Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji

74

Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa


Ditinjau dari Kadar Kanji

Preparation and Quality Analysis of Coconut Shell Charcoal Briquette


Observed by Starch Concentration.

1)
Maryono, 2)Sudding dan 3)Rahmawati
1,2)
Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar
3)
Alumni Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar
Email:yonochae@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui mutu briket arang tempurung kelapa ditinjau dari kadar kanji.
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pengumpulan bahan baku,
pengeringan bahan baku, karbonisasi, penggerusan dan penyaringan, pencampuran
bahan perekat, pencetakan dan pengempaan, pengeringan dan penentuan mutu
briket. Kadar air yang diperoleh berkisar antara 3,46-5,57%, kadar abu berkisar
antara 7,49-9,94%, sedangkan kadar zat yang hilang pada suhu 950C berkisar
antara 2,86-4,77%.
Kata kunci : briket, tempurung kelapa, karbonisasi, kadar kanji.

ABSTRACT
This study is an experimental research that aims to determine the quality of
coconut shell charcoal briquettes observed by starch consentration. The research
carried out in several stages, namely collection of raw materials, dehydration of
raw materials, carbonization, crushing and screening, mixing binder, molding and
compressing, drying and briquettes quality determining. Moisture concentration
obtained from 3,46-5,57%, ash concentration from 7,49-9.94%, and volatile matter
concentration at 950C from 2,86-4,77%.
Keywords: briquette, coconut shell, carbonization, starch concentration

PENDAHULUAN penggunaan bahan bakar minyak. Salah


Energi merupakan permasalahan satu alternatif tersebut yaitu dengan
utama dunia saat ini. Tiap tahunnya penggunaan energi biomassa. Energi
kebutuhan akan energi semakin biomassa merupakan sumber energi yang
meningkat seiring dengan semakin berasal dari sumber daya alam yang dapat
meningkatnya aktivitas manusia yang diperbaharui sehingga berpeluang untuk
menggunakan bahan bakar terutama dimanfaatkan sebagai bahan bakar
bahan bakar minyak yang diperoleh dari alternatif. Biomassa yang dijadikan
fosil tumbuhan maupun hewan. sebagai bahan bakar alternatif harus lebih
Ketersediaan bahan bakar fosil yang ramah lingkungan, mudah diperoleh,
semakin langka berakibat pada kenaikan lebih ekonomis dan dapat digunakan oleh
harga BBM, oleh karena itu diperlukan masyarakat luas.
suatu alternatif untuk mengurangi

