Anda di halaman 1dari 11

1.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Program swasembada pangan saat ini mempunyai penekanan dan prioritas


pembangunan. Penetapan prioritas ini didasarkan pada rencana pembangunan yang
berkesinambunga serta evaluasi pada rencana pembangunan sebelumnya, sehingga
pencapaian tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud dan tercapai
sesuai dengan sasaran yang dicita-citakan oleh masyarakat dan pemerintahan.

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk akan membawa dampak


beralihfungsinya lahan pertanian. Ini akan menghambat pencapaian program Pemerintah
di sector Ketahanan Pangan. Maka perlu adanya upaya untuk mengantisipasi alih fungsi
lahan pertanian dan sekaligus meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan
dengan cara memperluas lahan irigasi baru (ekstensifikasi) yang masih ada. Maka untuk
itu daerah-daerah yang mempunyai sumber daya alam yang berpotensi untuk daerah
irigasi selalu dievaluasi dan dikembangkan untuk lahan pertanian, guna pencapaian
program Pemerintah di sektor Ketahanan Pangan.

Pengembangan lahan pertanian secara terpadu dan menyeluruh dilakukan dengan


pembangunan daerah irigasi. Ketersediaan air pertanian, dalam rangka meningkatkan
pendapatan petani dan mendukung pemenuhan pangan nasional, khususnya untuk
keperluan konsumsi local dan mengimbangi peningkatan jumlah penduduk di Kalimantan
Timur khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara. Pemerintah Daerah Kabupaten
melalui Dinas Pekerjaan Umum, melaksanakan berbagai program antara lain melalui
program pemeliharaan/pemanfaatan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan/saluran
irigasi. Program tersebut selain diarahkan untuk mendukung upaya-upaya pemerintah
dalam rangka peningkatan ketersediaan pangan dan peningkatan pendapatan petani
untuk mendukung kegiatan pengentasan kemiskinan.

Peningkatan jaringan/saluran irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan


jaringan/saluran irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mendukung kinerja Daerah Irigasi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


a. Maksud Kegiatan
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik ini sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan
waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir saluran irigasi yang
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan dari Pembangunan Pintu Air D.I Rintik adalah tercapainya
infrastruktur irigasi yang tepat waktu dan tepat mutu sehingga meningkatkan kinerja
saluran primer dan sekunder serta mendukung kinerja Daerah Irigasi.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan
KERANGKA ACUAN KERJA

1.3. SASARAN KEGIATAN


Sasaran akhir kegiatan adalah terbangunnya saluran irigasi yang memenuhi syarat
teknis saluran irigasi untuk mendukung kinerja Daerah Irigasi.

1.4. LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik berlokasi di Desa Rintik Kecamatan
Babulu.

1.5. SUMBER PENDANAAN


Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan Belanja Jasa Konstruksi Pembangunan
Pintu Air D.I Rintik sebesar Rp. 350.000.000,00 (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
termasuk PPN yang berasal dari APBN DAK IPD tahun anggaran 2017.

1.6. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa konstruksi
adalah sebagai berikut:
Satuan Kerja : Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kab. PPU
Kegiatan : Pembangunan Pintu Air D.I Rintik (DAK TA. 2017)
PA : Ir. Puguh Sumitro
KPA : Fatmawati, ST.MT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

2
KERANGKA ACUAN KERJA

2. DATA PENUNJANG

2.1. DATA DASAR


Secara garis besar data dasar dalam Pembangunan Pintu Air D.I Rintik adalah
sebagai berikut:
a. Dokumen Pembiayaan;
Berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan Pembangunan Pintu Air
D.I Rintiksebagai bukti tersedianya anggaran untuk pembiayaan kegiatan konstruksi.

b. Status Hak Atas Tanah;


Berupa sertifikat atau bukti kepemilikan tanah/hak atas tanah oleh pemerintah yang
akan melaksanakan kegiatan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik.

c. Peruntukan Lokasi;
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RUTRK Kabupaten Penajam Paser Utara
dan/atau RDTR.

