengan air laut.(Mustakin
Djiha)

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana kualitas air bersih dan air minumyang memenuhi syarat ?
2. Bagaimana permasalahan air diperkotaan ?
3. Bagaimana akibat pencemaran air ?
4. Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Bagaimana pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Bagaimana mengurangi genangan air tanpa menghambat
pembangunan ?
7. Bagaimana pengolahan air laut menjadi air bersih?

2
C. TUJUAN
1. Mengetahui kualitas air bersih dan air minum yang memenuhi syarat ?
2. Mengetahui permasalahan air diperkotaan dan solusinya ?
3. Mengetahui akibat pencemaran air ?
4. Mengetahui Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan
perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Mengetahui pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Mengetahui cara mengurangi genangan air tanpa menghambat
pembangunan ?
7. Mengetahui cara pengolahan air laut menjadi air bersih?

3
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kualitas Air

Menurut Permenkes 492 tahun 2010, air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif dimana
persyaratan tersebut tercantum dalam parameter wajib dan parameter
tambahan. Sedangkan pada Permenkes no 416 tahun 1990, di atur tentang
persyaratan air bersih. Di dalam Permenkes tersebut, ada puluhan jenis
parameter yang diatur. Tiap jenis parameter diatur berbeda untuk air minum
dan air bersih. Secara fisik, keduanya tidak boleh berbau dan tidak boleh
berasa. Untuk warna diukur dengan skala TCU (True Color Unit), maksimal:
air bersih 50 TCU, air minum 5 TCU. Kekeruhan diukur dengan skala NTU
(Nephelometric Turbidity Unit), maksimal: air bersih 25 NTU, air minum 5
NTU. Dengan mata telanjang, kedua skala ini sama sekali tidak dapat
dibedakan. 50 TCU dan 5 TCU sama-sama terlihat tidak berwarna. 5 NTU dan
25 NTU sama-sama terlihat jernih. Dan puluhan parameter kimia lainnya
seperti nitrat, amoniak, logam berat, pestisida juga cenderung hampir sama
nilainya.

Dari persyaratan Mikrobiologi (bakteri),Air minum itu harus bebas bakteri dan
virus. Keberadaan makluk asing ini tidak bisa bisa ditoleransi, karena air
minum itu untuk konsumsi langsung dan langsung terkait dengan kesehatan.
Teknologi membunuh bakteri inilah yang membuat perbedaan cara pandang
tentang air minum. Kalau dulu dimasak sampai mendidih, sekarang tidak perlu
lagi. Sudah ada teknologi ultra filtrasi, reverse osmosis sebagaimana dipakai
oleh air minum dalam kemasan (AMDK). Supaya lebih meyakinkan,
digunakan lagi disinfektasi sinar ultra violet, ozonisasi, walaupun masih
banyak yang pakai klorinasi. Keluar dari proses, tidak ada lagi mikroba yang
bisa hidup, jadilah air minum. Untuk Air bersih masih dibolehkan ada
bakteri.Dalam 100 mL (kira-kira setengah gelas) masih boleh ada 10 bakteri,
kalau airnya itu air kran,dan kalau bukan air kran boleh sampai 50 bakteri. .

4
B. Penyebab Krisis Air bersih di Perkotaan

Ada berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di indonesia.


Pertama, permasalahan kependudukan. Faktor-faktor yang terkait dengan
penurunan kualitas air diantaranya :

1) Laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang cukup


tinggi
2) Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air.
Pembangunan gedung-gedung di kota besar banyak yang tidak mematuhi
perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu
proses penyerapan air hujan kedalam tanah
3) Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktifitas domestik,
industri, erosi, dan pertanian
4) Eksploitasi tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh gedung-gedung
perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha
loundry, dan bangunan lainnya.

Kedua, masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok


Indonesia. Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia
sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti
bahwa sekitar 119 juta penduduk belum memiliki akses terhadap air bersih.

Pada saat ini, kinerja pelayanan air bersih dikawasan perkotaan masih sangat
kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil.
Sebagai contoh, Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan,
pada tahun 2012 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar
61,06% (PDAM Propinsi DKI jakarta,2012).

Ketiga, pergantian musim yang menyebabkan pasokan air tidak merata.


Pergantian antara musim hujan dan musim kemarau di indonesia terlihat
menjadi sangat kontras dimana pada musim hujan terjadi banjir tapi pada saat

5
musim kemarau terjadi krisis air bersih. Jakarta merupakan salah satu contoh
kawasan perkotaan yang kontras pada kedua musim. Ironisnya, di tengah
ancaman kelangkaan air tersebut, potensi hujan di Jakarta yang mencapai
2.000 juta m/tahun tidak terserap optimal karena hanya 26,6% yang terserap
ke dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut.

