Anda di halaman 1dari 86

AnalisisCender

dalam
Pembangunan
Kesehatan

Aplikasi Gender AnalysisPathway(GAP)


dan
Berbagi Pengalaman

DOKUMENTASI & ARSIP


BAPPENAS
Acc.No..c.t!=.{!/ ;..?.{
Craqs : ......../.J/..{.....

checked,'.:i.i:.|i:..W

BadanPerencanaan
Pembangunan
Nasional(BAppENAS)
bekerjasama
dengan
Development (DPA)projectll -
PlanningAssistance
CanadianInternational Agency(CIDA)
Development

November2002
Jakarta,
KATA PENGANTAR

Penyusunanlaporanini merupakandokumentasipengalamanempat sektor


pembangunanyaitu kesehatan,kesejahteraansosial, keluarga berencana,dan
lingkunganhidup ketikamenerapkan analisisgenderdenganteknik GenderAnalysis
Pathway (GAP) dalam merancangkegiatanprogrampembangunan yang sensitif
gender. Pelaksanaan kegiatandiselenggarakanmelalui serangkaiandiskusi dan
workshop yang penyelenggaraannya merupakan kerjasama antara Bappenas
(DirektoratKependudukan,Kesejahteraan
Sosial,danPemberdayaan Perempuan)dan
CIDA (melaluiProyekDevelopment PlanningAssistancell-DPA ll).

Perlu diketahuibahwakegiatanini rnerupakankelanjutandari kegiatanyang


telah dilaksanakandi 5 (lima) sektor pembangunan lainnyapada tahun anggaran
2001,yaitukoperasidanusahakecil menengah, ketenagakerjaan,
hukum,pendidikan,
dan pertanian.Padatahun2001,kegiatansemacamini merupakan kerjasamaantara
Bappenas(melalui DirektoratKependudukan, Kemasyarakatan,dan Pemberdayaan
Perempuan)denganCIDA (melalui Women'sSupport Project PhaseII-WSP ID.
Dengandemikiansampaisaatini, palingtidak,ada9 (sernbilan)sektorpembangunan
yang telah berupaya untuk melaksanakanpengarusutamaangender dalam
perencanaan kegiatanpembangunan mereka.

Berbagaiupayapembangunan nasionalyang diarahkanuntuk meningkatkan


kualitas manusia,baik perempuanmaupun laki-laki, temyatabelum memberikan
manfaatyang setarabagi perempuandan laki-laki. Hal ini tidak sajaberartibahwa
hak-hak perempuanuntuk memperolehmanfaat secaraoptimal dari pembangunan
belum terpenuhi,tetapi juga karena masih belum temanfaatkannyakapasitas
perempuan, sebagaisumberdayamanusia,secaraoptimal.Disampingitu, r.endahnya
kualitas perempuanjuga dapat mempengaruhikualitas generasi penerusnya,
mengingatbahwamerekamempunyaifungsi reproduksidan sangatberperandalam
mengembangkan sumberdayamanusiamasadepan.

Sementafaitu, kesetaraandan keadilan gender belum sepenuhnyadapat


diwujudkandi segalabidangkarenamasihkuatnyapengaruhnilai sosialbudyayang
patriarki, yang menempatkanlakilaki dan perempuanpada kedudukandan peran
yangberbedadan tidak setara.Di lain pihak,padasaatini masihbanyakkebijakan,
program,proyek, dan kegiatanpembangunan, baik di tingkat nasionalmaupundi
tingkat daerah(plopinsidan kabupaten/kota)yang belum peka gender,yaitu belum
mempertimbangkanperbedaanpengalaman,aspirasi, dan kepentingan antara
perempuandan laki-laki, sertabelum menelapkankesetaraan dan keadilangender
sebagaisasaranakhirdari pembangunan.

Halapankami, kiranyaupayapengarusutamaangendermelaluiaplikasiGAP
dapat berkesinambungan secarapasti, sehinggaupaya di 9 (sembilan) sektor
pembangunanakan bermanfaatbagi perencanaandi lingkungan sektor yang
bersanskutan.
Aplikasi GAP dalamperencanaan pembangunan di 4 (empat)sektortersebut
tidak mungkin dapatterlaksanatanpakerjasamayang baik denganberbagaipihak
seperti KementerianPemberdayaan Perempuan,KementerianLingkunganHidup,
DepartemenKesehatan, DepartemenSosial,BadanKoordinasiKeluargaBerencana
Nasional,BadanPusatStatistik(BPS),DirektoratPengendalian SumberDaya Alam
dan LingkunganHidup - Bappenas,DirektoratKesehatandan Gizi Masyarakat-
Bappenas,Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan Sosial, dan Pemberdayaan
Perempuan - Bappenas,sertaperanaktif parafasilitatoryaitu,DR. Yttlfita Rahardjo
dan Dr. NardhoGunawan,MPH. Untuk itu, atasdukungansemuapihak terkait,kamr
ucapkanterimakasih.

Disadaribahwamasihbanyakkekurangan dalamlaporanini. Olehkarenaitu,


saran,kritik, koreksi,danmasukandari semuapihakgunapenyempurnaan laporanini
akansenantiasa kami harapkan.

Jakarta. NovemberZ0l?
r Ddya Manusia dan
Bappenas
KATA PENGANTAR

Puji dan syukurkami panjatkanke hadiratTuhan Yang Pemurahdan Maha Penyayang,atas


perkenanNya telah tersusunbuku "Analisis GenderPembangunan Kesehatan:Aplikasi
GenderAnalysisPathways(GAP) danBerbagiPengalaman".

Tujuan penyusunanbuku ini untuk mendokumentasikanprosesmelakukananalisisgender


dalamprogrampembangunan kesehatan.Dalambuku ini juga tersusunrencanatindak dan
usulankegiatanyanglesponsifgenderdalamRepeta2003bagi programkesehatan prioritas.
Diharapkanbuku ini dapat digunakansebagaipedomanLrntukmelaksanakan kegiatan
programkesehatantersebutpadatahun2003.

Buku ini dapatmenjadisalahsatulangkahke depanuntuk menujukesetaraan dan keadilan


peranaktif perempuansebagaimitra sejajardenganlaki-
gender,sertalebih meningkatkan
laki dalamberbagaibidangdanprogram,khususnya dalampembangunan kesehatan.

Kami menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepadasemuapihak atasbantuandan


perhatianyang telahdiberikandalampenyusunan analisisgenderpembangunan kesehatan.
Secarakhususpenghargaan dan terimakasih tersebutkami sampaikankepadaBappenas-
melalui DirektoratKependudukan, Kesejahteraan Sosial,dan PemberdayaanPerempuan-
yang telah memilih DepartemenKesehatansebagaisalah satu institusi yang melakukan
analisisgender,dan kepadaCIDA melaluiProyekDevelopment PlanningAssistance(DPA)
II, serta fasilitator Dr. Nardho Gunawan,MPH. Demikian pula, kepada Kementerian
Pemberdayaan Perempuan yangtelahmemberikan dukungansepenuhnya ataskegiatanini.

Kami sadari,masih banyak kekurangandalam penulisanbuku ini. Oleh karena itu, saran,
kritik, dan masukanuntuk penyempumaan buku ini sangatdiharapkan,sehinggamudah-
mudahanbuku ini bermanfaatbagi kita semua.SemogaTuhanYang Maha Kuasasenantiasa
memberikankekuatan,perlindungandan petunjukNya kepadakita semua.Amien

Jakarta,Nopember2002

IS JENDERAL

Dr. Dadi S. Argadiredja,MPH


NIP 140057678
TIM TEKNIS PENYUSUN
ANALISIS GENDER
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

jawab:
Penanggung
MPH,Kepala
Soeparan,
1. Dr.H. Setiawan Departemen
danAnggaran,
BiroPerencanaan
Kesehatan
2. Keluarga,Departemen
Dr. Sri Hemiyanti, MSc, DirekturKesehatan Kesehatan
3. DR. Yohandarwati, MA, DirekturKependudukan, Sosial,dan
Kesejahteraan
Pemberdayaan Perempuan, B appenas
Drs. Arum Atmawikarta,SKM, MPH, DirekturKesehatan danGizi Masyarakat,
Bappenas

Anggota:
1. Dr. LoesjeMaria SomPie,MSc
2. Dr. LukmanHendt'oLaksmono,MBA
3. Dr. Yudhi PrayudhaID, MPH
4. Ir. HerwanliBahar,MSc
5. Dr. Asjikin ImanIlidayatD, MI-IA
6. Dr. LukasC.Hermawan, M.Kes
'7.
Dr. Atmarita,MPH, Ph.D
8. Ria Sukarno,SKM, MCN
9. Dr. Trisnawati
10. Mariyani,SKM
11. Drs. Makmunarrasyid, SKM, M.Kes
12. Munziarti,SKM
13. Th. Ispyatin,B.Sc
14. Dr. F.Jeanne Ukloseja
15. Linawaty,SKM, MM
16. Nurul Aini, SKM, MM
17. Dra. Lesmana
18. Yety Intarti
19. VictoriaIndrawati,SKM
20. DasmiNurdin,SKM
21. Dyah Yuniar Setiawati,SKM, MPS
22. Dr. Prastowo,MPH
23. Ferynawati,SKM, MDR
24. EndangSri Widyaningsih,SKM, M'Kes
25. Mahyati,SKM, M.Kes
26. Risyanto,SKM
27. Rini H

Fasilitator:
Dr. NardhoGunawan,MPH
TIM TEKNISPENYUSUN
KESEHATAN
GENDERDAI}\M PEMBANGUNAN
ANALISlS

Koordinator:
LennyN. Rosalin,SE, MSc. - Bappenas

Narasumber:
1. Dra. Nina Sardjunani,MA - Bappenas
2. Prof.Linda Miranda,PhD
3. Sosial,dan Pemberdayaan
Staf Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan Perempuan-
Bappenas
4. Staf DirektoratKesehatandanGizi Masyarakat- Bappenas
5. Staf KantorDeputiMenteriBidangKesetaraan Gender(DeputiII) - Kementerian
Pemberdayaan Perempuan
6. Rakvat- BadanPusatStatistik
StafDirektoratStatistikKeseiahteraan
. . . . . .. . . . I

C. RuangLingkupPenulisan ............2

A. Umum

I. PROGRAMLTNGKUNGANSE}IAT, PERILAKU SEHAT DAN


PEMBERDAYAANMASYARAKAT.............
a. SubProgramLingkunganSehat,Penyehatan
Air danSanitasi.........

2. PROGRAMUPAYA KESEHATAN ....,....,. 18


a. SubProgramPenurunan Angka Kematianlbr"rmelaluiMakingPregnant:y
S a l e r( M P S ) . . . . . . . . . . . . . .1. .8. . .
b. SLrbProgram Pemberantasan Paru................
Tubettulosis .....................22
c. StrbProgram Pemberantasan Malaria .............................24
d. SubProgramPenanggulangan HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual
( P M S .) . . . . . . . . . . . . ...............27

3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T , , . . . . . . . . . . . . . ,. . . . , . , . . , , , . . . . 2 9

4. PROGRAMKEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN


KESEHATAN 40
a. SubProgramSistemInformasiKesehatan 40
b. SubProgramPenelitiandanPengembanganKesehatan 41

yangResponsifGenderdalamREPETA
RencanaTindakProgramKesehatan

PROGRAMLINGKUNGAN SEIIAT, PERILAKU SEHAT DAN


PEMBERDAYAAN M A S Y A R A K A T. . . . . . . . . . . . . ...................42
Lingkungan
a. SnbProgram Sehat, Penyehatan Air danSanitasi
................42

PROGRAMUPAYA KESEHATAN .....,.....43


a. SubProgramPenurunan AngkaKematianIbu melaluiMoking Pregnancy
S a / e (r M P S ) . ...-..........43
b. SubProgramPemberantasan Paru.....................................44
Tubel'kulosis
c. SubProgram Malaria
Pemberantasan .........-...................44
DAFTARIst

d. SubProgramPenanggulangan HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual


( P M S .) . . . . . . . . . . . . ...............44

3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . , , . . . . . . . . . . . . 4 5

4. PROGRAMKEBIJAKANDAN MANAJEMENKESEHATAN,,...,.,........45
a. SubProgram
SistemInformasiKesehatan ...^..................45
b. SubProgram
Penelitian
danPengembanganKesehatan
..........................
46
BAts V PENUTUP..... ,,,.....47

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

LampiranI MatriksAnalisisGenderPembangunan Kesehatan


Lampiran2 MatriksRencanaAksi ProgramKesehatan yangResponsifGenderdalarn
REPETA 2003 danUsulanKegiatan
Lampiran3 SuratKeprilusanMenteriKesehatan
RI tentangTim Pengalusutamaan
Gender
(PUG)Departemen Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintahdalam Undang-undangNomor 23 tahun 1992 menetapkanbahwa kesehatan


adalahkeadaansejahteradari badan,jiwadansosialyangmemungkinkan setiaporanghidup
produktifsecarasosialdan ekonomi.Sejalandenganpengertian tersebutdan sebagaibagian
integraldari pembangunannasional,makatujuanpembangunan kesehatan menujuIndonesia
Sehat2010 adalahmeningkatkankesadaran, kemauandan kemampuanhidup sehatbagi
seiiaporangagardapatterwujud derajatkesehatanmasyarakatyang optimal.

Dalam rangkamencapaitujuan dimaksud,maka penyelenggaraan pembangunan kesehatan


mempunyai6 (enam)programpokok UU Nomor 25 Tahun2000 tentangPropenas2000 -
2004,yaitu: (1) programLingkunganSehat,PerilakuSehatdan Pemberdayaan Masyarakat,
(2) programUpayaKesehatari,(3) programPerbaikanGizi Masyarakat,(4) programSumber
DayaKesehatan, (5) programObat,Makanandan BahanBerbahaya, (6) prograrnKebijakan
danManajemenPembangunan Kesehatan.

Programpembangunan kesehatanyangdilaksanakanselamaini telahberhasilmeningkatkan


derajatkesehatanmasyarakatsecaracukup bermakna,walaupunmasih dijumpaiberbagai
masalahdanhambatan yangakanmempengaruhi pelaksanaanpembangunan kesehatan.
Salah
pelaksanaan
satukeberhasilan pembangunan nasionalyangdapatdirasakanadalahsemakin
meningkatnyaumur harapanhidupwaktulahir.

Masalah utama yang dihadapi dalam bidang kesehatanadalah keterbatasan mutu dan
jangkauanpelayanan kesehatandasardanrujukanterutamabagipendudukmiskin. Untukinr
pembangunandi bidang kesehatandiarahkanuntuk meningkatkanmutu dan jangkauan
pelayanankesehatandasar dan rujukan terutamabagi pendudukmiskin. Upaya pelayanan
kesehalandasar antara lain meliputi pencegahandan pemberantasanpenyakit menular,
perbaikangizi, pelayanan
kesehatan ibu dananak,penyediaan obatgenerikesensial,promosi
kesehatansertapeningkatan higienedan sanitasidasar.Masih tingginyaangkakematianibu
matemal mengharuskankita untuk memberikan perhatian khusus .terhadappelayanan
kesehatanibu dan anak dan hal ini berkaitandengankeberadaan bidan di setiappelosok
Indonesia.

Masih besarnyaberbagaimasalahkesehatan antaralain tingginyaangkakematianibu (AKI),


juga disebabkankarenaadanyakesenjangan genderdalampembangunan kesehatan. Untuk
mengetahuibesarnyakesenjangandalamkebijakan,program,kegiatandan dampakprogram
kesehatanuntuk penduduklaki-laki dan perempuan,perlu dilakukananalisisgender.

B. Tujuan Penulisan

Penr"rlisan
ini bertujuanuntuk mendokumentasikan
prosesmelakukananalisisgenderdalam
programpembangunan kesehatandan berbagipengalaman
dalam prosesanalisistersebut.
PENDAHULUAN

Anal.isisgendermencakupkegiatanidentifikasidan analisisberbagaikesenjangangender
dalamprogramkesehatan, yangdirekomendasikan
sertaidentifikasilangkah-langkah untuk
mengurangi/menghilangkan kesenjangan gender,sehinggapembangunan kesehatandapat
dilaksanakansecaralebih berdayagunadan berhasilguna.Selain itu pengalamandalam
analisisgenderuntuk programterpilihini diharapkandapatdigunakansebagaiacuanuntuk
programdanunit lain yangakanmengerjakan hal yangserupa'

C. Ruang Lingkup Penulisan

Analisis genderdalam pembangunankesehatandalam penulisanini mencakup4 (empat)


programyang responsifgenderdari 6 (enam)programpokok Propenas2000-2004(UU
2512000), yaitu:

1. ProglamLingkunganSehat,PerilakuSehatdanPemberdayaan
Masyarakat
a. SubProgramLingkunganSehat,PenyehatanAir danSanitasi

2. ProgramUpayaKesehatan
a. Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui Making
PregnancySaJbr(MPS)
b. SubProgramPemberantasan Partt
Tuberkulosis
c. SubProgramPemberantasan Malaria
d. Sub ProgramPenanggulangan HIV/AIDS (Human ImmunodeficiencyVirusl
Syndromes)danPenyakitMenularSeksual(PMS)
AcquireclImmunodeficiency

3. ProgramPerbaikanGizi Masyarakat

4. ProgramKebijakandan ManajemenPembangunan Kesehatan


a. SubProgramSistemInformasiKesehatan
b. SubProgramPenelitiandanPengembanganKesehatan.

D. Isu Pokok

I. Upaya mengatasikesenjanganantarapenduduklaki-laki dan perempuansejak awat


-
Pelita III telah dilaksanakanoleh DepartemenKesehatandenganprogramP2W PK
(Peningkatan PerananWanitadalam Pembangunankesehatan).

Gender
Dengan telah dikeluarkannyaInpres No. 9/2000 tentangPengarusutamaan
dalam PembangunanNasional, maka dalam pembangunankesehatan perlu
dimasukkanperspektif gender untuk mengurangiatau menghilangkankesenjangan
yang ada. Inpres ini selain memberikan pendekatan baru dalam mengatasi
kesenlangan,juga akan mendorong pengembanganpendekatan sebelumnya
'V,|ID - "Women in Development" menladi GAD - "Gender and
(pendlkatan
Development").
PENDAHULUAN

3. Analisisgender,sebagaibagiandari upayapengarusutamaan
genderadalahhal yang
baru, sehinggaseringmasih menimbulkanpemahaman dan persepsiyang berbeda
antarparapenentukebijakandan pelaksanaprogramkesehatan.

Secaraformal, di lingkungan DepartemenKesehatanbelum ada pengaturanlebih


lanjut tentang pengarusutamaangender. Focal point yang ditetapkan adalah
DirektoratBina PeranSertaMasyarakat(PSM) untuk menanganiproyek P2W-PK
(sejak pertengahan tahun delapanpuluhansampaiakhir tahun sembilanpuluhan).
Kemudiansetelahreorganisasifocal poinl dilimpahkanke DirektoratBina Kesehatan
Keluarga(Kesga),yangmempunyaiprogramkesehatan khususuntukibu/perempuan.

5. Mulai Repeta2003beberapaprogramkesehatantelahditetapkan
olehBappenasuntuk
dikembangkanmenjadiresponsifgender.Ketetapanini kemudiantelah disepakati
oleh DepafiemenKesehatan,denganfocal point Biro Perencanaandan Anggaran,
dibantuoleh parapenanggungjawab
programyangterpilih.

6. Kelancaranpelaksanaan
otonomidaerahdan kebijakandesentralisasi
perludidukung
dengankomunikasidan mekanismehubungankelja Pusat- Daerahyang saling
mendukungpelaksanaan tugas, terrnasukyang berkaitandenganisu genderdan
kesehatan.

E. Sistematika

Penyajiantulisanini dibuatdengansistematika
sebagaiberikut:

Bab I Pendahuluan
Bab II Konteks
Bab III Proses
Bab IV AnalisisGender
Bab V Penutup
Lampiran
BAB II
KONTEKS

Untuk memadukankonsepgenderdenganprogrampembangunan kesehatan, ada baiknya


untuk melihat kembali beberapakonsensusglobal dalam bidang kesehatanyang secara
langsungmaupuntidak Iangsungterkaitdengankonseppengarusutamaan gender.Pariatahr.rn
1948,organisasiKesehatan Sedunia(world HealthorgunisationlwHo) menyepakari anrara
lain bahwaderajatkesehatan
yangsetinggi-tingginyaadalahsuatuhak yangfundamental bagi
setiaporangtanpamembedakan ras, agama,jenis kelamin,politik yang dianutdan tingkat
sosialekonominya.Kemudianpadatahun 1980,wHo juga mendeklarasikan llealth for AII
2000 yang isinya menghimbaukepadasemuaanggoraWHO, supayamelakukanlangkah
dalam pembangunankesehatansehinggaderajat kesehatansetiap or-angmeningkat.Di
Indonesia,
pengembangan komihen globalini dilaksanakanmelaluimisalnyadengansistem
Kesehatan Nasional(SKN) tahun 1982dan RencanaPembangunan JangkaPanjangbidang
Kesehatan(RPJPK). Selanjutnyasaat memasukiabad XXI Indonesiatelah menetapkan
"lndonesiaSehat2010" sebagaivisi pembangunan kesehatan.

