Anda di halaman 1dari 5

*** HAKIKAT ARTI ISLAM (BAG 1)***

13 Maret 2011 pukul 9:26

Assalamu'laikum warrahmatullahi wabarakatuh

Hakikat Islam baru dapat merasuk ke dalam diri sesoarang apabila


wajudnya diwakafkan untuk Allah taala dan untuk jalan-Nya. Dan
amanat-amanat yang dia terima dari Allah taala, dia serahkan kembali
kepada Sang Penganugerah Sejati itu. Dan tidak hanya secara akidah
saja , melainkan secara amalanpun dia memperlihatkan seluruh bentuk
Islamnya serta hakikat sempurna Islam tersebut.

Secara istilah arti Islam adalah apa yang disyaratkan oleh ayat suci ini,
yakni:

"Bala man aslama wajhahu lillahi wa hua muhsinun, falahu ajruhu 'inda
robbihi wala khoufun 'alihim wala hum yahzanuun"
yakni, muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan
Allah taala. Yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah taala. dan untuk
mengikuti kehendak-kehendakNya, serta untuk meraih keridhaan_Nya.
Kemudian dia berdiri teguh diatas perbuatan-perbuatan baik demi Allah
taala. Dan dia menyerahkan segenap kekuatan amaliah wujudnya di
jalan Allah. Artinya, secara akidah dan secara amalan, dia telah menjadi
milik Allah taala semata.

Secara akidah adalah demikian, yakni dia memahami segenap wujudnya


secara hakikat sebagai sesuatu yang telah diciptakan untuk mengenali
Allah taala, untuk mentaati-Nya, dan untuk meraih kecintaaan serta
keridhaan-Nya. Sedangkan secara amalan adalah demikian, yakni murni
demi Allah dia melakukan kebaikan-kebaikan hakiki yang berkaitan
dengan segenap kemampuannya dan yang berhubungan dengan segenap
karunia anugerah Allah. Namun dengan penghayatan dan pendalaman
sedemikian rupa seolah-olah pada pandangan keitaaannya dia sedang
menyaksikan wajah Sang Ma'bud haqiqi itu.

Sekarang dengan menelaah ayat-ayat tersebut diatas, setiap orang


berakal dapat memahami bahwa hakikat Islam baru dapat merasuk ke
dalam diri sesoarang apabila wajudnya diwakafkan untuk Allah taala
dan untuk jalan-Nya. Dan amanat-amanat yang dia terima dari Allah
taala, dia serahkan kembali kepada Sang Penganugerah Sejati itu. Dan
tidak hanya secara akidah saja, melainkan secara amalanpun dia
memperlihatkan seluruh bentuk Islamnya serta hakikat sempurna Islam
tersebut. Yakni seorang yang mengaku Islam membuktikan bahwa
tanganya, kaki, kalbu, otak, akalnya, pemahamannya, kemarahannya,
rasa kasihnya, kelembutan hatinya, ilmunya, segenap kekuatan rohani
dan jasmani yang ia miliki, kehormatannya, hartanya, ketentraman dan
kebahagiaanya dan apa saja yang ada secara zahir maupun batin mulai
dari rambut-rambut di kepalanya hingga ke kuku-kuku kakinya , bahkan
sampai niat-niatnya, partikel partikel kalbunya, dorongan nafsunya,
kesemuanya itu telah mengikuti Allah taala sedemikian rupa
sebagaimana anggota anggota tubuh yang dimiliki seseorang taat
mengikuti orang itu. Ringkasnya hal itu harus terbukti bahwa langkah
kebenaran itu telah mencapai suatu derajat dimana saja yang dia punyai
sudah tidak lagi menjadi miliknya, melainkan telah menjadi milik Allah
taala. Dan segenap bagan tubuh serta kemampuan, telah dikerahkakn
untuk mengkhidmati ilahi, sekan-akan semua itu menjadi bagian tubuh
Al haq.

Dan dengan menelaah ayat-ayat itu, hal inipun tampil dengan jelas dan
nyata bahwa mewakafkan hidup di jalan Allah taala yang merupakan
hakikat Islam ada dua macam,.

Pertama, menyatakan hanya Allah taala itulah zat yang disembah, dituju
dan dicinta serta tidak menyekutukan apapun dalam penyembahan,
kecintaaan, takut dan harapan terhadap-Nya. Dan hal-hal yan berkaitan
dengan pengkudusan-Nya, pemujian terhdap-Nya, penyembahan-nya
dan segenap tata krama penyembahan-Nya, hukum-hukum-Nya,
periintah perintah dan larangan-larangan-nya serta hal-hal yang
berkaitan dengan keputusan dan takdir samawi , kesemuanya itu
diterima dengan sepenuh hati. Kemudian sepenuhnya menggali segenap
kebenaran suci dan makrifat-makrfiat suci yang merupakan sarana untuk
mengetahui qudrat-qudrat-Nya yag maha luas, dan yang merupakan
perantara untuk mengetahui derajat tinggi permerintah dan kerajaan-
Nya, serta yang merupakan suatu penuntun kokoh untuk mengenali
kemurkaan-kemurkaan dan anugerah-anugerah-Nya.

Jenis kedua, mewakafkan hidup di jalan Allah taala adalah mewakafkan


hidup dalam mengkhidmati, bersikap solider sependeritaan membantu
mencarikan jalan, membantu memikul beban dan benar-benar
merasakan kepedihan hamba-hamba-Nya. Menanggung penderitaan
untuk memberikan ketentraman pada orang-orang lain, dan rela
merasakan kepedihan atas diri sendiri demi kesejahteraan orang lain.

Dari pernyataaan ini diketahui bahwa hakikat Islam sangat mulia. Dan
seorang manusia tidak pernah dapat secara hakiki menyandang sebutan
mulia sebagai warga Islam selama dia belum menyerahkan kepada Allah
seluruh wujudnya bersama segenap kemampuan, keinginan dan
kehendaknya. Dan mencabut diri dari keakuannya (egosime) serta dari
segenap hal yang berkaitan dengn itu, dan menjauhi jalan keakuan
tersebut.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai