Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

HERNIA SKROTALIS INKASERATA (D)

Oleh

dr. Riska Andriyani


Dokter Internsip

PENDAMPING

dr. Sidrati Amir


dr. Afdilla Hamni

RSUD KOTA SAWAHLUNTO


2016
Nama Peserta : dr. Riska Andriyani

Nama Wahana : RSUD Sawahlunto

Topik : Kasus medis

Tanggal (Kasus) : 08/09/2016

Nama Pasien : Tn. R

No RM : 051703

Tanggal Presentasi : 22-09-2016

Nama Pendamping : dr. Sidrati Amir, dr. Afdilla Hamni

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sawahlunto

Objektif Presentasi : - Keilmuan

- Diagnostik

- Manajemen

Bahan Bahasan : Kasus

Cara Membahas : Presentasi dan diskusi


No. ID dan Nama Peserta dr. Riska Andriyani
No. ID dan Nama Wahana RSUD Kota Sawahlunto
Topik Hernia Skrotalis Inkaserata (d)
Tanggal (kasus)
Nama Pasien Tn. R No. RM 051703
dr. Sidrati Amir
Tanggal Presentasi 22-09-2016 Pendamping
dr. Afdilla Hamni
Tempat Presentasi Ruang Komite Medik RSUD Kota Sawahlunto
Objektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi
Tujuan Menegakkan diagnosis, dan penatalaksanaan pada pasien
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset Audit
Bahasan Kasus
Cara
Membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data Pasien Nama : Tn. R No. Registrasi :
Nama RS : RSUD Kota Sawahlunto Telp : Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Gambaran Klinis :
Pasien datang ke RSUD Sawahlunto rujukan dari HC Silungkang
Dengan pembesaran pada skrotum sebelah kanan, bengkak tidak dapat mengecil sendiri
atau dengan bantuan. riwayat hernia 1 tahun yll. Nyeri (+), dirasakan dari tadi pagi.
Mual (+), muntah (+) 2x
Riw. Batuk lama (-)
Riw. Alergi Obat (-)
Riw. HT (+)
Riw. Asma (+)
Riw. Penyakit jantung (-)
Riw. DM (disangkal)
Bab (+) dalam batas normal, bak (+) dalam batas normal
2. Riwayat Pengobatan : (-)

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : (-)


4. Riwayat Keluarga : (-)
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : (-)
a. Vital sign
Keadaan Umum : sakit
Kesadaran : CM (GCS 15)
Tekanan Darah : 110/80
Frekuensi nadi : 88x/i
Frekuensi nafas : 22x/i
Suhu : 37
b. Pemeriksaan sistemik
Kepala : tidak ditemukan kelainan
Kulit : Teraba hangat, sianosis (-)
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks
cahaya +/+
Thoraks :
Jantung I : iktus tak terlihat
Pa: iktus tidak teraba
Pe: tidak dinilai
A: bunyi jantung (+)
Paru I : normochest, simetris kiri=kanan
Pa: tidak dinilai
Pe: tidak dinilai
A: suara nafas : ves, rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
I : perut tak tampak membuncit
Pa : soepel
NT simpisis pubis
Pe : tympani
A : peristaltik (menurun)
Genitalia : skrotum membesar (+) ukuran 6cm x 6cm
Nyeri (+)
Eritema (+) kulit hangat

Anus : RT
A : Tenang
S : ketat
M : licin
A : berisi feses

Ekstremitas : Akral hangat

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
hb : 11,0
leukosit :18900
hematokrit : 36
trombosit : 303000
gula darah : 148
Diagnosis
Hernia skrotalis inkaserata (d)
Penatalaksanaan
Konsul dr Oki Sp.b : anjuran Ok cito pukul 19:30
IVFD RL 20gtt/i
Inj Ceftriaxone 2x1gr
Inj Omz 1X1
Pasang NGT
Pasang Kateter
Puasakan : makan terakhir jam 12 siang
Anjuran
Cek darah lengkap
PT 11,7
APTT 27,5
Inr 1,05
SGOT/SGPT 19/15
Ur/Cr 19/0,87

EKG
Konsul Interne toleransi operasi
Jawaban konsul Interne
dr Ardian Sp.Pd
Resiko sedang pulmoner (hipoksia / gagal nafas tipe 1).
-Pemberian oksigenasi dan analgetik adekuat.
-Hindari obat-obatan yang memicu bronkostriksi.
-awasi tanda-tanda PPOK eksaserbasi akut (pemantauan saturasi)
Resiko kardiovaskuler, metabolic, hemostasis untuk dilakukan
tindakan dalam general anastesi berada dalam resiko ringan.
Anjuran konsul anastesi, EKG.