Secarakhususuntuk mengatasiketertinggalan kaum perempuantelah disepakatiberbagai


macamkomitmenantaralain KonperensiSeduniatentangHak Asasi Manusiadi Vienna
tahun 1993yarig mengemukakan bahwahak perempuanmerupakanbagiandari hak asasi
manusiayangbersifatuniversal.Karenakesehatan merupakan salahsatuhak asasibagisetiap
insan manusia,maka perempuanpun berhak untuk memperolehderajatkesehatanyang
setinggi-tingginyasebagai hak asasinya.Hal ini dimantapkanlagi pada Konperensi
IntemasionaltentangKependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994di Kairo yang
meletakkandasarbagi rekomendasi yang belkaitandengankesehatan reproduksidan hak
reproduksiperempuandan laki-laki. Komitmen global lain yang mengaitkankesehatan
denganisu genderadalahKonperensiPerempuan SeduniaIV tahun 1995di Beijing, yang
menyebutkanbahwa "Perempuandan Kesehatan"sebagaisatu dari l2 bidangkritis yang
dikemukakandalam rencanaaksi ini. Sebagainegarayang ikut menjadi peseftadan
menandatangani deklalasi, maka sudah seharusnyaIndonesiamelaksanakan komitmen-
komitmen ini dengansebaik-baiknya. Komitmenpenting lain yang disepakatiIndonesia
dalambidangkesehatan adalahupayaglobalpemberantasan AIDS, tuberkulosis
dan malaria
(Global ATM) dan untuk melaksanakan upaya tersebutIndonesiamerupakansalah satu
negarayangmendapatbantuandanaglobal.

Masalahgendefdalambidangkesehatan tidak semata-mata hanyamenjaditanggungjawab


sektor kesehatan,karenamasalahini terkait dengansektor-sektor lainnya,sepertisosial-
ekonomi,budaya,politik, pendidikan,peftaniandan sebagainya. Sehinggamasalahgender,
yang berupaketidakadilandan ketidaksetaraan gender,dalamsektorkesehatan terkaitpula
denganmasalah-masalah di luar sektorkesehatan.MenurutWHO, masalahketidakadilan
dan ketidaksetaraangenderdalam sektorkesehatan dapatdijumpaipadabanyakkebijakan
dan program pembangunan kesehatan.Namun, hal ini oleh banyak penentukebijakan,
perencana programdanpenyediapelayanan (healthprovider)tidakdianggap/dikenalisebagai
masalahyangserius.Ketidakadilan danketidaksetaraan genderini dijumpaidalambeberapa
bentttkgenderinequality,yaitu perbedaanaksespadapelayanan kesehatan antarapendudllk
laki-laki dan perempuan,perbedaanmutu pelayanankesehatanyang diberikan kepada
penduduklaki-lakidanperempuan, danbiasgenderdalamrisetmedis.
KONTEKS

Dalamperspektifgender,beberapa masalahpokok kesehatan yangmendapatprioritasdalam


penanganannya, sepertiAngka KematianIbu (AKI) yangtinggi,pemberantasan tuberkulosis
paru,malaria,HIV/AIDS, masalahgizi masyarakat danmasalahlingkunganyangtidak sehat
sangatterkait denganisu gender.Hal pentinginilah yang belum mendapatperhatiandan
pemahamanyang mendalam dan konsistendari para pembuat kebijakan kesehatan.
Rendahnya statuskesehatanperempuan dibandingkandenganlaki-laki,sebagaiakibatfaktor
sosialbudaya,misalnya,telahberdampakpadatingginyaangkakematianibu dan besarnya
berbagai masalah kesehatanperempuanlainnya. Untuk mengatasipermasalahanini
diperlukan berbagaiupaya yang memperhatikanisu genderdan dilaksanakanbersamaoleh
berbagaisektorterkait,misalnyasektoryangmenangani budaya,ekonomi,danpendidikan.

Selama ini kebijakan dan program pembangunankesehatanpada umumnya sudah


dilaksanakanuntuk seluruhpenduduk,dengantidak membedakansasaranlakilaki dan
perempuan,kecuali program yang dirancangkhusus untuk laki-laki atau perempuan.
Ternyatadengankebijakandan programyangbersifat"netralgenderataubuta gender"ini,
dalam pelaksanaan
sering dijumpai adanyakesenjangan sertadampakyang terjadi pada
penduduklaki-lakidanperempuan.

Beberapacontoh.antaralain:

ProgramKesehatan Ibu danAnak (KIA)


Selamaini urusankehamilandan melahirkandianggaphanya urusanperempuan,
sementarakedudukanperempuanpadar"rmumnya masih rendahdibandingkanlaki-
laki, sehinggaperempuan apayangmenjadikebutuhandanhaknya.
sulit memutuskan

2. PlogramLingkunganSehat,Penyehatan Air danSanitasi


Perempuanlebih banyak menerimabebankeda untuk kesehatanlingkungandan
sanitasidi rumahtangga,sementara programlingkungansehat,perryehatan
sosialisasi
air dan sanitasilebihbanyakditujukanpadalaki-laki.

ProgramPemberantasan PenyakitMalaria
Kejadianpenyakitmalarialebih banyakpadalaki-laki,tetapidampaknya jauh lebih
berbahaya padaperempuan,khususnyasaathamil,karenadapatberakibatburukpada
janin/bayi (dapat mengakibatkankeguguran,lahir mati, lahir prematurdan lahir
denganberatbadanlahir rendalVBBLR), maupunpadaibu (malariaserebral,anemia),
seftaresikokematianpadaperempuan meningkat2-10 kali dibandingkanlaki-laki.

ProgramPemberantasan PenyakitTuberkulosis Paru


Penderitatuberkulosispadalaki-laki lebih banyakdaripadaperempuankarenalebih
banyak berobatdan tercatatdi tempat pelayanankesehatan,sedangkanpenderita
perempuanjarang/tidakpergi berobatke tetnpat pelayanankesehatan,sehingga
kurang/tidakterekam;sementara potensipenularanoleh penderitapelempuanpada
anggotakeluargayang lain jauh lebih besardan tentunyaberdampaklebih besar
terhadaokesembuhannva.
KONTEKS

5. ProgramPenanggulanganHIV/AIDS
Laki-laki pada umumnyatidak dianggapsebagaisumber penularanHIV/AIDS,
sedangkan perempuan
baik-baikseringdianggaptidak akanrertlrlarHIV/AIDS.

b. ProgramPerbaikanGizi Masyarakat
Penyediaan makananyangbergizilebih diutamakan
kepadabapakdan anaklaki-lakr
dalipadaibu dan anakperempuan.

Berdasarkan berbagaikomitmeninternasional dan nasional,tentangkeadilandan kesetaraan


gender,sertaeliminasikesenjangan
gender,makakini saatyangtepatuntukmemulaidalam
memecahkan dan mengambilkeputusanuntukpeningkatan status/derajat
kesehatan laki-laki
dan perempuan,denganmemadukanpendekatan gender.Hal ini berlakujuga tidak hanya
dalam pembangunan kesehatan,tapi juga di semuabidangpembangunan, sehinggadapat
dilaksanakanapa yang disebut denganpembangunan yang berkeadilandan kesetaraan
gender.

Garis-garisBesarHaluanNegara(GBIIN) tahun1999- 2004mengamanarkan bahwauntuk


meningkatkanperan dan kedudukanperempuanperlu dikembangkansuatu kebijakan
nasionalyang diembanoleh suatulembagayang mampumewujudkandan meningkatkan
kesetaraan dankeadilangender,sertameningkatkan kemandiriandankemampuan organisasi
perempuan. Untukitu dikembangkan kebijakandanstrateginasionalyangmenjadisalahsatu
prioritaspembangunan, sebagaimana tersusundalampropenas2000-2004.setiap penentu
kebijakan dan pelaksanaprogram pembangunanmulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemanlauandan evaluasidiharapkandapat menerapkanpengarusutamaan gender(pUG)
denganmemasukkanwawasangendersesuaibidangtugasdan fungsi kewenangan masing-
masing.Untuk dapatmenerapkan pengarusutamaan genderdi sektorkesehatan
denganbaik,
makaparapenentukebijakandan pelaksana programperlumeningkatkan kapasitasnyaagar
mampumengembangkan program/proyek/kegiatan
yangtelahtercantumdalamuU 2512000
(Pr-openas2000-2004),Renstra2001-2004dan Repeta2003 menjadiresponsifgender.

Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan Gender dalam


Pembangunan Nasionalmenyatakanbahwaselurulidepartemen maupunlembagapemerintah
non-departemen di pemerintahpusat,propinsi,maupunkabupaten/kota harus melakukan
pengarusutamaan genderdalam perencanaan, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasipada
kebijakandan programpembangunan. Pengarusutamaan gendermerupakanstrategiunruk
mencapai kesetaraandan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang
memperhatikan pengalaman,aspirasi,kebutuhandan permasalahan perempuandan laki-laki
ke dalamperencanaan, pelaksanaan,
pemantauan danevaluasidari keseluruhan
kebijakandan
program di berbagaibidang kehidupandan pembangunan. Denganmelaksanakan pUG
diharapkankesenjangan genderdan permasalahan genderyang ada dapatdiatasiataupun
di persempitj urangperbedaannya.

Tujuan utamapengarusutamaan genderadalahtercapainya kesetaraandan keadilangender


yangdapatdilaksanakanantaralain melaluipemberdayaanperempuan dalamseluruhb.idang
pembangunandengan melibatkaninstitusi pemerintahdan organisasimasyarakat,dan
menumbuhkan kesadaran
kesetaraan bagikaumlaki-laki.Harusdiakuibahwasampaisaatini
KONTEKS

situasidan kondisi di Indonesiamasih menempatkanperempuanpadaposisi"warga kelas


dua". Ha1 ini diketahui
dapat baik data
melalui yangkuantitatifdan sertafakta
datakr"ralitatif,
kehidupansehari-hali,sehinggaketidakadilandan kesetalaangenderakan sangatmudah
dijumpai dalam semuaaspekkehidupansehari-hari. Namun untuk memastikanbahwahal
tersebutadalahbenar-benarmerupakansuatuisu gender,maka diperlukansuatuanalisis
terhadapsituasitersebutberdasarkan yangsesuaidengankaidahgender.
ukuran-ukuran

genderdiperlukanupayakhususuntuk
Dalam mengatasiketidakadilandan ketidaksetaraan
mengetahuiadanya ketimpangangender. Hal ini dapat diketahui antara lain dengan
melakukan analisis gender sebagai langkah awal untuk mengidentifikasiadanya
gender.Analisisgenderini dilakukanpadaawal setiapkegiatan
ketimpangan/kesenjangan
yangakandilakukandanhal ini merupakan gender.
rangkaiandari upayapengarusutamaan

Di DepaltemenKesehatanupaya dalam peningkatankesehatanpefempualldiawali oleh


ProyekPeningkatan PerananWanitadalamPembangunan (ProyekP2WPK) pada
Kesehatan
pertengahantahun 80an. Pada akhif tahun 1999, dari kegiatanproyek tersebLrttelah
dihasilkan buku PengarusutamaanGender dalam Bidang Kesehatan. Dalam buku
pedomanini barudisebutkan bahwaupayaPUG harusmengikutsertakan analisisgenderpada
pulabahwauntukdapatmelakukan
setiaplangkahawal suatuprogram.Selainitu disebutkan
analisisgenderdiperlukanpengetahuandanketefampilan yangspesifikyangdapatdipelajari
tentangPUG.
sendiliataudidapatdalamsuatupelatihankhusr.rs

Dalam melakukan analisis gender ini, PemerintahRI rnelalui Bappenas(Direklorat


Kependudukan,Kesejahteraan Sosial, dan Pemberdayaan dan Kementerian
Perempr"ran)
Pemberdayaan Perempuan,serta denganbantuanCIDA telah mengembangkan metode
analisisyang diseb'.st
GenderAncLlysisPathwcry(GAP).Metodeini menelaahapakahsuatu
kebijakan,program,ataukegiatansudahresponsifgenderdilihatdari datapembukawawasan
yang ada,apakahterdapatkesenjangan genderdilihat dari aspekakses,paftisipasi,kontrol
dan manfaatsuatuprogram,dan akhirnyamenentukan rencanaaksi untuk mengurangiatau
menghilangkan kesenjangan gende| serta menetapkan indikator untuk mengukur
keberhasilannya.GenderAnalysisPathway(GAP) juga telahdiperkenalkan di dalambuku
tersebutdi atas.Metodeanalisisgenderlain yang mulai dikembangkan oleh WHO, dengan
daerahuji coba untuk penerapannya di PropinsiRiau di Indonesier(tidak dibahasdalam
tulisanini)
BAB III
PROSES

Sesuai dengan Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengaruslltamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional, maka penanggungiawabpengarusutamaangender dalam
pembangunan kesehatan namundalampelaksanaannya
adalahMenteriKesehatan, dilakukan
oleh masing-masingprogram/subprogram dari masing-masingdirektorat.Sehubungan
denganprogramkesehatan dalamRepeta2003yangresponsifgender,makakegiatantersebut
danAnggaranDepartemen
olehBiro Perencanaan
dikoordinasikan Kesehatan.

Secarahistoris,komitmenDepartemenKesehatanRI tentangpeningkatanperananwanita
dalam program pembangunan kesehatansebenarnya sudah lama dirintis melalui Proyek
Peningkatan PerananWanitadalamPembangunan Kesehatan(ProyekP2WPK). Proyekini
pada awalnyadilaksanakanoleh Direktorat PeranSertaMasyarakat(PSM) pada Direktorat
JenderalPembinaanKesehatanMasyarakatsejak tahun 1988 sampai 1998. Kemudian
denganadanyareorganisasiDepartemenKesehatanpada tahun 1999,focttl point tersebut
dilimpahkankepadaDirektoratKesehatan Keluarga.Namun,kegiatanproyektersebutbaru
memasukitahappersiapan(tahunI) Pengarusutamaan Genderbidang Kesehatan(PUG-BK)
yaitu berupa sosialisasiPUG-BK, pemilihanprogfam prioritas dan uji coba melakukan
analisispadaprogramprioritas.

Secaraorganisasi,di lingkunganDepartemenKesehatanbelum ada strukturkhususyang


menanganipengarusutamaan gender.Selamaini kegiatandilaksanakan dan dikoordiniroleh
Sub-direktoratKesehatanUsia Subur pada Direktorat KesehatanKeluarga.Selanjutnya
dengan diberlakukannyaUndang-undangNomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional2000 - 2004, dan terbitnyaInpresNomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Genderdalam Pembangunan Nasional,serta dikeluarkannyakebijakan
Bappenas tentangRepeta2003yangresponsifgender, makabeberapa programpembangunan
kesehatanprioritas diarahkanuntuk menjadiresponsifgender. Pengaturanpelaksanaan
pengarusutamaan genderbidangkesehatantersebutsedangdimantapkan dalambentuksuatu
Tim Pengarusutamaan Gender Program Pembangunan Kesehatan,termasukmekanisme
kerjanyamelaluisuatuSuratKeputusan MenteriKesehatan.

Dengan telah diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


tanggal 13 September2002 tentangTim Pengarusutamaan
HK.00.SJ.SK.1.1712, Gender
DepartemenKesehatan,maka kegiatanpengarusutamaan genderdi sektor kesehatandapat
dilaksanakandenganlebih baik yang dikaitkandenganRencanaPembangunan Tahunan
(Repeta)2003 sesuaidenganarahandan kebijakanBadan Perencanaan Pembangunan
Nasionai(Bappenas).Kegiatanini telahdirintissejakawaltahun2002bersama-sama dengan
Bappenasdan didukung oteh CIDA. Dalam perkembangannya, Biro Perencanaan dan
Anggaran Departemen Kesehatan diberi mandat untuk melakukan koordinasi
pengarusutamaangenderdi lingkunganDepaftemenKesehatan.

genderbidangkesehatan
Kegiatanpengarusutamaan (PUC-BK)ini dilaksanakan mulai tahun
2003denganbeberapa prioritasterpilih yangdijadikanresponsifgender.
programkesehatan
PRo.t6s

Seperti telah diketahui, pengetahuan dan pemahaman tentang pengarLlsutamaangender di


lingkungan Departemen Kesehatan masih terbatas kepada individu-individu yang telah
berkecimpung dan mengikuti kegiatan ataupun pelatihan tentang pengar.usutamaangenoer,
baik yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan maupun dari instanii di luar Departemen
Kesehatan,seperti Kementerian Pemberdayaanperempuan. pada awal fahun 2002, Bappenas
dengan dukungan GIDA menerapkan analisis gender di 4 (empat) sektor pembangunan,yaitu
Lingkungan Hidup, Kesejahteraan ,sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana. Dari ke-4
(empat) sektor pembangunan ini dipilih beberapa program prioritas masing-masing
sektor
untuk dijadikan program yang responsif gender.

Dasar pemilihan program/subprograni kesehatan yang dijadikan responsif gender tersebirt


antara lain adalah karena merupakan program unggulan, baik program pembangunanjangka
panjang atau jangka menengah serta karena program/subprogram tersebut mempunyai
komitmen internasional (global commitment), seperti misalnya Commitment Globat Funrtfor
AIDS, Tuberculosa dan Malaria (Global Fund ATM), Making pregruutcy safer (Mps) untuk
penurunan angka kematian ibu. Program/Sub program yang telah dirancang responsifgender
sejak awal, mulai dari penjajagan kebutuhan (neetls assesntar4 talilitaior lapangan
(Community Fasilitcttor Team), pelaksanaan mzrupun pemeliharaan pasca proyek
(sustainability) adalah sub program Lingkungan Sehat melalui Proyek Penyediaan
Air Bersih
bagi masyarakat miskin (Water Supply Jbr Low Incctme Comntuni4t _ 1ryggg 11) bantuan
pinjaman Bank Dunia/CIDA di Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular. dan
P e n y e h a t a nL i n g k u n g a n .

Kegiatan yang telah dilakukan untuk penyusunanRepeta 2003 yang responsif gender melalui
proses Gender Analysis Pathway (GAp) di lingkungan Departemen kesehatan, sekaligus
merupakan pengembangan dari berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya
(antara lain Proyek P2WPK dan rintisan PUG bidang kesehatan)dapat dikemukakan
sebagai
berikut:

Seminar tentangPengarusutamaan cender bidang Kesehatandi Depkes dengan


pembicarautamaDirekturJenderalBina Kesehatan
Masyarakat.

2. AudiensidenganSekletarisJenderaldanDirekturJenderalBina KesmasDepartemen
Kesehatan tentang rencana pelaksanaananalisis gendel program kesehatan,
khususnyauntukRepeta2003,sesuaikebijakanBappenas.

PembentukanTim Teknis PenyusunAnalisis Gender/Repeta


2003 denganmelibatkan
semua unlt penanggung jawab program terpilih, Bappenas, Kementerian
PemberdayaanPerempuan danBadanPusatStatistik.

4. tentang..AnalisisGenderdan Repeta2003,'
Pelatihansingkatuntuk staf perencana
oleh KementerianPemberdayaan Perempuanbekerjasama denganpusarFendidikan
dan Pelatihan(Pusdiklat)DepartemenKesehatan dengantujuanmemberikandasar-
dasarpengetahuan tentanggenderdan analisisgender,menyamakan persepsidan
menggunakan bahanRepeta2003sebagaibahanlatihan(exercise).

10
PRoSES

5. Lokakarya I tentang PenerapanGender Analysis Pathway (GAP) dalam Program


PembangunanRepeta 2003 yang dikoordinasikanoleh Bappenasdan diikuti oleh
semuaanggotaTim Genderdari 4 sektor,sertaparafasilitator dan nara sumber.

6. Pertemuan-pertemuan teknis program yang di-"gender"-kandalam pembangunan


kesehatan,dihadiri anggotaTim Cender.

LokakaryaII (kelanjutanlokakaryaI) tentanghasil analisisgenderdenganmetode


GAP, khususuntuk programpembangunan kesehatanterpilih

8. Diseminasi hasil analisis di lingkungan Departemen Kesehatan dipimpin oleh


SekretarisJenderaluntuk memantapkankomitmen.

9. DikeluarkannyaSurat KeputusanMenteri KesehatanNomor: HK.00.SJ.SK.I.1712


Gender (PUG) Depkes pada bulan September2002
tentang Tim Pengarusutamaan
yangmemperkuatkomitmenDepartemenKesehatandalam pengarusutamaan gender.

Dalam pertemuan-pertemuan teknis pada awalnya sesuai kebijakan Bappenashanya


membahasdan menganalisis 3 (tiga) programkesehatan
dalamPropenas, yaitu: 1) Program
Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan PemberdayaanMasyarakat, 2) Program Upaya
Kesehatan,dan 3) Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Namun kemudian, dari hasil
pembahasanmuncul pendapatbahwa data dan penelitiantentanggendersangatdiperlukan
untuk mendukungpelaksanaanpengarusutamaan genderdi sektorkesehatan.Cllehkarenaitu
akhirnya disepakatiuntuk mengembangkananalisis gender pada Program Kebijakan dan
ManajemenPembangunanKesehatan,sehinggamenjadi 4 (empat)programkesehatanyang
responsifgender.

Unit kerja di lingkungan DepartemenKesehatanyang telah dilibatkan dalam penyusunan


programpembangunankesehatanyangresponsifgender(Repeta2003) antaralain:

1. EselonI programterkait (SekretarisJenderal,Direktur JenderalPPM & PL, Direktur


JenderalBina KesehatanMasyarakat,KepalaBadanPenelitiandan Pengembangan
Kesehatan).