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
75

Bahan pembuatan biomassa dapat tersebut juga dihasilkan perekat yang


diperoleh dari limbah pertanian, limbah lebih baik yaitu perekat kanji karena
industri dan limbah rumah tangga. Dalam memiliki kandungan air dan abu yang
rangka pemanfaatannya sebagai bahan rendah dan karbon yang lebih tinggi
bakar maka limbah tersebut dapat diolah dibandingkan dengan perekat sagu.
menjadi bahan bakar padat dalam bentuk Mutu briket yang baik adalah briket
briket. Masing-masing bahan memiliki yang memenuhi standar mutu agar dapat
sifat tertentu untuk dimanfaatkan sebagai digunakan sesuai keperluannya. Sifat-
briket namun yang paling penting adalah sifat penting dari briket yang
bahan tersebut harus memiliki sifat mempengaruhi kualitas bahan bakar
termal yang tinggi dan emisi CO2 yang adalah sifat fisik dan kimia seperti kadar
dihasilkan rendah sehingga tidak air, kadar abu, kadar zat yang hilang pada
berdampak pada pemanasan global. pemanasan 950C dan nilai kalor. Kadar
Diantara bahan yang memiliki sifat air, kadar abu dan kadar zat yang hilang
tersebut yaitu tempurung kelapa yang pada pemanasan 950C diharapkan
memiliki sifat difusi termal yang baik dan serendah mungkin sedangkan nilai kalor
dapat menghasilkan kalor sekitar 6500- diharapkan setinggi mungkin. Mutu
7600 kkal/kg (Triono, 2006). briket juga dipengaruhi oleh keberadaan
Penyebaran tanaman kelapa di perekat dalam briket baik jumlah maupun
Indonesia yang banyak serta banyaknya jenis perekat serta cara pengujian yang
industri kecil dan rumah tangga yang digunakan.
menggunakan bahan dasar kelapa Berdasarkan latar belakang di atas
mengakibatkan limbah tempurung kelapa maka pada penelitian ini akan ditentukan
semakin meningkat. Oleh karena itu mutu briket arang tempurung kelapa
dengan penggunaan tempurung kelapa ditinjau dari kadar kanji.
sebagai bahan pembuatan briket dapat
mengatasi permasalahan limbah. METODE PENELITIAN
Pemanfaatan tempurung kelapa sebagai A. Alat dan Bahan
bahan pembuatan briket dapat Alat yang digunakan pada
memperbaiki penampilan dan mutu penelitian ini diantaranya tungku
tempurung sehingga akan meningkatkan pengarangan (kiln), mesin giling, ayakan,
nilai ekonomis tempurung kelapa. pencetak briket, oven, tanur, neraca
Perekat yang sering digunakan analitik, neraca digital, eksikator, hot
pada pembuatan briket antara lain kanji, plate, cawan porselin, gelas kimia 2000
sagu, tanah liat, semen, natrium silikat mL, gelas ukur 250 mL, termometer
dan tetes tebu. Beberapa penelitian 110C, cawan petri, batang pengaduk,
sebelumnya yang dilakukan oleh klem besi dan wadah plastik. Bahan yang
Sutiyono (2002) membandingkan antara digunakan pada penelitian ini diantaranya
perekat kanji dengan perekat tetes tebu tempurung kelapa, tepung kanji dan air.
dan dihasilkan briket yang optimum yaitu
briket yang menggunakan bahan perekat B. Prosedur Penelitian
kanji karena memiliki kuat tekan dan Prosedur kerja pada penelitian ini
nilai kalor yang lebih tinggi. Penelitian meliputi pengeringan bahan baku,
lain dilakukan oleh Lestari et all. (2010) karbonisasi, penggilingan dan
yang membandingkan antara perekat sagu penyaringan, pencampuran bahan
dan perekat kanji. Dari hasil penelitian perekat, pencetakan dan pengempaan,

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
76

pengeringan dan penentuan mutu briket 3. Penggilingan dan Penyaringan


yang meliputi kadar air, kadar abu dan Arang yang telah terbentuk pada
kadar zat yang hilang pada suhu 950C. proses karbonisasi selanjutnya dihaluskan
Adapun prosedur kerja dari masing- dengan menggunakan mesin giling dan
masing tahapan tersebut dapat diayak sehingga diperoleh serbuk arang
diterangkan sebagai berikut: dengan ukuran 60 mesh sesuai dengan
1. Pengeringan Bahan Baku SNI 01-6235-2000.
Pada proses ini tempurung kelapa 4. Pencampuran dengan Bahan
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan Perekat
pengotor seperti serabut-serabut, tanah Perekat kanji dibuat dengan cara
dan kotoran-kotoran lain yang menempel memasak tepung kanji dengan air
pada tempurung. Selanjutnya tempurung sebanyak 750 mL pada suhu 70C sampai
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil membentuk gel. Berat kanji divariasikan
untuk memudahkan pada saat proses yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7% dan
pengarangan. Tempurung kemudian 8% terhadap berat serbuk arang. Perekat
dikeringkan di bawah sinar matahari kanji yang telah terbentuk selanjutnya
selama 2 hari untuk mengurangi dicampur dengan serbuk arang secara
kandungan air tempurung tersebut. merata hingga membentuk adonan.
2. Karbonisasi Adapun perlakuan pada proses
Tempurung kelapa yang sudah pencampuran dengan bahan perekat dapat
kering sebanyak 70 kg diarangkan dilihat pada Tabel 1.
dengan menggunakan kiln drum.
Sebelum tempurung kelapa dimasukkan Tabel 1. Perlakuan Proses Pencampuran
ke drum terlebih dahulu pada bagian dengan Bahan Perekat
bawah drum diletakkan sabut kelapa Serbuk Air
Perlakuan Kanji (g)
sebagai umpan, selanjutnya sabut kelapa Arang (g) (mL)
dibakar hingga bahan baku terbakar dan 1% 990 10 750
menyala. Penutup drum bagian bawah 2% 980 20 750
3% 970 30 750
ditutup sedangkan penutup pada bagian
4% 960 40 750
atas dan lubang udara di sekeliling drum
5% 950 50 750
dibiarkan terbuka.
6% 940 60 750
Pada saat asap yang ditimbulkan 7% 930 70 750
dari proses pembakaran mulai menipis 8% 920 80 750
dan tempurung telah menjadi bara yang
dapat dilihat dari lubang udara maka 5. Pencetakan dan Pengempaan
penutup drum pada bagian atas dan Hasil adonan briket diletakkan pada
lubang udara ditutup. Pembakaran selesai cetakan berbentuk silinder dengan tinggi
yang ditandai dengan asap yang keluar 4 cm dan diameter 2 cm kemudian
mulai menipis. Proses pembakaran ini dipadatkan dengan menggunakan mesin
dibiarkan berlangsung selama 4 jam. pencetak briket bertenaga hidrolik.
Selanjutnya arang didinginkan selama 1 6. Pengeringan
jam dan dilakukan penyortiran dengan Briket arang yang dihasilkan
memisahkan antara arang yang berwarna kemudian dikeringkan dalam oven pada
hitam dengan arang yang telah suhu 60C selama 3x24 jam. Briket yang
membentuk abu maupun arang yang telah dikeringkan dikemas dalam kantong
belum terbentuk sempurna.