Daftar pustaka

1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. 2004. Jakarta : EGC

2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Ed.3. 2000. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI

3. Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. At A Glance : Ilmu Bedah. Ed.3. 2006. Jakarta : Erlangga
Medical Series

4. Inguinal Hernia. Wikipedia the free encyclopedia. Last Updated : April 24th 2011. (Available
from http://en.wikipedia.org/wiki/Inguinal_hernia, cited on May 12th 2011)

5. Inguinal Hernia. National Digestive Disease Information Clearinghouse. Last Updated


December 2008.
(Available from http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/inguinalhernia. cited on May 12th
2011)
6. Balentine, Jerry R. dan Stoppler, Melissa Conrad. Hernia. eMedicine Health.
(Available from http://www.emedicinehealth.com/hernia/article_em.htm cited on May 13th
2011)

7. She Warts, Seymour I, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Alih Bahasa Laniyati Celal, editor
Linda Chandranata Jakarta, EGC, 2000, hal 509-515

Hasil pembelajaran
1. Diagnosis Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata
2. Patogenesis Hernia Skrotalis Inkarserata
3. Penatalaksanaan Hernia Skrotalis Inkarserata
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat

Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien laki laki, usia 68 tahun datang ke RSUD Sawahlunto rujukan dari HC
Silungkang. Dengan pembesaran pada skrotum sebelah kanan, bengkak tidak dapat
mengecil sendiri atau dengan bantuan. riwayat hernia 1 tahun yll. Nyeri (+), dirasakan
dari tadi pagi. Mual (+), muntah (+) 2x , Riw. Batuk lama (-), Riw. Alergi Obat (-), Riw.
HT (+) Riw. Asma (+), Riw. Penyakit jantung (-), Riw. DM (disangkal)

2. Objektif
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesa :
pembesaran pada skrotum sebelah kanan, bengkak tidak dapat mengecil
sendiri atau dengan bantuan. riwayat hernia 1 tahun yll. Nyeri (+), dirasakan dari tadi
pagi.
b. Pemeriksaan klinis :

Keadaan Umum : sakit


Kesadaran : CM(GCS 15)
Tekanan Darah : 110/80
Frekuensi nadi : 88x/i
Frekuensi nafas : 22x/i
Abdomen
I : perut tak tampak membuncit
Pa : soepel
NT ulu hati (+) perut kanan (+)
Pe : tympani
A : peristaltik (menurun)

Anogenitalia
Genitalia : skrotum membesar (+) ukuran 6cm x 6cm
Nyeri (+)
Eritema (+) kulit hangat

Anus : RT
A : Tenang
S : ketat
M : licin
A : berisi feses

Assessment (penalaran klinik)


Dari anamnesis, pemeriksan fisik dan penunjang yang telah dilakukan mendukung
kesimpulan diagnosa Hernia Skrotalis Inkarserata (d).
Hernia
Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan
keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.
Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong dan isi hernia.

Etiologi
Penyebab terjadinya hernia :
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
4. Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan
oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering
mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Postur tubuh. Orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaringan
lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR(locus
minoris resistence).
c. Penyakit yang melemahkan dinding perut
Patofisologi

Kanalis inguinalis dalam kanal normal pada fetus. Pada bulan ke -8 dari kehamilan,
terjadi desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering
belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis
inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila
kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut sebab pada umur tua
otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan
tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan
tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk -batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat
barang - barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek
tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat,
asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih
banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan
wanita semasa janin.
Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia,
akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian
menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan
perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka
lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis.(Brunicardi,2005) Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia
tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana
hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitis.

Hernia incarserata

Bila isi hernia semakin banyak yang masuk akan terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong hernia terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase. Secara klinis, hernia incarserata merupakan hernia irreponible dengan
gangguan pasase. Pada keadaan ini akan timbul gejala ileus antara lain perut kembung, muntah
dan obstipasi.

Hernia skrotalis

Merupakan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis bila hernia ini masuk ke dalam
scrotum. Isi dari hernia ini bisa berupa omentum atau usus. Bila isinya omentum maka pada
perabaan konsistensi kenyal lembut seperti adonan dan bila hernia ini reponible, maka mula-
mula mudah dimasukkan kemudian sulit karena biasanya ada perlengketan dengan kantong
hernia. Bila isi hernia adalah usus maka akan memberikan bunyi seperti bising usus di mana
hernia ini mula-mula akan sulit dimasukkan lalu lebih mudah dan disertai bunyi gelembung
udara. Gejala dari hernia scrotalis antara lain timbul benjolan atau massa yang semakin
membesar pada posisi berdiri dan akan mengecil pada posisi tidur. Pada anak kecil sering
menangis, mengejan, batuk dan buang air kecil tidak lancar. Pada usia lanjut bisa disebabkan

pekerjaan dan aktivitas, penyakit kronis, BPH dan sering partus.


Gambaran klinis hernia
Jenis Reponible Nyeri Obstruksi Tampak sakit Toksik
Reponible + - - - -
Irreponible - - - - -
Incarserata - + + + -
Strangulata - ++ + ++ ++

Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya menimbulkan
komplikasi inkarserasi atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko yang minimal dari
operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local). Ada 2 jenis operasi pada hernia :
1. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2. Hernioplasty
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam
mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.

Anda mungkin juga menyukai