2. Eselon II programterkait (SeketariatJenderal,Ditjen PPM & PL, Ditjen Bina


KesehatanMasyarakat,Badan Penelitiandan PengembanganKesehatan)tetmasuk
Biro PerencanaandanAnggaransertaBiro Hukmas.

3. Pusat-pusat di lingkungan Departemen Kesehatan (Pusat Data dan


Informasi/Pusdatin,Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan/Pusdiknakes,Pusat
Pendidikan dan Latihan Kesehatan/Pusdiklatkes,Pusat Kajian Pembangunan
Kesehatan,PusatKesehatanKerja).

4. Para Kepala Sub DirektoraVKepalaBagian pemegangprogram/subprogramterpilih


(DitjenBina Kesmas,Ditjen PPM & PL).

5. Unit Utamaterpilih.
ParaKepalaBagianProgramdanInformasimasing-masing
6. ParaKepalaBagianTataUsahamasing-masing
PusaVUnitPelaksana
Teknisprogram
terDilih.

ParaKepalaSubBagian/Kepala
SeksidanPetugasyangditunjukolehUnit teknis/Sub
Prnoram ternilih

PengalamanyangmendukungdalamprosesPengarusutamaan
gender(PUC) di Departemen
Kesehatan
antaralain:

1. Antusiasmeyangpositifparapetugaspelaksana
yangditunjukdi tingkatprogram/sub
program.

2. Programdan sub programyang tertuangdalamRepeta2003 telah mulai responsif


gender.

3. SumberDayaManusia./petugas pelaksanayangdilibatkan,telahdiikutsertakan
dalam
pelatihandan workshoptentangpengarusutamaangender.

4. Strategiyang telah dilakukanadalahmelalui mekanismeyang disesuaikandengan


tupoksi(tugaspokok danfungsi)masing,masing unit, dantelahdikoordinasikan
oleh
Biro PerencanaandanAnggaranDepartemen Kesehatan.

Yang dirasakanmasihmenjadihambatandalamprosesPUG antaralain:

1. Data yang tersediabelum terpilah menurutjenis kelamin sehinggamenyulitkan


dalamprosesanalisisgenderprogramkesehatan.

2. Akurasi data yangkurang lengkap.

3. Kompetensiindividu belum sepenuhnyadidukung oleh lingkunganmanajemen


DepaftemenKesehatan.

4. genderbelumterintegrasi
Pengarusutamaan padasistemyangada.

5. Mekanismedanpelaksanaan
sangattergantung
kepadakesiapandaerah.

Kesulitan dalam melembagakananalisis gender antara lain karena banyak pengambil


keputusanmasihmenganggap bahwapengarusutamaangendertidak ada kaitannyadengan
visi dan misi sektorkesehatan.Padahalsebenarnya
denganpengarusutamaan gender,visi
dan misi sektor kesehatansangatmungkin dapatdilaksanakansertadicapai secaralebih
efektif danefisien.

12
BAB IV
ANALISIS GENDER

A. Umum

Pembangunan kesehatannasionalyang akan dilaksanakanselamaperiode2001 - 2004


adalahmencapaisebagiantujuan dan sasaranyang telah ditetapkanuntuk mengisi visi
lndonesiaSehat2010. Arah kebijakanpembangunan kesehatansesuaidenganGaris-garis
BesarHaluan Negara(GBHN) 1999 - 2004 dan Undang-undang Nomor 25 tahun 2000
tentangPROPENAS2000 - 2004 yairu:

t. Meningkatkanmutu sumber daya manusia,lingkunganyang saling mendukung


dengan pendekatanparadigma sehat yang memberikanprioritas pada upaya
peningkatankesehatan,pencegahan,
penyembuhan,pemulihan,rehabilitasisejak
pembuahandalamkandungan sampaiusialanjut.

Meningkatkan, memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatanmela'lui


pemberdayaan sumberdaya manusiasecaraberkelanjutan,
saranaprasaranadalam
bidangmedistermasukketersediaan
obatyangdapatdijangkauolehmasyarakat.

KomitmenIndonesiatentangkesetaraandankeadilangenderdalamGaris-garisBesarHaluan
Negara(GBHN) 1999telahdijabarkandalam PlogramPembangunan Nasionallima tahun
(Propenas2000-2004)dan ditetapkansebagaiUndang-undangNo. 25 tahun2000. Undang-
undang No. 25/2000 tentang Propenas2000 - 2004 tersebutmengamanatkan tentang
pentingnyapelaksanaanstrategipengarusutamaan
genderdijabarkandalarnpembangunan.
Amanattersebutselanjutnyadituangkanke dalamInstruksiPresidenNomor 9 Tahun2000
tentangPengarusutamaanGenderdalamPembangunan Nasional.

Padatahun2000teldapat19 (sembilanbelas)proglampembangunan yangresponsifgender,


dan pada tahun 2002 terdapat32 (Iiga puluh dua) programpembangunan yang responsif
genderyang tercakupdalam 9 (sembilan)bidang pembangunan tennasukbidang sosial
budaya.Dalambidangsosialbudaya9 (sembilan)pl'ogramyangresponsifgendertermasuk
sektorkesehatan yaitu 4 (empat)program.Untuk tahr"rn
2003 Departemen Kesehatantelah
mencobamenyusun/mengkaji 4 (empat)programdan 7 (tujuh) sub programpembangunan
kesehatanyang responsifgender.

Proseskerja masing-masingunit terkaitdi lingkunganDepartemen Kesehatan sesuaidengan


tugas pokok dan fungsinya.Usulan matriks analisis gender dikutip secarabervalisasi
berdasarkankebijakandan tujuansebagaimana tercantumdalamprogram/sub programyang
tercantumdalamPropenas 2000 - 2004,atauberdasarkan rencanastrategis(renstra)masing-
masingprogram/sub program,mengacukepadakomitmenInternasional (WHO), bahkanada
pula yang disesuaikandengan tujuan jangka pendek (proyekJbagianproyek yang
bersangkutan).

Data pembukawawasandiambil dari berbagairef'erensi yangtelahtersedia(datasekunder),


baik secaraempiriskualitatif,ataupunkuantitatifbaik lokal maupunintemasional.Analisis
kesenjangangender dikembangkanmelalui akses, paltisipasi, kontrol dan manfaat.
ANALISIS
GENDER

Sedangkanisu genderdipilih menurutperanbaku (stereotip),sub ordinasi,marjinalisasi,


pembebanan,bahkan sampai kepada kekerasanterhadap perempuan. Kemudian untuk
kepentinganRepeta2003 hasil analisistersebutdikembangkanmenjadirencanaaksi serta
indikator-indikator
Repeta2003.

Hasil analisis gender program pembangunankesehatanuntuk program dan sub program


priolitasterpilihadalahsebagaiberikut.

1. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT, PERILAKU SEHAT DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

a. Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi

T) Kebijakan Program
Mewujudkanmutu lingkunganhidup yang sehatyang mendukungtumbuhkembtrng
anakdan remaja,memenuhikebutuhandasaruntukhidup sehat,dan memungkinkan
dari ancamanbahayayangberasaldan
interaksisosial,sertamelindungimasyarakat
lingkungansehinggatercapaiderajatkesehatanindividu,keluargadan masyarakat
yangoptimal.

2) Data Pembuka Wawasan


a) Jumlahpendudukperempuanyang tidak/belumpernahsekolah2 kali lipat
dibanding penduduk laki-laki (13,32o/oberbanding 5,96Vo), sehingga
berpengaruhdalampemeliharaanperumahandan lingkungannya.
b) Jumlahkeluargadenganpendapatan < Rp 100.000sekitar60,287o,sehingga
berpengaruhpada daya beli untuk pemenuhan/perbaikan rumah dan
lingkunganyangsehat.
c) Jumlah perempuanyang bekerjamengurusrumah langga (39,557o)lebih
banyak dibandinglakiJaki (0,97Vo),menyebabkan perempuanmempunyai
resiko lebih tinggi terkenadampakrumahyangtidak sehat,antaralain dapur.
d) Rumah tangga yang menggunakanbahan bakar minyak tanah memberikan
resiko 3,8 kali lebih besar pada anak bawal'rlima tahun (balita) untuk
mendapatkanISPA karena ibunya menggendonganaknya saat memasak,
dibandingkan denganpemakaigaselpiji (penelitiandi Jakartatahun1993).
Jumlah angkatankerja perempuandi sektor peftanian(44,47ok),industri
(I4,}IVo), danperdagangan (22,90Vo) dibandingkan denganlaki-lakidi sektor
pertanian(41,69Vo), industri(1I,27o/o)danperdagangan (15,37To), mempunyai
resikolebihbesarpadakondisikesehatan dan kesehatanreproduksi.
f) Jumlah perempuanyang bekerjadi sektor informal (69,9 ok) lebih tinggi
dibandingkan denganlaki-laki(60,47o).
Jumlahtenagakesehatan laki-laki di bidangkesehatan lingkungandi semua
jenjangadministlasi(60-80o/o) lebihbanyakdibandingkan denganperempuan,
namun diperkirakankurang memahatnipermasalahanperempuandalam
kaitannyadenganlingkungan(bebankerja yang cukup banyak,cukup lama
dancukupberat).
h) Jumlahkeluargayang menggunakan air bersihdi perkotaandan perdesaan
'78Vo(2002).
ANALISIS
GENDER

i) Jumlahkeluargayangmenggunakanjamban yangmemenuhisyaratkesehatan
65Vo(2002).
J) Jumlahsekolahyang memenuhisyaratsehat54,5Vo(2002).
k) Jumlahair bersihyangmemenuhisyaratkualitasbakteriologis66Va(2002).
r) di desayangsulit sumberair menunjukkanbeban
Profil kegiatanperempuan
kerja sangatberat.
m) Perempuanperdesaanbekerja lebih lama dan lebih banyak (studi oleh
Pujiwati).

?I KesenjanganGender
a) Akses:
(1) Akses lakilaki pada penyuluhan/infomasitentang penyehatan
lingkungandan air bersih serta untuk mendapatkanperlindungan
kesehatan, karenalaki-laki hampir
lebih banyakdaripadaperempuan,
selalu dapat rnenghadiri pertemuan dan menyaksikan media
elektronikadi tempatumum.
(2) Pendidikanformalpelempuanyangrendahmengakibatkan aksesyang
kurang terhadappeningkatanpengetahuan dan keterampilandalam
mewujudkankondisinrmahsertalingkunganyangsehat.
(3) Perempuandan laki-laki kurang mendapat akses pada fasilitas
kesehatanlingkungan yangmemadai.
(4) Tenaga kesehatanperempuandan laki-laki di semua jenjang
administrasikurang mendapataksesterhadapprogram penyehatan
lingkungan

b) Partisipasi:
(1) Peran domestikdan peran ekonomi perempuancenderungsemakin
tinggi dalam penyehatanrumah serta lingkungannya, namun upaya
perlindungan kesehatan secaraumumdankesehamn reproduksimasih
kurang.
(2) Perempuan masihkurangdilibatkandalammenentukan kebijakanbaik
dalam peran domestik maupun ekonomi, antara lain dalam
musyawarah desauntukperencanaan air bersih.
(3) Partisipasilaki-laki dalam penyuluhankesehatanlingkunganmasih
kurang.

c) Konfol:
(1) Pengambilan di tingkatkeluargadalamurusanmernperbaiki
keputusan
rumahdan lingkungannya, termasukair bersihmasihdidominasilakj-
laki.
(2) Posisi perempuanuntuk mendapatkanhak perlindungankesehatan
secaraumummaupunkesehatan reploduksimasihlemah.
(3) Perempuankurang dilibatkandalam pengambilankeputusanr"tntuk
perencanaanprogram kesehatanlingkungan di semua jenjang
administrasi.
(4) Petugas kesehatanlingkungan 60-80Vo laki-laki, yang kurang
memahami jumlahdanbebankerjaperempuan

t)
ANALISIS GENDER

d) Manfaat:
(1) Perempuankurang mendapatkan manfaatdari penyuluhan/informasi
tentangpenyehatanlingkungandan air bersih.
(2) Tersedianyaair bersih sangatmemberikanmanfaatpada keh.rarga,
khususnyaperempuan, karenabebankelja perempuanmenjadisangat
berkurang.
(3) Perempuanbelum merasakanmanfaatperlindungankesehatandan
kesehatanreproduksiuntukmeningkatkan produktivitas
kerja.

4) Isu Gender
a) Stereotip:Urusanair, sanitasidan kebersihanrr"rmah di rumahtanggaadalah
pekerjaandomestik identik pekerjaanperetnpuan.Perempuanlebih lama
berada/berperan di rumah, sehinggalebih mudah mendapatkan resiko oleh
dampakIingkunganrumahyangkurangsehat.
b) Subordinasi:Perempuan kurangdiikutsertakan
dalammusyawarah desauntuk
merencanakanpembangunanlingkungan sehat termasuk air bersih dan
sanitasi.
c) Marjinalisasi:Rendahnya pendidikanperempuan di desadankurangnyaakses
terhadappenyuluhan lingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi
d) Pembebanan:
(l) Beban kerja perempuandalam rnengangkutair dari sumbernyake
rumahdi daerahsulit air sangatberatmaupunpemeliharaan rumahdan
lingkungannya, akibatnyaakanmengganggu kesehatan,gizi, istirahat
sertareproduksiperempuan. Maka denganadanyaair bersihdi dekat
mmahsangatmengurangi bebanperempuan.
(2) Peranperempuan dalammeningkatkan perilakuhidupbersihdansehat
sangatbesardi keluargaserta masyarakat,namun tidak diimbangi
dengantingkatpendidikanyangmernadaidan aksespadapenyuluhan
kesehatan lingkunganyangcukup.
(3) Peran perempuan di sektor produksi peftanian, industri dan
perdagangan cenderungmeningkat,namun belum ada perlindungan
dan hak cuti yang memadai untuk kesehatanserta kesehatan
reproduksi.
(4) Peran perempuandi sektor infbrmal lebih besar daripadalaki-laki,
namun tidak mendapatkemudahanuntuk mendapatkanfasilitas
perlindungan,keamanan,keselamatan dan kesehatan(K3) sehingga
berakibatmenjadikelompokresikotinggi.
(5) Pandanganstereotipdi kalangantenaga kesehatanlaki-laki pada
umumnyakurang menyadarikemampuanperempuanatau kegiatan
perempuan dalamperandomestikdanperanprodr"rksi.

5) RencanaAksi
a) Penyuluhan langsungyangdihadirioleh perempuan danlaki-lakitentang:
(l) Perlindungan perempuan dari resikopenularanpenyakityangberbasis
lingkungan.
(2) Peraturanperundang-undangantentanglingkungalsehat.
(3) Ilasit kajianyangberkaitandenganlingkungansehat.

l6
ANALIS$ GENDER

(4) Pengamanan limbahrumahtangga.


(s) Pengolahan makananminumanyanghigienis.
(6) Lisolisrsi,kaporisasi. danabatisrsi.
(1) PerilakuHidup Bersihdan Sehat(PHBS) di masyarakat termasukdi
sekolahsertadaerahpengungsi
b) Kajian/survei tentang:
(1) Pengetahuan, Sikap,Perilaku(PSP)perempuandan laki-laki tenrang
PHBSterhadaplingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi.
(2) Mutu lingkungan sehat yang responsif gender di perumahan
dan permukiman,tempat-tempat umum (hotel,pasar,terminal,sarana
transportasi, sekolah, indnstri logam berat terhadap pekerja
laki-laki),industripestisida.
(3) Mutu udaraterhadappetugasperempuan danlaki-lakidi jalan raya.
(4) Peranperempuan dalamproteksidiri dari gangguanvektorpenyakit.
(5) Dampakladiasi padapekerjaperempuandi industri elektronik
c) Advokasikepadapara pengambilkeputusandi semuajenjang administrasi
dalamperencanaan programlingkungansehatyangresponsifgender.
d) Peningkatankerjasama,/kemitraan/pemberdayaan dan pengembangan dengan
berbagaipihak termasuklintas program,lintas sektor, perguruantinggi,
asosiasi, tokoh masyarakat,LSM, organisasi keagamaan,organisasi
perempuan dalam bidang penyehatanperumahan serta lingkungan yang
responsifgender.
Peningkatan kemampuan sumberdayamanusiadanperalatanyangdigunakan
untuk menunjangkegiatanlingkungansehattermasukpenyehatanair serta
sanitasiyangresponsifgender.
Fasilitasi aliansi profesi dalam meningkatkanmutu anggotanyauntuk
pelayananmasyarakatyang responsifgenderdi bidang lingkungansehat
temasuk penyehatan air dansanitasi.
o) Pengembangan stimulandan percontohan lingkungansehatdi daerahkumuh,
sekolah,sertatempat-tempat umumtermasukrumahdi pengungsian.
h) Lokakarya/Workshop tentang perlindungan perempuan lerhadap resiko
penularanpenyakitberbasislingkungan.
t) Pengembangan media dan materi penluluhan lingkungan sehat dengan
mempertimbangkan perempuan.
i) Pembinaanpenyelenggaraan Klinik dengan mempertimbangkan
perempuan.
k) Pengembangan jejaring surveilans kesehatan lingkungan dengan
memperhatikan dataperempuan maupunIaki-lakidi seluruhkabupaten/kota.
r) Pengembangan danpembinaan tenagakesehatan lingkunganmelaluiberbagai
pendidikansertapelatihandi setiapjenjangadministrasi.

6) Indikator
a) Jumlah keluarga yang menghuni rumah sehat yang responsif gender
meningkat menladi60Vo.
b) Jumlah tempat-tempatumum dan pengelolaanmakananyang memenuhi
persyaratankesehatanyangresponsifgendermencapai74Vo.
ANALISIS GENDER

c) Jumlah Kabupaten/Kotasehat (kawasan)yang responsifgendermencapai


387o.
d) Jumlahsekolahyangmemenuhipersyaratan yangresponsifgender
kesehatan
mencapai56Vo.
e) Tersusunnyapaketinformasikesehatanlingkunganyangresponsifgender.
f) Terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan di perumahan dan
permukiman,tempat-tempatumum, sekolahsertalingkungankerja.
g) Tersusunnya jaringankerja yangmelibatkanstakeholder,LembagaSwadaya
Masyarakat(LSM) dan Asosiasidalamprogramkesehatan lingkunganserta
air bersih.
h) Tersusunnya pedoman manajemen pengelolaan program penyehatan
lingkunganyangresponsifgender.
i) Jumlah pelatih perempuandan laki-laki bidang lingkungan sehat yang
responsifgendermeningkat,di tingkatpusatsertapropinsi.
j) Tersusunnyapedomanyang responsifgendertentangperlindunganpekerja
perempuan danlaki-lakidari dampaklingkungan.
k) Tersusunnya pedomanyangresponsifgendertentangperanmurid dan guru di
sekolah.
1) Tersusunnyapedoman yang responsif gender untuk individu, keluarga,
masyarakattentang kualitas air bersih, makanan minuman, pengolahan
sampah,dankebersihan di sekolahsertadaerahpengungsian.
m) Tersedianya dataPHBStentanglingkungansehatyangresponsifgender.
n) JumlahLSM dalambidangkesehatanlingkungan,penyehatanair dan sanitasi
yangresponsifgender,meningkat.
o) Jumlah SDM yang responsif gendel dan peralatanyang digunakan untuk
rnenunjangkegiatan,meningkat.
p) Jumlah tenagapada profesi lain yang memahamilingkungansehat yang
responsifgendertermasukpenyehatanair dan sanitasi,meningkat.

