Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering dipres dan ditempelkan

pada lembaran kertas manila yang menghasilkan suatu label atau data yang

secara rinci disimpan dalam rak-rak atau tempat tertentu. Hal ini sesuai

literature Meynyeng (2010) yang menyatakan Herbarium adalah kumpulan

tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas,

biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci

serta disipan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan

dimana herbarium itu disimpan.

Herbarium kering adalah Herbarium yang dibuat dengan cara

pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa

diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya hal ini

sesuai dengan literatur Ardiawan (2010) yang menyatakan Herbarium kering

adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat

cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan

perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Berdasarkan paparan

sebeumnya maka penting bagi kita untuk melakukan praktikum herabarium

agar kita dapat mengetahui cara membuat herbarium.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum Inventarisasi Tumbuhan di Taman

Nasional Rawa Aopa yaitu bagaimana karakteristik struktur morfologi,


deskripsi dan klasifikasi dari masing-masing spesies yang berada di taman

nasional Rawa Aopa Watumohai ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Inventarisasi Tumbuhan di Taman Nasional

Rawa Aopa yaitu untuk mengetahui karakteristik struktur morfologi,

deskripsi dan klasifikasi dari masing-masing spesies yang berada di taman

nasional Rawa Aopa Watumohai.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum Inventarisasi Tumbuhan

di Taman Nasional Rawa Aopa yaitu agar dapat mengetahui bagaimana

karakteristik struktur morfologi, deskripsi dan klasifikasi dari masing-masing

spesies yang berada di taman nasional Rawa Aopa Watumohai.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor

(1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi.Luca Ghini (1490-

1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang

pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di

atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938).Pada awalnya

banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi

pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein Herbarium Celebense 39 praktek ini

telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).

Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya,

pengawetan dan penyimpanannya.Koleksi objek harus memperhatikan pula

kelestarian objek tersebut.Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah

satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap

objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun

kering. Cara dan bahan pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya.Untuk

organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan

basah.Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering

berupa herbarium (Suyitno, 2004).

Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam

praktek pembuatan herbarium.Spesimen herbarium yang baik harus memberikan

informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata

lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan
harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak

pada specimen herbarium ( Siregar, 20006 ).

Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,

penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak

disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk

herba disertakan seluruh habitus.Herbarium kering digunakan untuk spesimen

yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan

herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya

buah (Setyawan dkk, 2004).

Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan

hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari

pohon.Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama

latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara

harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada

selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan

dan dimana ditemukannya. Istilah Herbarium adalah pengawetan specimen

tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan koleksi dan ilmu

pengetahuan.Koleksi specimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat

yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium

(Stacey, 2004).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Inventarisasi Tumbuhan di Taman

Nasional Rawa Aopa sebagai berikut :

Gambar 1. Paku Kikir (Tectaria crenata)

Gambar 2. Nasturtium (Tropaeolum majus)

Gambar 3. Kaki kuda (Centella aciatica)


B.

Pembahasan

Herbarium

berasal dari kata

hortus dan botanicus,

artinya kebun

botani yang di keringkan,biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi.

Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium

adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen

herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material

tumbuhan yang telah diawetkan disimpan.

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang

telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan

data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan

tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh

diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan

pembuatan herbarium

Herbarium terbagi atas dua jenis yaitu herbarium basah dan

herbarium kering. Dimana herbarium basah merupakan awetan dari suatu

hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat

aslinya. Sedangkan herbarium Kering adalah awetan yang dibuat dengan cara

pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa

diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.


Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan tiga jenis vegetasi

hutan berupa tumbuhan yang jenisnya sukar ditemui di sekeliling wiyah

perkuliahan. Pemilihan vegetasi didasarkan atas kesukarannya terdapat

diwilayah lain dan keunikannya. Adapun tumbuhan yang praktikan temukan

yaitu terdiri dari Paku Kikir (Tectaria crenata), Nasturtium (Tropaeolum

majus) dan Kaki kuda (Centella aciatica).