Sudah saatnya, pengelolaan air bersih di perkotaan dilakukan secara integratif.


Bank Dunia misalnya, memperkenalkan pendekatan manajemen air perkotaan
terintegrasi (integrated urban water management/IUWM), di mana para
pembuat kebijakan didorong untuk mengadopsi pandangan yang holistik,
seperti apakah penggunaan air dan irigasi di hulu berdampak kepada
ketersediaan dan kualitas air di hilir.

Solusi untuk mengatasi permasalahan air bersih diperkotaan bisa kita lihat
dari Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Kota payakumbuh
menjadi contoh keberhasilan pemerintah daerah dalam pembangunan air
minum dan sanitasi di Indonesia. Karena prestasinya itu, kota ini
mendapatkan anugerah Indonesia Millennium Development Goals Awards
2011 kategori akses ke air minum layak dan sanitasi dasar. Sebagai daerah
yang sangat peduli dengan air bersih dan sanitasi, Payakumbuh mampu
melampaui target pencapaian MDGs yang telah disepakati 190 negara
anggota PBB, 2009 lalu. Akhir Desember 2011, cakupan pelayanan air
bersih di Payakumbuh dari PDAM mencapai 93,4%. Padahal, target air
bersih perkotaan dalam MDGs 2015 hanya 80%.

Dalam beberapa tahun terakhir, Payakumbuh di bawah Walikota Josrizal


Zain berkomitmen dalam mewujudkan pembangunan air minum dan
sanitasi. Sejak 2006 Payakumbuh menjadi salah satu kota yang mengikuti
program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program). Di
samping itu, Payakumbuh juga menjadi salah satu inisiator terbentuknya
Aliansi Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI).

6
Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di
antaranya:
1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan
pengawasan yang ketat
2) Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai
kewajiban penyediaan lahan terbuka
3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air
sesuai pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh
setiap pengguna air
4) Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air
bersih
5) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan
sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah.(Maya Elvira)

C. Akibat Pencemaran Air


Pencemaran air berdampak luas,misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni hewan, keseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau,
nitrogen dan fosfat (dari kegiata pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan
pertumbuhan ini menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama
oleh seluruh hewan/tumbuhan air,menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai
akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas empat kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut, sehingga
mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu
serta mengurangi perkembangannya.

7
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara
alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan
air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan
terlebih dahulu.

2. Dampak terhadap kualitas tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan
terjadinya pencemaran tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan

Peranan air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara


lain :

a. Air sebagai media untuk hidup mikroba phatogen


b. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan
tak dapat membersihkan diri.
d. Air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan


perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah lemak juga dapat
mengurangi estetika loingkungan.

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah
sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang kedalam

8
air sungai, danau ataupun kedalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan
pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari
air dilingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti eceng gondok
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah
logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam
berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh
memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun
diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi
dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk
menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logm-logam berat, maka
limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

D. Faktor-faktor yang menghambat pelayanan PDAM


Perusahaan Daerah Air Minum menurut Adam Idris (2007:2) merupakan satu-
satunya perusahaan yang memonopoli produksi air minum secara massal. Oleh
karena itu, perusahaan air minum harus selalu meningkatkan kinerja agar kualitas
air yang diproduksi sesuai dengan harapan pelanggan, namun dalam
pelaksanaannya terkadang ditemukan hambatan-hambatan, antara lain :
1. Faktor penghambat internal
Pada poin penghambat internal dalam hal pelayanan PDAM kepada
pelanggan yakni, kurangnya sumber air baku, pipa distribusi yang sudah
tua, kurangnya pegawai, hal ini menjadi faktor penghambat internal.
2. Faktor penghambat eksternal
Dari hasil penelitian ini diketahui faktor penghambat eksternal yang yang
ada yaitu dari segi faktor alam yang kadang kala kemarau sehingga
mempengaruhi jumlah air baku yang digunakan PDAM untuk pasokan
kepada pelanggan, kemudian penggunaan mesin hisap yang dapat
merugikan pelanggan dan PDAM itu sendiri, pemadaman listrik oleh PLN

9
juga turut andil dalam proses pelayanan, apalagi pada saat pembayaran
rekening tagihan.