2, PROGRAMUPAYAKESEHATAN

a, Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making PregnancySafer


(MPS)

1) Kebijakan Sub Program


Menurunkan angka kematianibu (AKI) denganmendekatkanpelayanankesehatan
maternal yang berkualitas dan cost-effectivekepada sasaran,sehinggapada akhir
tahun2004 diharapkan:
a) Cakupanpelayanan antenatal,meningkat(907o)
b) Cakupanpersalinan olehtenagakesehatan terlatih,meningkat(75Vo)
c) Cakupanpelayananpostnatalmeningkat(90Va)
d) Cakupanpenanganan komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir meningkat
(80Vo)
e) Akses wanita usia subur (WUS) pada pencegahan kehamilanyang tidak
diinginkanmencapai10070
f) AksesWUS padapenanganan komplikasiaborsimencapai1007o

t8
ANALISIS GENDER

g) Pelayanankeluargaberencana
(KB) pascaibu bersalinuntukpasangan
suami
isteri mencapai100%

)\ Data Pembuka Wawasan


Angka kematian ibu sangat tinggi, yaitu 334 per 100.000 kelahiran
hiclup,
menun-iukkan bahwadalam satutahunterjadikematianibu sebanyakr8.000 orang
(samadenganjumlah korbanpesawatjumbo jet jatuh setiapminggu
dengan seluruh
-disebabkan
penumpangnya ibu hamil meninggal).Tingginyaangka kematianibu
antaralain karena:
a) Jumlah persarinanyang ditangani oleh tenaga kesehatanterlatih, masih
rendah(hanya66Vo),denganperincian(n = 67.947):
(1) Umur<20tahunsebanyak42Vo
(2) Umur > 35 tahun sebanyak54 o/o
(3) Umur 20-35tahunsebanyak 62Zo
(4) Ibu hamil yangmiskinsebanyak 50Zo
b) Jumlahpersalinan yangditanganidi rumah,masihtinggi (sekitar60-70Ea).
c) Jumlahkasuskomplikasiobstetridan neonaralyangrlitangani,masihrendah
lkcrrangdari 30Zo).
d) Jumlahkunjunganantenatalyangberkr-ralitas, masih rendah(75Vo).
e) Jumlah pasanganyang tidak ingin punya anak dan tidak menggunakan
alat/obatkontrasepsimasihtinggi (unmetneedg%o,SDKIl9g7).
.-
f) Jumlahkehamilanpadaibu-ibudengankondisi"4 Terralu,'(terlaiu tua,terlalu
m_uda, ierlalu banyakanak,terlaludekatjarak kehamilan)masihtinggi yaitu
6570(SDKI 1997).
g) Partisipasilaki-lakidalamber KB rendah,masihkuranslolo.
h) JumlahWUS yangmenderira TB cukupbanyak(sekitai50%;.
i) Jumlahperempuan menderitamalar.iacukupbanyak(sekitar52,2Vo)

J) Kesenjangan Gender
a) Akses
(1) PasanganUsia Subur (pUS) rerutama perempuan yang tidak
menginginkan anak, tidak mendapatkan pelayananKB yangmemadai
(unmetneed9Va,SDKI 97).
(2) Jumlahibu hamil yang berummemanfaatkan tenagakesehatan untuk
menolongpersalinannya masih besar (aksespersalinanoleh tenaga
kesehatanrendah).
(3) Aksesinformasiyangakuratuntukkeh.rarga, terutamalaki-raki,masih
kurang,antaralain tentang:
(a) metodekontrasepsi
(b) penyakityangmengancam ibu hamil
(c) tandabahayasaatkehamilan,persalinan dannifas
(d) hak perempuan untukmengendalikan kesehatanreproduksinva.
b) Partisipasi
(1) Suami,keluargadan masyarakatmasih banyak yang kurang peduli
padakesehatan
ibu (stereotip).
(2) Suamimenganggap bahwaurusanKB adalahurusanistri.
ANAI/S/S GENDER

(3) Kurang mampunya isteri meneruskaninfbrmasi kesehatankepada


suami(marginal).
(4) Di tingkatkeluarga,laki-lakibanyakyangbelummempunyar wawasan
yangbenartentangkebutuhanperempuan sesuaidengan-tahapansiklus
i"p-dut ri termasuk pencegahan IMS, HIV/AIDS dan C'
Hepatitis

c) Kontrol
1tj-P.ngu-bil keputusandi tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota
*utih belum mempertimbangkan isu gender dalam penyusunan
kebijakan sertaProgram.
(2\ Lemahnyawewenangperempuan dalampengambilan keputusanyang
terkait dengankesehatannya(marginal)'
(3) Rendahnyikesadaran/kepedulian tentangkesehatan dan keselamatan
ibu sertabaYibarulahir.

d) Manfaat
[; P"."*puan kurang mendapatkanmanfaatdari pelayanankesehatan
yangtelahtersedia.
(2) hak-hakreproduksinya'
F".J-puun tidakdapatmemanfaatkan

4) lsu Gender
a) Parapenanggungjawab programdi lapanganbelumterpaparrencanastrategls
MPS Yangsensitifgender.
b) genderdi tingkatindividudankeluarga:
Masih terdapatketidaksetaraan
(1) Kehamilanmerupakan urusanperempuan
(2)Rendahnyaperansuamidalarnmendukungisteriuntukmendapatkan
PelaYanankesehatanibu.
(3) ilendahnyapengetahuan ibu rentangtanda bahayasaat kehamilan,
dannifas.
persalinan
(4) ilendahnyaperanibu dalammengambilkeputusanbagi kesehatan dan
keselamatandirinya(pemilihanmetodekontrasepsi,jumlahpersalinan
oleh dukunmasihtinggi).
(5) Masalahkesehatanperempuanmasihdianggapkurangpenting'
c) PeseftaKB sebagianbesaradalahperempuan'
d) Laki.laki menganggapKB urusanperempuan'

RencanaAksi
a) Advokasidan sosialisasi strategiMPS yangresponsifgenderdi tingkatpusat
sampaidengandaerah dan pemberdayaan penanggungjawab program' untuk
membangundan memautapkan komitmenpelaksanaan MPS yang responsif
genderdi Pusat,Propinsidan Kabupaten/Kota'
b) Fenyuluhan di berbagaitingkatantentangperanibu, keluargadansuamidalam
menunjangkesehatan ibu:
(1)Pemberianinformasi/KlP&onselingtentangtandabahayaobstetr
diberikankepadaibuhamil,ibubersalin,ibunifas,PUS/Pasutri
keluarga di tingkat pelayanandasar dan rujukan (Desa, Kecamatan'
KabuPaten/Kota).

20
ANALISIS
GENDER

(2) Pendataan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan perempuan


yang responsif gender (dari sisi supply dan demand) di berbagai tingkat
administrasi.
(3) Penyempurnaanprotokol pelayananyang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas dalam memenuhi hak reproduksi perempuan
termasuk melibatkan keluarga./suami dan masyarakat yang belum
mempunyai wawasan yang benar tentang kesehatan perempuan
termasuk pencegahan Hepatitis C, pencegahan dan pengobatan
IMS/HIV-AIDS, TB, Malaria pada sasaran kesehatan ibu yang
terintegrasi dalam pelayanankesehatanibu dan anak (KIA).
(4) Pemberian informasi tentang hak-hak ibu untuk ber-KB, hamil,
bersalin, nifas dalam pengambilan keputusan bagi kesehatan dan
keselamatan diri di tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Desa,
Kecamatan, Kabupaten/Kota).
c) Pemberian informasi yang tepat pada keluarga terutama laki-laki melalui
flatefl tentang:
(1) Seluruh metoda kontrasepsi baik untuk laki-laki maupun perempllan
sesuaidengan kondisi kesehatandan usia.
(2) Kehamilan dan persalinan yang aman dan tidak arnan.

6) Indikator
a) Terlaksananya sosialisasi rencana strategis MPS yang responsif gender bagi
pengelola dan penanggungjawab program KIA di Pusat serta Daerah.
b) Tersedianya alokasi dana untuk pelaksanaanMPS yang responsif gender di
propinsi dan kabupaten/kota
c) Jumlah ibu, keluarga./suamiyang peduli terhadap kesehatanibu (K1, K4, PN,
Kn yang didampingi suami), meningkat.
d) Tersedianya data kesehatan perempuan yang teeilah menurut jenis kelamin,
disamping usia, Iokasi, suku dan agama.
e) Tersedianya data tenaga pelayanan kesehatan yang terpilah menurut jenis
kelamin.
f) Data peran serta masyarakat melalui lintas sektor (partisipasi laki-laki dalam
mobilisasi masyarakat, ambulan desa, tabulin, donor darah melalui Gerakan
Sayang Ibu/GSI atau penelitian):
(1) Tersusunnya protokol ANC dan PNC yang disempurnakan.
(2) Semua ibu hamil yang sakit malaria dan datang ke sarana pelayanan
mendapat pengobatan.
(3) Semua ibu hamil di daerah endemis malaria mendapat pengobatan
plophilaksis.
(4) Semua ibu hamil/melahirkan/nifas penderita TB yang datang ke
sarananpelayananmendapat pengobatanpaket OAT (oleh P2M).
(5) Terinformasikannya hak-hak ibu untuk ber-KB, menentukan kapan
hamil, bersalin dan nifas oleh tenagakesehatan,melalui peningkatan:
(a) cakupan pesertaKB aktifmenjadi 650lo.
(b) cakupan dntenatal menjadi 85Vo dan postnatal menjadi 65Vo.
(c) cakupan persalinanoleh tenagakesehatanterlatihmenjadiT2Vo.
ANALISISGENDER

g) materidanKIE pelayanan
Telsedianya medisKB padakeluargaterutamalaki-
laki.

b. Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru

1) Kebijakan Sub Program


Menurunkanangkakesakitandan kernatianpenyakittuberkolusisterutamadengan
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse), yang terdiri darr
komponen:
a) Komitmenpolitis.
b) Diagnosisdenganpemeriksaandahaklangsung(mikroskopis).
c) Penyediaan bagi setiappenderitaTB.
OAT (ObatAnti Tuberkolusis)
d) Pengawas minumobat.
e) Pencatatandan pelaporanuntuk memudahkanpemantauandan evaluasi
program.

2) Data Pembuka Wawasan


a) JumlahkasusTB di lndonesiaadalahterbanyakketigadi dunia,setelahIndia
dan Cina. Hampir separohpendudukIndonesiaterint'eksidengankumanTB.
Setiaptahunmr"rncul 583.000kasusbaru TB dengan262.000kasustnenular
(BTA positif). Perkiraan PrevalensiTB pertahun 715.000 dan jumlah
kematianakibatTB per tahunsekitari 40.000orang(WFIO-1999).
b) JumlahpenemuankasusbaruTB (CDR) masihsekitar254/odenganpropolsi
laki-laki57 danperempuan 43.
c) Perempuan usia reproduksi lebih rentan terhadap TB dan lebih
memungkinkanterjangkitoleh penyakitTB dibandingkandenganlaki-laki
dari kelompokusiayangsama(WHO).
d) JumlahkematianperempuanakibatTB lebihbanyakdaripadakematianakibat
gangguanmaternal (WHO). Hal ini disebabkanantara lain karena TB
'
menyebabkangangguanpada persalinan,khususnyapartus lama sehingga
meningkatkan probabilitaskematianibu.
e) ProbabilitaspenularanTB oleh Ibu yang sakit TB kepadaanaknyasangat
besar.
f) Jumlahibu hamil, ibu menyusuiyang penderitaTB dan tidak mendapatkan
pengobatan (misopportunity) masihcukup besar,antaralain karenapetugas,
terutamabidan,tidak mau memberiOAT padaibu hamil dan ibu menyustti
karena efek samping OAT. Padahal sernLrajenis OAT aman kecuali
stieptomisinyangtidak bolehdiberikanpadaibu hamil.Streptomisin bersilat
permanenautotoxicdan dapatmenembus barierplacenta.Dari sisi pengguna
jasa,ibu hamil dan ibu menyusuicenderung hanyadatangke klinik KIA serta
tidak ke unit pengobatan apabilaadakeluhan.

22
ANALISIS
GENDER

3) KosenjanganGonder
a) Akses
(1) Akses perempuanterhadap pelayanankesehatankurang karena
keputusan untuk memanfaatkan pelayanan ada di tangan
suami/keluarga.
(2) Misopportunityibu hamil dan ibu menyusuiyangmenderitaTB untuk
mendapatpengobatanTB di unit KIA, karena kurangnyaakses
terhadapinfbrmasi,khususnya mengenaikesehatan.

b) Partisipasi
(1) Suami/keluarga/masyarakat
kurang peduli terhadapkesehatanibu/
perempuan.
(2) Partisipasiperempuankurangkarenakurangmampudalammenyerap
danmeneruskaninformasikesehatankepadasuami.

c) Konftol
Ibr.r,/perempuan
tidlk mempunyaicukup wewenanguntuk memilihpelayanan
atau menggunakanuang bagi kesehatannyasendiri, dan sangattergantung
padasuami/laki-laki.

d) Manfaat
Pelayanan
untuk penderilaTB kurang/tidakclimanlaatkan
secaraoptimaloleh
perempuan,termasukibu hamil danibu menyusui.

4) Isu Gender
a) PenderitaTB biasanyadikucilkandalam masyarakat.Di beberapadaerah
penderitalaki-laki biasanyaakan dirawatoleh keluargaatau sanaksaudara,
tetapipenderitaperempuan dikucilkanolehkeluarga.
b) Rendahnya kedudukanperempuan dalarnkeluargamengakibatkan kurangnya
gizi, bebanyanglebih beratda'lammengulusn-lmahtanggadan istirahatyang
kurang menyebabkanlemahnyakondisi tubuh serta bertambahberatnva
penyakitTB yangdiderita.
c) Ibu yangmenderitaTB akanmeningkatkan resikopenularanyanglebih besar
terhadapanggotakeluargayanglain terutamaanak.

s) RencanaAksi
a) Peningkatan kesadaranmasyarakat terhadappenderitaTB:
(1) PenyusunanKIE untuk paket penyuluhanpada ibu hamil/menyusui
untuk ibu, bapak dan keluarga serta masyarakatumum dengan
perhatiankhususpadaibu hamil/menyusui.
(2) Pengkajianuntuk mendapatkan data alasanperempuanpenderitaTB
tidak segeramencaripertolonganpengobatan.
b) Peningkatan peranbidansebagaipetugaskesehatan dengancar-a:
(i) Penyusunan pedomanpengobatan TB bagibidan.
(2) Penyusunan Modul pelatihanTB bagi Bidan.
(3) PelatihanprogramTB bagibidan.
(4) Penyusunan materiprogramTB untukkurikr.rlumsekolahbidan.
ANALISIS GENDER

c) kemitraandengansektorlain:
Penggalangan
(1) Advokasidan diseminasidenganpihak penjar4 sektor swastayang
mempekerjakanburuh perempuan serta laki-laki.
(2) Penguatan jejaring kemitraan dengan stakeholder
(3) Pelaksanaan skrining di penjara dan tempat yang padat kerja tenaga
wanita (garmen, pabrik dan sebagainya) bekerjasama dengan pihak
terkait.
d) Peningkatanmanajemensistem pelayanankesehatandalam mendukung
penanggulangan
TB:
(l) Penyediaanbuku-buku pedomandan modul pelatihanserta paket
penyuluhan.
(2) Peningkatanperencanaan datayangakurat.
berdasarkan
(3) Supervisi,monitoringdanevaluasi.

6) Indikator
a) Telsedianyapaket penyuluhanyang responsifgenderuntuk ibu, suami dan
keluargasertamasyarakat.
b) Tersedianyajumlah (Vo)danalasanperempuan penderita
TB yangtidaksegera
mencaripeltolongansertapengobatan.
c) Tersusunnya buku pedomanpengobatan TB untukbidandi klinik KIA.
d) Tersedianya buku modulpelatihanTB untukbidan.
e) JumlahbidanpraktekyangterlatihTB, meningkat.
f) MasuknyamateriprogramTB ke dalamkurikulumsekolahkebidanan
g) Tersusunnya PIan ofAction (POA) terpadu.
h) Tersedianya pelayananpengobatan TB bagi tahanan,dan pekerjapabrik serta
stigmapenderitaTB di kalanganpabrik.
tidak terdapatnya
i) Tersedianya buku pedomandanmodulpelatihansertapaketpenyuluhan.
j) Jumlah(7o)laporandataprogramdan kinerja programmeningkat.
k) Tersusunnyaevidencebaseplan.
1) CDR meningkatmenjadi50Vo.
m) Angka penemuankasus TB baru pada perempuanmeningkat secara
proporsional.

c. Sub Program PemberantasanMalaria

r) Kebijakan Sub Program


Menurunkanangka kesakitanmalaria dari 60 menjadi 37,5 per 1000 penduduk,
denganstrategiGebrakMalaria yang diselenggarakanmelalui:
a) Advokasi.
b) Pengembangan dukungansosial(lintasprogram,lintassektor,LSM danswasta).
c) Pemberdayaaninstitusi.
d) Pemberdayaanmasyarakat

t\ Data Pembuka Wawasan


a) malariacukupbesar(sekitar
Jumlahpendudukyangtinggaldi daerahendernis
35Vo).
ANALISISGENDER

b) Akibat penyakitmalariapada ibu dirasakanlebih berat dibandingkanpada


kelompokpenduduklainnya
c) Ibu hamil rentanterhadapmalaria.
d) Resiko terjadinyakomplikasi/malariaberat pada ibu hamil lebih tinggi
dibandingkan denganperempuan tidakhamil (10 kali lebihberat).
Jumlahkematiankarenamalariaberat lebih banyakterjadi pada ibu hamil
(sekitar507o),dibandingkan
padaperempuan tidakhamil (hanya20o/o).
0 Proporsi angka kesakitanpenyakit malaria pada perempuanlebih besar
(52,2Vo)dibandingkan padalaki-laki(hasilMrzssFeverSurveydi 8 desadi 6
Puskesmas di KabupatenBanyumaspadabulanNopember- Desember200I).

J) Kesenjangan Gender
a) Akses
Akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan masih rendah dibandingkan
dengan laki-laki.

b) Partisipasi
(l) Penyuluhanmasihdidominasiolehlaki-laki.
(2) Perawatankesehatandi keluargadan masyarakatmenjaditanggung
jawabperempuan.
(3) Kepedulianlaki-laki/masyarakat
terhadapkesehatanperempuan/ibu
hamil sangatkurang.

Kontrol
(l) Keputusanpenggunaan
keuanganadadi tanganlaki-laki.
(2) Keputusanuntuk mendapatpelayanankesehatanada di tanganlaki-
laki.

d) Manfaat
Manfaat pelayanankesehatandan informasisangatkurang dirasakanoleh
pefempuan.

4) Isu Gender
a) Kesadarantentangperan/dampakpenyakitmalariaantaraperempuandanlaki-
laki masihrendah.
b) Daerahendemismalalia pada umumnyaberadadi daerahterpencildengan
keadaansosial ekonomi yang rendah sehinggaakses terhadappelayanan
kesehatan sangatsulit,terutamauntukperempuan.
c) Pembakuan peranlaki-laki di luar rumahdan pendidikanlaki-laki yanglebih
tinggi daripadaperempuan membuatperempuan tidakmempunyaikesempatan
untuk mendapatkan informasi tentang malaria dalam kaitannya dengan
lingkungan di luar rumah; peran perempuanadalahmengurusrumah tangga
(gizi, kesehatan,
kebersihan, danlain-lain).
d) Akibat masalahekonomikesehatan perempuandikesampingkan.
e) Hak dalam keputusanpenggunaanuang untuk mendapatkanpelayanan
kesehatan ada di tangan laki-laki sehingga perempuan sukar/tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan.
ANALISISGENDER

Pembakuanperan perempuandi rumah dan laki-laki sebagaipencarinafkah


dalampelayanan
laki-lakilebih diutamakan
menempatkan kesehatan

s) RencanaAksi
a) Pengumpulandata yang dipilah menurutjenis kelamin dan golonganumur
melaluilaporanrutin sertamenganalisanya.
b) Survei cepaVstudi/penelitian untuk mengetahui perilaku masyarakat
(perbedaanantara perempuandan laki-laki) terhadapprogram malaria dan
dampaknya.
Advokasikepadapengambilkeputusan/stakeholders di semuajenjangdalam
upayapenanggulangan malaria,tentangadanyakesenjanganantaraperempuan
dan lakilaki dalampelayanankesehatansertaperan/dampak terhadapprogram
malaria.
d) Sosialisasikepadaprovidarlpelaksana program tentangadanyaperbedaan
peranantaraperempuan dan laki-lakidalamprogrammalaria'
e) Pembentukan Pos Obat Desa(POD) gunamendekatkan jangkauanpelayanan
padamasyarakat,khususnyaperempuan.
0 Penggunaanrepellent ataubaju lenganpanjangpadalaki-laki yang bekerjadi
luar rumahpadamalamhari
p) Peningkatangizi ibu hamil.
(1) Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE): Penyuluhankesehatan
kepada perempuan dan laki-laki tentang dasar-dasarpengetahuan
malaria,pengobatan, bahayanya, rujukan,sertapencegahannya.
(2) Pemberdhyaanmasyarakat guna menumbuhkembangkanseluruh
potensi,baik laki-laki maupunperempuangunamendukungprogram
malaria,dengansasaran:Tokoh Masyakat(TOMA), TOGA, kader
dasawisma.
(3) Pembentukanforum komunikasi termasuk organisasiperemptlan
(PKK, FatayatNU danlain-lain).
(4) Pemberianpenghargaan untuk perempuandan lakilaki, kader,TOMA,
TOCA.
(5) Penyediaan kit/mediapenyuluhan bukukader'TV spot'
(Ieaflet,postef,
radiospot).
h) Pemberianprophilaksis kepada ibu hamil, pekerja musiman dan kelompok
menetap(tentaradanlain-lain).
i) Pencegahanindividu denganmenggunakankelambu terutamaperempuan/ibu
hamil danbalita,pemakaian obatnyamuk, repellentdanlain-lain.
j) Pencegahan massaldenganmanajemenlingkungandimana laki-laki lebih
berperandaripadaperempuan.

