Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FARMASETIK FARMASI

JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS TADULAKO

JURNAL AKHIR
GEL

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK V

ANA SRI RAHAYU ( G 701 15 144 )

SITI WULAN SARI ( G 701 15 032 )

KELAS B

ASISTEN : CITRA WAHYUNI LAISYAR

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2017
I. Latar Belakang
a. Rute pemberian
Topikal

b. Efek gfarmakologi
Berkhasiat analgesik, antipiretik, antiradang kuat dan bekerja lama (plasma
t1/2-nya rata rata 50 jam). Kompleknya dengan betadex lebih cepat
reabsorbsinya dari usus, tetapi diperlambat oleh makanan. (Tjay dan
reahardja, 2007 ; 334)

c. Dosis
Oral rektal dan i.m 1 dd 20 mg (d.c / p.c ) dysmenorrea primer: 1 dd 40 mg
selama 2 hari, lalu bila perlu 1 dd 20 mg. Pada serangan encok: permulaan
40 mg, lalu 2 dd 20 mg selama 4-6 hari (Tjay dan Rahardja, 2007 ; 334)

II. Pendekatan Formula


a. Piroxicam digunakan sebagai zat aktif
b. Na CMC digunakan sebagai peningkat viskositas
c. Tween 80 digunakan sebagai surfaktan
d. Aquadest digunakan sebagai pelarut

III. Permasalahan farmasetik


No Permasalahan Solusi
1 Piroxicam sangat sukar Digunakan tween 80 sebagai surfaktan
larut dalam air
IV. Preformulasi
A. Zat aktif
1. Piroksikam ( FI IV, 1995 ; 683 )
Nama Resmi : PIROXICAMUM
Nama Lain : piroksikam
RM / BM : C15H13N3O2S / 331,35
Titik Lebur : -
Ph : -
Pemerian : serbuk, hampir putih atau coklat terang atau
kuning terang , tidak berbau, bentuk
monohidrat berwarna kuning
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam
encer, dan sebagian besar pelarut organik,
sukar larut dalam etanol dan dalam larutan
alkali mengandung air.
Inkompatibilitas : -
Stabilitas : kurang dari 30o C
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya
B. Zat tambahan
1. Carboxymethylcellulose sodium ( HPE, hal : 118 )
Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYL CELLULOSUM
Nama lain : Natrium karboksi metil selulose
PH : 6,0-8,5
Rumus struktur :

Pemerian : Sebuah granula berwarna puti, atau hampir putih,


tidak berbau atau tidak berasa. Higroskopis
setelah mengalami pengeringan.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%),
ether dan teluena. Mudah tersebar dalam air pada
semua temperatur .
Inkompatibilitas : Inkompetibel dengan larutan asam degan garam
terlarut dari ion dan beberapa logam lainnya
seperti aluminium, mercuri dan zinc. Ia juga
inkompetibel dengan xant gum. Diendapkan pada
pH dua dan juga ketika dicampur dengan etaon
95%, ia membentuk kelompok koenatf dengan
gelatin dan persin
Stabilitas : Stabil meski higroskopis
Penyimpanan : Dalam wadah tertuup dengn baik, kering dan
ditempat yang sejuk.

2. Aquadest ( FI II,1979: 96 dan HPE 6th Edition 2009: 766)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest
RM/ Bm : H2O / 18,02
Rumus struktur : H-O-H
Titik lebur : 0 derajat celcius
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar
Inkompatibilitas : Dlama formulasi, air dapat bereaksi dengan obat
obatan dan eksipients lain yang rentang terhadap
hidrolisis ( dekomposis air atau kelembaban ).
Pada suhu ambren, air dapat bereaksi keras
dengan logam alkali dan cepat dengan jika logam
alkali dan logam oksida, seperti kalsium oksida
dan almonium oksida, airjuga bereaksi dengan
garam anhidrat.
Stabilitas : Air secara kimiawi, stabil dalam semua keadaan
titik ( esclayir dan Vap ) secara khusus sistem
penyimpanan dan distribusi air harus memastikan
bahwa air dilindungi terhadap kontaminasi ionik
dan organik, yang mengarak ke peningkatan
dalam konduktisitasdan karbon organik total.
Sistem juga harus dilindungi terhadap masuknya
partikel asing dn mikroorganisme, sehingga
pertumbuhan mikroba dicegah atau dimurnika.
Air untuk tujuan tertentu harus disimpan dalam
wadah yang sesuai.
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik

3. Tween 80 (FI IV, 1995;687 & HPE edisi IV ; 375 )


Nama resmi : POLYSORBATUM 80
Nama lain : Polisorbat / tween 80
RM / BM :-
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan seperti minyak jernih, berwarna kuning


muda hingga coklat muda , bau khas lemah, rasa
pahit dan hangat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lautan tidak
berbau, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak
larut dalam minyak mineral
V. Rancangan Formula
Bahan Range Jumlah Fungsi
Piroksikam 0,5-1 % 0,5 % Sebagai zat aktif
Na. CMC 3-6 % 6% Sebagai peningkat viskositas
Tween 80 1-15 % 5% Sebagai surfaktan
Aquadest ad 20 ml Sebagai pelarut

VI. Perhitungan dan penimbangan


Perhitungan bahan
1. Zat aktif
0,5
Piroksikam 0,5 % = x 20 gr = 0,10 gr = 100 mg
100

2. Zat tambahan
6
Na CMC 6% = x 20 gr = 1,2 gr = 1200 mg
100

5
Tween 80 5% = x 20 gr = 1 gr = 1000 mg
100
VII. Penimbagan
BAHAN PENIMBANGAN
Piroksikam 0,10 gr
Na CMC 1,2 gr
Tween 80 1 gr
Aquadest untuk Na CmC 12 ml
Aquadest untuk tween 80 10 ml

VIII. Cara kerja


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan bahan yang diperlukan
3. Digerus piroksikam hingga halus, lalu sisihkan.
4. Dimasukkan Na CMC kedalam lumpang sedikit demi sedikit lalu di
masukkan air panas kedalam lumpang, sambil digerus
5. Dimasukkan piroksikam kedalam mucilago lalu gerus hingga homogen
6. Dimasukkan tween 80 kedalam lumpang, lalu gerus hingga halus dan
homogen
7. Dikeluarkan semua bahan dari lumpang menggunakan sudip , dan
dimasukkan dalam pot salep
8. Dimasukkan kedalam wadah sekunder dan di masukkan etiket dan brosur
IX. Hasil pengamatan

No. Gambar Hasil Literatur


1. Organoleptik : Organoleptik
a. Warna : a. Warna :
kuning Bening
b. Bau : b. Bau :
Tidak berbau Tidak berbau
c. Bentuk c. Bentuk :
2. semisolid Semisolid

Daya sebar :
Daya sebar :
d1: 1 cm Sangat mudah
d2 : 1,8 cm
d3 : 1,5 cm
3.
1. d4 : 1,5 cm

pH : 7,0- 8,5
pH : 7,06
X. Pembahasan
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih,
tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid
mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan
pada fase terdispersi (Ansel, 1989). Menurut Farmakope Indonesia edisi IV,
gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Menurut Formularium
Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat
dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul senyawa organik,
masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.

Pada pembuatan sediaan gel dengan bahan aktif piroksikam 0,5 %


dengan gelling agent berupa Na CMC 6%, tween 80 5% sebagai surfaktan
dan aquadest sebagai pelarut piroksikam dan Na CMC.

Piroksikam merupakan obat anti inflamasi non-steroid yang berfungsi


meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah. Obat ini sering
digunakan untuk mengurangi gejala-gejala artritis, seperti inflamasi,
pembengkakan, serta kaku dan nyeri otot (Sweetman, 2009). Pada
penggunaan peroral, piroksikam menyebabkan efek samping antara lain
diare, sembelit, buang gas, pusing dan telinga berdenging (Brunton, 2008).

Bentuk sediaan topikal dipilih untuk menghindari efek samping


piroksikam. Beberapa macam basis sediaan topikal yang ada antara lain
salep, krim, gel, dan pasta. Dibuat sediaan gel karena aseptabilitas yang
baik, yaitu mudah dioleskan, tidak lengket, mudah dibersihkan, dan
memberikan sensasi dingin (Allen, 1997). Dalam pembuatan gel diperlukan
basis gel yang bersifat inert aman, dan tidak berinteraksi dengan komponen
lain dalam formula (Zatz & Kushla, 1996). Pada formula ini dipilih basis gel
Na CMC. Piroksikam merupakan obat lipofil dengan koefisien partisi 13,4
(Oneil etal., 2001) dan memiliki kelarutan dalam air yang terbatas. Gel
bersifat hidrofil sehingga piroksikam tidak terdistribusi secara merata dalam
basis. Untuk mengatasi hal tersebut, piroksikam dibuat dalam sistem
vesikel.

