Oleh
PENDAMPING
No RM : 051703
- Diagnostik
- Manajemen
Anus : RT
A : Tenang
S : ketat
M : licin
A : berisi feses
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
hb : 11,0
leukosit :18900
hematokrit : 36
trombosit : 303000
gula darah : 148
Diagnosis
Hernia skrotalis inkaserata (d)
Penatalaksanaan
Konsul dr Oki Sp.b : anjuran Ok cito pukul 19:30
IVFD RL 20gtt/i
Inj Ceftriaxone 2x1gr
Inj Omz 1X1
Pasang NGT
Pasang Kateter
Puasakan : makan terakhir jam 12 siang
Anjuran
Cek darah lengkap
PT 11,7
APTT 27,5
Inr 1,05
SGOT/SGPT 19/15
Ur/Cr 19/0,87
EKG
Konsul Interne toleransi operasi
Jawaban konsul Interne
dr Ardian Sp.Pd
Resiko sedang pulmoner (hipoksia / gagal nafas tipe 1).
-Pemberian oksigenasi dan analgetik adekuat.
-Hindari obat-obatan yang memicu bronkostriksi.
-awasi tanda-tanda PPOK eksaserbasi akut (pemantauan saturasi)
Resiko kardiovaskuler, metabolic, hemostasis untuk dilakukan
tindakan dalam general anastesi berada dalam resiko ringan.
Anjuran konsul anastesi, EKG.
Daftar pustaka
1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. 2004. Jakarta : EGC
2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Ed.3. 2000. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
3. Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. At A Glance : Ilmu Bedah. Ed.3. 2006. Jakarta : Erlangga
Medical Series
4. Inguinal Hernia. Wikipedia the free encyclopedia. Last Updated : April 24th 2011. (Available
from http://en.wikipedia.org/wiki/Inguinal_hernia, cited on May 12th 2011)
7. She Warts, Seymour I, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Alih Bahasa Laniyati Celal, editor
Linda Chandranata Jakarta, EGC, 2000, hal 509-515
Hasil pembelajaran
1. Diagnosis Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata
2. Patogenesis Hernia Skrotalis Inkarserata
3. Penatalaksanaan Hernia Skrotalis Inkarserata
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat
Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien laki laki, usia 68 tahun datang ke RSUD Sawahlunto rujukan dari HC
Silungkang. Dengan pembesaran pada skrotum sebelah kanan, bengkak tidak dapat
mengecil sendiri atau dengan bantuan. riwayat hernia 1 tahun yll. Nyeri (+), dirasakan
dari tadi pagi. Mual (+), muntah (+) 2x , Riw. Batuk lama (-), Riw. Alergi Obat (-), Riw.
HT (+) Riw. Asma (+), Riw. Penyakit jantung (-), Riw. DM (disangkal)
2. Objektif
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesa :
pembesaran pada skrotum sebelah kanan, bengkak tidak dapat mengecil
sendiri atau dengan bantuan. riwayat hernia 1 tahun yll. Nyeri (+), dirasakan dari tadi
pagi.
b. Pemeriksaan klinis :
Anogenitalia
Genitalia : skrotum membesar (+) ukuran 6cm x 6cm
Nyeri (+)
Eritema (+) kulit hangat
Anus : RT
A : Tenang
S : ketat
M : licin
A : berisi feses
Etiologi
Penyebab terjadinya hernia :
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
4. Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan
oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering
mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Postur tubuh. Orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaringan
lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR(locus
minoris resistence).
c. Penyakit yang melemahkan dinding perut
Patofisologi
Kanalis inguinalis dalam kanal normal pada fetus. Pada bulan ke -8 dari kehamilan,
terjadi desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering
belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis
inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila
kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut sebab pada umur tua
otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan
tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan
tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk -batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat
barang - barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek
tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat,
asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih
banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan
wanita semasa janin.
Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia,
akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian
menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan
perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka
lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis.(Brunicardi,2005) Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia
tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana
hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitis.
Hernia incarserata
Bila isi hernia semakin banyak yang masuk akan terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong hernia terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase. Secara klinis, hernia incarserata merupakan hernia irreponible dengan
gangguan pasase. Pada keadaan ini akan timbul gejala ileus antara lain perut kembung, muntah
dan obstipasi.
Hernia skrotalis
Merupakan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis bila hernia ini masuk ke dalam
scrotum. Isi dari hernia ini bisa berupa omentum atau usus. Bila isinya omentum maka pada
perabaan konsistensi kenyal lembut seperti adonan dan bila hernia ini reponible, maka mula-
mula mudah dimasukkan kemudian sulit karena biasanya ada perlengketan dengan kantong
hernia. Bila isi hernia adalah usus maka akan memberikan bunyi seperti bising usus di mana
hernia ini mula-mula akan sulit dimasukkan lalu lebih mudah dan disertai bunyi gelembung
udara. Gejala dari hernia scrotalis antara lain timbul benjolan atau massa yang semakin
membesar pada posisi berdiri dan akan mengecil pada posisi tidur. Pada anak kecil sering
menangis, mengejan, batuk dan buang air kecil tidak lancar. Pada usia lanjut bisa disebabkan
Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya menimbulkan
komplikasi inkarserasi atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko yang minimal dari
operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local). Ada 2 jenis operasi pada hernia :
1. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2. Hernioplasty
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam
mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.