Hipertensi Gestasional
Hipertensi Gestasional
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. W Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 1 April 1987 Suku bangsa : Betawi
Status perkawinan : Kawin Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Telaga Jaya RT 16/01 no.36 G II P 1 A 0
Kel.Sunter Jaya Kec.Tj.Priok
IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. BK
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Jl. Telaga Jaya RT 16/01 no.36 Kel.Sunter Jaya Kec.Tj.Priok
ANAMNESIS
Diambil secara autoanamnesis tanggal 27 Mei 2017 pukul : 12.00
Keluhan utama :
Sakit perut 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 hari SMRS Os mengeluh sakit perut. Sakitnya tidak begitu kencang namun
hilang timbul terasa seperti mau melahirkan. Air ketuban belum keluar maupun lendir
dan darah. Os mengatakan masih cukup sering merasakan gerakan janin. Ini merupakan
kehamilan kedua dengan HPHT (hari pertama haid terakhir) 20 Agustus 2016, usia
kehamilan 39 minggu dengan taksiran partus 27 Mei 2017. Keluhan sekarang tidak
disertai nyeri kepala hebat, tidak ada pandangan kabur, tidak ada rasa tidak nyaman di
sekitar tengkuk leher maupun kejang atau penurunan kesadaran.
Pasien memiliki berat badan berlebih sejak usia muda. Sering makan makanan
berlemak dan goreng-goreng. Tidak memiliki waktu olahraga rutin dan hanya aktifitas
fisik selama mengurus rumah. Orangtua dan saudara sekandung tidak ada yang
1
menderita hipertensi, diabetes, penyakit ginjal dan penyakit jantung. Riwayat merokok
disangkal.
Riwayat ANC
Os mengatakan rutin kontrol di klinik bidan setiap bulan dan selama ini tidak
ditemukan kelainan. Selama kontrol os mendapat vitamin penambah darah dan asam
folat, rutin setiap hari diminum. Selama masa kehamilan os juga pernah 1x dilakukan usg
di klinik spesialis dan dinyatakan normal.
Riwayat Menstruasi
Menarche usia 13 tahun, riwayat menstruasi teratur selama 7 hari setiap bulan,
ganti pembalut 2-3x setiap hari. Nyeri yang tak tertahankan pada saat menstruasi
disangkal.
Riwayat Pernikahan
Ini merupakan pernikahan pertama dengan suami pertama.
Riwayat Obstetri
Kehamilan pertama: lahir tanggal 17 Desember 2011, usia kehamilan 38
minggu, jenis kelamin laki-laki, lahir hidup, lahir normal pervaginam di klinik bidan,
BBL 3500gr, PBL 50cm, ASI sampai usia 2 tahun. Penyulit saat kehamilan pertama
adalah hipertensi saat hamil ketika menjelang persalinan dan kembali normal pasca
beberapa minggu setelah persalinan. Kehamilan kedua: hamil ini
Riwayat Sosial
Pasien bekerja mengurus rumah tangga, suami bekerja sebagai karyawan
wiraswasta, pendapatan diatas UMR. Pasien tinggal dirumah kontrakan. Lingkungan
rumah kawasan padat penduduk, komunikasi dengan tetangga terjalin baik. Memiliki
asuransi kesehatan berupa KJS. Hubungan dengan suami bagus.
Riwayat KB
Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan sebelum kehamilan ini. Melepas KB
karena ingin berencana hamil.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit HT, DM, asma, dan riwayat alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit HT, DM, asma, dan riwayat alergi disangkal.
Riwayat Kebiasaan
Merokok, alcohol, obat-obatan disangkal.
2
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
Tinggi badan : 168 cm
Berat badan : 89 kg
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Suhu : 36.7 C
Pernapasan : 22 kali/menit
Keadaan gizi : Obesitas
Kesadaran : compos mentis
Mata : CA- , SI-
Cor : BJI-II normal, murmur- , gallop n-
Pulmo : VBS+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abdomen : membulat
Ekstremitas : akral hangat, edema-
Pemeriksaan Obstetri
Inspeksi : membulat, stria gravidarum+
Leopold 1 : teraba bagian bokong
Leopold 2 : teraba punggung kiri
Leopold 3 : teraba kepala sudah masuk PAP
Leopold 4 :-
His : 3 kali per 10 menit 30 detik
Denyut jantung janin : 148 kali/menit teratur.