6) Indikator
a) Tersedianyadata dasar/sektoralyang terpilah menurut jenis kelamin dan
golonganumur.
b) Tersedianya data kesenjanganantara perempuan dan laki-laki terhadap
dampaksertaperilaku masyarakatdalamprogrammalaria.
c) Tercapainya komitmen pimpinan sebagai pengambil keputusan di semua
jenjang administrasidalammencapaikesetaraangenderpadaprogrammalaria.
ANALISIS GENDER

d) Tersusunnyapedomanyangresponsifgender tentang:
(l) Peranproviderlpelaksana programkesehatan
dalamprogrammalaria.
(2) Dasar-dasarpenangananmalaria.
(3) Peransertamasyarakat dalamprogrammalaria.
(4) Peran laki-laki dalam pencegahanmasalah,/pengelolaan
lingkungan
yang berwawasan kesehatandan gender.
Jumlah POD yang dibentuk.
fl Jumlah penggunaan repellent atau baju lengan panjang pada yang
bekerja di luar rumah pada malam hari
o) Persentase
ibu/perempuan denganstatusgizi yangmeningkat.
h) Terbentuknyaforum komunikasi pembelantasan malaria yang responsif
gender.
i) Tersedianyasistempenghargaan.
j) Tersedianyakit/mediapenyuluhan.
k) Jumlahibu hamil, pekerjamusimanperempuandan laki-laki yang mendapat
prophilaksismeningkat.
r) Jumlahpenggunaan kelambumeningkat.

d. Sub Program PenanggulanganHIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual(PMS)

1) Kebijakan Sub Program


Menanggulangipenyakit HIV/AIDS melalui upaya pencegahandan pelayanan
sehinggatidakmenjadimasalahkesehatan, dengankebijakan:
a) Meningkatkan kerjasama lintasprogram,lintassektor,internasional,
danperan
sertamasyarakat.
b) Meningkatkandesentralisasi denganpendekatan pelayanan kesehatandasar.
c) Pencegahan sebagaifokusutama,diintegrasikan denganperawatan, dukungan
dan pengobatan.
d) Memperkuat aspek manajemendan aspek hukum serta perundanganyang
berkaitandenganupaya penanggulangan Infeksi Menular Seksual(IMS),
HIV/AIDS termasukaspekperlindungan kerahasiaan dan aspekpencegahan
gmatisasipenderitaIMS, HIV/AIDS.
diskriminasi/sti
e) Mengintegrasikan kegiatanpenanggulangan IMS, HIV/AIDS dengan
lainnya,antaralain Tuberkulosis.

2) Data Pembuka Wawasan


a) Prakiraanahli epidemiologi, jumlah pendudukIndonesiasaatini (tahun2001)
yang hidup denganHIV/AIDS diperkirakansekitar80.000- 120.000orang
Ini berartibahwadalamwaktu 10 tahunmendatang (2010)kemungkinanakan
ditemukansekitari00.000orangpenduduksakitdanmeninggalkarenaAIDS
sertasekitarsatujuta orangpendudukmengidapHIV, apabilatidak dilakukan
aksi penanggulangan yangintensif.
b) Jumlah kasusHIV terus meningkatmenjadi 1904 orang dan kasus AIDS
menjadi670 orang(kumulatifsampaidenganDesember2001).Jumlahkasus
I aki-laki j auh lebih banyakdaripadaperempuan(70,9Vaberbanding29,I Vo).
ANALISIS GENDER

c) EpidemiHIV/AIDS telahbergerakdari tingkatrendah(< 1Zo)ke arahtingkat


tinggi, terkonsentrasipadakelompokWanitaPenjajaSeks(WpS) lebih dari
57o (Sorong,Riau, Merauke),dimanaprevalensiHIV padaWpS ber.varias.i
antarwilayah,antaralain: Papua0 - 26,5Va;Riau0 - 8o/o;IawaBarat0 - 5,5Vo,
juga kelompokpengguna Napzasuntik(Jakarta,JawaBaratdanBali).
d) Jumlah penggunaankondom sangatrendah (107o)meskipunpengerahuan
tentangpencegahan IMS-HIV ringgi (surveiper-ilakuberesikotinggi pada
buruhpelabuhan, sopirtruk danWPS).
e) Jumlahibu hamil terinfeksiHIV di DKI 2,86Vo(studi);di Riau 0,352odan
Papua0,25Vo(surveiibu hamil).
f) PrevalensiHIV di Jakartaadalah39 kasusdari 247 penggunaNapzasunrik
(hasilserosurveipadapasien);di RSKO4'7,95o/o remajayangdatangberobat
sudahterinfeksiHIV; resikopenularanI{lV padapengguna Napzasuntiklaki-
laki j auhlebihbesardaripadaperempuan ( 13I berbanding 9 kasusHIV +).
g) Jumlah kasus akibat penularanmelalui jar.um suntik tidak steril dan
penggunaansecarabergantianmeningkattajam, pada tahun 1996 (2.5a/o)
kemudianpadatahun 2001 (I9.7Eo),kenaikanrerseburmenjadi9 - l0 kali
Iipat:2,5Vopadatahun1999dan 19,7Vo padatahun2001.

3) KesenjanganGender
a) Akses
(l) Parapelaksana programdi lapanganbelumpekagender.
(2) Surveidan surveilansumumnyadilakukanpadakelompokberperilaku
. resikotinggi padaperempuan sertalaki-laki.
(3) Kurangnya akses informasi pada masyarakat,terutama laki-laki
tentang pentingnya pencegahanHIV/AIDS dengan penggunaan
kondom.
(4) Perempuantidak dapat menolak arau mengambilkeputusanuntuk
melindungidiri atauoranslain.

b) Partisipasi
(1) Kurangnyapartisipasilaki-laki dalam penggunaankondom untuk
pencegahan HIV karenakurangnyawawasanyangbenartentangHIV
danpencegahannya.
(2) Peranlaki-laki masihkurangdalamupayapencegahan HIV, sehingga
ada kemungkinanberakibat penularankepada pasangannyadan
selanjutnyakepadaanakyangakandilahirkan.
(3) Ada anggapan ataukecenderungan bahwaperempuanadalahpenyebab
penularanHIV/AIDS (resikotinggi),melaluiWPS.

c) Kontrol
(1) Perempuan tidak mempunyai kemampuan/hak untuk mencegah
penularanIMS - HIV.
(2) Perempuan tidak ikut dalam pengambilan keputusan tentang
pencegahan IMS - HIV.
(3) Dampak dari penggunaannapza te{adi pada pasanganseksualatau
temankelompoknapzasuntik.
ANALISIS
CENDER

d) Manfaat
kondomada,tetapijarangatautidakbermanfaaUdigunakan.
Penyediaan

4) Isu Gender
a) IMS - HIV.
Laki-lakitidakdianggapdapatmenularkan
b) Perempuanbaik-baik sering dianggaptidak akan teftular IMS - IIIV
(diskriminasi).
c) Ibu rumahtanggabelumterdeteksiHIV.
d) Lakilaki dan perempuanyang belperilaku resiko tinggi sangat rendah
kemauandantanggung jawabnyauntukmencegah penyebaran IMS-HIV.

5) RencanaAksi
a) Survei/surveilans:
Surveilansdi masing-masing daerahpada laki-laki dan
perempuan untukmencarijalankeluarpencegahan sertapenularanHIVIAIDS.
b) Pencegahan penularanmelalui:
(1) Pelatihanuniversalprecautionuntuk tenagakesehatan,laki-laki dan
perempuan.
(2) KIE (pendidikan)untukmasyarakat, laki-lakidan perempuan,terutama
usiaproduktif.
(3) PelatihanpendekatansindromIMS untuk tenagakesehatan
rlqn norahnlcn

6) Indikator
a) Persentase peransertaperempuan dan laki-laki untuk menggunakan
kondom
dalamupayapencegahan penularanHIV/AIDS (907o).
b) Tersusunnyapedomanbagi petugaskesehatanlaki-laki dan perempuan
tentang perlindungandiri sendiri maupun terhadappasien laki-laki serta
perempuan.
c) Persentase penggunaNapzalaki-lakidan perempuan yangmemahamitentang
pencegahan penularanHIV melaluijarum suntik(807o).
d) Persentase (sekitar65Vo)laki-laki dan perempuanyang berperilakuresiko
tinggi, yang memahamiuntuk datangsertakonselingpre- danpost-testHIV
(VCT = voluntary counseling and testing).
e) Persentase perempuan dan laki-laki yang memahami HIV termasuk cara
pencegahannya
f\ Tersedianyamateri KIE tentang HIV/AIDS

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

t) Kebijakan Program
Penyusunankebijakan program kesehatanyang telah dilakukan pada umumnya
bersifat netral gender dengan asumsi penanggulanganmasalahkesehatanharus
berdampaksamabaik untuk perempuan maupunlaki-laki.Programkesehatan
perlu
dilakukan secaraadekuatsesuaidenganpermasalahan yang dihadapiberdasarkan
spesifikgender.Dengandemikiandata yang dikumpulkanharusdipisahkanantara
laki-laki dan perempuan,menurutkelompok umur, dan tingkat sosial ekonomi.
ANALISIS GENDER

Dukungan yang bersifat peningkatankualitas dan kuantitas kesehatanharus


didokumentasikanuntuk memantaukemungkinanterjadinya ketidakseimbangan
eender.

ProgramPerbaikanCizi Masyarakat bertujuanuntr-rk


meningkatkan
intelektualitas
dan
produktivitasSDM melalui:
a) Peningkatankemandiriankeluargadalamupayapelbaikanstatusgizi.
b) Peningkatanpelayanangizi untuk mencapaikeadaangizi yang baik dengan
menurunkan prevalensi
gizi kurangdangizi lebih.
c) Peningkatan penganekaragamankonsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahanan pangantingkatrumahtangga.

Data Pembuka Wawasan


Mengingattimbulnyamasalahkesehatan disebabkan karenaberbagaimacamfaktor,
modelberikutini bisa digunakanuntukmenentukan datapembukawawasansebagai
landasanpenentuankebijakanprogramkesehatan(lihat Cambar I). Pada model
tersebutdijelaskanbahwastatuskesehatanpendudukberkaitandenganseimbangatau
tidaknyaasupangizi sehari-hari.
Jika asupangizi tidak seimbang,secarakumulatif
dapatberpengaruh padakeadaankesehatan. Selanjutnyaasupangizi berkaitanjuga
dengancukuptidaknyaketersediaan pangandi tingkatrumahtanggasertamerataatau
tidaknya distribusi makanandi dalam rumah tangga yang bersangklltan.Asupan
makanan yang secara kumulatif tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat
menurunkan daya tahan tubuh dan rentan terhadap penyakit. Faktor yang erat
kaitannyadenganperubahanstatuskesehatandan gizi pendudukadalahkuantitasdan
kualitas pelayanankesehatan,perilaku, tingkat pendidikan,pendapatan,sosial,
budaya. ekonomidanpolitik.

GAMBAR 1
Model Determinan Status KesehatanPenduduk

AKSES

kesehatan,
kecukupan hidup,prilaku

30
A N A L I S I SG E N D E R

Selanjutnyadari determinanstatus kesehatantersebut dikaji setiap faktornya


berdasarkangender,sehinggaterlihat faktor penyebabyang mana yang berdampak
pada ketidakseimbangangender.Berikut ini beberapainformasiberkaitandengan
determinanstatuskesehatan
denganmengkajiantaralaki-lakidan perempuan.

a) Pendidikan

Tingkat pendidikansangatborpengaruhterhadapperubahansikap dan perilaku hidup


sehat. Tingkat pendidikanyang lebih tinggi akan memudahkanseseorangatau
masyarakat untuk menyerapinformasidan mengimplementasikannya dalamperilaku
dan gayahidup sehari-hari,
khususnyadalamhal kesehatan.Selainitu sudahbanyak
penelitianyang mengemukakantentangpentingnyakelompok perempuanuntuk
mencapaijenjang pendidikanyang tinggi. Hal ini merupakankunci suksesuntuk
mengatasimasalahkurang gizi mulai dari janin. Tercapainyajenjang tertinggr
pendidikan untuk pe|empuanini pada akhirnya juga akan berpengaruhpada
pengurangan kemiskinan.

Tingkat pendidikandi indonesiajika dilihat dari proporsi masuk sekolah per


kelompokumur danjenis kelaminterlihatproporsianak usia sekolahmenunjukkan
peningkatandari tahunke tahun.Pendudukusia 7 - 12 tahunyang masuksekolah
adalah83,5Vopada tahun 1978 meningkatmenjadi 9l,5Vo pada tahun 1987 dan
menjadi93,9Vopadatahun 1997.Untuk tingkatSLTP, pendudukusia l3 - 15 tahun
yang masuk sekolah pada tahun yang sama telah mencapai72,47o. Kesenjangan
proporsrmasuksekolahlaki-lakidi atas10tahunadalah6Vodanperempuan L4Vo.

b) Statusgizi

Rendahnya tingkat pendidikan penduduk, terutama lebih rendahnya pendidikan


perempuan
dibandinglaki-laki,terlihatdari statusgizi pendudnkyangmasihtinggi.

Pada Cambar 2 ditunjukkan masalah gizi kurang mulai meningkat dua kali lipat
setelahanakmencapaiusia4 bulan,dan semakinparahataumeningkattiga kali lipat
padaanakberusiadi atas6 bulan.Hal ini elat kaitannyadenganpemberianASi yang
tidak diberikansecaraeksklusifsampaidenganusia 6 bulan, pemberianMakanan
PendampingASI yangjuga tidak memadaisemenjakanakminimal berusia4 bulan.
Polamakanyangtidakmomenuhigizi seimbangpadaanakini terusberpengaruh pada
usia berikutnyasampaidengan5 tahun.Padaumumnyaanak laki-laki kondisinya
lebih buruk dari padaanakperempuan. Jika ibu mempunyaitingkatpendidikanyang
lebih memadai,asumsinya ibu akanmengetahui bahwakecukupanmakanuntukanak
lakilaki akanlebih besardari anakperempuan. Meningkatnyaprevalensigizi kurang
setelahusia 6 bulan,juga berhubunganeratdengantingkatpengetahuan ibu tentang
pentingnyaASI dan MakananPendamping ASI yangmemadai.
ANALTSIS CENDER

GAMBAR2
PrevalensiGizi KurangMenurutKelompokUmur,JenisKelamin,dan Kota - Desa
(PemantauanStatusGizi 1999)

30.0

- . 25.0
l
;'
v ?nn

.- 15.U

'6

5.0

0-3 4-6 7-11 n-r7 18-23 24-35 36-47 48-59


Kelompok
Umur(bllan)

FL-K"I" trto"r. Ept


"t"
trEG;]

Sumber:Direktorat Gizi Masvarakcu.2000.

Keadaan gizi yang tidak baik pada usia balita berdampak pada gangguan
peftumbuhan, anakakancenderunglebih pendekjika dibandingkan denganrujr-rkan.
PadaGambar3 ditunjukkanprevalensianakpendekmenurutjeniskeiaminanakusia
6 - 9 tahun perubahannyadari tahun 1994 ke tahun 1999. Sulvei d.ilakukanpada
seluruhwilayahIndonesiadenganmengukurtinggi badananakbaru masuksekolah.
Masih sekitar 40Vo anak dikategorikan pendek, laki-laki lebih parah dari anak
perempuan.Selain itu di antalanyamasih dijumpai sekitar 9 - l07o anak yang
kansangatpendek.
dikategori

Masalahgizi kurangataulebih akanberkelanjutan


padausiaproduktif,hal ini sangar
eratkaitannyadenganketidakseimbangankonsumsigizi mulaidali lahir sampri usia
berikutnya.Pada Susenasdikumpulkandata statusgizi pada Wanita Usia Subur.
(WUS) yangpadaprinsipnyauntukmelihatfaktorresikoperempuan melahirkanbayr
denganberatbadanlahir rendah.
ANALISIS GENDER

GAMBAR 3
Prevalensi Anak Pendek Usia 6 - 9 Tahun 1994dan 1999

Ada dua sisi yang dapat dilihat dari data yang dikumpr-rlkan,
yaitu WUS dengar.
ukuran Lingkar Lengan Atas/LILA < 23.5 cm denganasumsikurus (kurang energ.
klonis) dan gizi kronis, dan LILA > 2J cm yang menunjukkanresiko kegemukan
Gambar4 dan5 ini menunjukkan keduaresikotersebut.

GAMBAR4
PersenLILA <23.5 cm Wanita Usia Subur: 1999-2AAl

50o/o - '--l

454/o I
I
4$olo -t
5 I
I
4 30%

V zsozo 'l l
a 20ok
S 150/o

10%

5o/o

0o/o
20-24 )\-)9 ?n-?4 t(-10

KelompokUmur

Sumber:Susenas1999,2000, 2001

33
ANALIS/sGENDER

GAMBAR 5
PersenLILA>27 cm Wanita Usia Subur: 1999-2000

35.00%

30.00%
N

25.04i"

20.04y"

15.00%

10.00%

5.AO%

0.00%
30 34
Umur (tahun)

Sumber:Susenas1999,2000

WUS denganresiko Kurang Energi Kronis (KEK) terlihat sangattinggi pada usia
muda 15 - i9 tahun, dan prevalensinya menurunpada usia 20 - 24 tahun dan
seterusnya sampaidenganusia30 - 34 tahun.Dan prevalensinya hampirsamauntuk
kelompokusiaberikutnya(> 34 tahun).PrevalensiLILA < 23.5cm sampaimencapai
> 35Vopada WUS usia 15 - 19 tahun perlu ditingkatkan status gizinya, agar tidak
terjadikelahiranbayi denganBBLR.

Informasi lain dari statusgizi pendudukpada usia dewasaadalahberdasarkanpada


Index Masa Tubuh/IMT (Body MassIndex/BMI). Kriterianyaadalahjika BMI < 18.5
diklasifikasikankurus,dan BMI > 25 diklasifikasikangemuk.Gambar6 merupakan
hasil dari kajian keadaangizi pendudukusiadewasadi seluruhibu kota provinsidi
Indonesia. Surveidilakukanpadatahun199611997. Jumiahsampelyangdikumpulkan
adalah40.000usia l8 tahunke ataspadalaki-laki dan perempuan. Dari hasilkajian
ini menunjukkandua masalahgizi padausiadewasa.Prevalensikurus(BMI < 18.5)
pada umumnya tinggi pada usia muda, yait:u 25Eo baik pada laki-laki maupun
perempuanusia 18 - 24 tahun,dan prevalensigemuk (BMI > 25) ringgi sampar
mencapai30Vopadaperempuan> 35 tahun,dan mencapai> 20Vopadalaki-laki > 40
tahun.
ANALISIS GENDER

GAMBAR 6
PrevalensiKurus dan GemukMenurutJenisKelamin,PendudukPerkotaanIndonesia
1996/1997

,O.*BMl <18.5 Lakilaki


.".liPBMl < 18.5 Perempuan
-"'4" BMI >25 Laki-laki
*$@BMl >25 Perempuan

25.0
o
5 20.0
o
&
15.0

18-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49


Umur(tahun)

Sumber:Direktorat Gizi Masyarakat, 1998

Informasi tersebut di atas berkaitan erat dengan asupan gizi yang seimbang.
Rendahnyapengetahuan wanitaterhadappentingnyagizi seimbangberdampakpada
dua isu: gizi kurangdan gizi lebih baik padalaki-laki maupunperempuan.

Data gendersebagaidatapembukawawasanyangterkait dengangizi antaralain:

(1) Jumlahpendudukyang tidak tamat SD, terutamaperempuan,masih


cukupbanyak,berpengaruh padakemandirianuntuksadargizi; hal ini
karena pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementara
tanggungjawab perbaikangizi di keluargatertumpupadaperempuan.
(2) Jumlah keluargadengantingkat pendapatanrendahmasih banyak,
sangatberpengaruhpada daya beli untuk mencukupikebutuhangizi
keluarga:
(a) Sebagianbesarpendapatan diperoleholeh laki-laki.
(b) Pekerjaanperempuantidak dikategorikan sebagai pekerjaan
yangmempunyainilai ekonomi.
(3) Peran pengasuhananak masih didominasioleh perempuan:Pola
pengasuhan anak oleh keduaorang tua (ibu dan bapak)mempunyal
dampak positif terhadap keadaan gizi keluarga, walaupun
ANALIS$ GENDER

perempuan/ibu mempunyaiperanyang lebih besardaripadalaki-laki/


suam.i.
(4) Sosial budayanilai kelualga menganggaplaki-laki sebagaikepala
keluarga adalah orang yang perlu didahulukandalam pembagian
makanandi keluarga,sementaraperempuandan anak merupakan
prioritasbelikutnya(penelitian/survey).
r5) Data masalahgizi di masyarakatmasih menunjukkanangka yang
relatiflebihtinggi (baikuntuklaki-lakimaupunperempuan), seperti:
(a) 354 kecamatanmerupakandaerahgondokendemikberat (TGR
> 30Vo).
(b) 50Vo dafi total balita mengalamimasalahkurang vitamin A
(serumretinol< 20 mcg/l00 ml).
(c) Prevalensizat gizi mikro lainnya(zinc padabayi 6 - 39o/odan
Ibu hamil 70olo).
(d) Kecenderunganmeningkatnyagizi lebih pada pendudr"rk
perkotaan, pelempuanoenderung lebih tinggi.

Walaupunangkaprevalensi:
(a) Gizi kurang dan buruk pada laki-laki lebih tinggi daripada
'lansia),
pelempuanuntuksemuakelompokumur(balitasampai
dan
(b) Anemia usia 15 tahun ke atas menunjukkanbahwalaki-laki
lebih tinggi daripadaperempuan,
tetapikarenasecalafisiologis
pefempuan masih tergolong lebih rentan, baik terhadap
penyakit maupun lingkungan, maka prioritas penanganan
masalahgizi masihtetappadaperempuan.

(6) Tenagapelayanangizi masyarakat sebagianbesaradalahperempuan,


berupa:tenagapelaksana Tim penggerak
gizi, kadergizi masyarakat,
PKK (sebagianbesarperempuan).
(7) Pemanfaatan/kunjungan posyandu oleh masyarakatsebagian besar
adalaholehperempuan.
(8) Konsumsigizi di rumahtanggarnasihmenga'lami defisit:
(a) Jumlahrumahtanggadengandefisitenergisebanyak 45 - 52Vo.
(b) Jumlah rurnah tanggadengandefisit protein sebanyak25 -
35Vo.
(c) Jumlahrumahtanggayang mengkonsumsi garamber yodium
sebanyak 60 - 65Vo.
(d) Rata-rata intake vitan'in Bl per kapita hanya 50Vo dai'
kecukupan.
(e) Rata-rataintakekaTsiumperkapitahanya30Vodari kecukupan.
(f) Rata-rataintLlkezatbesiperkapitahanya70 % dari kecukupan.
(g) Rata-rata intake vttamin C per kapita hanya 60 Vo dari
kecukupan.