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
77

plastik dan ditutup rapat untuk menjaga c. Penentuan Kadar Zat yang Hilang
agar briket tetap dalam keadaan kering. pada Suhu 950C (SNI 06-3730-
7. Penentuan Mutu Briket 1995)
a. Penentuan Kadar Air (SNI 06-3730- Cara penentuan kadar zat yang
1995) hilang pada Suhu 950C briket yaitu
Kadar air briket dapat ditentukan cawan kosong beserta tutupnya terlebih
dengan cara menimbang cawan porselin dahulu dipijarkan di dalam tanur selama
kosong kemudian sampel briket 30 menit dan didinginkan di dalam
dimasukkan ke cawan sebanyak 5 gram. eksikator. Kemudian ditimbang dengan
Sampel diratakan dan dimasukkan ke teliti sebanyak 1 gram sampel ke dalam
dalam oven yang telah diatur suhunya cawan kosong tersebut. Cawan
sebesar 105C selama 3 jam. Cawan selanjutnya ditutup dan dimasukkan ke
dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam tanur dengan suhu 950C selama 7
dalam eksikator kemudian ditimbang menit. Penentuan kadar zat yang hilang
bobotnya. Penentuan kadar air dilakukan pada suhu 950C dilakukan sebanyak tiga
sebanyak tiga kali pengulangan ((triplo). kali pengulangan (triplo).
Kadar air dapat ditentukan dengan Kadar zat yang hilang pada suhu
menggunakan persamaan: 950C dapat dihitung dengan
M 1 M 2 menggunakan rumus:
Kadar air (%) = x 100%
bobot sampel Kadar zat hilang pada 950C (%)
Dimana : W W
M1 = bobot cawan kosong + bobot sampel = 1 2 100%
W1
sebelum pemanasan (gram)
M2 = bobot cawan kosong + bobot sampel Dimana: W1 = bobot sampel awal (gram)
setelah pemanasan (gram) W2 = bobot sampel setelah
b. Penentuan Kadar Abu (SNI 06- pemanasan (gram)
3730-1995)
Penentuan kadar abu dilakukan HASIL PENELITIAN
dengan cara mengeringkan cawan Pembuatan briket arang dari
porselin dalam tanur bersuhu 600C tempurung kelapa dengan menggunakan
selama 30 menit. Selanjutnya cawan perlakuan variasi kadar kanji yaitu 1%,
didinginkan di dalam eksikator selama 30 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7% dan 8%. Hasil
menit dan ditimbang bobot kosongnya. pengujian mutu briket arang tempurung
Kemudian ke dalam cawan kosong kelapa yang dihasilkan dapat diihat pada
tersebut dimasukkan sampel sebanyak 1 Tabel 2. Data ini merupakan hasil rata-
gram. Cawan yang telah berisi sampel rata dari tiga kali pengulangan untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam tanur setiap perlakuan. Data hasil penelitian ini
dengan suhu 850C selama 4 jam sampai selanjutnya dibandingkan dengan standar
sampel menjadi abu. Selanjutnya cawan kualitas briket arang Jepang, Inggris,
diangkat dari dalam tanur dan Amerika dan Indonesia yang ada di
didinginkan di dalam eksikator, lalu pasaran untuk masing-masing sifat briket
ditimbang. Penentuan kadar abu yang diuji. Adapun hasil pengujian mutu
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan briket arang tempurung kelapa dapat
(triplo). Kadar abu dapat dihitung dengan dilihat pada Tabel 2. dan dibandingkan
menggunakan rumus: dengan mutu briket Jepang, Inggris, dan
A Amerika seperti pada Tabel 3.
Kadar abu (%) = 100%
B
Dimana: A = bobot abu (gram)
B = bobot sampel (gram)