Pemeriksaan Dalam
Vagina Toucher
Portio : Tebal, lunak, sedikit tipis
Pembukaan : 8cm
Air ketuban : ada
Penurunan : 2/5
Pelepasan : lendir +, darah +
3
LABORATORIUM RUTIN
Darah Rutin (tanggal pemeriksaan 27 Maret 2017 Pukul 17.00)
Darah Rutin Hasil
Hemoglobin 14.0
Eritrosit 4.6
Leukosit 2.300
Hematokrit 42
Trombosit 332.000
MCV 92
MCH 31
MCHC 33
Urinalisa Hasil
Warna Kuning Tua
Kejernihan Jernih
Berat Jenis 1.015
pH 6.5
Glukosa Negatif
Protein Negatif
Keton +3
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
Darah Negatif
Nitrit Negatif
Leukosit Esterase Negatif
Sedimen Hasil
Leukosit 3-5
Eritrosit 0-1
Silinder Negatif
Epitel Positif
4
Bakteri Negatif
Jamur Negatif
Kristal Negatif
Hemostasis Hasil
Masa Perdarahan (BT) 2
Masa Pembekuan (CT) 14
Imunoserologi Hasil
HbsAg Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif
VDRL Negatif
PENATALAKSANAAN
- Drip MgSO4 6 gr dalam RL 28 tpm
- Drip Oksitosin 5iu dalam RL 8tpm
- Nifedipin 1 x 30mg (po)
- Metildopa 3 x 250mg (po)
RINGKASAN (RESUME)
Os datang dengan keluhan sakit perut terasa seperti mau melahirkan sejak 1 hari smrs.
Sakitnya tidak begitu kencang namun hilang timbul. Air ketuban, lendir dan darah belum
keluar. Os mengatakan masih cukup sering merasakan gerakan janin. Ini merupakan
kehamilan kedua dengan HPHT (hari pertama haid terakhir) 20 Agustus 2016, usia
kehamilan 39 minggu dengan taksiran partus 27 Mei 2017. Keluhan sekarang tidak
disertai nyeri kepala hebat, tidak ada pandangan kabur, tidak ada rasa tidak nyaman di
sekitar tengkuk leher maupun kejang atau penurunan kesadaran. Pasien memiliki berat
badan berlebih sejak usia muda. Sering makan makanan berlemak dan goreng-goreng.
Tidak memiliki waktu olahraga rutin dan hanya aktifitas fisik selama mengurus rumah.
Penyulit selama kehamilan pertama adalah hipertensi saat hamil ketika menjelang
persalinan dan kembali normal pasca beberapa minggu setelah persalinan Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tensi 140/100 mmHg.
Status obstetricus : kepala letak di bawah, punggung kiri dan tinggi fundus uteri 37 cm
5
Leopold 1 : teraba bagian bokong
Leopold 2 : teraba punggung kiri
Leopold 3 : teraba sudah masuk PAP
Leopold 4 : -
His : 3 kali per 10 menit 30 detik
Denyut jantung janin : 132 kali/menit teratur.