36
ANALISIS GENDER

Keadaantersebutdisebabkan
antaralain karena:
(a) Kemiskinanyang menyebabkan makananhanyasebagaicara
bertahanuntukhidupdantidak memprioritaskan kualitas.
(b) Peran perempuan/isteri dituntut sangat tinggi dalam cara
menentukan asupangizi keluarga,sementalakeputusandalam
rumah tangga sangat tergantung pada kepala rumah tangga
(laki-laki/ suami).

(e) Pengetahuanyang rendah:


(a) Bagi kaum perempuan karena rendahnya akses terhadap
pendidikan.
(b) Bagi kaum laki-laki karena rendahnya akses terhadap
penyuluhan
gizi di masyarakat.
(10) Perencanaandan penyediaan makanan di rumah tangga sepenuhnya
dilakukan oleh perempuan.

JJ Kesenjangan Gender
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pendidikan merupakan akar masalah
terjadinya kesenjangangender. Rendahnyapendidikan akan berdampak pada berbagai
masalah kesehatan dan gizi. Lebih rendahnya pendidikan permpuan dari laki-lakr
akan mengurangi kesempatan perempuan dalam mendapat penghasilan,berpengaruh
pada pola asuh, dan tingginya ketergantungan pada laki-laki atau rendahnya
kemandirian perempuan untuk rnengambil keputusan.

a) Akses
(i) Pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementataakses
infonnasi tentang gizilpenyuluhangizi masih diprioriraskanpada
perempuan.
(2) Informasi tentang gizi dan pola pengasuhan anak tidak mudah
diperoleh untuk laki-laki, sehingga pengetahuanserta tanggungjawab
gizi keluarga tidak seimbang antara perempuandan laki-laki.
(3) Kesempatan kerja laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, sehingga
pendapatankeluarga sangattergantung pada laki-laki.
(4) Akses dan pelayanangizi masih memprioritaskan perempuan.
/5) Laki-laki kurang memperoleh akses terhadap informasi perencanaan
makanan di rumah tangga.

b) Partisipasi
(t) Laki-lakikurangpeduli/kurang
berperanaktifdalam:
(a) Ketersediaan/pengadaan
pangandi rumahtangga.
(b) Polapengasuhananakdalamkeluarga.
(2) Partisipasi perempuan masih lebih dominan daripacia laki-laki, baik
dalam hal tenaga (tenaga gizi, kader, PKK), maupun pemanfaatan
pelayanangizi (misalnya Posyandu).
ANALIS$ GENDER

Kontrol
(l) Keputusanketetsediaan/pengadaan pangandi rumah tangga sangat
tergantungpada laki-laki, sementaraperan domestikrumah tangga
didominasi oleh perempuan, sehingga sering terjadi
ketidakseimbangan dalam mencapai kemandirian perbaikan gizi
keluarga.
(2) gizi lebih dikondisikanpadaperempuan/
Pelayanan/intervensi ibu dan
balitanya.
(3) Perencanaandanpenyediaan makanandi rumahtanggasebagianbesar
oleh perempuan,yang seharusnya dilakukanbersama-sama(laki-laki
dan perempuan) agar ada keseimbangantentang pentingnya
penganekaragaman konsumsidi rumahtangga.

d) Manfaat
(i) Kemandirianperbaikangizi keluargasulit tercapai,jika:
(a) Tingkatpendidikanperempuan masihrendah.
(b) Polapengasuhan anaksepenuhnya dilakukanoleh perempuan.
(c) Laki-laki masihkurangmerasakan manfaatprogramperbaikan
gizi keluarga.
(2) Laki-lakikurangterpapardenganmanfaatdarikegiatanpelayanan gizi.
(3) Beban pelempuandalam penganekaragaman makanandi keluarga
menjadiringanjika adapartisipasilaki-laki(kepalarumahtangga).

4) Isu Gender
Selain dampak dari rendahnyatingkat pendidikan,banyak hal lain yang belum
tentangkesenjangan
terungkap(belurnmemiliki data/info|masi) gender.Antaralain
tekanin budayayang menyebabklnterjadinyaketidakseimbangangender,mengingat
budayadan variasidi Indonesiasangatlebar antar kabupaten.Masalahkekerasan
kaumperempuan yangberakibatpadatingginyaangkakesakitandankematian.Masih
belum diketahuiapakahtingginyaangkakematianibu ada pengaruhnya dari tidak
bisanyaibu menolakuntuktidak menambah jumlah anakyangdilahirkan.

Masalahlain tentangtidak seimbangnya perlakuanatau aksesperempuantentang


pelayanankesehatan:
a) Peran laki-laki dalam kemandirianperbaikangizi keluargalebih rendah
dibandingperempuan.
b) Rendahnya tingkatpendidikanperempuan.
c) Kurangnyakesempatanperempuandalammendapatkanpenghasilan'
d) Laki-lakibelumsecaraseriusmenjaditargetintervensigizi.
e) Aksespelayanan perempuandaripadalaki-
gizi selalulebih memprioritaskan
laki.
fl Laki-laki tidak/kurangberkontribusidalam perencanaandan penyediaan
makanandalamkeluarga.

5) RencanaAksi
a) gizi masyarakat,baik pada laki-laki maupun
Peningkatanpenyr-rluhan
perelnpuan.
ANALISIS GENDER

b) Penanggulangan gizi kurang:


(1) penanggulangan gizi kurang dan pengurangan kejadiangizi buruk,
terutamabalitadanusiasekolahanakperempuan danlaki-laki.
(2) penanggulangan KEK padaWUS termasukibu hamil danibu nifas.
c) Penanggulangan GAKY melalui penyediaandan pemberiankapsul yodium
bagi WUS dananakSD di seluruhkecamatan endemik.
d) Penanggulangan AGB melalui penyediaan dan pemberiansirup, tablet besi
untuk seluruhkelompokumur perempuansertalaki-laki, denganperhatian
khususpadaibu hamil.
e) Penanggulangan KVA melaluipenyediaan dan pemberianvitarninA bagi ibu
nifas,bayi (6 - I 1 bulan)sertabalita.
f) Penanggulangan kurang gizi mikro lainnya (calcium,zink dan sebagainya)
antaralain melaluikegiatanuji cobapengembangan fortifikasidan keamanan
pangan
q)
PeningkatanpenggunaanASi eksklusif, antaralain melalui program RS
SayangBayi danJaringanPeduliASI.
h) Peningkatan kualitasMP-ASI lokal.
r) Pengembangan dan penyebarluasan pedomanumum gizi seimbang(PUGS)
melaluibelbagaipenyuluhan sertapengembangan PUGS
j) Penanggulangan gizi lebihpadaorangdewasadan anakperempuan sertalaki-
laki.
k) Pemantapan pelaksanaan SKPGdi seluruhwilayahKabupaten/Kota.
l) Pemantapan UPGK melaluicakupanpesertalaki-lakidanperempuan di pojok
Gizi (POZI) sertaPosyandu.
m) Pengembangan dan pembinaantenagagizi melaluiberbagaipendidikanserta
pelatihan.
n) Penelitiandanpengembangan gizi dengandataterpilahmenurutjeniskelamin
o) Perbaikangizi di institusi(sekolah,RS, perusahaan dansebagainya).
p) Pelbaikangizi darurat.

6) Indikator
a) Jumlahke'luarga mandirisadargizi meningkat.
b) Membaiknya keadaan gizi:
(1) Prevalensigizi kurangpadabalitamenurunmenjadi22Va.
(2) PrevalensiBBLR menurunmenjadilIVo.
(3) PrevalensiBB terhadapTB kurang dari normal pada anak sekolah
menurunmenjadi307o.
(4) PrevalensiKEK padaWUS menurunmenjadi20Vo.
c) PrevalensiTGR padaanak sekolahmenurunmenjadi6,5Vodan jumlah rumah
tangga yang mengkonsumsigaram yodium secaraadekuat (> 30 ppm)
meningkatmenjadi7\Vo.
d) Cakupanpemberiansirup dan tablet besi meningkatsertaprevalensiAGB
padaibu hamil menurunmenjadi45Vo.
e) Cakupankapsul Vitamin A padabalita perempuandan laki-laki meningkat
sefiaprevalensiKVA padabalitadanibu hamilmenllrun.

39
ANALISIS GENDER

Terlaksananya uji coba pengembangan fbrtiflkasi dalam rangka


penanggulangangizi mikro.
s) CakupanpemberianASI eksklusif(0 - 4 bulan)meningkat.
h) CakupanpemberianMP-ASI padabayi mulai usia4 bulan,meningkat.
r) Terlaksananyapenyebarluasan PUGS.
j) Telsedianyadata gizi lebih pada orang dewasadenganpengukuranIMT
menjadimaksimuml1Va dantingkatprevalensi gizi lebih padabalitamenjadi
3Vo.
k) SemuaKabupaten/Kotatelahmelakukandan memanfaatkanSKPG.
r) TerlaksananyaPondokGizi (POZI) di seluruhPuskesmas.
m) Meningkatnyajumlahtenagagizi yangterlatih.
n) Tersedianyadatagizi yangterpilahmenurutjenis kelamin.
o) Meningkatnyajumlah institusiyangmenyelenggarakan pelayanangizi sesuai
standardanregulasi.
n) Terlaksananyaperbaikangizi darurat

PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN


KESEHATAN

Sub Program Sistem Informasi Kesehatan

r) Kebijakan Sub Program


Sistem Informasi Kesehatan(SIK) dikembangkanterutama untuk mendukung
manajemen upayapencapaian
Dalamrangkadesentralisasi,
kesehatan. visi Indonesia
Sehatditentukanolehupayapencapaian
Kecamatan Sehat,Kabupaten/Kota Sehatdan
PropinsiSehat.Dalam rangkaperencanaan,pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi
upaya-upaya pencapaiankecamatansehatdan kabupatensehatperlu dikembangkan
SistemInformasiKesehatanDaerahsebaeaibaeiandat'iSistemInformasiKesehatan
Nasional(SIKN.

2) Data Pembuka Wawasan


a) Data yang bersumberdari data rutin program kesehatanyang meliputi data
lingkungansehat,perilaku sehatdan pelayanankesehatanyangbermutuuntuk
mencapaiIndonesiaSehat2010, tidak terpilah berdasarkan jenis kelamin,
sehinggatidak memungkinkan untukdianalisadari aspekgender.
b) Data yang bersumberdari Profil KesehatanPropinsi, Profil Kesehatan
Kabupaten/Kotadan pengembangandata dasar indikator kesehatanterpilih
tidak terpilahberdasarkanjenis kelamin,sehinggatidak dapatmenunjukkan
adatidaknyakesenjangan antaralaki-lakisertaperempuan.

3) KesenjanganGend.er
Pada umumnya laki-laki mendapatakses lebih baik tentang kebijakan informasi
daripadaperempuan. Datayangdikumpulkanpadaumumnyabelumterpilahmenurut
jenis kelamin.Datayangsudahterpilahlaki-lakidanperempuan
untukjangkapendek
didapatdari pokja-pokjasepertiPokjaGerdunasTB, GebrakMalariaatauHIV/AIDS.
ANALIS/S GENDER

4) Isu Gender
a) Para penanggungjawab programbelum terpapardenganisu gendersehingga
menjadihalangandalampengelolaan datadan informasidalamsemuatingkat
administrasi.
b) Pada tingkat Puskesmas yang merupakanujung tombak pengumpulandata
sebenarnyadatayangdikumpulkansudahberdasarkan jenis kelamin.Namun
padasaatdikompilasidi tingkatkabupatendatatersebutdisatukandan tidak
terpilahmenurutjenis kelamin,sehinggapadawaktudikirim ke propinsidata
sudahtidak terpilahantaralaki-lakidanperempuan.

5) Rencana Aksi
a) Sosialisasi pengarusutamaan gender pada semua tingkat administrast
pengeloladata,sehinggadatayangdikumpulkansudahmerupakandatayang
terpilahmenurutjenis kelamin.
b) Revisi pedomanpenyusunan profil kesehatanpropinsidan kabupatenyang
telahada.Pemilahandatapadatabel-tabel jenis kelamin,
tertentuberdasarkan
indikator perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanankesehatanyang
bermutusertateljangkau.

6) Indikator
a) Tersusunnyapedomanpengelolaandata yang terpilah berdasarkanjenis
kelaminsebagaiacuanbagiparapengeloladatadi semuatingkatadministrasi.
b) Tersusunnyarevisi pedoman penyusunanprofil kesehatanpropinsi dan
kabupaten/kota jenis kelamin.
menjadi terpilahberdasarkan
(1) IndikatorDerajatKesehatan
o Umur HarapanHidup
o Angka Kematianibu
r AngkaKematianBayi.
(2) IndikatorLingkunganSehat
. Persentase JumlahRumahSehat
. Persentase CakupanAir Bersih
(3) IndikatorPerilakuSehat
o Persentase PerilakuHidup Bersihdan Sehat
(4) Indikator PelayananKesehatanyang Bermutudan Terjangkau
r RasioRS
o RasioPuskesmas

b. Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan

1) Kebijakan SubProgrum
Penelitiandan Pengembangan Kesehatandilakukan,dan dikoordinasioleh Badan
Penelitiandan Pengembangan Kesehatan(BadanLitbangkes)yang terkait dengan
programtermasukyang terkait dengangender,walaupunpadapelaksanaannya dapat
penelitiantersebutsebaiknyamengacupada
dilakukan oleh instansilain. Pelaksanaan
ANALIS]S GENDER

Prioritasdan AgendaNasionalPenelitianKesehatan,
bukanmerupakanPrioritasdan
AgendaPenelitianBadanPenelitiandan Pengembangan Kesehatan
semata.

2) Data Pembuka Wawasan


Penelitiandan pengembangan kesehatanyangdilakukansecaraumum sudahterkait
dengangender,namun belum secaraspesifik gender,untuk itu perlu dilakukan
analisislebih dalamagarisu genderlebihjelas.

J) KesenjanganGender
Penelitian dan pengembangankesehatanyang terkait denganprogram dan gender
telahbanyakdilakukanantaralingkungansehatsertaupayakesehatan.

4) Isu Gender
Parapelaksanapenelitiandan pengembangan belum secarajelas terpapar
kesehatan
denganisu gender,namuriselamaini gendersudahmerupakansubyekdan obyek
penelitian.

s) RencanaAksi
jumlah penelitiandan pengembangan
Peningkatan kesehatan,
kajian tentanggender
areapenelitian
sertamemperluas

6) Indikator
a) Jumlah tenaga peneliti tentang program-programyang responsif gender
meningkat.
b) Jumlahpenelitiantentangprogram-program yangresponsifgender
meningkat.

Rencanakegiatanprogrampembangunankesehatanyang rrsponsif genderuntuk tahun2003


mengacupadarencanatindak dalamRepeta2003 bidangkesehatan.

B. Rencana Tindak Program Kesehatan yang Responsif Gender dalam REPETA


2003 dan Usulan Kegiatan

1.. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT, PERILAKU SEHAT DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi

r) Rencana Tindak
. Meningkatkan pengetahuanpara provider dalam analisis gender dalam
penangananmasalah kekerasan terhadap perempuan dengan melibatkan
peransertamasyarakat.
o Meningkatkanpromosi hygienedan sanitasidi tingkat individu, keluargadan
masyarakat.

2) UsuIan Kegiatan
a) Penyusunanfotmat datayangterpilahmenurutjenis kelamin.
ANALISIS GENDER

b) Pertemuan/lokakaryaperlindungan perempuanterhadap penyakit berbasis


lingkungan.
c) Pelatihan/peningkatan
penggunaan peralatan
kesehatan
lingkungan.
d) Pertemuan/lokakaryapemberdayaanperempuan dalam penyediaandan
pemeliharaansumberair bersih.
e) Sosialisasi
danbimbinsan teknis.

J) Penanggungiawab
a) KepaiaBagianProgramdanInformasiDitjenPPM&pL.
b) KepalaSub DirektoratHygieneSaranadanBangunanUmum.
c) KepalaSubDirektoratPenyehatan HygienedanSanitasiDitjenppM danpL.
d) KepalaSub DirektoratSurveilansDitjen PPM & PL.
e) Direktur PenyehatanLingkunganDitjen PPM & PL.
I DirekturPenyehatan Air danSanitasiDidenPPM & PL.
g) KepalaPusatPendidikan danLatihanKesehatan.
h) KepalaPusatPromosiKesehatan

). PROGRAM UPAYA KESEHATAN

Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making pregnancy Safer
(MPS)

1) RencanaTindak
Meningkatkancakupan dan mutu pelayanankesehatandasar, dengan pdoritas
kegiatan:
a) Pelayanankesehatandasardi Puskesmas,
b) Pelayanan Kesehatan Keluarga termasuk peran suami dan isteri dalam
pemeliharaankesehatankeluarga.
')\ Usulan Kegiatan
a) Lokakaryauntuk menyusunformat data yang terpilah menurutjenis kelamin,
disampingumur,lokasi,sukudanagama.
b) Pertemuan/lokakarya untuk menyempurnakanprotokol pelayananKIA yang
responsifgender.
c) Pelatihan/keterampilanteknismedisdanmanajementermasukKIp Konselimg
sertapelatihananalisisgenderdalampelayanan
kesehatan ibu dananak(KIA).
d) Supervisidan bimbingan teknis termasukpemberianinformasi perencanaan,
pelaksanaan monitoringpelayananKIA yangresponsifgender.

J) Penanggungjawab
a) KepalaBagianProgramdanInformasiDitjenBina Kesmas
b) KepalaSub DirektoratMaternaldan PerinatalDitjen Bina Kesmas
c) KasubditUsia SuburDitjenBina Kesrnas
d) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjen PPM & PL
e) Direktur KesehatanKeluargaDitjen Bina Kesmas
1; KepalaPusatData dan Informasi
ANALISIS GENDER

b. Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru

r) RencanaTindak
Meningkatkankualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan

Usulan Kegiatan
a) Penyusunan formatdatapenyakityangterpilahmenurutjeniskelamin
b) Pertemuan/Lokakarya untuk penyempumaan petunjukteknis pemberantasan
TuberkulosisParu.
c) danbimbinganteknis
Sosialisasi

J) Penanggungjawab
a) KepalaBagianProgramdanInformasiDitjen PPM & PL
b) KepalaSubDirektoratPemberantasanPenyakit(P2)Tuberkulosis
DidenPPM
&PL
c) DitjenPPM & PL
KepalaSubDirektoratSurveilans
d) PenyakitMenularLangsungDitjen PPM&PL
DirekturPemberantasan

c. Sub Program PemberantasanMalaria

r) Rencana Tind.ak
Meningkatkankualitas dan akses intbrmasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan

Usulan kegiatan
a) Studi pengetahuan, genderterhadap
sikap dan perilaku (KAP) berdasarkan
programmaiaria.
b) Pembentukan POD-PKK.
c) PenyediaanKit PenYuluhan.
d) PenyuluhanterhadaPsasaran.
e) Pencegahanindividudanmassalterhadapgigitannyamuk.

J) Penanggungiawab
a) KepalaBagianProgramdanInformasiDidenPPM & PL
b) PenyakitMalariaDitjen PPM & PL
KepalaSubDirektoratPemberantasan
c) PenyakitBersumberBinatangDitjenPPM & PL
DirekturPemberantasan

d. Sub Program PenanggulanganHMAIDS dan Penyakit Menular Seksual(PMS)

t) Rencana Tindak
Meningkatkan kualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan
ANALlSlS GENDER

2) Usulan Kegiatan
a) Penyusunan fonnat data penyakityang terpilahdari data yang ada mcnurul
jenis kelamin
b) PelatihanTOT universalprecautionbagipetugaskesehatan.
c) Tor konselingHIV/AIDS yangresponsifgenderbagipefugaskeseharan.
d) TOT surveilansHMAIDS bagi petugaskesehatan.
e) PelatihanPMS berdasarkan pendekatan
sindrome.

)) Penanggungiawab
a) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenppM & pL
b) KepalaSubDirektoratAIDS danpMS, DitjenppM & pL
c) PenyakitMenularLangsung,DitjenppM & pL
DirekturPemberantasan

3. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

t) Rencana Tindak
Meningkatkanpenyuluhan
Cizi Masyarakat
melaluikampanyedi mediamassa.