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
78

Tabel 2. Hasil Pengujian Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa


Hasil pengujian
Kadar
No. Kadar air Kadar Kadar zat hilang
kanji Sd Sd Sd
(%) abu (%) pada suhu 950 C (%)
1. 1% 3,4562 0,0342 7,4900 0,0071 2,8615 0,0100
2. 2% 3,6884 0,0749 7,9091 0,0041 3,0283 0,0100
3. 3% 3,8344 0,0725 8,3103 0,0082 3,2739 0,0460
4. 4% 4,1112 0,0520 8,6435 0,0058 3,5669 0,0135
5. 5% 4,6429 0,0538 8,9271 0,0058 3,7841 0,0158
6. 6% 4,9815 0,0716 9,3185 0,0041 4,0345 0,0248
7. 7% 5,1262 0,0071 9,7024 0,0108 4,3964 0,0191
8. 8% 5,5626 0,0766 9,9411 0,0100 4,7715 0,0344

Tabel 3. Kualitas Briket Arang Jepang, Inggris, Amerika dan Indonesia


Sifat-sifat briket Jepang Inggris Amerika Indonesia
Kadar air (%) 6-8 3-4 6 Max 8
Kadar abu (%) 3-6 8-10 18 Max 8
Kadar zat menguap (%) 15-30 16 19 Max 5

PEMBAHASAN saat proses karbonisasi dan pada mutu


A. Pembuatan Briket Arang briket yang dihasilkan. Tempurung yang
Tempurung Kelapa basah akan menimbulkan banyak asap
Tempurung kelapa merupakan pada saat dilakukan karbonisasi.
limbah organik yang memiliki peluang Proses karbonisasi pada penelitian
untuk dijadikan sebagai bahan bakar. ini dilakukan dengan menggunakan kiln
Tempurung kelapa digunakan sebagai drum dengan sistem suplai udara terbatas
bahan dasar pembuatan briket pada dengan tujuan agar tidak terjadi
penelitian ini karena tempurung kelapa pembakaran lebih lanjut pada tempurung
memiliki sifat difusi termal yang baik kelapa sehingga rendemen arang yang
yang diakibatkan oleh tingginya diperoleh tinggi karena terbentuk arang
kandungan selulosa dan lignin yang secara sempurna dan hanya menyisakan
terdapat di dalam tempurung. Selain itu, sedikit abu. Adapun arang yang
keberadaan tempurung kelapa yang dihasilkan dari karbonisasi 70 kg
melimpah baik yang berasal dari limbah tempurung kelapa yaitu sebesar 21 kg
pertanian maupun yang berasal dari atau sekitar 30%.
limbah rumah tangga dan industri yang Pada proses karbonisasi terjadi
belum dimanfaatkan secara maksimal. penguraian bahan-bahan organik yang
Untuk meningkatkan penggunaan terkandung di dalam tempurung kelapa.
tempurung kelapa sebagai bahan bakar Pada suhu 100-120C terjadi penguapan
alternatif maka tempurung kelapa dapat air, pada suhu 270-310C terjadi
dibuat menjadi briket. penguraian selulosa menjadi larutan
Tempurung kelapa yang akan piroglinat, gas kayu dan sedikit ter, pada
dijadikan briket harus tempurung yang suhu 310-500C terjadi penguraian lignin
berasal dari kelapa yang sudah tua, kering dihasilkan lebih banyak ter sedangkan
dan bersih dari pengotor seperti serabut, larutan piroglinat dan gas CO2 menurun
tanah ataupun pasir yang menempel pada sedangkan gas CH4, CO dan H2
tempurung karena akan berpengaruh pada meningkat dan pada suhu 500-1000C

