Abstrak
Pada saat ini kapal membutuhkan system dynamic position yang baik dan sesuai terutama pada kapal LPD
(Landing Platform Dock). Landing Platform Dock (LPD) adalah kapal pengangkut peralatan perang yang biasanya
menggunakan sistem Dynamic Position (DP) untuk berhenti pada suatu titik dalam langkah menurunkan personel
dan peralatan perang yang lain.Apabila pemilihan level DP kurang tepat maka dapat mengakibatkan kapal tidak
dapat berhenti secara sempurna dan optimal pada suatu titik.
Kapal perang Landing Platform Dock atau LPD (juga dikenal sebagai Amphibious Transport Dock) adalah
sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi
perang gerak cepat. Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut
dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas (biasanya helikopter).
Pada tugas akhir ini yaitu akan dirancang suatu bow/stern thruster pada kapal LPD KRI Makassar.
Evaluasi di sini dilakukan dengan cara menganalisa data. Hal ini meliputi kebutuhan bow/stern thruster dan
pemilihan spesifikasi bow/stern thruster.
1.1 Latar Belakang Masalah position pada kapal LPD KRI Makassar ini
Kapal perang Landing Platform Dock atau LPD merupakan system yang sangat fital, ini dikarenakan
(juga dikenal sebagai Amphibious Transport Dock) kebutuhan olah gerak dan stabilitas kapal, selain itu
adalah sebuah kapal perang amfibi yang juga system ini merupakan keutuhan utama di kapal.
meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen Sehingga dipilihlah sebuah system yang baik dan
kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. sesuai. Oleh karena itu maka digunakanlah bow/stern
Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa thruster untuk membantu meningkatkan stabilitas
pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan kapal. kapal ini membutuhkan system dynamic
memiliki kemampuan membawa kekuatan udara position yang baik dan sesuai untuk berhenti pada
terbatas (biasanya helikopter). suatu titik dalam langkah menurunkan personel dan
KRI Makassar adalah sebuah kapal LPD buatan peralatan perang yang lain.Apabila pemilihan level
Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea DP kurang tepat maka dapat mengakibatkan kapal
Selatan. Kapal ini merupakan kapal pertama dari dua tidak dapat berhenti secara sempurna dan optimal
kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai pada suatu titik.
kapal perang rumah sakit. Selain sebagai kapal
tempur, kapal yang berteknologi desain semi stealth 1.2 Perumusan Masalah
ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta Perumusan masalah yang muncul dalam studi
penanggulangan bencana alam. kasus kali ini adalah belum adanya system Dinamic
Kapal ini dirancang khusus untuk mampu Position yang berfungsi untuk kestabilan kapal pada
dipasang meriam 100 mm, dilengkapi ruang CIC saat landing dan unlanding hovercraft. Dalam hal ini
untuk sistem kendali senjata (fire control system), direncanakan cara menghitung kebutuhan bow/stern
serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal thruster yang sesuai pada kapal LPD (KRI Makassar)
jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan untuk menentukan kebutuhan dari system dynamic
pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian positionnya. Sehingga dapat ditentukan type dan jenis
pendaratan helikopter. bow/stern thruster yang sesuai untuk fungsi Dynamic
Pada kapal LPD KRI Makassar yang position dan menentukan letak atau posisi bow/stern
mempunyai panjang 122 meter itu dapat mengangkut thruster yang sesuai pada kapal LPD (KRI
sekitar 500 personel, 13 ranpur,dan lima helikopter. Makassar).
Kapal berbobot 7.800 ton itu, juga dilengkapi dengan
dua landasan pendaratan helicopter. Sistem dynamic
1.3 Batasan Masalah menggunakan Ramp Door pada ujung buritan kapal.
Batasan masalah yang digunakan dalam tugas Selain itu deck buritan bisa dibanjiri/digenangi untuk
akhir ini meliputi : menurunkan kendaraan air. Dengan demikian
1. Objek yang dianalisa hanya pada kapal LPD kendaraan dari kapal dapat dijalankan/dipindahkan
(KRI Makassar). dari kapal menuju pangkalan dengan aman.
Dalam hal ini KRI makassar belum
menggunakan sistem Dinamic Position sebagai
sistem yang digunakan untuk Landing dan
Unlanding hovercraft.