Usulan Kegiatan
Peningkatan penyuluhangizi masyarakatbaik padalaki-lakimaupunperempuan:
a) Isi penyuluhanhendaknyatidak ditujukanpadaperempuansaja akan tetapi
juga pada laki-laki, contoh pesan:perbandingan kebutuhanmakan sesuai
golonganumur, jenis kelamin dan lain-lain.penjelasanakibat kurang gizi
secaraspesifikbaik padalaki-lakimaupunperempuan.
b) Tempat penynluhan tidak selalu di tempat perempuan berkumpul perlu
dilakukankhususberkumpr.tlsepertirapatdesadan1ain-lain.
c) Waktu penyuluhansebaiknyadisesuaikandenganjam isrirahatdan
bekeria

)) Penanggungiawab
a) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenBina Kesmas
b) KepalaSubDirektoratGizi Ditjen Bina Kesmas.
c) DirekturGizi Masyarakat
DidenBina Kesmas

PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

Sub Program SistemInformasi Kesehatan

1) Rencana Tindak
Mengembangkan sistem InformasiKesehatan(sIK) antala lain mengintegr.asikan
SIK yang ada, pengumpulandata./informasi
terkoordinasi,
fasilitasipengembangan
SIK daerah,pengembangan pelayanan
datadaninformasiyangterpilahmenuruti&is
kelamin,pengembangan teknologidan sumberdaya
informasisertasistemkesehatan
(SKN).
nasional
ANALISIS GENDER

2) Usulan Kegiatan
a) Identifikasi kebutuhaninformasi dan penetapanindikator yang merupakan
dataterpilahpadasetiaptingkat administrasi.
b) Penetapankebutuhandatadan pencatatansertapelaporanberupadataterpilah
padasetiaptingkatadministrasi'
Sosialisasi isu gender pada setiap tingkat administmsi terutama pada tingkat
pengeiola data dan pengembangannya pada setiap pencatatan serta pelaporan'
d) Pembuatan database berdasarkan data terpilah menurut jenis kelamin pada
tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit sefia Puskesmas.

J) Penanggungjawah
a) KepalaBagianTataUsahaPusatDatadan Informast
b) KepalaPusatData dan Informasi
c) DirektoratJenderal
Pengelolaprogramterkaitdi masing-masing

b. Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan

1) RencanaTindak
Mengembangkan dan teknologikesehatan
ilmu pengetahuan antaralain mencakup
penelitiantentanggenderdankesehatan.
kegiatanpenelitiandiantaranya

tl
Usulan Kegiatan
Pelaksanaandan koordinasipenelitiandan pengembangan yang responsif
kesehatan
gendersesuaikemampuan yangtersedia.

J) Penanggungjawab
a) Kepala Bagian Jaringan Informasi Iptek dan Promosi PenelitianBadan
Litbangkes.
b) Sekretaris Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan (Badan
Litbangkes).
c) Para Kepala Pusat di lingkungan Badan Penelitiandan Pengembangan
Kesehatan(BadanLitbangkes).
d) Pengelolaprogramterkaitdi masing-masingDirektoratJenderal
BAB V
PENUTUP

Sebagaiisu baru pemahaman yangbenartentanganalisismaupunpengarusutamaan gender


masihperludimantapkan. Persepsiparastakeholdertentanggendertersebutmasihberagam
dari sifatnyayanghanyaterbataskepadaupayapemberdayaan perempuan, maupunpersepsi
genderyang mengarahpadakesetaraan gender. Demikianpula halnyamasukanisu gender
dalam programpembangunan kesehatan masihmerupakanhal yangbaru. Padahal,apabila
dicermati,analisisdan pengarusutamaangenderakanmemberikandayaungkit yang besar
untukmencapaikeberhasilan programpembangunan kesehatan.Hal ini sangatdimungkinkan
karena setiap rencanaaksi maupunkegiatanoperasionalakan lebih difokuskankepada
kelompoksasaranyangtepat,secaraepidemiologis hasilnyaakanlebihbermakna.

Oleh sebabitu, di lingkunganintemalDepartemen Kesehatanperlu terusdilakukanupaya-


upaya untuk memperluasadvokasidan asistensisecaraberjenjangkepada setiapprovider
kesehatan,sehinggasecarabertahapdapatdireplikasikanlebih luas ke dalamprogramdan
peningkatan
sub programlain. Untuk keperluantersebut,perludiupayakan kemampuan para
provider kesehatanuntuk dapat lebih meyakinkan sotiap stakeholder tentang perlunya
pengarusutamaan genderdalampembangunan kesehatan.

Upayatersebutakanlebih mudahdikerjakandenganmengeksplorasidatayangterkait dengan


gender,antaralain denganmeningkatkan akurasidatayangterpilahmenurutjenis kelamin,
sertadenganmeningkatkanaksesdatamelaluijalur pelaporanyangtelahada.Akurasidata
sangatdiperlukandalammelakukananalisiskesenjangangender,danmenetapkan isu gender,
sehinggarencanaaksi dapatdilakukansecaratepat.

Untuk keberhasilanupaya pengarusutamaangenderdiperlukanpula pemantapankomitmen


yang terkait dengan kebijakan program kesehatan,sehinggakepeduliangender akan
senantiasaterintegrasikandengan rencanaaksi program pembangunandalam rencana
pembangunan tahunan(Repeta),dan mereplikasikankeberhasilanyang dicapai pada unit
kerjasertaprogramkesehatan yanglain.

Mengingatketerbatasansumberdaya manusiayangmempunyaipengetahuan dalamanalisis


dan pengarusutamaan gender,maka perlu dilakukanupaya yang lebih menyeluruhbaik
secarakuantitasmaupunsecalakualitasdalampelatihangender,baik yangdilakukanmelalui
pelbaikankurikulum pendidikanformal, maupunmelaluiott-the-jobtraining'

Disamping itu, penyebarluasan gender harus pula didukung dengan


pengarusutamaan
penyebarluasan informasi maupun dokumentasitentang gender melalui media cetak,
elektronikdan lain sebagainYa.

47
DAFTAR SINGKATAN

AiDS Acquired ImmunodeficiencySyndrome


AGB AnemiaGizi Besi
AKI AngkaKematianIbu
ANC Antenatal Care (PerawatanPra-kelahiran)
ASI Air SusuIbu
BAPPENAS BadanPerencanaanPembangunanNasional
BMI Body Mass Index (lndeksMassaTubuh)
BBLR BeratBadanLahir Rendah
CIDA CanadictnInternational DevelopmentAgency(BadanPembangunan
Internasional
Kanada)
Ditjen Bina Kesmas DirektoratJenderalBina Kesehatan
Masyarakat
Diden PPM-PL PenyakitMenularpenyehatan
DirektoratJenderalPemberantasan
Lingkungan
DPA Develctpment
Planning Assi,stance
project (ProyekBantuan
Perencanaan
Pembangunan)
DOTS Directly ObservedTreatmentShortcourse
GAD (GenderdanPembangunan)
Genderand Development
CAP GenderAnalysisPathway(Alur KerjaAnalisisGender)
GAKY CangguanAkibat KurangYodium
GBHN Garis-garisBesarHaluanNegara
GSI GerakanSayangIbu
HIV Human ImmunodeficiencyVirus
IMS InfeksiMenularSeksual
IMT IndeksMassaTubuh
KB KeluargaBerencana
KIA Kesehatan
Ibu danAnak
KEK KurangEnergiKronis
Kesga DirektoratBina Kesehatan
Keluarga
KIE Komunikasi,InformasidanEdukasi
KIP KomunikasiInformasidan Pengetahuan
K3 KeamananKeselamatan
danKeseharan
KVA Kekurangan
VitaminA
DAFTAR SINGKATAN

LILA Lingkar LenganAtas


LINSEK Lintas Sektor
LSM LembagaSwadayaMasyarakat
MPS M aking PregnancySaler (Menjadikankehamilan lebih selamat)
MP.ASI Air SusuIbu
MakananPendamping
NAPZA Narkotika,PsiktropikadanZat Adiktif
OAT ObatAnti Tuberkulosis
Pasutri SuamiIsteri
Pasangan
PELITA Lima Tahun
Pembangunan
PHBS PerilakuHidup BersihdanSehat
PKK Keluarga
PendidikanKesejahteraan
PMS PenyakitMenularSeksual
PNC PostnatalCare (PerawaranPascaKelahiran)
POD PosObatDesa
POZT PondokGizi
PROPENAS Nasional
ProgramPembangunan
PSM PeransertaMasyarakat
PSP Sikap,Perilaku
Pengetahuan,
PUG Gender
Pengarusutamaan
PUG-BK GenderBidang Kesehatan
Pengarusutamaan
PUGS PedomanUmum Gizi Seimbang
PUS UsiaSubur
Pasangan
PUSKESMAS Masyarakat
PusatKesehatan
P2WPK Kesehatan
PeningkatanPerananWanita dalamPembangunan
RENSTRA RencanaStrategis
REPETA Tahunan
RencanaPembangunan
RPJPK JangkaPanjangBidang Kesehatan
RencanaPembangunan
RSKO Obat
RumahSakit Ketergantungan
SD SekolahDasar
SDM SumberDayaManusia
SIK SistemInformasiKesehatan
SIKN SistemInformasiKesehatanNasional
SKN SistemKesehatanNasional

ii
DAFTARSINGK^TAN

SKPG SistemKewaspadaan
PangandanGizi
TGR TotalGt-titerRate(AngkaKesakitanCondokTotal)
TOGA TokohAgama
TOMA Tokoh Masyarakat
UPGK PerbaikanGizi Keluarga
VCT Voluntary Counselingand Testittg(Penyuluhandan pengujian
Sukarela)
WID (Wanitadalampembangunan)
Womenin Development
wHo WorldHeahhOrganiption (Organisasi
Kesehatan
Dunia)
WSLIC WaterSupplyfor Low IncomeContmunity(proyek penyediaanair
bersihbagimasyarakatmiskin)
WSP WomenSupportProject
WUS WanitaUsiaSubur
LAMPIRAN 1
MATRIKS ANALISIS GENDER
PEMBANGUNAN KESEHATAN
L

Z| gigu
gsB,
ggigg
Eggg
FgBgigE
3gar*
z
-
r<
if
z
z
'.::j;
Fg,isg,EgaegEt';
iE! d J
E
EE
fgiE
d
*iE,Ef
fr;
Eftig;
atEr;EFsgiltFSEFEeEf d
et
If,FFeFEi
d L bi) Y d -d

' 'aE; =c?u==EE


h

z
u!;iE
-$;i
*g;;FEB
z
z
z
bl

EE$ggE;!- i*;-i
'i'Fc
F
;ts5FErE#sss
H*Ei'$f gli,;sEujt
flfESi!;
)
z
a
v)
FI
2

2*
2V
z
gsffi
seap*gisu=g
uEEi,rE$
ia*i ;i
z
q

z
FIEeEg?f
ilrc.io.Jl,
FE;$
,Itgi;ifIEEEE .$;i
F=egFg
Fr

gEBi$i
gggiii,
z F

iii?g;Ee
sEiiiE
)Z
z9
Frt j
;3
F.F
<
!-l

z
lil d
z
..

:e;Ee;ieggr
qZ.
zv z
a< j

EH
,:iii

j
I
EF
;EIAeEc;
E
:{e:

i:"- 1;
=E.aa-.H.lg= ;- F:cfuE*
a Ea; aia*
I isii: esigai*?;ii*sHs
e:g
gF?
ja;EiF;;i
rq

:z:
:ts:

:F$g-;FEF
;Fi;
i=iEia
da:=:i:
iii$E
z
-
E
',,3
::<
.:z
::<
::o
:12 ge$gFu$
gigigB
i$gigiiii3si
Fig
Ei
a

z
g
- E'eE;:-=E
E seltB-si ;E-=
_*E#=
uia
zp :z
z
z
:!E

::::::
FF',:;EiE
i;ga Fig?5;;E
FiiiEiE5i
iF;tEg
!

z 2,:.
<i
(r!
.gE1=E;
EEi : ;*i
=ri*gE;E.:= Ea : : E

:I;A:tI
q
a
Fl
zb
zt
EEE;EE E:1igEEii
rEEE3 -!i !
s
!
e:.5
c . =
Ft";
i c
E
q
:
I
g

z
q
:
iiE*iA
;;;e;i" FEi
;
i;ii;c
E|FEE;E
il-: .i
+=r-E
rE J ?"
E::,=? E g
3 = 8 . 5 Es 3
h

=2

Frt
F;
o
gEi?iii
giiggiigsgg
, iiege gEs
gii
"1 i1.

gq
::::e
'a-^;
; IA
c =d o f a
o; F : 9,=
giE* :;E"Fl
a 35'** E li"E
k,:
H ; i EE $ E ; E =
Al ?$;: *9::E
EESEEEEaaE

z
v
,sa
i'{
tz

:2:: igie=igi*,
ffigE, 9g',Eig;?E
i;,E,
iv:E=H'EsEE
iFitiEfliFE i$ip;ui ir=*r, rE;?H
ifEEE;sEE;
ErrEEq
:&.::
fF
F
.:i:'l'l iirae$EsEi
Fe6;i3g;;Eil tsqi"i::3

0 :l:j::::rl

.rl:ll'
z :iid
td
z z
D Fi
z u

-s-
E
,E - -E
z 38.
q
e $ E E - i Ea= tzsi cE; EE ri $- E
Uq f r- E = .
to ZR
{fEIHE E E E + :: E 3 g q H: E : E !
F1

z
?,8
I gi;F
;;i' i*=aiili;ii ;a;,i;
a u.;?s
-Fr*?rE
;lvi;Fq
.='6;E
tEFFS;^
sF:iiP
Fe*;i: HEHE::
=teE36.E eE98._9s dE_9E:E

H r E-
.-^ = 6 -
= .EF iFF 4,i
s
)z
63
s t H EU EE : x ' ;
s.; ;;s &; EE
fr< _ch: EEG sEn i-Eo
g ; ; 3 ; ; q $ HI* s t c
. = \ d o > , : " c o - =
F>
<s
F.t
a.ll
* EEg
Ee;E:eB
dJoi
;gF n

A ,
<.r
=zl
zg

i'i:rl:
:tIs
:i:l:jti
Fr
Ee;'
i;ea
aatui= SiCg
iii it;iies
i
z

;Ecar
3EFE
EE5E r;ar;Es?
sEi'a;E r

z
F
z
C)
7 g?sg*AEAi
Egii:iFE
3g3E
a

gais
z

f,g
F
z

cgi-
iggEgBig
D z

z f

7
E

q
o
z
9s
z9
gaEai qE,;
i s-;ri ii- *E;
:Eg+=
BE
!iFEE,FgA
<c
?z

E:;gE
,giist gEE
j

F
-
EE
a;Eff
g i i1 : ? - s E 7 ! ! ! i i=!E
F,_

=2
e<

Fr>

flE E
;Affeee
iEEi:
tBlBiEr
a;
:;.c:a.
=gF
g*
iEi
=i
E:SH
z
FisiEe
FE5EEEEEE
I
!sE
EiEt s
.{
E*r a*=f :g rE'su
g:E^
q2

zu
Q<
v4
D e E E ea i
PEi s;* F9u
aei;q*E" 6;ErgE
d
:ffEiE*
Srgf*5
F
g

z
-?EEgE
iri;ce=fe=E+geEgf
;g;;5E;5g;Egi
E?5 e iEE
aau
riEi?t
iE;ggi= 3ai=

z
F

a
z
L)
7.
aEa;gsiacgiei
EEEEFE;
agEEii,
E*,;iEf
z
z 4
D
z

z
i Ei $:'*?E gEu
Egeg
irig. iE,
s:*,
a
a
.-?
z
,iD
g'iei$gEe?,3
ri +
f,EiE
EE;;
=,FEgsii EEE
*,8,i+ glJ .i di >lr .i
3 :PE
E* F -a=$ --?
- *g s9;
3
HEssE
EiE f; i's 5i$
gEEE!
=2
i
=<
E}
3;
3
EIg-
E5EflEg
E:ECsE:-E;S:iF
E:5E

h2
<:<
ZY

r=
rF
*.r igg;= *r=a=
c*
;E S, sri
giggt=
ggFEE
F

sE
EE gEgEtI
ini35 gEg
j6i-i+-iordioig
ii
z
i:i,resa;
;siEsa:f=isee
;;ra:Fa ae.
z
3
O
z

96FFF*;=;a;a
ee?ia=:AeaFEiisF6ie;EiF
q

.*rE .qei.eIE;ls"
z
z z
r.
5 f ; E ; ! E E E jH s " i eE. ; r E E i i "
z
giriFSFE5
g=FtgcgEg 5EgE
ggg gEi;
z

ffegt
a;eiis,
*gEic
=;i*E
z
a 9o
Z9
a
F] 2Z
z
U' Ftcc:l;
qlltEe reEE HE;t ',*eE,g,
'15gg;
3
:

iiiiigSs*iFE
3Egiii,
EFgau
SEgg
E
a2

Frr

F,r t

P3
4 E ik
E e z,: i
i-E+St ,.2 i 5;E
i-rEiE
;IgFS;E8;a{-E;e
cE**.:iEE
Eea:;; 'E

, t A[ EE & &
s
A9r:;'E !n! E

sEs;sE5
3F =E-E
> ! zi -EE! -5
U i 7e t E , :
= I i:
n' ;_ t - A- ;ei .Es:t; E:
F ; rEE
g E:"ij SErFi= 9;
z
d . : H3;E 5{q: ra;EE Fl g=
E A E fEE! E=
El=3
= A .g E:
EIF!*e
F 6
3:
E

E . s ! _ x se c E a ,
C F \ U
.;;PE .63b;bg ,6.!
J.i-i jdd

-qi^ E - ! E ?- .9r .l

r !E iI-!.(
5 EE , E = & . 8 E
* !" *
z s;;?:;g-t*E
t$Eei' :if.ar Ee'aii5
z.
U
z iii3:EtEg
;E'E5-iu AEsq;g si o :: E: =: E q E 4! :
P .e; h:;-E
H faA&EB:
Fg*H o: -;EE
j.i
6=Ee!E

!4
E:s .9!c= =
z i:E -ESEU =F
;E:, EYN5* F; H
z Z
E.=En
2:,=P
.-l!.1*--:d
; Sa: !-!9,&!
!) c >.0 ; e fi ;: ;"i E 9
z ; ! g; E EFqE &:5
f
:*-&t 9E e;; *g P
t ! d; t 'E:.6 !:

E Z T ;N! ; aE di ! ;i : I q
r i I i
E
I
j.i

z t=E
z Ff I"
q ECI = E E * AE
q :Eg E l JE E E *
,l 2A ^ 5T : ;.: EP,:
z E;E
- r,a;:Eiei
v2 s s* , 8 =: : i E : EE![ e
<l< 6-95 dlj .i di

t E, :'E*E.;33'=*Eg;i=c;t E
. : u=
:
1 -P

ggEi*aElEltl
: 5 ! F
3z E ! d 6

:*!i : s
*<
Pt
F-=
a;F= ; i
:FE'E; :
5 3E :F j
: d ! g tE=8. EE &,
6 6iris

Ea e
s6.H s.i: .!
E
aZ niz ;
9-;'ns:
5i3ii
=a-t'-e
zt gPsE s! p Le s; ;i; ;i
;:i.! E
zl
FF
E :ES* d.E.EqgS
* S! " r E = ; E s
td9+a Z=\aCF
:E=*S* id HT&&
F5,!.9
Hs H..EEE:i'*H,*^gBFu=
E E
F

z *ugr
EiEtEE,EEiEiEE
3FeiE
j3i**sEitssec;
ggi:=
iEE
ig= n 6 -E

;gg E ieEi,c

z
d gigFg
teseFFgs EEF;,
iEg: FEu gsscg
ftEiir iSgaic;*EFs; deisEE
&&
EH
z
z
3 ;Faeg;gsE
a

z
zp a
ae;ag+;,
itf,;a,ceEtg [=uiE
Z l

fE=etr;E;"[*i:
t,' 1BEisEc
EEeEEs
z
a < EE ii EF"
dE06 E9 Q; !' J5' 5 Q
q Jo : ^' E = = : E

a AE EHS $; :;
-; t -9 : dd Eit
!-E,E
!Eo q
j di 5 9- ! e
eaiio -=: X.:=
IEF gF 9E; *E*
z kE: =E 3Fc EF:
hEE ;r iE.:i3& E tH " E s
q Ei-E :E!!#-B-E fl:E
.91 sl F .s
Fr

r$ = *"i EE a -El F -
3z
>y
Frt i;;gs;gE
EEs,;E:iE.
a3
eaEfl
iEEEEB
FEasii:39,
q2

zv

>F
FF
'n^

E :

F
::E5 E
!EFC 4

z
e!i3; F;
E F= P * P
:J . iE ! i E : E

d>
ii-iBEEei;
E:E
z gf,:"EE:
g3EiE:i
FF, Ei:iE
ECFgiiFi8,
z
Fi
Q
3,
EEII1E
EE??Eii1zl=t1,i gBi;fuEA;
i=,;1, e1
q

z
z
D
z f

z
z
o 3a
a <E
,l z7
z a

a
3

3
)Z

F:
rrB

hZ
zt

"- 4.
,=*H:l*rc,:1rE'iPuig,
I ; e
F
EEgfl3
iEE$F
FEtiE
e:;;e;i
Fa;aE3
z
gEFEi giiE EE
;EeiiI ${i;Eiis
;etge
-+
*7 $: 4E9
F:E
;gg;-?=c ri+ ZEi=
z
H;EE=!F :=; *iq EEEg
z
F
z
;J?iEgE
A.
E=;iieFEi?EEEF
rE.

a
AE:

z $ * jEE ; iE:E asq +B ;


ts. =EE -B
z z
s :*I s" E::?5I
D :j 5ji -= =---=z-
z ) :F
:E
F:.
-FE
+=
E!
.:E;:6E
*EgA-R

E! !HgEA
IC=EE"*
z =S tE-EE*g F
z E^3-?:E
EFg'
o
q

tl
Oq
zd

2Z E
EEEESEEE
EEffiF
*ESEEE
iru;iE$.
aE
z
o
*sc sEEgc
!agct F;E
Eg*9;ir
ig*EaasE E