Disiapkan alat dan bahan, dibuat air bebas CO2, ditimbang piroksikam
0,10 g, ditimbang CMC Na sebanyak 1,2 g, dan tween 80 1 g. Dibuat
aquades panas dan mendidih lalu CMC Na ditaburkan pada air panas dalam
mortir, CMC Na dalam mortir didiamkan selama 20 menit. Diaduk dalam
mortir dengan stamper, Dimasukkan Na CMC kedalam lumpang sedikit
demi sedikit lalu di masukkan air panas kedalam lumpang, sambil digerus
sampai berbentuk mucilago, dimasukkan piroksikam kedalam mucilago
lalu gerus hingga homogen, dimasukkan tween 80 kedalam lumpang, lalu
gerus hingga halus dan homogen, dikeluarkan semua bahan dari lumpang
menggunakan sudip , dan dimasukkan dalam pot salep, dimasukkan
kedalam wadah sekunder dan di masukkan etiket dan brosur.

Alasan dari penggunaan Na CMC yaitu untuk meningkatkan


viskositas dari sediaan, alasan penggunaan tween 80 yaitu digunakan
sebagai surfaktan dan alasan penggunaan dari aquadest yaitu sebagai pelarut
zat aktif dan Na CMC.

Setelah sediaan selesai dibuat, evaluasi yang didapat secara


organoleptik yaitu warna kuning, tidak berbau, dan sediaan berbentuk
semisolid. Warna pada sediaan gel ini kuning karena warna dari piroksikam
itu sendiri dan tidak adanya penambahan TEA yang dapat membeningkan
sediaan gel. Daya sebar yang didapatkan yaitu memiliki rata-rata 1,45 cm
dengan pH 7,04. Krakteristik gel yang baik yaitu memiliki warna yang
bening dan daya sebar yang merata (Lachman, 1994). Hal ini telah sesuai
dengan literatur yang didapatkan.
Keuntungan sediaan gel yaitu memberikan efek pendinginan pada
kulit saat digunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada
pemakain dikulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis,
mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan
penyebarannya pada kulit baik (Lachman, 1994)

XI. Kesimpulan
Berdasarkan prakttikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Komosisi Formulasi untuk gel piroksikam 0,5% diantaranya Na CMC,
gliserin, metil paraben, etanol 95%, dan aquadest.
2. Hasil dari evaluasi sediaan gel yang didapatkan adalah evaluasi pH 5,
warna kuning, rasa pahit, tidak berbau, serta daya sebar rata-rata 1 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995.FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV.Jakarta ; Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4.Jakarta : UI Press.

Allen, L.V., (1997) The Art, Science,and Technology ofPharmaceutical


Compounding, Washington DC : American Pharmaceutical Association,
pp. 201 210.

Brunton, L.L., Chabner, B.A., & Knollmann, B.C., (2008) Hapsari, M., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 201257Goodman and Gilman's
thePharmacological Basis ofTherapeutics, 11th Ed., United States of
America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Lachman, L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri , UI Press, Jakarta

Oneil, M.J., Smith, A., Heckelmen, P.E., & Budavari, S., (2001) The
Merck Index : An Encyclopediaof Chemicals, Dru, andBiological, 13th
edition, Merck & Co., p.3106.

Sweetman, S.C., (2009) Martindale:The Complete Drug Reference, 36th ed.,


London: The Pharmaceutical Press.

Tjay Tan Hoan, Tahardja Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara
penggunaan dan efek-efek sampingnya), Edisi keenam. pt elex media
komptindo kelompok kompas-gramedia, jakarta
Zatz, J.L. & Kushla, G.P., (1996) Gels.In : H.A. Lieberman.
Pharmaceutical Dossage FormsDisperse System, Vol. 2, New York :
Marcel Dekker, Inc., pp. 400 415

Etiket dan brosur


Netto : 20 g Indikasi :

Anti inflamasi yang efektif juga sebagai


analgesik dan antipiretik

ANAKSAM .

GEL

Aturan Pakai :

Oleskan tipis-tipis pada bagian yang diobati

Produksi : Penyimpanan :

PT. SANBE FARMA


ANAKSAM Simpan pada suhu kamar (25-30oC),
terlindung dari cahaya.
PALU-INDONESIA

Komposisi :

Dalam 20 g Peroksikam mengandung :


Peroksikam 0,5 %

Zat tambahan ad 100 %

Farmakologi :

Peroksikam adalah obat antiinflamasi yang efektif


dan juga mempunyai efek analgetik dan antipiretik

Indikasi :

Anti inflamasi yang efektif juga sebagai analgesik


dan antipiretik

Diproduksi oleh :
Aturan pakai :
PT. SANBE FARMA
Oleskan tipis-tipis pada bagian yang diobati
PALU-INDONESIA

Penyimpanan :

Simpan pada suhu kamar (25-30oC), terlindung dari


cahaya.

Anda mungkin juga menyukai