2.2. STANDAR TEKNIS


Pembangunan Pintu Air D.I Rintik yang akan dilaksanakan harus memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser
Utara. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu:
Penggunaan Bahan Bangunan
Bahan bangunan untuk bangunan Pasangan Batu harus memenuhi SNI yang
dipersyaratkan, diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi
dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan
sistem fabrikasi.

2.3. REFERENSI HUKUM


Acuan regulasi yang menjadilandasankegiatan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik,
adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia
1) Undang-Undang RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
2) Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
4) Undang-Undang RI no. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1) Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
2) Peraturan Pemerintah RI. No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
3) Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
4) Peraturan Pemerintah RI No. 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas PP No. 29
tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
5) Peraturan Pemerintah RI No. 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas PP
No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

3
KERANGKA ACUAN KERJA

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia


1) Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
2) Peraturan Presiden RI No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3) Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;
4) Peraturan Presiden RI No. 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

d. Instruksi Presiden Republik Indonesia


1) Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam
Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

e. Peraturan Menteri
1) Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2011tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
2) Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
3) PeraturanMenteri PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum;
4) Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi;
5) Peraturan Menteri PUPR No. 47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.

f. Standar Nasional Indonesia (SNI)


1) SNI Tahun 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
2) SNI Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

4
KERANGKA ACUAN KERJA

3. RUANG LINGKUP

3.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup kegiatan dan uraian pekerjaan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik adalah :
a. Kegiatan Persiapan
Kegiatan persiapan yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal sebelum
pekerjaan dimulai, meliputi:
1) Penyusunan organisasi kerja;
2) Tata cara pengaturan pekerjaan;
3) Penyusunan jadual pelaksanaan pekerjaan;
4) Penyusunan jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan pengerahan
personil;
5) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;
6) Penyusunan rencana analisa Resiko K3 Konstruksi (RK3K) dan penerapan
Sistem Manajemen K3 Konstruksi (SMK3) sesuai dengan ketentuan K3;
7) Penyusunan program mutu.

b. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi


Pelaksanaan konstruksi meliputi:
1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan Tanah;
3) Pekerjaan Pasangan.

c. Penyusunan Program Mutu


Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna jasa
dan dapat direvisi sesuai kebutuhan. Penyusunan program mutu minimal berisi :
1) Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;
2) Jadual pelaksanaan pekerjaan;
3) Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
4) Prosedur instruksi kerja;
5) Pelaksana kerja.

3.2 KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN


a. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana
1) Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Dokumen Kontrak;
2) Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan bobot
pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pengairan;
3) Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi
lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi
pekerjaan minimal selama jam kerja;
4) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada DireksiPengairan.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

5
KERANGKA ACUAN KERJA

b. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)


1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat gambar pelaksanaan (Shop
Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya, terutama untuk
pekerjaan-pekerjaan yang gambar detailnya tidak dijelaskan dalam gambar
teknis;
2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi;
3) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum Shop
Drawing yang menjadi kewajibannya disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan;
4) Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi gambar teknis kecuali atas
persetujuan Perencana;
5) Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil kuantitas
maupun kualitas pekerjaan.

c. Gambar Lapangan dan Dokumen Lapangan


1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set gambar teknis/gambar revisi
dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing satu set Spesifikasi Teknis dan
satu set Bill of Quantity dilokasi pekerjaan;
2) Gambar Teknis, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis,dan Bill of
Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan yang rapi.

d. Buku Instruksi dan Buku Tamu


1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi dan Buku
Tamu dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan ditempatkan pada
tempat yang baik;
2) Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang dikeluarkan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan;
3) Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi, nama
dan jabatan yang memberi instruksi, dan tanda tangan yang memberi instruksi;
4) Instruksi Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan yang berada dalam Buku
Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor Pelaksana minimal
Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.

e. Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan
(Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sebelum serah terima tahap pertama dilakukan;
2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Asbuilt Drawing adalah pekerjaan yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi;
3) Asbuilt Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
4) Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set Asbuilt Drawing yang telah
disetujui kepada Direksi Pengairan;
5) Satu set Asbuilt Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang
baik pada bangunan oleh Direksi Pengairan atau pengguna bangunan.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

6
KERANGKA ACUAN KERJA

f. Request Material dan Request Pekerjaan


1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua
material bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut
dipakai dan dimasukan ke lokasi pekerjaan;
2) Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan
contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
3) Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi;
4) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh
material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi;
5) Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pengairan tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan;
6) Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan)
untuk pekerjaan yang akan dikerjakan;
7) Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
8) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa Request
Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh
Konsultan Supervisi;
9) Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.

g. Metode Pelaksanaan
1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan metode pelaksanaan terhadap
pekerjaan pembesian, pengecoran,pekerjaan-pekerjaan lain yang
memerlukanya;
2) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan analisis Resiko K3 Konstruksi (RK3K)
dan rencana penerapan manajemenK3 Konstruksi (SMK3) yang akan
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) Metode pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
4) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika metode
pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pengairan;
5) Item-item pekerjaan yang memerlukan metode pelaksanaan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.

h. Pekerjaan Diluar Jam Kerja


1) Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus
diketahui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan;
2) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk
pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana;
3) Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan
yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

7
KERANGKA ACUAN KERJA

i. Perubahan-Perubahan Disain dan Perbedaan-Perbedaan


1) Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Direksi
Pengairan berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar Teknis,
Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity yang wajib dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana;
2) Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan perubahan
pada Gambar Teknis, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana;
3) Perubahan-perubahan akan Gambar Teknis dan Spesifikasi Teknis yang
dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Direksi
Pengairan harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana
untuk dilaksanakan;
4) Perubahan-perubahan pada Gambar Teknis dan Spesifikasi Teknis yang
dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Direksi
Pengairan secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan instruksi tidak tertulis
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana;
5) Perubahan-perubahan akan Gambar Teknis dan Spesifikasi Teknis tidak boleh
menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya
pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak Kerja atau oleh Direksi Pengairan;
6) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar
Teknis dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Konsultan Perencana dan
Direksi Pengairan dilakukan oleh Konsultan Perencana diketahui oleh Direksi
Pengairan;
7) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar
Teknis dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana
dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana diketahui oleh Konsultan Supervisi dan
disetujui oleh Direksi Pengairan;
8) Kontraktor Pelaksana berhak memeriksa hasil perhitungan akan
kuantitas/volume pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana;
9) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara Gambar
Teknis, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity, Konsultan Supervisi tidak
dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi harus melaporkannya
kepada Direksi Pengairan untuk tindakan selanjutnya.
10) Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Direksi
Pengairan berhak menentukan acuan mana yang harus dipegang bila terjadi
perbedaan antara Gambar Teknis, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
11) Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi, jika
terjadi perbedaan antara Gambar Teknis, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity
maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
Kontrak Kerja;
Bill of Quantity;
Gambar Teknis serta Gambar Revisi; dan
Spesifikasi Teknis.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

8
KERANGKA ACUAN KERJA

3.3 KELUARAN YANG DIINGINKAN


Keluaranakhir tahap pelaksanaan konstruksi meliputi dokumen hasil pelaksanaan
konstruksi, berupa:
a. Laporan Hasil Pekerjaan (Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, dan
Foto Dokumentasi Pelaksanaan);
b. Request Material dan Request Pekerjaan;
c. Shop Drawing dan Asbuilt Drawing;
d. Dokumen lainnya yang disyaratkan.

3.4 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan.