Diagnosis
Diagnosis sebelum partus:
G II P I A 0 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterine, kala 1 fase aktif +
Suspek Preeklamsia
Diagnosis Post Partum:
P II A 0 , post partum H-I, persalinan normal + Hipertensi Gestasional
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal 27/5/2017 Jam 13.00
S : Rasa ingin meneran+, bayi lahir spontan A/S 9/10, JK laki-laki, bayi IMD
O : TD:140/90, N:80, RR:20, T:36,7
Kontraksi uterus : baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
kandung kemih : kosong
Mata : CA-/-, SI-/-
Cor : BJ I-II reg, murmur-, gallop-
Pulmo : VBS+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abd : supel, bu+n, nte-
Eks : akral hangat, crt<2, edema-
A : P2A0 Persalinan Kala III + susp preeklamsia
- P : Drip MgSO4 6 gr dalam RL 28 tpm
Inj. Synto 10 U
6
Massase fundus uteri
Tanggal 28/5/2017
S : pusing, nyeri epigastrium, pandangan kabur disangkal
O : TD:140/90, N:80, RR:20, T:36,7
Kontraksi uterus : baik
TFU : 3 jari dibawah pusat
Mata : CA-/-, SI-/-
Cor : BJ I-II reg, murmur-, gallop-
Pulmo : VBS+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abd : supel, bu+n, nte-
Eks : akral hangat, crt<2, edema-
A : P2A0 Post Partum 1 hari
Akseptor KB IUD
Hipertensi Gestasional
P : IVFD RL 500cc + MgSO4 40% 6gr 28 tpm
Metildopa 3x250mg
Nifedipin 1x30mg
7
Tanggal 29/5/2017
S : pusing, nyeri epigastrium, pandangan kabur disangkal
O : TD:100/70, N:80, RR:20, T:36,7
Kontraksi uterus : baik
TFU : 3 jari dibawah pusat
Mata : CA-/-, SI-/-
Cor : BJ I-II reg, murmur-, gallop-
Pulmo : VBS+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abd : supel, bu+n, nte-
Eks : akral hangat, crt<2, edema-
A : P2A0 Post Partum 2 hari
Akseptor KB IUD
Hipertensi Gestasional terkontrol
P : IVFD RL 500cc + MgSO4 40% 6gr 28 tpm
Metildopa 3x250mg
Nifedipin 1x30mg
Pasien boleh pulang
8
BAB II
Tinjauan Pustaka
Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, July
2000)
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur kehamilan,
dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
4. Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12
minggu pascapersalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan,
maka dapat disebut juga Hipertensi Transien.
KLASIFIKASI
Disadur bebas dari Report on the National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in pregnancy (AJOG Vol.183 : S1, July
2000)
1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan desakan darah 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan,
tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu
pasca persalinan.
2. Preeklamsi
Kriteria minimum
9
Desakan darah 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertei dengan
proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstick 1+
3. Eklamsi
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
5. Hipertensi kronik
Ditemukannya desakan darah 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan
2. Risiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit
keluarga
10
f. Antiphospholipid antibodies dan hiperhomocysteinemia
2. Hipertensi ringan
a. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air ketubannya. Bila hasil
normal, pengulangan pemeriksaan dilakukan tiap 3 minggu
b. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis. Bila NST non reaktif dan desakan
darah meningkat, ulangi NST tiap minggu. NST segera diulangi bila terjadi perubahan
memburuk pada ibu.
c. Bila dengan USG didapatkan perkiraan berat janin < 10th percentile dari umur
kehamilan atau didapatkan oligohidramion : AFI 5, pemeriksaan dilakukan
sekurang2nya 2 minggu sekali.
3. Preeklamsi berat
Pemeriksaan NST dilakukan tiap hari.
PENCEGAHAN PREEKLAMSI
Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsi pada wanita
hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklamsi.
11
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
B. Non medikal
C. Medikal
Di Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya preeklamsi.
12
PENGELOLAAN PREEKLAMSI
a. PREEKLAMSI RINGAN
a. Definisi klinik
b. Kriteria diagnostic
1. Tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau diatolik 90 mmHg.
2. Desakan darah : 30 mmHg dan kenaikan desakan diastolic 15 mmHg, tidak
dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklamsi, tetapi perlu observasi yang cermat
3. Proteinuria : 300 mg/ 24 jam jumlah urine atau dipstick : 1+
4. Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali edema
anasarka.