Solusi
Di adakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air dapat mengalir dengan
lancar,dan lebih ditingkatkan lagi proses pelayanan PDAM nya sehingga
apa bila warga setempat melaporkan kejadian mengenai kerusakan pada
pipa atau saluran air dapat diperbaiki dengan cepat tanpa menunggu berhari-
hari baru kemudiaan diperbaiki.mengginggat air merupakan salah satu
faktor utama kebutuhan manusia yang sangat penting dan dibutuhkan setiap
hari. (Rini Febriani)

E. Pelayanan Air Bersih


Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2006:674) adalah sebagai buah
perbuatan yang diperlukan oleh orang lain. Selanjutnya menurut Moenir
(2005:7)adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung. Menurut Boediono (2003 : 60) Pelayanan adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaan dengan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan
keberhasilan. Dalam arti kata lain, maka diperlukanlah bantuan orang lain
untuk memberikan jasa atau layanan, yang dapat membantu memenuhi
kebutuhan. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah
yang dinamakan pelayanan. (rini)

Mekanisme exit berarti bahwa jika pelayanan publik tidak berkualitas maka
konsumen/klien harus memiliki kesempatan untuk memilih lembaga
penyelenggara pelayanan publik yang lain yang disukainya.

Mekanisme voice berarti adanya kesempatan untuk mengungkapkan


ketidakpuasan kepada lembaga penyelenggara pelayanan publik. Hirschman
(dalam Jones, 1994) menjelaskan bahwa mekanisme exit biasanya terhambat
oleh beberapa faktor seperti :

10
1. Kekuatan pemaksa dari negaara;
2. Tidak adanya lembaga penyelenggara pelayanan publik alternative;
dan
3. Tidak adanya biaya untuk menciptakan lembaga penyelenggara
pelayanan publik alternative.
Sedangkan mekanisme voice biasanya tidak efektif karena :
1. Pengetahuan dan kepercayaan terhadap mekanisme yang ada;
2. Aksesibilitas serta biaya untuk mempergunakan mekanisme tersebut.

Teori exit dan voice ini sejalan dengan teori publik klasik yang menyatakan
bahwa kekuasaan cenderung untuk korup/disalahgunakan, sedangkan
kekuasaan yang absolute sudah pasti akan disalahgunakan. Dengan demikian
untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik diperlukan adanya
kesetaraan posisi tawar antara konsumen/klien dengan lembaga penyelenggara
pelayanan. Secara teoritis kesetaraan posisi tawar ini akan dapat dicapai
dengan cara :
1. Meningkatkan posisi tawar klien/konsumen, atau dengan kata lain
memberdayakan klien.
2. Mengontrol kewenangan/kekuasaan lembaga penyelenggara
pelayanan publik (Nuryana Ahmad)

Berikut ini Sasaran,Strategi dan kebijakan yang diterapkan oleh PDAM di


denpasar yang diharapkan dapat meningkatkan Mutu pelayanan PDAM.
A. Sasaran
1. Peningkatan pelayanan PDAM Kota Denpasar meliputi beberapa
sasaran antara lain :

Menambah kemampuan kapasitas produksi.


Perbaikan dan Pengembangan jaringan distribusi.
Pengembangkan atau perluasan sistem pembayaran rekening air
secara online.
Penanganan pengaduan secara Santun, Bermartabat dan Sigap
dalam pelayanan.

11
Pengembangan sistem pembacaan meter air dengan telepon seluler.
Sosialisasi Pelayanan terhadap pelanggan.

2. Full Cost Recovery

Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk


didalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta
dapat memperbaiki atau mengganti peralatan peralatan sistem
produksi dan distribusi.

3. Pelayanan Prima

Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via web site


Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via Touchscreen di Ruang
Pelayanan
Info Pengaduan, Lapon Stand dan Tagihan via SMS "PASTI"
Info Biaya Sambungan Rumah untuk Calon Pelanggan via SMS
BROADCAST
Pembayaran Rekening Air melalui auto debet
Pembayaran Rekening Air melalui Sistem Online Payment Point
(SOPP)
Menyiapkan Jalan Subita dan sekitarnya sebagai percontohan kawasan
air siap minum
Air Minum Otomatis (AMO) meliputi : Kantor Pelayanan PDAM Kota
Denpasar, Jalan Segara Ayu Sanur, Lapangan Pututan Badung -
Denpasar, Lapangan Puputan Renon - Denpasar dan Lapangan Taman
Kota - Denpasar. serta Kantor Pelayanan Publik Kota Denpasar.
Pengaliran air secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta layanan
pelanggan yang Santun, Bermartabat dan Sigap dalam Pelayanan.