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
79

merupakan tahap pemurnian arang atau penggunaan terutama pada pembakaran


peningkatan kadar karbon. dan pengemasan. Pemberian tekanan
Adapun reaksi yang terjadi pada akan menyebabkan perekat yang masih
proses karbonisasi yaitu: dalam keadaan cair akan mulai tersebar
1. Reaksi penguraian selulosa secara merata ke dalam celah-celah dan
(C6H10O5)n 270-310C CH3COOH + keseluruhan permukaan serbuk arang
3CO2 + 2H2O + CH3OH + 5H2 + yang menyebabkan ikatan antar parikel
3CO arang semakin kuat sehingga briket yang
2. Reaksi penguraian lignin dihasilkan tidak mudah rapuh. Briket
[(C9H10O3)(CH3O)]n 310-500C yang dihasilkan berbentuk silinder
C18H11CH3 (ter) + C6H5OH + dengan tinggi 4 cm dan diameter 2 cm.
CO + CO2 + CH4 + H2 Pengeringan briket dilakukan
3. Reaksi umum pembentukan karbon dalam oven pada suhu 60C selama 3 x
(CxHyOz)n + O2 500-1000C C(grafit) + 24 jam untuk mengurangi kandungan air
CO(g) + H2O(g) briket yang berasal dari pelarut yang
digunakan. Briket yang telah kering
Arang yang terbentuk dari proses dikemas di dalam kantongan agar briket
karbonisasi digiling dengan tetap kering karena briket arang bersifat
menggunakan mesin penggiling dengan higroskopis sehingga jika dibiarkan di
tujuan untuk memperkecil ukuran partikel udara terbuka maka briket akan menyerap
arang karena ukuran partikel arang air dari udara sekitar yang menyebabkan
mempengaruhi kualitas briket yang briket menjadi rapuh.
dihasilkan. Serbuk arang diayak dengan
ayakan 60 mesh sesuai dengan SNI 01- B. Penentuan Mutu Briket Arang
6235-2000. Tempurung Kelapa
Tepung kanji digunakan sebagai 1. Kadar Air
bahan perekat pada penelitian ini Kadar air sangat mempengaruhi
didasarkan pada beberapa pertimbangan kualitas briket arang yang dihasilkan.
diantaranya tepung kanji mudah Semakin rendah kadar air maka nilai
diperoleh, lebih murah dan dapat kalor dan daya pembakaran akan semakin
menghasilkan kekuatan rekat kering tinggi dan sebaliknya semakin tinggi
yang tinggi serta menghasilkan sedikit kadar air maka nilai kalor dan daya
asap saat dibakar. Selain itu, pada saat pembakaran akan semakin rendah.
briket dibakar kanji akan ikut terbakar Penentuan kadar air dilakukan untuk
dan dapat memperlambat proses mengetahui sifat higroskopis briket arang
pembakaran sehingga briket tidak mudah tempurung kelapa.
berubah menjadi abu dan juga mampu Kadar air yang diperoleh dari
menjaga suhu briket tetap konstan pada penelitian ini berkisar antara 3,4562-
saat berlangsung proses pembakaran 5,5626%. Keseluruhan briket yang
(Sudrajat et all., 2010). dihasilkan telah sesuai dengan SNI
Hasil adonan serbuk arang dengan dimana kadar air briket arang menurut
perekat kanji dicetak dan ditekan dengan SNI (SNI 01-6235-2000) yaitu maksimal
menggunakan mesin cetak bertenaga 8%. Kadar air briket yang dihasilkan
hidrolik. Tujuan pencetakan yaitu pada kadar kanji 1-3% juga memenuhi
memperbaiki penampilan dan tekstur dari standar Inggris dimana kadar air untuk
briket serta mempermudah dalam standar briket Inggris yaitu 3-4%. Kadar

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
80

air terendah diperoleh pada kadar kanji berasal dari air yang terikat di dalam pori
1% dan tertinggi pada kadar kanji 8%. sebagai akibat dari penambahan perekat
Kadar air briket dipengaruhi oleh kanji. Sedangkan pada briket yang
jenis bahan baku, jenis perekat dan dihancurkan kandungan air berasal dari
metode pengujian yang digunakan. Pada udara luar yang diserap oleh briket serta
umumnya kadar air yang tinggi akan kandungan air yang terdapat di dalam
menurunkan nilai kalor dan laju pori briket itu sendiri sebagai akibat
pembakaran karena panas yang diberikan penambahan perekat.
digunakan terlebih dahulu untuk
menguapkan air yang terdapat di dalam 6
briket. Briket yang mengandung kadar air 5