c. Pengelolaan
13
2. Pemeriksaan dan monitoring pada ibu
a. Pengukuran desakan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
b. Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan abdomen
c. Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah sakit dan penimbangan dilakukan
setiap hari
d. Pengamatan dengan cermat gejala preeklamsi dengan impending eklamsi:
- Nyeri kepala frontal atau oksipital
- Gangguan visus
- Nyeri kuadran kanan atas perut
- Nyeri epigastrium
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Proteinuria pada dipstick pada waktu masuk dan sekurang2nya diikuti 2 hari setelahnya.
b. Hematokrit dan trombosit : 2 x seminggu
c. Test fungsi hepar: 2 x seminggu
d. Test fungsi ginjal dengan pengukuran kreatinin serum, asam urat, dan BUN
e. Pengukuran produksi urine setiap 3 jam (tidak perlu dengan kateter tetap)
4. Pemeriksaan kesejahteraan janin
a. Pengamatan gerakan janin setiap hari
b. NST 2 x seminggu
c. Profil biofisik janin, bila NST non reaktif
d. Evaluasi pertumbuhan janin dengan USG, setiap 3-4 minggu
e. Ultrasound Doppler arteri umbilikalis, arteri uterina
d. Terapi medikamentosa
i. Pada dasarnya sama dengan terapi ambulatoar
ii. Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda2 preeklamsi dan umur kehamilan 37 minggu,
ibu masih perlu diobservasi selama 2-3 hari kemudian boleh dipulangkan.
e. Pengelolaan obstetrik
Pengelolaan obstetrik tergantung usia kehamilan
14
a. 1. Umur kehamilan < 37 minggu
Bila tanda dan gejala tidak memburuk, kehamilan dapat dipertahankan sampai aterm.
a. 2. Umur kehamilan 37 minggu
1. Kehamilan dipertahankan sampai timbul onset partus
2. Bila serviks matang pada tanggal taksiran persalinan dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan induksi persalinan
3. Konsultasi
Selama dirawat di Rumah Sakit lakukan konsultasi kepada :
1. Bagian penyakit mata
2. Bagian penyakit jantung, dan
3. Bagian lain atas indikasi
PREEKLAMSI BERAT
1. Definisi klinik
Preeklamsi berat ialah preeklamsi dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda dibawah ini :
a. Desakan darah : pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik 160 mmHg dan atau
desakan diastolik 110 mmHg
b. Proteinuria : 5 gr/ jumlah urin selama 24 jam. Atau dipstick : 4 +
c. Oliguria : produksi urin < 400-500 cc/ 24 jam
d. Kenaikan kreatinin serum
e. Edema paru dan sianosis
f. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan teregangnya
kapsula Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar.
g. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata, dan pandangan
kabur.
h. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanin atau aspartat amino transferase
15
i. Hemolisis mikroangiopatik
j. Trombositopenia : < 100.000 cell/ mm3
k. Sindroma HELLP
3. Pemeriksaan laboratorium
Lihat pemeriksaan laboratorium pada no. V.C. Tabel 2
4. Dasar pengelolaan preeklamsi berat
Pada kehamilan dengan penyulit apapun pada ibunya, dilakukan pengelolaan dasar sebagai
berikut :
a. Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi medikamentosa dengan
pemberian obat2an untuk penyulitnya
b. Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya :
yang tergantung pada umur kehamilan.
Sikap terhadap kehamilannya dibagi 2, yaitu :
b. 1. Ekspektatif ; konservatif : bila umur kehamilan < 37 minggu, artinya : kehamilan
dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa
b. 2. Aktif, agresif ; bila umur kehamilan 37 minggu, artinya kehamilan dikahiri setelah
mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
16
c. Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%
d. Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang.
e. Pemberian MgSO4 dibagi :
- Loading dose (initial dose) : dosis awal
- Maintenance dose : dosis lanjutan
f. Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi 180/110 atau MAP 126
Jenis obat : Nifedipine : 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam
24 jam.
Nifedipine tidak dibenarkan diberikan dibawah mukosa lidah (sub lingual) karena absorbsi
yang terbaik adalah melalui saluran pencernaan makanan.
