Anda di halaman 1dari 14

PORTOFOLIO

LUKA BAKAR

Oleh

dr. Riska Andriyani


Dokter Internsip

PENDAMPING

dr. Sidrati Amir


dr. Afdilla Hamni

RSUD KOTA SAWAHLUNTO


2016
PORTOFOLIO KASUS BEDAH

Nama Peserta : dr. Riska Andriyani

Nama Wahana : RSUD Sawahlunto

Topik : Kasus medis

Tanggal (Kasus) : 25 maret 2016

Nama Pasien : an A

No RM : 34.71.02

Tanggal Presentasi : 17 Mei 2016

Nama Pendamping : dr. Sidrati Amir, dr. Afdilla Hamni

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sawahlunto

Objektif Presentasi : - Keilmuan

- Diagnostik

- Manajemen

Bahan Bahasan : Kasus

Cara Membahas : Presentasi dan diskusi


No. ID dan Nama Peserta dr. Riska Andriyani
No. ID dan Nama Wahana RSUD Kota Sawahlunto
Topik Luka bakar
Tanggal (kasus) 25 maret 2016
Nama Pasien An. A No. RM 347102
dr. Sidrati Amir
Tanggal Presentasi 17 mei 2016 Pendamping
dr. Afdilla Hamdi
Tempat Presentasi Ruang Komite Medik RSUD Kota Sawahlunto
Objektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi Perempuan, usia 5 tahun, luka bakar tersiram air panas
Tujuan Menegakkan diagnosis, dan penatalaksanaan pada pasien
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset Audit
Bahasan Kasus
Cara
Membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data Pasien Nama : An.A No. Registrasi :
Nama RS : RSUD Kota Sawahlunto Telp : Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Gambaran Klinis :
Pasien perempuan, usia 5 tahun datang ke IGD RSUD Sawahluto dengan
Keluhan utama : kulit daerah lengan, dada dan perut melepuh terkena siraman air panas
sejak 26 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
Daerah lengan, dada dan perut tampak kemerahan dan melepuh
Nyeri (+)
2. Riwayat Pengobatan : salp burnazin
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan yang sama
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : -
Primary Survey

A : Bebas
B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler
C : Akral hangat, CRT < 3, frekuensi nadi 100x/menit, suhu 37,5 C
D : GCS 15

Secondary Survey

Kepala : bentuk normal, rambut hitam


Mata : edema (-), konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : sekret (-)
Dada : status lokalis, simetris dalam diam dan pergerakan
Ekstrimitas : (atas)status lokalis
(bawah)akral hangat, crt <3
Abdomen : distensi (-)
Genitalia : dbn
Bb : 13kg

Status Lokalisata
Thorax , abdomen
Inspeksi :Tampak kulit melepuh, hiperemis (+), bulla(+) luas 13%
Palpasi : Nyeri tekan (+)

Extremitas
Inspeksi : Tampak kulit melepuh, hiperemis(+) pada tangan luas 2%
Palpasi : Nyeri Tekan (+)

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
hb : 14,7
leukosit : 10.100
hematokrit : 48
trombosit : 360.000
gula darah : 76
Diagnosis
Luka bakar grade IIA 15 % ec air panas

Penatalaksanaan
Tatalaksana awal
O2 2l/i
Pasang i.v line RL drip keterolac 1 amp
Formula Baxter : 15% x 13kg x 4 cc = 780 cc: 2= 390 cc dalam 8 jam pertama (16 gtt/i)
390cc dalam 16 jam selanjutnya (8 gtt/i)
Inj tetagam
inj cefotaxime 2x350mg
WT : Burnazin salp