3.5 PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, tenaga personil yang dibutuhkan antara lain:
NO POSISI JUMLAH KUALIFIKASI
TENAGA AHLI

1 Penanggung Jawab Lapangan 1 orang Disyaratkan memiliki latar belakang


min. pendidikan Strata 1 (S1) Teknik
Sipil/Teknik Pengairan lulusan
universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi;
Memiliki Sertifikasi Keahlian/SKA
Ahli Muda Sumber Daya Air (211)
dan Ahli Muda Manajemen Proyek
(602) yang dikeluarkan oleh Asosiasi
yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 2
(dua) tahun sesuai dengan bidang
keahlian, dan pernah berpengalaman
menjadi Site Manager serta memiliki
NPWP.

2 Ahli K3 Kontruksi 1 Orang Disyaratkan memiliki latar belakang


pendidikan min. Strata 1 (S1) Teknik
Sipil;
Memiliki SKA Ahli Muda K3
Konstruksi (603) yang dikeluarkan
oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh
LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 2
(dua) tahun sesuai dengan bidang
keahlian.

3 Pelaksana Lapangan 1 orang Disyaratkan memiliki latar belakang


pendidikan min. D3 Teknik Sipil;
Memiliki Sertifikat Keterampilan /SKT,
Pelaksana Pemasangan Pintu Air
(TT019) yang dikeluarkan oleh
Asosiasi yang telah disahkan oleh
LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 2
(dua) tahun sesuai dengan bidang
keahlian.

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

9
KERANGKA ACUAN KERJA

4 Quantity 1 orang Disyaratkan memiliki latar belakang


pendidikan min. D3 Teknik Sipil;
Memiliki Sertifikat Keterampilan /SKT,
Juru Hitung Kuantitas (TS 047) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah
disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 2
(Dua) tahun sesuai dengan bidang
keahlian.

TENAGA TEKNISI

5 Surveyor 1 orang Memiliki latar belakang pendidikan


minimal Diploma III (D3) Teknik Sipil;
Memiliki Sertifikat Keterampilan / SKT
Juru Ukur (TS004) yang dikeluarkan
oleh Asosiasi yang telah disahkan
oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 2
(dua) tahun sesuai dengan bidang
keahlian, dalam hal ini survey /
pengukuran lapangan.

TENAGA PENDUKUNG

1 Drafter 1 orang Memiliki latar belakang pendidikan


minimal SMK bid. Sipil/D3 Teknik Sipil

2 Administrasi Proyek 1 orang Memiliki latar belakang pendidikan


minimal SMA/SMK

3.6 PERALATAN
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, peralatan yang digunakan antara lain:

Peralatan Utama
Jenis Kapasitas Jumlah
Dump Truck 3-4 m3 (6 Ton) 2
Concrete Mixer 0,3-0,6 m3 1
Concrete Vibrator Unit 1

Peralatan Pendukung
Jenis Kapasitas Jumlah
Gerobak sorong Buah 5
Peralatan Tukang Set 1

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

10
KERANGKA ACUAN KERJA

4. HAL-HAL LAIN

4.1. PRODUKSI DALAM NEGERI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam
negeri. Produks iluar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri
tidak dapat digunakan.

4.2. PERSYARATAN KERJASAMA


Jika kerjasama dengan penyedia jasa konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan pelaksaan konstruksi ini maka persyaratan sesuai dengan SDP harus dipatuhi.

4.3. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Untuk pelaksanaan Pembangunan Pintu Air D.I Rintik ini didalam perhitungan volume
berpedoman kepada peraturan yang berlaku, antara lain: Regulasi-Regulasi Nasional
maupun Internasional yang mengatur tentang Turap Beton, PBI, PMI, PPBBI, ASTM dan
lain-lain yang disyaratkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Penajam, Maret 2017


Kuasa Pengguna Anggaran
Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat

FATMAWATI, ST.MT
NIP. 197207102003122 004

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang


Berkelanjutan

11

Anda mungkin juga menyukai