B. Strategi

1. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi


2. Peningkatan kualitas pelayanan
3. Pengembangan sumber daya manusia

12
4. Peningkatan pendapatan perusahaan

C. Kebijakan

1. Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan


2. Sharing PDAM dengan Pemerintah Kota, Propinsi dan Pemerintah
Pusat dalam Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku
serta perbaikan dan pengembangan jaringan pipa distribusi.
3. Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
5. Efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan
6. Peningkatan kesejahteraan karyawan

F. Konservasi air melalui arahan spasial sistem dan tekhnik drainase

Genangan air merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi


dibeberapa daerah, apabila kondisi ini tidak diarahkan,maka akan
menggangu siklus hidrologi dan penataan air akan menimbulkan daya
rusak bagi sarana prasarana terbangun serta menimbulkan penurunan
kesehatan apabila sampai terjadi genangan yang masuk kebangunan
hunian.

Disamping itu fungsi penataan ruang menjadi tidak bersinergis dengan


fungsi konservasi air.Strategi yang diperlukan adalah:

1. Perlu perbedaan antara saluran drainase yang mengalirkan air limbah


rumah tangga dengan saluran drainase yang menampung dan
memfasilitasi jalannya air untuk mengalir ketempat yang lebih rendah
bagi air hujan.
2. Membuat sumur resapan individu pada bangunan hunian
menengah,hunian besar bangunan sarana perdagangan dan
jasa,bangunan fungsi industri dan pergudangan,serta bangunan sarana
pendidikan dan kesehatan.sumur resapan individu menampung air
hujan yang jatuh pada atap bangunan,dihubungkan dengan talang

13
menuju kesumur resapan agar air tertampung mempunyai keleluasaan
meresap dan memberikan imbuhan bagi air tanah.

Sebagai fungsi konservasi air.khusus untuk bangunan kesehatan,perlu


dilengkapi dengan Instalasi pengolah air yang berfungsi mengolah air
kotor menjadi air yang siap dilepas keseluruh drainase umum.

3. Membuat sumur resapan kolektif pada bangunan hunian sangat kecil


dan bangunan kecil/sederhana.sumur resapan kolektif menampung air
hujan pada beberapa atap bangunan yang kemudian dihubungankan
dengan talang menuju kesaluran resapan air hujan.
4. Sumur resapan juga dibuat untuk menampung air hujan yang jatuh
kejalan,sehingga kesempatan air untuk meresap terwadahi.
5. Penataan pengawasan,dan pemberian insentifdisinsetif.agar memiliki
perhatian lebih pada pembuatan utilitas saluran drainase dan fungsinya
agar meringgankan beban pemerintah dalam menyediakan prasarana
kawasan perkotaan.
6. Pemisahan antara saluran drainase dengan saluran irigasi.hal ini
sangat prinsip,menggigat saluran drainase memilki kapasitas yang
semakin besar kearah hulu,sedangkan saluran drainase memiliki
kapasitas yang semakin besar kearah hilir.sehingga memiliki fungsi
yang bertolah belakang.
7. Semaksimal mungkin saluran air hujan tidak ditutup
bangunan,melainkan ditutup ram besi,sehingga memberikan
kontribusi positif dalam menampung air hujan.saluran yang boleh
ditutup bangunan adalah saluran drainase air limbah,tetapi tidak
sepanjang saluran ditutup.
8. Memberikan jalur pengarah aliran air menuju saluran air
hujan,semacam inlet pengarah,agar air mengalir menemukan jalannya
menuju saluran penampung air hujan,dimana saluran dimaksud adalah
saluran pracetak berlubang agar peresapan air hujan tetap berfungsi.
9. Membuat kolam resapan bagi perumahan bagi perumahan formal pada
topografi cekungan sehingga,air hujan jatuh dijalan lingkungan

14
perumahan formal mengalir menuju kolam resapan. (Awaliana
Kandow)

G. Pengolahan air laut menjadi Air bersih


Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah-tengah lautan
merupakan salah satu daerah yang miskin akan sumber air bersih, sehingga
menimbulkan masalah mengenai pemenuhan kebutuhan air bersih. Umumnya,
daerah-daerah tersebut sumber airnya yang secara kuantitas tidak terbatas
adalah air laut, namun dalam kualitas sangat buruk karena banyak
mengandung kadar garam atau TDS (Total Dissolved Solid) oleh karena perlu
dilakukan proses untuk menjadi air bersih.(Mustakin Djiha)

Salah satu teknologi saat ini yang dapat digunakan yaitu teknologi Reverse
Osmosis. Teknologi pengolahan ini telah dipakai di beberapa negara dan
berfungsi untuk memasok kebutuhan air tawar untuk kota-kota di daerah tepi
pantai yang langka akan sumber air tawar, sehingga diharapkan sistem reverse
osmosis ini nantinya dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
kurangnya sumber air tawar di daerah pesisir di Indonesia. Tekhnologi ini
belum bisa diterapkan secara merata karena kendala pembiayaan yang tinggi
untuk pengadaan alatnya, karena itu perlu peran pemerintah daerah.