Anjuran
Cek elektrolit

Follow up
Follow up Subjective Objective Assasment Plan
26/03/2016 Luka bakar di Kes : CM Luka bakar -Diet MB
dada, perut dan T : 37,5 grade II 15% -Banyak minum
tangan Nd : 110x/i -GV 2x/hari
Berair(+) Nafas : 24xi -mobilisasi
Merah(+) Bula (+) -IVFD asering +
Nyeri(+) Hiperemis(+) ketorolac 10mg
Demam (-) 1 amp +
tramadol amp
: 8 gtt/i
-inj cefotaxime
2x350mg
-inj ketorolac
10mg 2x1
-inj ranitidine
2x1/3 amp
-pronalges sup I
k/p
27/03/2016 Berair(+) Kes : CM Luka bakar TL
Merah(+) T : 38 grade II 15% -Paracetamol
Nyeri(+) Nd : 110x/i 3x1 cth
Demam (+) Nafas : 24xi
Bula (+)
Hiperemis(+)
28/03/2016 Luka mulai Pus (-) Luka bakar -GV
kering Krusta (-) grade II 15% -IVFD aserig +
Nyeri(berkurang) ketorolac 10mg
Demam (-) 1 amp +
tramadol amp
: 8 gtt/I AFF
(instoper)
-Ranitidin inj
AFF
-inj cefotaxime
2x350mg
-Paracetamol
3x1 cth
-Mandi
29/03/2016 Luka mulai Epitelisasi (+) Luka bakar TL
kering Pus (-) grade II 15%
Nyeri(berkurang) Krusta(+)
Demam (-)
30/03/2016 Luka perbaikan Luka bakar -GV
Keluhan grade II 15% -Paracetamol syr
(berkurang) Pasien boleh 3x1 cth
pulang -Amoxicilin 3x1
cth

Daftar pustaka
a. Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, De Jong W, editor. Buku ajar
ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 73-5.
b. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatrics, 18th ed.
Philadelphia, 2007.
c. Morgan ED, Bledsoe SC, Barker J. Ambulatory management of Burns. American association
of family Physician, 2000.
d. Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. ABC of Burns. BMJ
2004;328;1487-9.
e. Pediatric Burn Guidelines. Retrieved from: Womens and childrens hospital. Website:
http://www.wch.sa.gov.au/services/az/divisions/psurg/burns/documents/burns_guidelines_quick_
reference_chart.pdf.

Hasil pembelajaran
1. Diagnosis luka bakar pada anak
2. Klasifikasi luka bakar
3. Indikasi rawat inap pada pasien luka bakar
4. Penatalaksanaan luka bakar

Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien perempuan, usia 5 tahun datang ke IGD RSUD Sawahluto dengan
Keluhan utama kulit daerah lengan, dada dan perut melepuh terkena siraman air panas
sejak 26 jam SMRS. Daerah lengan, dada dan perut tampak kemerahan dan melepuh
Nyeri (+).
2. Objektif
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesa : kulit daerah lengan, dada dan perut melepuh terkena siraman air panas,
nyeri (+).
b. Pemeriksaan klinis :
Thorax , abdomen
Inspeksi :Tampak kulit melepuh, hiperemis (+), bulla(+) luas 13%
Palpasi : Nyeri tekan (+)

Extremitas
Inspeksi : Tampak kulit melepuh, hiperemis(+) pada tangan luas 2%
Palpasi : Nyeri Tekan (+)

Assessment (penalaran klinik)


Telah dilaporkan seorang pasien perempuan, usia 5 tahun dengan diagnosis kerja : luka
bakar grade IIA 15 % ec air panas. Dasar diagnosis adalah anamnesis di dapatkan kulit daerah
lengan, dada dan perut melepuh terkena siraman air panas, nyeri (+). Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kulit melepuh, hiperemis, bula dan nyeri pada bagian thorak, abdomen dan
ekstremitas atas.
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi sering terjadi.
Luka bakar sangat sering terjadi pada anak-anak dan menjadi kasus emergensi yang harus
ditangani dengan segera. Luka bakar dapat terjadi pada sebagian lapisan kulit atau lebih dalam.
Luka bakar yang dalam (full-thickness) berarti seluruh ketebalan kulit pasien mengalami
kerusakan dan tidak akan terjadi regenerasi kulit.
Luka bakar Derajat II
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi. Pada luka bakar derajat dua ini ditandai dengan nyeri,
bercak-bercak berwarna merah muda dan basah serta pembentukan blister atau lepuh. Biasanya
disebabkan oleh tersambar petir, tersiram air panas. Dalam waktu 3-4 hari, permukaan luka bakar
mengering sehingga terbentuklah krusta tipis berwarna kuning kecoklatan seperti kertas
perkamen. Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas, karena timbul regenerasi
epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang tidak terbakar didalamnya. Oleh
karena itu biasanya dapat terdapat penyembuhan spontan pada luka bakar superfisial atau partial
thickness burn.