Desakan darah diturunkan secara bertahap :
1. Penurunan awal 25% dari desakan sistolik
2. Desakan darah diturunkan mencapai :
3. - < 160/105 - MAP < 125
Nicardipine-HCl : 10 mg dalam 100 atau 250 cc NaCl/RL diberikan secara IV selama 5
menit, bila gagal dalam 1 jam dapat diulang dengan dosis 12,5 mg selama 5 menit. Bila
masih gagal dalam 1 jam, bisa diulangi sekali lagi dengan dosis 15 mg selama 5 menit
g. Diuretikum
Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena :
1. Memperberat penurunan perfusi plasenta
2. Memperberat hipovolemia
3. Meningkatkan hemokonsentrasi
Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih
5.b Sikap terhadap kehamilannya
17
Perawatan Konservatif ; ekspektatif
a.Tujuan :
1) Mempertahankan kehamilan, sehingga mencapai umur kehamilan yang memenuhi syarat
janin dapat dilahirkan
2) Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir tanpa mempengaruhi keselamatan ibu
c. Terapi Medikamentosa :
1) Lihat terapi medikamentosa seperti di atas. : no. VI. 5.a
2) Bila penderita sudah kembali menjadi preeklamsi ringan, maka masih dirawat 2-3 hari
lagi, baru diizinkan pulang.
3) Pemberian MgSO4 sama seperti pemberian MgSO4 seperti tersebut di atas nomor VI. 5.a
Tabel 3, hanya tidak diberikan loading dose intravena, tetapi cukup intramuskuler
4) Pemberian glukokortikoid diberikan pada umur kehamilan 32-34 minggu selama 48 jam.
f. Cara persalinan :
1) Bila penderita tidak inpartu, kehamilan dipertahankan sampai kehamilan aterm
2) Bila penderita inpartu, perjalanan persalinan diikuti seperti lazimnya (misalnya dengan
grafik Friedman)
3) Bila penderita inpartu, maka persalinan diutamakan pervaginam, kecuali bila ada indikasi
untuk seksio sesaria.
a. Terapi Medikamentosa :
19
Lihat terapi medikamentosa di atas : nomor VI. 5.a.
b. Cara Persalinan :
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam
c. Penderita belum inpartu
a. Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop 8
Bila perlu dilakukan pematngan serviks dengan misoprostol. Induksi persalinan harus sudah
mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila tidak, induksi persalinan dianggap gagal, dan
harus disusul dengan seksio sesarea
b. Indikasi seksio sesarea:
1. Tidak ada indikasi untuk persalinan pervaginam
2. Induksi persalinan gagal
3. Terjadi gawat janin
4. Bila umur kehamilan < 33 minggu
7. Penyulit ibu
a. Sistem syaraf pusat
Perdarahan intrakranial
Trombosis vena sentral
Hipertensi ensefalopati
Edema serebri
Edema retina
Macular atau retina detachment
Kebutaan korteks retina
b. Gastrointestinal-hepatik
Subkapsular hematoma hepar
20
Ruptur kapsul hepar
c. Ginjal
Gagal ginjal akut
Nekrosis tubular akut
d. Hematologik
DIC
Trombositopeni
e. Kardiopulmoner
Edema paru : kardiogenik atau non kardiogenik
Depresi atau gagal pernafasan
Gagal jantung
Iskemi miokardium
f. Lain-lain
Asites
g. Penyakit janin
IUGR
Solutio plasenta
IUFD
Kematian neonatal
Penyulit akibat prematuritas
Cerebral palsy
9. Konsultasi
a. Obgin : fetomaternal, Anestiologi, Nenotalogi
b. Tergantung situasi klinis, dilakukan konsultasi ke bagian: Critical Care, Neurologi,
Nefrologi, Patologi Klinik.
c. EKLAMSI
21
1. Definisi Klinik
Eklamsi ialah preeklamsi yang disertai dengan kejang tonik-klonik disusul dengan koma.
