PORTO KEMATIAN STEMI Riska
PORTO KEMATIAN STEMI Riska
Oleh
PENDAMPING
1
PORTOFOLIO KASUS KEMATIAN
No RM : 18.90.02
- Diagnostik
- Manajemen
2
BORANG STATUS PORTOFOLIO KASUS KEMATIAN
3
6. Lain-lain : riwayat kebiasaan : merokok (+) perokok aktiv
7. Pemeriksaan Fisik:
a. Vital sign:
Keadaan umum : Berat
Kesadaran : CMC
Tekanan darah : sulit diukur
Frekuensi nadi : sulit diukur
Frekuensi nafas : 24 x /menit
Suhu : 35,5 oC
b. Pemeriksaan sistemik:
Kulit : Teraba dingin, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk normal, rambut hitam
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2
mm/2 mm, refleks cahaya +/+ normal
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah
Tenggorok : Tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks :
- Paru :
Inspeksi : normochest
Palpasi : tidak dinilai
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
- Jantung:
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
kanan : LSD
atas : RIC II
4
Auskultasi : irama melemah, bising tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : distensi (-), venektasi (-)
Palpasi : defanse muscular (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral dingin, refilling kapiler < 3 detik, sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan darah rutin:
Hb : 15,6 gr/dl
Leukosit : 11.600 /mm3
Ht : 47 %
Trombosit : 263.000/mm3
GDR : 80 mg/dl
EKG: ST elevasi di lead II, III, aVF
5
8. Diagnosis: Syok kardiogenik ec MCI STEMI
9. Penatalaksanaan:
Tatalaksana awal :
O2 3 L/menit
IVFD RL guyur 200 cc pasang 2 line (RL 20 tetes/menit dan NaCl 0,9% + 2
amp dobutamin mulai 15 tetes/menit, naik 5 tetes tiap 15 menit)
6
Inj. OMZ 1 x 1
Aspilet 160 mg kunyah 1 x 80 mg
Clopidogrel 300 mg 1 x 75 mg
Pasang kateter urin sedikit
Konsul dr. Jen, Sp.PD Inj. Metilprednisolon 2 x 1
7
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Assessment:
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien
didiagnosis syok kardiogenik ec MCI STEMI. Syok kardiogenik adalah gangguan
yang disebabkan oleh penurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume
intravaskuler yang cukup yang dapat mengakibatkan hipoksia jaringan. Syok
kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90 mmHg selama > 1
jam dimana :
Tak respon dengan pemberian cairan saja
Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau
Berkaitan dengan tanda- tanda hipoperfusi atau indeks kardiak <2,2
l/menit per m dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg.
8
Emboli paru: karena penyumbatan aliran darah paru.
Aneurisma disekans: karema kehilangan darah intravaskular.
Gagal ginjal: karena hiperkalemia.
Terjadinya henti jantung dan henti nafas pada pasien ini menandakan
bahwa telah terjadi proses kematian yang disebut dengan mati klinis. Kematian
klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri karotis dan arteri femoralis,
terhentinya denyut jantung dan pembbuluh darah atau pernapasan dan terjadinya
kehilangan kesadaran. Kematian biologis dimana kerusakan otak tidak dapat
diperbaiki lagi terjadi hanya kurang lebih 4 menit setelah kematian klinis. Oleh
karena itu, berhasilnya tindakan resusitasi kardiopulmonar tergantung dari
cepatnya tindakan dan tepatnya teknik pelaksanaannya, walaupun dalam beberapa
hal tergantung pula pada faktor penyebabnya. Pada pasien ini dilakukan pijat
jantung luar, pemberian epinefrin, pemberian amiodaron, dan DC shock.
9
10