kadar air (%)


yang tinggi akan mudah hancur serta 4
mudah ditumbuhi jamur. 3
Pada penelitian ini semakin tinggi 2
kadar kanji maka kadar air yang
1
diperoleh semakin tinggi pula. Hal ini
0
disebabkan oleh sifat perekat kanji dan
arang yang tidak tahan terhadap 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
kelembaban sehingga mudah menyerap kadar kanji
air dari udara. Pada penambahan perekat
yang semakin tinggi menyebabkan air Gambar 1. Grafik Hubungan Kadar Kanji
yang terkandung dalam perekat akan Terhadap Kadar Air Briket Arang
masuk dan terikat dalam pori arang, Tempurung Kelapa
selain itu penambahan perekat yang
semakin tinggi akan menyebabkan briket C. Kadar Abu
mempunyai kerapatan yang semakin Penentuan kadar abu
tinggi pula sehingga pori-pori briket dimaksudkan untuk mengetahui bagian
semakin kecil dan pada saat dikeringkan yang tidak terbakar yang sudah tidak
air yang terperangkap di dalam pori memiliki unsur karbon lagi setelah briket
briket sukar menguap. Adapun hubungan dibakar. Kadar abu sebanding dengan
antara kadar kanji dan kadar air briket kandungan bahan anorganik yang
arang tempurung kelapa dapat dilihat terdapat di dalam briket.
pada Gambar 1. Kadar abu yang dihasilkan dari
Pada Gambar 1, terlihat bahwa penelitian ini yaitu berkisar antara
semakin tinggi kadar kanji maka kadar air 7,4900-9,9411%. Hasil yang diperoleh
yang dihasilkan semakin tinggi pula dan pada kadar kanji 1-2% sesuai dengan SNI
tidak diperoleh kadar air yang optimum. yaitu kadar abu briket maksimal 8% dan
Hal ini disebabkan karena pada saat kadar abu pada kadar kanji 3-8% sesuai
pengujian kadar air, briket yang akan dengan standar Inggris yaitu kadar abu
diuji dihancurkan yang menyebabkan untuk standar Inggris 8-10%. Sedangkan
pori-pori briket semakin besar sehingga untuk standar briket buatan Jepang dan
briket akan lebih mudah menyerap air Amerika kadar abu yang dihasilkan pada
dari udara dan memberikan penambahan briket ini belum terpenuhi dimana standar
air di dalam briket. Briket yang tidak kadar abu briket buatan Jepang sebesar 3-
dihancurkan memiliki pori yang lebih 6% dan Amerika sebesar 18%.
kecil sehingga kandungan airnya hanya

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
81

Kadar abu terendah diperoleh dapat menurunkan kualitas briket yang


pada kadar kanji 1% yaitu sebesar dihasilkan sebab akan menurunkan nilai
7,4900% dan kandungan abu tertinggi kalor dan laju pembakaran dari briket.
diperoleh pada kadar kanji 8% yaitu Oleh karena itu pada pembuatan briket
sebesar 9,9411%. Kadar abu meningkat diharapkan briket yang dihasilkan
dengan meningkatnya kadar perekat memiliki kandungan abu yang serendah
kanji. Hal ini disebabkan adanya mungkin.
penambahan abu dari perekat kanji yang D. Kadar Zat yang Hilang pada Suhu
digunakan. Semakin tinggi kadar perekat 950C
maka kadar abu yang dihasilkan semakin Kadar zat yang hilang pada suhu
tinggi pula. Selain itu, tingginya kadar 950C adalah zat yang dapat menguap
abu juga dipengaruhi oleh tingginya sebagai hasil dekomposisi senyawa-
kandungan bahan anorganik yang senyawa yang masih terdapat di dalam
terdapat pada tepung kanji dan briket arang selain air, karbon terikat dan
tempurung kelapa seperti silika (SiO2), abu. Kadar zat yang hilang pada suhu
MgO dan Fe2O3, AlF3, MgF2 dan Fe. 950C yang diperoleh pada penelitian ini
Adapun hubungan antara kadar berkisar antara 2,8615-4,7715% hasil ini
kanji terhadap kadar abu briket arang masih memenuhi standar SNI dimana
tempurung kelapa dapat dilihat pada kadar zat yang hilang pada suhu 950C
Gambar 2. menurut SNI yaitu maksimal 5% tetapi
12 belum memenuhi standar briket buatan
Jepang, Inggris dan Amerika.
10
Kadar zat menguap terendah
kadar abu (%)