Teknologi lebih sederhana yang lebih murah dari sisi pendanaan juga dapat di
jadikan alternatif yaitu metode penyaringan/filtrasi dengan menggunakan batu
zeolit, dan ada juga yang menggunakan arang dan sekam padi pada proses
penyaringannya.

Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir


memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka
diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya
sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya.
Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari
fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar

15
penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan
produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum persyaratan fisik yang harus dipenuhi pada air minum
yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dari
aspek kimiawi, air tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam
jumlah tinggi serta logam berat (misalnya Hg,Ni,Pb,Zn, dan Ag)
ataupun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan detergen.
Sedangkan dari aspek biologis air minum tidak boleh mengandung
bakteri sedangkan air bersih non perpipaan masih diperbolehkan 50
kuman per 100 ml air dan air perpipaan 10 kuman per 100 ml air.
2. Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang
dapat dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di
antaranya: (1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan
pengawasan yang ketat; (2) Pemberian surat IMB (izin mendirikan
bangunan) harus disertai kewajiban penyediaan lahan terbuka; (3)
Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air
sesuai pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap
pengguna air; (4) Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai
pengadaan air bersih; dan (5) Setiap bangunan harus diwajibkan
membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan air
tanah
3. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita
dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah
terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah
tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang kedalam air sungai, danau ataupun
kedalam selokan
4. Dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pelayanan penyediaan air
oleh PDAM, perlu diadakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air
dapat mengalir dengan lancar,dan lebih ditingkatkan lagi proses
pelayanan PDAM nya sehingga apa bila warga setempat melaporkan

17
kejadian mengenai kerusakan pada pipa atau saluran air dapat
diperbaiki dengan cepat
5. Peningkatan pelayanan PDAM dapat ditingkatkan melalui analisa
masalah di tempat PDAM itu berada,serta menentukan sasaran,strategi
dan kebijakan yang berorientasi untuk meningkatkan pelayanan
PDAM pada masyarakat sekaligus mensejahterakan pegawai PDAM
itu sendiri.
6. Perlu disinergikan antara penataan kawasan yang bersifat fisik
pembangunan dengan konservasi air, sehingga tercipta penataan ruang
daratan dengan memberikan ruang yang semestinya bagi air untuk
dapat masuk secara maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasi
atau peresapan, agar pembangunan(penambahan ruang terbangun)
tidak menimbulkan genangan. Secara spasial, teknologi drainase yang
diperlukan yaitu drainase ramah lingkungan. Eko-drainase ini
merupakan kombinasi atara pola detensi (penampungan sementara)
dan pola retensi (meresapkan).
7. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir
memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka
diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah
pemeliharaannya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk
pengoperasiannya

B. Saran
1. Saran bagi Pemerintah

Dengan kewenangannya,disarankan mulai menetapkan aturan terkait


sinergitas antara penerapan rencana tata ruang sehingga dapat mencegah
terjadinya krisis air bersih dikemudian hari serta perlunya PDAM untuk
meningkatkan pelayanannya dengan menetapkan sasaran,strategi dan
kebijakannya.

18
2. Saran bagi masyarakat

Masyarakat mengetahui ciri-ciri air yang memenuhi syarat sehingga


terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui air serta tidak menambah
terjadinya bahan pencemar dengan cara tidak membuang sampah rumah
tangga kedalam air sungai, dan ataupun kedalam selokan

19
DAFTAR PUSTAKA

Awaliana Kandow, 2013. Konservasi Air Melalui Arahan Spasial sistem dan
Teknik Drainase ; Makalah
Hasnia minggu, 2013. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan
Penggunaan Lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal ; jurnal, Luwuk
Maya Elvira, 2013. Problem Air Bersih di Perkotaan : Makalah Kesehatan
Lingkungan, Luwuk
Mustakin Djiha, 2013. Studi Kelayakan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Laut Menjadi Air Bersih di Wisata Bahari Lamongan; Jurnal
Nuryana Ahmad, 2013. Pelayanan Air Bersih ; Makalah.
Rini, 2013. Pelaksanaan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kepada Pelanggan di Kelurahan Tanjung Harapan Kec.Samboja Kab.
Kutai Kartanegara; Makalah
Wawan Kurniawan, 2013. Kualitas Air Minum, Makalah Kesehatan lingkungan,
Luwuk

20

Anda mungkin juga menyukai