2. Pengelolaan Eklamsi
Dasar-dasar pengelolaan eklamsi
a.Terapi supportiv untuk stabilisasi pada ibu
b.Selalu diingit ABC (Airway, Breathing, Circulation).
c.Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka
d.Mengatasi dan mencegah kejang
e.Koreksi hipoksemia dan asidemia
f.Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya hipertensi krisis
g. Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara persalinan yang tepat
22
Konsultasi ke bagian lain perlu dilakukan bila terjadi penyulit sebagai berikut :
a. Edema paru
b. Oliguria renal
c. Diperlukannya kateterisasi arteri pulmonalis
3. Diagnosis
a. Berdasarkan risiko yang mungkin timbul, maka hipertensi kronik dibagi :
1. Risiko rendah : hipertensi ringan tanpa disertai kerusakan organ
2. Risiko tinggi : hipertensi berat atau hipertensi ringan disertai dengan perubahan patologis,
klinis maupun biologis, sebagai tanda kerusakan organ.
b. Kriteria risiko tinggi pada hipertensi kronik dalam kehamilan:
1. Hipertensi berat :
- desakan sistolik 160 mmHg dan / atau
- desakan diastolic 110 mmHg, sebelum 20 minggu kehamilan
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan (test) klinik spesialistik :
- ECG
- Echocardiografi
24
- Ophtalmologi
- USG ginjal
Pengobatan Medikamentosa
Indikasi pemberian antihipertensi adalah :
a. Risiko rendah hipertensi :
ii. Ibu sehat dengan desakan diastolik menetap 100 mmHg
iii. Dengan disfungsi organ dan desakan diastolik 90 mmHg
b. Obat antihipertensi :
1) Pilihan pertama : Methyldopa : 0,5 3,0 g/hari, dibagi dalam 2-3 dosis.
2) Pilihan kedua : Nifedipine : 30 120 g/hari, dalam slow-release tablet (Nifedipine harus
diberikan per oral)
25
C.SINDROMA HELLP
A. Definisi klinik
Sindroma HELLP ialah preeklamsi-eklamsi dengan adanya hemolisis, peningkatan enzim
hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzym
LP : Low Platelets Count
B. Diagnosis
1.Tanda dan gejala yang tidak khas :
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri kepala
4. Malaise
5. Kelemahan
(semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi virus)
26
3.Trombosit 150.000/ml
4.Semua wanita hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas abdomen, tanpa memandang
ada tidaknya tanda dan gejala preeklamsi harus dipertimbangkan sindroma HELLP.
C. Klasifikasi
Klasifikasi Missisippi
Klas I : Thrombosit 50.000/ml
Serum LDH 600.000 IU/l
AST dan / atau ALT 40 IU /l
Klasifikasi Tennesse
Klas Lengkap
Thrombosit < 100.000/ml
Serum LDH 600.000 IU/l
AST 70 IU/l
27
3. kelainan jaringan ikat : SLE
4. Penyakit ginjal primer
E. Terapi Medikamentosa
1. Mengikuti terapi medikamentosa : preeklamsi eklamsi
2. Pemeriksaan laboratorium untuk trombosit dan LDH tiap 12 jam
3. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa
:
- Waktu protrombine
- Waktu tromboplastine partial
- Fibrinogen
4. Pemberian Dexamethasone rescue
a. Antepartum : diberikan double strength dexamethasone (double dose)
Jika didapatkan :
1) Trombosit < 100.000/cc atau
2) Trombosit 100.000 150.000/cc dan dengan
28
29
Kepustakaan
30
1. Baker PN., Kingdom J., Preecclampsia Current Perpectives on Management. The
Parthenon Publishing Group, New York, USA, 2004 page 133-143.
8. Chronic Hyperetension in Pregnancy; ACOG Practise Bulletin; number 29, July 2001.
31
11. Cunningham FG., Gant N, et al. William Obstetrics 21st ed. McGraw-Hill, Medical
Publishing Division, 2001; page 567-618.
12. Clark SL, Cotton D, et al. Critical Care Obstetrics third edition, Blackwell
Science, USA, 1997, page 251-289.