8 diperoleh pada kadar kanji 1% yaitu


sebesar 2,8615% dan tertinggi pada kadar
6
kanji 8% yaitu sebesar 4,7715%. Kadar
4 zat yang hilang pada suhu 950C yang
diperoleh pada penelitian ini semakin
2 bertambah seiring dengan semakin
0 bertambahnya kadar kanji. Hal ini
disebabkan adanya kandungan zat-zat
0% 2% 4% 6% 8% 10%
menguap seperti CO, CO2, H2, CH4 dan
kadar kanji H2O yang terdapat pada perekat kanji dan
arang tempurung kelapa yang digunakan
Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar Kanji
Terhadap Kadar Abu Briket Arang ikut menguap. Kandungan zat menguap
Tempurung Kelapa yang tinggi akan menimbulkan banyak
asap pada saat briket dinyalakan.
Meskipun bahan perekat Kandungan asap yang tinggi disebabkan
memberikan penambahan abu pada oleh adanya reaksi antara karbon
briket, namun bahan perekat harus tetap monoksida (CO) dengan turunan alkohol.
digunakan karena briket yang tidak Adapun hubungan antara kadar
menggunakan bahan perekat kanji dengan kadar zat yang hilang suhu
kerapatannya rendah sehingga briket akan 950C dapat dilihat pada Gambar 3.
mudah hancur sehingga sukar dijadikan
sebagai bahan bakar. Kadar abu yang
tinggi akan menimbulkan kerak serta

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
82

6 SARAN
Dari penelitian yang dilakukan
kadar zat yang

4 dapat disarankan sebagai berikut:


hilang (%)

1. Disarankan kepada peneliti


2
selanjutnya agar menggunakan briket
0 yang masih utuh dalam melakukan
0% 5% 10% pengujian terhadap mutu briket dan
disarankan untuk meningkatkan kadar
kadar kanji perekat untuk mendapatkan mutu
briket yang optimum.
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Kanji 2. Disarankan untuk melakukan
Terhadap Kadar Zat yang Hilang pada Suhu penelitian lebih lanjut terhadap daya
950C tahan briket.
Pada waktu pemanasan briket
arang, perekat yang digunakan ikut DAFTAR PUSTAKA
menguap sehingga kadar zat yang hilang Budi, E. 2011. Tinjauan Proses
pada suhu 950C yang dihasilkan menjadi Pembentukan dan Penggunaaan
lebih besar dengan bertambahnya Arang Tempurung Kelapa sebagai
konsentrasi perekat. Hal ini sesuai dengan Bahan Bakar. Jurnal Penelitian
penelitian Saktiawan (2000) yang Sains Volume 14 Nomor 4(B) 14406.
menyatakan bahwa ada kecenderungan Jakarta: Jurusan Fisika FMIPA
semakin besar konsentrasi perekat yang Universitas Negeri Jakarta.
digunakan maka kadar zat yang hilang Chrismunandar. 2012. Uji Kandungan
pada suhu 950C akan semakin besar dan Hasil Pembakaran Bahan
pula. Organik. Palangkaraya: Jurusan
Tinggi rendahnya kadar zat Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
menguap juga dipengaruhi oleh suhu dan Pendidikan Universitas
lamanya proses pengarangan. Kadar zat Palangkaraya.
menguap yang tinggi disebabkan oleh Fengel, D. dan Wegener, G. 1984. Kayu
tidak sempurnanya proses karbonisasi. Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi.
Semakin besar suhu dan waktu Yogyakarta: Gadjah Mada
pengarangan maka semakin banyak zat University Press.
menguap yang terbuang sehingga pada Gianyar, B., Nurchayati., Padang, Y.
saat pengujian kadar zat menguap akan 2012. Pengaruh Persentase Arang
diperoleh kadar zat menguap yang Tempurung Kemiri Terhadap Nilai
rendah. Kalor Briket Campuran Biomassa
Ampas Kelapa - Arang Tempurung
KESIMPULAN Kemiri. Mataram : Jurusan Teknik
Adapun kesimpulan dari Mesin Fakultas Teknik Universitas
penelitian ini yaitu mutu briket arang Mataram.
tempurung kelapa ditinjau dari kadar Gultom, J, F. 2008. Karakteristik Briket
kanji diperoleh kadar air sebesar 3,46- Arang dari Sludge dengan
5,57%, kadar abu berkisar antara 7,49- Penambahan arang Tempurung
9,94%, sedangkan kadar zat yang hilang Kelapa. Sumatera Utara: Departemen
pada suhu 950C berkisar antara 2,86- Kehutanan Fakultas Pertanian
4,77%. Universitas Sumatera Utara.