1. Pengamatan pada Paku Kikir (Tectaria crenata)

Regnum : Plantae

Divisio : Pteridophyta

Classis : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Familia : Polypodiaceae

Genus : Tectaria

Spesies : Tectaria crenata

Sistem perakaran pada Paku Kikir (Tectaria crenata) adalah sistem

perakaran serabut, dimana umumnya ukurannya hampir sama besar yaitu dari

akar-akar keluar serabut-serabut halus. Pada batangnya berbentuk bulat kecil,

dimana batang berwarna kehitaman yang mengandung air, percabangan

simpodial.Paku Kikir (Tectaria crenata) ini merupakan daun tidak lengkap, karena

hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).Pada

permukaan daun bagian atas agak kasar.Panjang daunnya 13 cm dan lebar 9


cm. Tepi daun bergerigi (serratus) berlekuk.Susunan tulang daun bertulang

menjari (palminerve).Ujung daunnya meruncing, dimana bersudut runcing tetapi

dua sisinya membelok.

2. Pengamatan pada Nasturtium (Tropaeolum majus)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Geraniales

Familia : Tropaeolaceae

Genus : Tropaeolum

Spesies : Tropaeolum majus

Sistem perakaran pada Nasturtium (Tropaeolum majus) adalah sistem

perakaran serabut, dimana umumnya ukurannya hampir sama besar yaitu dari

akar-akar keluar serabut-serabut halus. Pada batangnya berduri berbentuk bulat

kecil, dimana batang berwarna hijau muda, percabangan simpodial.Nasturtium

(Tropaeolum majus) ini merupakan daun tidak lengkap, karena hanya memiliki

tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).Pada permukaan daun bagian

atas agak kasar berbulu. Panjang daunnya 8 cm dan lebar 6,5 cm. Tepi daun

bergigi (dentate) berlekuk. Susunan tulang daun bertulang menjari

(palminerve).Ujung daunnya meruncing, dimana bersudut runcing tetapi dua

sisinya membelok.jenis tanaman ini biasa hidupnya menjalar.

3. Pengamatan pada Kaki kuda (Centella aciatica)


Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Apiales

Familia : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centella aciatica

Habitus berupa terna atau herba tahunan, tanpa batang tetapi dengan

rimpang pendek dan stolom yang melatah, panjang 10 80 cm. Daun tunggal,

tersusun dalam roset yang terdiri dari 2 10 daun, kadang kadang agak

berambut, tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar

dan bundar dengan garis tengah 1 7 cm, pinggir daun beringgit-bergerigi,

terutama ke arah pangkal daun. Perbungaan berupa payung tunggal atau 3 5

bersama-sama keluar dari ketiak daun, gagang perbungaan 5 50 mm, lebih

pendek dari tangkai daun. Bunga umumnya 3, yang tengah duduk, yang

disamping bergagang pendek, daun pelindung 2 panjang 3 4 mm, bentuk bundar

telur, tajuk berwarna merah lembayung, panjang 1 1,5 mm.


IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Herbarium dapat

disimpulkan bahwa struktur morfologi pada masing-masing tumbuhan di kebun

raya UHO memiliki banyak perbedaan, mulai dari habitus, ukuran, hingga

penampakan daun, batang dan akar.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum herbarium yaitu perhatian

dan pengotrolan asisten terhadap masing-masing praktikannya lebih

ditingkatkan lagi baik dalam hal pendampingan masuk kelapangan mencari dan

mengidentifikasi tumbuhan maupun pada saat pembutan herbarium.


DAFTAR PUSTAKA

Ramadhanil, 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam


MenunjangPenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi.Makassar

Siregar E.S. 2006. Taksonomi Tumbuhan. Departemen Biologi. FMIPA USU.


Medan
Setyawan, A.D. dkk. 2005.Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan
Biologi FMIPAUniversitas Sebelas Maret. Surakarta
Stacey, dkk. 2004. Herbarium. Cambridge University Press: New York

Suyitno, A.L. 2004.Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi


FMIPA UNY. Yokyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN

HERBARIUM

OLEH :

NAMA : HIFTALIL HUJANNAH

STAMBUK : F1D1 14 006

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : PUTRI AYU SARI , S.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2017

Anda mungkin juga menyukai