2. Hanya penentuan letak bow/stern thruster dari
kapal LPD (KRI Makassar) analisa teknis tidak
sampai membahas perhitungan kekuatan
konstruksi akibat adanya penambahan bow/stern
thruster pada badan kapal. Gambar.1. General Arrangement Kapal LPD
3. Analisa teknis yang dimulai dari perhitungan (KRI Makassar)
tahanan,perhitungan daya thrust, besar daya
mesin dari bow/stern thruster yang diperlukan, 2.2 Dynamic Positioning (DP)
pemilihan penggerak dari bow/stern thruster, Dynamic Positioning (DP) merupakan
melakukan modofikasi dan lay out arrangement sistem pengendalian komputer yang dapat mengatur
di kapal. posisi kapal secara otomatis dengan menggunakan
4. Analisa teknis tidak membahas sistem kontrol mekanisme propeller dan thruster. Sensor posisi yang
bow thruster. dikombinasikan dengan sensor angin dan sensor
gerak memberikan informasi pada komputer yang
1.4 Tujuan Penulisan berkaitan langsung dengan posisi kapal dan keadaan
Tujuan dari penelitian ini adalah : lingkungan yang mempengaruhinya.
1. mengetahui kebutuhan bow/stern thruster untuk Program komputer berisi model matematis
system dynamic positioning. dari kapal dan juga akibat dari angin pada gerakan
2. Merancang system bow/stern thruster untuk kapal dan letak thruster. Inputan tersebut
system dynamic positioning. dikombinasikan dengan informasi dari sensor-sensor
yang ada, sehingga komputer dapat menghitung
1.5 Manfaat Tugas Akhir kebutuhan sudut dari steering gear dan thruster output
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan pada tiap thruster. Sistem ini dapat digunakan pada
tugas akhir ini adalah: segala kondis laut dan tidak bergantung pada
1. Penyusun dapat mengaplikasikan teori yang kedalaman laut.
telah diterima selama kegiatan perkuliahan
untuk diterapkan di lapangan.
2. Memberikan masukan untuk pihak yang
berkaitan dalam mendesign perancangan
bow/stern thruster pada kapal LPD.
3. Memberikkan masukan untuk pihak yang
berkaitan dalam penggunaan system dynamic
position yang baik pada kapal jenis LPD.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapal LPD (Landing Platform Docking)
Kapal LPD (Landing Platform Docking
adalah kapal yang dirancang mampu mengangkut dan
memindahkan sejumlah besar dari pasukan dan
peralatan (khususnya militer) ke pantai, dimana di
dalam daerah-daerah tertentu yang diasumsikan tidak
terdapat pangkalan darat. Ini merupakan metode ter-
efektif sampai sekarang dimana LPD digunakan
sebagai pendaratan pesawat sampai di pangkalan Gambar. 2. System Dinamic Position
(pelabuhan).
Pengoperasiannya adalah membuat akses
pada buritan kapal. Aksesnya menggunakan
2.3 Bow Thruster
Bow thruster adalah suatu piranti pendorong
yang dipasang pada kapal-kapal tertentu untuk
membantu maneuver kapal. Unit pendorong terdiri
dari suatu propeller yang berada dalam satu
terowongan (tunnel) melintang kapal dan dilengkapi
dengan suatu alat bantu seperti motor hidrolik atau
elektrik. Selama beroperasi,air dipaksa melalui
terowongan itu untuk mendorong kapal menyamping
ke starboard atau portsaid sesuai keperluan kapal.
Suatu unit CPP ditunjukkan pada gambar
berikut. Suatu servo-motor dan roda gigi ditempatkan
dalam pelindung, sehinggga memungkinkan untuk
merubah sudu daun propeller CPP untuk megubah
aliran air di dalam terowongan ke arah manapun,
karena itu suatu prime mover yang non-reversible
dapat digunakan, juga seperti single-speed electric
motor. Prime mover tersebut tidak perlu dihentikan
selama ber-manouver karena sudut propeller dapat
diposisikan pada zero pitch. Prime mover
dihubungkan dengan suatu flexile drive shaft, kopling
dan bevel gear (roda gigi kerucut).
Seal (penyekat) khusus dipasang pada unit
untuk mencegah kebocoran air laut. Unit lengkap
(bow thruster) beserta peralatannya termasuk
terowongan melintang kapal dapat mengakibatkan
daya dorong sesuai dengan arah aliran air.