a. Derajat II dangkal
kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh
penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.
Derajat II dalam
Kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis
Apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih
utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa
Biasanya terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
Dalam perjalanan penyakit dibedakan 3 fase pada luka bakar, yaitu :

1. Fase awal, fase akut, fase syok


Pada fase ini problem yang berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya cedera
inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini juga terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi
cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat sistemik.
2. Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut
Fase ini berlangsung setelah syok berakhir / dapat di atasi. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) dapat menimbulkan masalah, yaitu :
a) Proses inflamasi
Proses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat elektif; proses
inflamasi di sini terjadi lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein. Pada saat ini terjadi
reaksi inflamasi lokal yang kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepaskannya
zat-zat yang berhubungan dengan proses immunologik, yaitu kompleks lipoprotein (lipid protein
complex, burn-toxin) yang menginduksi respon inflamasi sistemik (SIRS = Systemic
Inflammation Response Syndrome).
b) Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis
c) Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi (evaporative heat loss) yang
menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah
pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur dan
deformitas.

Metode cepat untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:


Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak
tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung
pada pasien dengan derajat luka II atau III.
Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa (Wallaces rule of nines)
Metode Lund dan Browder

Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di kepala pada
anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan pada anak. Pada anak di
bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan lengan persentasenya sama
dengan dewasa. Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan turunkan
persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.
Indikasi Rawat Inap Pada Pasien Luka Bakar
Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap bila:
Luka bakar derajat III > 5%
Luka bakar derajat II > 10%
Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama)
risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan fungsi
Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya,
atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
Adanya trauma inhalasi
Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolemik karena kebocoran plasma yang
luas. Pada anak luka bakar dengan total luas area yang terkena lebih dari 10% perlu resusitasi
cairan. Manejemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan :
Formula Baxter ( Parkland )
Anak : RL = 4cc x BB x % luas luka bakar + cairan rumatan (maintenance per 24 jam)
Cairan rumatan digunakan dextrose 5% + 0,45% NS yang dosisnya disesuaikan dengan berat
badan:
4ml/kg/jam untuk 10kg pertama
2ml/kg/jam untuk 10kg kedua (11-20kg)
1ml/kg/jam untuk tiap berat badan diatas 20kg
Dalam 8 jam pertama, jumlah cairan diberikan separuh.
Dalam 16 jam kedua, diberikan separuhnya
Monitoring Resusitasi Cairan
Produksi urine per jam : 0,5 - 1 cc/kgBB/jam

Plan
1. Diagnosis
Luka bakar grade IIA 14% ec air panas
2. pengobatan
O2 2l/i
Pasang i.v line RL drip keterolac 1 amp
Formula Baxter : 14% x 13kg x 4 cc = 728 cc: 2= 364 cc dalam 8 jam pertama (15
gtt/i) 346cc dalam 16 jam selanjutnya (8 gtt/i)
Inj tetagam
inj cefotaxime 2x350mg
WT : Burnazin salp
Pendidikan:
Sangat penting memberikan edukasi kepada orang tua pasien agar kedepannya waspada
terhadap segala sesuatu yang dapat menyebabkan luka bakar pada anak. Bila terjadi luka
bakar maka jauhkan anak dari sumber panas kemudian siram anak dengan air dingin
sebelum anak dibawa ke rumah sakit. Setelah itu anak segera dibawa ke Puskemas atau
Rumah Sakit terdekat.

Konsultasi :
- Konsul pasien ke spesialis bedah untuk dilakukan debridement
- Konsul pasien ke spesialis anak untuk cakupan kebutuhan nutrisi anak

Anda mungkin juga menyukai