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83


Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
83

Hendra, D. 2008. Briket Arang dan Fakultas Teknik Universitas


Arang Aktif dari Kulit Kayu Surakarta.
Mangium. Bogor: Pusat Penelitisn Sutiyono. 2002. Pembuatan Briket Arang
dan Pengebangan Hutan dan dari Tempurung Kelapa dengan
Konservasi alam. Bahan Pengikat Tetes Tebu dan
Kurniati, E. dan Suprihatin. 2009. Tapioka. Jurnal Kimia dan
Kinetika Pembakaran Briket Arang Teknologi ISSN 0216-163 X.
Enceng Gondok. Jurnal Penelitian Surabaya: Jurusan Teknik Kimia
Ilmu Teknik Vol.9, No.1 Juni 2009 : Fakultas Teknologi Indutri-UPN
70-77. Surabaya: Jurusan Teknik Veteran.
Kimia Fakultas Teknologi Indutri Tirono, M. dan Sabit, A. 2011. Efek Suhu
UPN Veteran. pada Proses Pengarangan terhadap
Lehninger, A, L. 1982. Dasar-Dasar Nilai Kalor Arang Tempurung
Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga. Kelapa (Coconut Shell Charcoal).
Lestari, L., Aripin, Yanti, Zainuddin, Malang: Jurusan Fisika Fakultas
Sukmawati, Marliani. 2010. Analisis Sains dan Teknologi UIN Maulana
Kualitas Briket Arang Tongkol Malik Ibrahim Malang.
Jagung yang Menggunakan Bahan Triono, A. 2006. Karakteristik Briket
Perekat Sagu dan Kanji. Jurnal Arang dari Campuran Serbuk
aplikasi Fisika Vol.6, No.2 Agustus Gergaji Kayu Afrika (Maesopsis
2010. Kendari: Jurusan Fisika eminii Engl) dan Sengon
FMIPA Universitas Haluoleo. (Paraserianthes falcataria L.
Ndraha, N. 2010. Uji Komposisi Bahan Nielsen) dengan Penambahan
Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa (Cocos nucifera
Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu L). Bogor: Departemen Hasil Hutan
terhadap Mutu yang dihasilkan. Fakultas Kehutanan IPB.
Sumatera Utara: Departemen Wahyuni, M. 2000. Bertanam Kelapa
Teknologi Pertanian Fakultas Kopyor. Jakarta: PT. Penebar
Pertanian Universitas Sumatera Swadaya.
Utara. Wahyusi,K., Dewati, R., Ragilia, R.
Saktiawan, I. 2000. Identifikasi Sifat Fisis 2012. Briket Arang Kulit Kacang
dan Kimia Briket Arang dari Sabut Tanah dengan Proses Karbonisasi.
Kelapa (Cocos nucifera L.). Bogor: Berkala Ilmiah Teknik Kimia Vol 1,
Jurusan Teknologi Hasil Hutan No 1, April 2012. Surabaya: Jurusan
Fakultas Kehutanan, ITB. Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Sinurat, E. 2011. Studi Pemanfaatan Indutri-UPN Veteran.
Briket Kulit Jambu Mete dan Yudayanto, A. dan Kusumaningrum, K.
Tongkol Jagung sebagai Bahan 2005. Pembuatan Briket Bioarang
Bakar Alternatif. Makassar: Jurusan dari Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati
Mesin Fakultas Teknik Universitas (L2C605116) dan (L2C605152).
Hasanuddin. Semarang: Jurusan Teknik Kimia
Sulistyanto, A. 2006. Karakteristik Fakultas Teknik Universitas
Pembakaran Biobriket Campuran Diponegoro
Batubara dan Sabut Kelapa.
Surakarta: Jurusan Teknik Mesin

Jurnal Chemica Vo/. 14 Nomor 1 Juni 2013, 74 - 83

Anda mungkin juga menyukai