Er

iiig?i
EE?Eg
iigggEgsE
J
>z

-*
.B

a2
zx
a:
Tg
t!*

l1
IE

l -

l6
g*s
gaeag
iiE,
iE?,i?FE
EsslE a
Fi

z .tF

;;

Ei E. r
>;0 :
z
U
z r*E d x
z .giE F
d Ei o:

3
z
z a
P
z f

tre6-

i; g=*
z *'; i

#e*$;.
EE
.i!i
z
q
U) :':g q
27

ee FF;F
cEs=
Fl

z
a

F
*cec= ngEe .!.: Ei
.EIEE
<tJ

)Z ,:tii lt;*$si-if,
*= ,EaEt:=
E?
i3
I$
*?eBes=
EgsEiia:EEEiif?r
;Ega+Er 3 : s g 90;
. ? F d =

EscfF
F ?i ; E
gigfiig
=;EEltAgErigs[r
=eEiei: N
: E 8._8_9
J

z '=
kEE

D2
-E< A ii:
al
4< 2 2 8z i
? i< -*.ii

iE.FI-E
i==i=i=i'E
EEE*ZeE ,3i
i2z2=
CffE
gEcE
gii?i
si?:EiFEE:;,
3

!igsau*
sE;E,
z

a
z
O
z

eag:Fa E Eo
.i:6

T t f s,
z E : E c! :E: H-.!
z z
!g*igi EFi=; Ai ": i 3 ; E ti i.:E; i E
D
6s
z p
5 ei ;E;
FEaa=*
ElE!i* ,*i[=!!it
EE.
z
EEsg
=54't e
EBffEigt
iccg=
Ha*E
E
ab Z
a 9c

gcEggEF=
q

ea cgaifl
I*a u,i'EE
i*[,isiEi-
Fl =?
z
,
U)
6id+viAlr

F*iEi?
eiEiE iEi
EEiiEsi*r$
-z

it
<:
3i

aZ
ZX

Ftr
C*ctEata.
F:EEBF$E
< J
5i."E 6li = + i
: - d o @
!f:=8 e p N i i: eo
F -a i: E-3 fgiis ; x=-d,e :sE :"s i
s
_
!E
-E:
.E.E
-:3 !i iEE=e iE5 : i !*4i i. q ; a t ts:Er EE E
z
:*
=+^
L.:i
g br. Fir
- k a^ iE;?EE vgI id
E? 9E
iFE
E
1
.S
3
ZF
iinS
:E ;TEF
-!*i?
?!Ei<: :!; ET
.d;;!g? dE9
=E EEE E
F a = = FodsL6 htsts z a 9 !gJ :
th

c 9,= a
E3i
Ene S
z EEP :
U 3 0s -
z + oE gE
t o *
. g : *
z
F ? E F ?E ?
Q

z
z 4
r\
J
z -

-E-' 3*r- r i;r;:i.;cS pg


q
a
!l
Z

7?
'E'irccE-
tiF;EEe*; g;Esp'FjEE_
ftC;g;eef s
z
6

Zl:
5;Es;EFgEiEgFE
=eB${Ff,EE ie
*,fc:g:$i-Eu .i Fi il,
3

=z

E}
sJ
a* giaggtu
EggggEsg
eg{j
D2
Z3

ti
'6tro G

F 469
E : Ei 9,
9 d ; =
E"Es E
z
i i * Er d E
96 6

2 --' . n
"eA ;o
O
z ;,i" E
z z; ;
Fr s d
6

z
zp
z f

z
E
z F* S.i:
q Jc
6 E.:i e
o i : a d i:
j .-?
i q+ f gt
z F rA EM O_ :* X {
4
a I .H9=*i

F uE
c N 5 5
g,*g.E**rX aEt EE$*"*
$Es$E.sEB
HF EE
>z
gSiEAEs,
E ?E$
a<
g:i iq i#iEilEB;ii5ii,iF,r
E3
flE
ssg gE$i EtiEiiEii
E*iEFieEiFgE
FgFg$si
42
ZY
!<

iI tFs
'-= -* E
9
= so.gE=
F 9 at - ;
H: 5 i,:
:E i 37
c:99:
z
;.: E
35!E E ;
f l 8 . e - 9E
j

2 = ! - ^ t
)&H.i
z g 0 E! x :

4
1 ;;j
i d;:-";
z E=g!
Fr ;;oX 3t
j

5 .qE
z ; g;
.9e3c
z
F
z E;;.E
;ibEii

= z
'6 ^z

a S = , O H F
q Z9 ' : ! t ; t r :
z !: E:i
Ft 27 F
g;+ E a
s'i:+ I s
z d : : ! FE+
g g + dtj
a
z d:E9.UE
F z

3 f -*=i*Eers;*E$" gg;
Ft*rt$
z
3
a<

It
z
ee;FEF gEE
iFiE;at
F*gigEiEE z
a
r qoE F^
5 -" >E
.F
d ;t5iE;EiEEiilE*EZ
JF'
AF;;s;E:
;E;i z
s . sE *
s oE <

o
z
z
EE.T
aZ EEFi"!
E9EEi
zt I EE i s
I !
EESE
d,
E i Ee . :
36EE}
EE<E =';F= : E=E
a' : i a 4 : =E
F
. E?E- :E.E , =S ; EE

t ;eai8.,'5E
i i;i tii 5Es, E !" e x
: -6
F dE u .!;

z
E iEgE
-d E;EF?E;'sgEE:s;9E
za*F.! :Y | | | .q I i I iYE I
E X 3 JE*
:;f
EH;'
: g LE
q+
:E
E*
b.

E.:4_.-- Pi
.g 3.iE:ss-E x.9
fle eaEEgE;EH i E:;
S & so
Z
s
z
:E iEi;E:}E : EE 9

; s , Ej
z
FT AE;
;ii;AEEE Eq s'K

3
z
-; . , $'
E=
= -EgE
e'-E tE=71=i
39E =

zp 1 Z g i q ;i E *e s : E 3! = Kj F9 q=
;= ;1ii;3i;E?iE,
z l ; ! " i 4 b = +e : ; ; i 7 . 2 a = E4 9 ; E -
Ei E.+EE9;EF;FgAF.F
= E E E ; = E E E = EE t - v! E 6.i I i i*

E Eg sisi
E

z &il .: F
z
o 9c
9 E g t s
o
ZE ;6FiF: F*bE
j z r : .:; ego.{ E e s= n
z *f :isr ; ("3+8 P
>
? si:
:._:*.-E E:
EE ; - E " E
;-E e'6--e
q
,:,E
! Ei ; ; : i 3aF9

Fi
a-i ii .-.-E - i z e
$ ss e [ ,
az
rl
EcE
:t IF5*E,E-*t
Ea E Fsg.::*
d , =

gg,
d = = : . :

cggEEiEE?cF
lEi;iEl
IF R!i R a6:

3-3 Ei ; : T E i E EE i hE;o
::H: i#+ a
!;#E.EE i EE
XFFs.g?EE! E 9 ; i S E xi, t "
d -: = ;1;.

: E;,s ; - s"cacii
aZ EdE: P+:
ZJ

J1
iI reigEF$iiiE
! 1E*;!E
'6n;6=+
'i6vva
$ " +$?E s F4i3
E _ 6E i : 6 3 ;
9
g
i"sr fi!-;ii
E;E E
; n I6
8J=39
iET
EEgE
EE,E 6 H;+
E e
3
u

z
O
z
Fr

z
z z
F

z p

z z
q Oa
q z9

r.l za
2
q

Y
>7-

E*
aF

Ee.. " 6.!


9:!:: ii-fi 6
4z =5 S! ed E
z x d g ' E ^ UE E E }q
Q< . : . : * : E !

J4 !tr E+E;
l!EE:s?g
E:EEiEefi"
aEFSf
Ei";
LAMPIRAN 2
MATRIKS RENCANA TINDAK
PROGRAM KESEHATAN YANG RESPONSIFGENDER
DALAM REPETA 2OO3DAN USULAN KEGIATAN
Pc

= ,n >,E
C E H D +E>
6 -a E A F dF4
c fl- 9P @ "a gE a: g :sil x
::= E 5 E.E crn e
J q F.*t-4 ! 33 n^o ,:E z -o r-b
+F,HX.E \ -v 4 3.! s*
E.f,E*7i : 9a
-:
c! :r
i
^{ >=: u>
h!-.i*5so- 6 EE ifi= :-E ; ftE.EEft
alfin! +,ES
.:;:tril!-' a&*-
eE
.9,9
,58
d4
k
O .E.EsE.E.
OE..::E;F F' EE 6S Fig E
F r 6;- i E.!.i ! :!
^i,xxd?
H
g':5:*l*.E.EE a E o
n'-E',eda
: x r

gg5ESde6SEJ VVdMA\l\z
I K .= F
.l^i di+ri \d tsdi

9C \/ tr::
il G
_ +!
d 9
= -x ^ iF E rc"-A
g $E E, S= EE S EzE x . 6 d

z
c,a
H x * P E E H EE =+E$ = 9i i !=rs: 5 t
Z QF
- = t

*=e- i
o

e. *=F Et, EE; Er; ;9,. .v *


:a EX
1z
=.!a
E ei E- s.FE
a
z Ei * r"E*F i?E Fl* E?F.
>E; ti3
F . q
eE:i; 5 E5
s=

F:
\.to
9 -- Fs :
-!

lz !E*. sfl != *SF


:iiP;;ii * a a q E s : E : i Et i < b 6
*z
=4
(,<
aiii:i:;i;l
:r:rjijillI
:? EiE,E;EEE*b: i: !
>; 9;*, tsG gdE
5 F 6 .E
t+;
H E g9 = E ! A E
Es'E+ b
22
in Ex
F F d

z^ ii]i:l::! A E #E.g EE. EE.E. jzs" =t IEE


dEX
-rEii
dEi.V q: eg &EE
<
> xu J^i ;+ J^i

2z :.:iiiijtiitl
':l;:::::,' . c*
:::j j:j:l . U = E F .EE c 9 : a ,
<.1
=a i Fg a I >q + tr I E

tr)z =:...... o:9o


ix
F o - J A

v< F g-;E F s" =.! ! elE


BP
l-s 4 .i f
-{: iEF S : tr; ; =6

:l::l: ;.* ;tr : :F


EEs6.
o;cE Ii :S" s 3Ye
e6E
E ^A

:l( so . '? 'i 9


x
, 9 8E
a=
E 3 "-Ev !E; -Ev E
]ll E c : ! E: I Ei ::1
Fl ts t9 E-s ; E E!E
z EF;E"CFX v (
:o!
>
_:
>cr
+-.i i
3 c6
^o9 ^o9q
z J ^ i

(-) .F

z EA
{: i i

v)
'-=
.gF
6;
F42 :i
L EZ 6
q
k 4q
@;i
c>
&!
e
$
=
+ ES
,v F-?
r
.= ^o c.I
* eE a
q a^Q
a
D 3t>
p F Foc;
e! I c E ?IY!
s d -! i:. :s
d qaq

z
Jr F,E
-ad

c. f;*i 6>*-
i5* e
3 qd
i: b ; e . 9 &= . g;; i:
.q
i 840 t6 stua i:i
t c s i*
+ qas E a a.=2
e,i? !: c cOi;
A;:eEE .gx ; -3 .9r
!4.!14^o L o<6^bo
N :YO
s iiai:'9 a.:.: ! ;

t * g.! F
E JJ>Jbd vvvoJ
j.i di+ -in;

5i E:
!l
F.q . B E 17 ?r 9: E
=: q -7
17
.:
:
Y
e z
O
; ":
99
;EiV
E
>P
3.;
i
\
iE L A EE g E E : *
7, !:i x I ; ts rE 3
F!Y=2. d :

:,
=

!
! d

S9
E

E 3E :! = , ' Z- :
;& r ; o i
';
-a i )a ! F ; :.} i.c
q
z 5i
;i-E
=
X
3- :
- 4 = . E} id Eq" T =:
a.:
d; li
=1

4
E.E ; V g.EE .EE h
UO
E =P^ i e
A e i E e E H :;
2z E,-iS E a EE GF ic E:
5:, ..:
t-8 eA
F-3 2 E 5i
L c.-
E
= E;i=
. E , =t :F f
o
@
2

i< ;5 tr E i
=ii^ izh = b Z d
o?
zi
= ' 9 F" x a u E 3tF
e E _ E ! 3 k E _ E! tc " E*
c 6-*
3-gio:80a&
' ;
tr c

<x
E V :
a = c a
o
a
O
q
o
L
@ . 5
4 3Et &3. E3i ff.; '=&
i=
*
d' Y
cu.
>u J.iri+
=z
a
<i
<
E- E
=a E

gz l.i..lt.jiil
ti<
!)

:9,E
!q - cS

s;i
5FE EE

z t:
F
2
(J
z
<=
>2
q a
:E:

k
k
5 g ?"L
ffs

E>
E
rt $ I
A
g
:,::
:::|:::::: !
! ; =
E',A'6

d
! '6 .t, .t, .tr : c
il
F- s9 ===n :;
::s
:il
9X
r = 9+
i !
F " : i, E
.:mms.-ag
N ; tr o ! ii dx
H ih:=EVP;q4

I
i"!T i Fts.i
ft
<'? g:
t ET E: Ei
6 ;!.:

j oidi +
z
,l c
=
E
e F
=.9
59 tE iE;i::
.EE
A
E
:
:!y
6i
+

o
;5
5;
tr o
iEE;E '3IAEEE E6d

a
z
:
!
:*
E
a
;5E.
E ;*:
- +97
a E!
E196
c
+7
q
c I
q;
E3e
:?.:EEil;
E;!g
eEn =: e=5E ?E;
p
*: 4i'22
c - !
e
1: p?E ! F; t;E3 !i s!.
3z = Eg ciEi E.s

?EE:
sF;iEEri
EgE
-< f E3=- =E ;q !l r
J,
Fts FF*i !F
z^ s 3.=E >'
<
> xu 6i o .i6i.;+ d 8.9"
4 2 q i - -q E
Ej< "t
<t i: tr >:
= il= - t
=6

9Z
CIiE+Eig:
;ed U EEF
t4< t6 (a e sE a E
{ EEE X : i . 5 ?
E: i; E.qA"g
E - E El b E ; t F
';; ' E
; t:? iF6*9: i-;E ;
,H
.::::.] F":i: s!F"5 F"E
ilrlr F'E:aF'=Hl
Z = 7'aZ FZ e i a!.Y!
z o^tJo*otr7
uv &= a{u!-
Fr ;x;9 d E;.:;

z
O
z
q

L
. tri::
a:
z

I _v,9 .4 ;*
: ts3
g
$
s5 !;
:6
;r
LAMPIRAN 3
SURATKEPUTUSANMENTERIKESEHATANRI
TENTANGPENGARUSUTAMAAN GENDER(PUG)
DEPARTEMEN KESEHATAN
rlr
..tt
t>7
DEPARTEMEN KESEHATAN INDONEStA
SEHAT
REPUBLIK INDONESIA 2010

Jalan H.R. Rasuna Sald Blok X5 Kapling No. 4-9


Jakarta 12950 Tetp.5201590 ftIunilns)

MENTERIKESEHATAN
KEPUTUSAN INDONESIA
REPUBLIK
NOMOR:HK.00.SJ.SK.t.1
712
TENTANG
GENDER(PUG)DEPKES
TIM PENGARUSUTAMAAN
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIKINDONESIA

Menimbang : a bahwa sesuaidenganGBHN '1999,ProgramPembangunan


Nasional (Propenas) dan Repeta 2003, dalam rangka
mewujudkankesetaraandan keadilangender (KKG) perlu
kebijakannasionalyangresponsifgender,
dikembangkan
bahwa untuk mewujudkankesetaraandan keadilangender,
seluruh lembaga di pemerintahpusat, propinsi maupun
harusmelakukanpengarusutamaan
Kabupaten/Kota gender
dalam perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan evaluasi
pada kebijakandan programpembangunan,
bahwauntul(dapatmelaksanakan
pengarusutamaan
gender
di lingkungan DepartemenKesehtan perlu dibentukTim
yang melibatkanpejabat dari berbagai unit terkait yang
tergabung
daiamsatuTim Kerja,
d. bahwasehubunganhurufa, b dan c oi atas perluditetapkan
susunan keanggotaanTim melalui Keputusan Menteri
Kesehatan,

Mengingal Undang-undang
Nomor23 tahun1992tentangKesehatan.
Undang-undang
Nomor22 tahun1999tentangPemerintahan
Daerah,
Undang-undangNomor 25 tahun 2000 tentang Program
Nasional(PROPENAS),
Pembangunan
lnstruksi Presiden(lnpres) Nomor 9 tahun 2000 tentang
PengarusutamaanGender {PUG) dalam Pembangunan
Nasional,
e. KeputusanPresidenRepubliklndonesiaNomor 102 tahun
2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan,
susunan Organisasidan Tata KerjaDepartemen,
KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor
1277lMenkes/SK.2001 tentang Susunan Organisasi
DepartemenKesehatan,

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiatentang
Gender(PUG)Depkes,
Tim Pengarusutamaan
Kedua Susunan keanggotaanTim PUG sebagaimanadimaksud
dalam diktumpertamatercantumdalamlampiranKeputusan
ini,
Ketiga TugasTim adalah:
yangresponsifgender
a. MenyusunProgramKesehatan
b. MelakukanAnalisisGender
c. MenyusunPolicyOutlookand Plan(POP)
Keempat Pembiayaan kegiatandibebankanpada AnggaranBelanja
Negara Departemer,Kesehatandan bantuan yang tidak
mengikat,
Kelima Keputusanini mulaiberlakupadatanggalditetapkandengan
catatan akan ditinjaukembalidan disesuaikanseperlunya
apabilaterdapatkekeliruan.

: Jakarta
1)zSeptember
2002

I Argadiredja,MPH

TEMBUSAN,disampaikankepadaYth.
1. MenteriNegaraPemberdayaan
Perempuan
2. DireKurKependudukan, PerempuanBappenas.
Sosialdan Pemberdayaan
Kesejahteraan
LampiranKeputusanMenteriKesehatan
Nomor :HK.oO.SJ.SK.1.1712
Tanggal : 13 SEPTEMBER 2002

SUSIJNANKEANGGOTAAN
TIM PENGARUSUTAMAANGENDER(PUG)DEPKES

TIMPENGARAH:

PenanggungJawab Dr.AchmadSujudi
Ketua Prof.DR.Dr.AzrulAzwar,MPH
Sekretaris Dr. Sri Hermiyanti,
MSc
Anggota
1. Dr. DadiS. Argadiredja,
MPH
2. Drg.KuswartiniM. Suhel
3. Prof.DR. Dr. UmarFahmi,MPH
4. Prof.DR. Dr. H.M.AhmadDjojosugito, MHA.Fics
5. Drs.HolidDjahari,Apt.,MM
6. Dr. SriAstutiSoedarsoSuparmanto, MSc.PH
7. Dr. lrhamsyahRatuBagus,SKM
8. DR. Dr.AnhariAchadi,MPH
9. Drs.RichardPanjaitan, Apt. SKM
10. Dr.l. NyomanKandun,MPH
1'1. Dr. DiniKoeswandewiSriwrespatiLaiief,MSc
12. Dr.Muharso. SKM

TIMPELAKSANA

Ketua Dr. Sri Hermiyanti,


MSc
Wakil Ketua Dr. H. SetiawanSoeparan,MPH
Sekretaris Dr. LoesjeMariaSompie,MSc

1. Dr. RachmiUntoro.MPH
2. Dr, ErnaTresnaningsih, MOH,Ph.D
3. Dr.Yusmansyahldris,Sp.KJ
4. BambangHartono,SKM, MSc
5. Dr. DeddyRuswendi,MPH
6. Drs.Dachroni,MPH
7. Dr. H. HaikinRachmat.MSc
8. Dr. ThonrasSuroso,MPH
9. Dr. H. Wan Alkadri,MSc
10. DR. R. HeningDarpito,SKM, Dipl.SE
11. Dr.AgusSuwandono,MPH,Dr.PH,APU
12.Dr.H,Yusharmen, D Com H, MSc
13.Dr. YudhiPrayudhalD, MPH
14. lr. HerwantiBahar.MSc
'15.Dr.Asjikinlman Hidayat,MHA
16.Dr. LukmanHendroLaksmono,MBA
17. Dr. Edi Suranto.MPH
',|8.lr. Sunarko,MSc
19. Dr.Atmarita,MPH,Ph.D
19. Ria Sukarno,SKM, MCN
20. Dr. RusminiDai.MPH
21.Dr.SyaifulYazan,MSc
22.Dr. FerdinanLaihat,MPHM
23.lr. Budi
24. Sucipto,MSc
SKM,MKes
25. EndangSri Widyaningsih,
26. DasmiNurdin,SKM
27. DyahYuniarS, SKM,MPS
28. Dr. LukasC.Hermawan,M.Kes
29. Ferynawati,SKM
30. Dr.Trisnawati
31.Mariyani, SKM
32. Drs.Makmunarrasyid
33. Dr.Jeane Uktolseja
34. Munziarti,SKM
B.Sc
35.Th. lspriyatin,
36. Linawaty,SKM,MM
37. NurulAini,SKM,MM
Sekretariat
1. KuningSeiiadi,SKM,MKes
2. Risyanto,SKM '
3. Widiakustanto, S.Kom
4. lr. Dody lzwardi

NaraSumber Dr. NardhoGunawan,MPH

Anda mungkin juga menyukai