13. Deeker GA, Risk Factor for Preeclampsia in Clinical Obstetrics and Gynecology,
Vol 42;422, 1999.
14. Diagnosis and Management of Preeclampsia and Eclampsia; ACOG Practise Bulletin,
number 33, January 2002.
15. Dieckmann; WJ The Toxemias of Pregnancy 2nd edition, St. Louis, The C.V.
Mosby Co., 1952.
16. Do women with preeclampsia, and their babies, benefit from magnesium sulphate?
The Magpie Trial: a randomized placebo-controlled trial, in The Magpie trial
Collaborative Group, Lancet 2002; 359: 1877-90
17. Gant NF, Worley RJ. Hypertension in Pregnancy Concepts and Management,
Appleton-Century-Crofts, New York, 1980, page : 107-165.
32
18. Ghulmiyah LM, Sibai BM. Gestasional hypertension-preeclampsia and eclampsia. In
: Queenan JT, Spong CY, Lockwood CJ. Management of High-Risk Pregnancy An
Evidence-Based Approach. Fifth Edition, 2007:271-9.
19. Gilstrap LC, Ramin SM. ACOG practice Bulletin no 33. Diagnosis and Management
of Preeclampsia and Eclampsia, 2002:159-67
20. Hnat MD, Sibai BM. Severe Preeclampsia Remote from Term in Belfort MA,
Thornton S, Saade GR. Hypertension in Pregnancy, Marcell Dekker, Inc. New
York, 2003, page 85-110.
21. Kaplan, N.M; Lieberman, E;Kaplans Clinical Hypertension Lippincot Williams &
Wilkins USA, 2002, page 25-55.
23. Magann EF., Martin JN. Jr. Twelve Steps to Optimal Management of HELLP
Syndrome in Pitkin RM., Scott JR. Clinical Obstetrics and Gynecology. JB
Lippincott Company, September 1999; 42: 3. page 532-550.
24. Marsh MS, Ling FW. Contemporary Cninical Gynecology Obstetrics. The
International Journal of Cntinuing Medical Education, September 2002. ISSN: 1471-
8359; 2:3
26. Martin Jr., Magann EF., Isler CM., HELLP Syndrome: The Scope of Disease and the
Treatment in Belfort MA, Thornton S, Saade GR. Hypertension in Pregnancy
Marcel Dekker, Inc. New York, 2003, page 141-170
33
27. Myers J., Hayman r. Definition and Classification in Baker PN., Kingdom J.,
Preeclapmsia Current Perpectives on Management. The Parhenon Publishing
Group, New York, USA, 2004, page : 11-13.
28. Norwitz ER., Robinson JR., Repke TJ., Prevention of Preeclampsia: Is It Possible? in
Pitkin RM., Scott JR. Clinical Obstetrics and Gynecology. JB Lippincot Company,
September 1999; 42:3. page 436-449.
30. Page; E.W. The Hypertensive Disoders of Pregnancy Charles C Thomas Publisher,
Springfield, Illionis, USA, 1953. Pitkin RM., Scott JR. Clinical Obstetrics and
Gynecology. JB Lippincot Company, September 1999; 42:3
31. Pitkin RM., Scott JR. Clinical Obstetrics and Gynecology. JB Lippincot Company,
June 1992; 35:2
32. The Hypertensive Disoders of Pregnancy. Report of a WHO Study Group WHO,
Geneva, 1987
33. Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on
High Blood Pressure in Pregnancy, National High Blood Pressure Education
Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy,
Am.J,Ob.Gynecology; 183, S1, 2000
34. Riedman C., Walker I., Preeklamsi The Fact. Oxford University Press, New York,
1992
36. Sibai BM; Diagnosis, Prevention and Management of Eclampsia, Obstetrics &
Gynecology, vol 105, number 2, February 2005, page 405-410.
34
37. Working Group Report in High Blood Pressure in Pregnancy; National High Blood
Pressure Education Program (NHBPEP), Reprinted August 1991.
35