Menurut Barber, et al, 2005, Fasa Pre-Reef di Cekungan Sumatera Selatan terjadi pada masa Eosen dimana setelah beberapa lama dalam keadaan stabil, batuan dasar mulai terpengaruh oleh perubahan rezim tektonik yang diindikasikan oleh adanya sedimentasi pada pinggiran Sunda land. Sedimen terbentuk diantaranya adalah sedimen batu gamping Numullitic berumur Eosen yang ditemukan di pinggir dari Cekungan Bengkulu. (Barber, et al, 2005) Pada masa sebelum periode Horst dan Graben diindikasikan terjadi aktivitas vulkanisme aktif yang diperkuat oleh ditemukannya kikim tuff yang terdiri dari batu pasir tufaan. konglomerat, breksia dan lempung berumur kapur akhir dan Pleosen Awal serta ditemukannya Old Andezite. (Pulunggono, et al, 1992) A. Batu Gamping Formasi Baturaja Anggota ini dikenal dengan Formasi Baturaja. Diendapkan pada bagian intermediate-shelfal dari Cekungan Sumatera Selatan, di atas dan di sekitar platform dan tinggian. Kontak pada bagian bawah dengan Formasi Talang Akar atau dengan batuan Pra-Tersier. Komposisi dari Formasi Baturaja ini terdiri dari Batugamping Bank (Bank Limestone) atau platform dan reefal. Ketebalan bagian bawah dari formasi ini bervariasi, namun rata-rata 200-250 feet (sekitar 60-75 m). Singkapan dari Formasi Baturaja di Pegunungan Garba tebalnya sekitar 1700 feet (sekitar 520 m). Formasi ini sangat fossiliferous dan dari analisis umur anggota ini berumur Miosen. Fauna yang ada pada Formasi Baturaja umurnya N6- N7. Formasi Baturaja daerah tinggian berkembang sebagai batugamping terumbu sedangkan di daerah rendah berkembang sebagai perselingan batugamping mikritik dan serpih (Hutapea, 1998). Sebagian Formasi Baturaja diendapkan langsung di atas batuan dasar sedangkan sebagian lagi diendapkan di atas endapan klastik yang disebut sebagai Pre-Baturaja Klastik oleh De-Coster, 1974. Formasi ini diendapkan secara selaras diatas Formasi Talangakar dengan ketebalan antara 200 m - 250 m. Litologi terdiri dari batu gamping, batu gamping terumbu, batu gamping pasiran, batu gamping serpihan, serpih gampingan, dan napal kaya foraminifera, moluska, dan koral. Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral- neritik dan berumur Miosen Awal. B. Genesa Batu Gamping Batu Gamping (limestone) CaCO3 adalah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze . Pembentukan batu gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia. Pembentukan secara organik yaitu pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang. Pembentukan secara mekanik yaitu bahanya sama dengan organik yg berbeda hanya terjadinya perombakan dari batu gamping tersebut yg kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula, sedangkan pembentukan secara kimiawi yaitu terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar. Batu gamping dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain. 1) Batu Gamping Bioklastik Batugamping bioklastik tersusun oleh cangkang atau fragmen kerangka organisme, umumnya dicirikan oleh fragmen/cangkang lepas terutama jika telah tertransportasi. Penamaan batuan bioklastik umumnya berdasarkan organisme penyusun utama, yakni batu gamping (bioklastik) foraminifera. Lingkungan pengendapan gamping bioklastik meliputi, lingkungan laut dangkal dekat pantai, dengan partikel-partikel telah terabrasi, lingkungan sekitar terumbu, laguna, dan terumbu bagian depan. Endapan merupakan pecahan dari terumbu akibat gelombang dengan butiran yang telah terabrasi, sedangkan di terumbu depan merupakan talus pelongsoran terumbu dan berupa kepingan koral. Lingkungan daerah neritik, misalnya foraminifera besar membentuk bank/gundukan. Deskripsi : Gambar Batuan Sketsa Batuan 1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat Klastik 2. Warna : Kuning 3. Struktur : Masif 4. Tekstur :- Ukuran Butir : Ruditt (>1 mm) - Derajat Pembundaran : Angular - Derajat Pemilahan : Terpilah Buruk - Kemas : Terbuka 5. Komposisi :- Allochem : Skeletal - Mikrit : Kalsit - Sparit : Karbonat 6. Nama Batuan : Batugamping Bioklastik
2) Batu Gamping Kristalin
Batu gamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan sedimen seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal. Sehingga sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, sehingga dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Deskripsi : Gambar Batuan Sketsa Batuan 1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non-Klastik 2. Warna : Putih 3. Struktur : Masif 4. Tekstur : Kristalin 5. Komposisi : Monomineralik (CaCO3) 6. Nama Batuan : Batugamping Kristalin
3) Batu Gamping Terumbu
Proses pembentukan batuan gamping terumbu berasal dari pengumpulan plankton, moluska, algae yang keudian membentuk terumbu. Jadi gamping terumbu berasal dari organisme. Batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3) terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi organik. Gambar Batuan Sketsa Batuan
1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non-Klastik
2. Warna : Putih 3. Struktur : Fosiliferous 4. Tekstur : Amorf 5. Komposisi : Monomineralik (CaCO3) 6. Nama Batuan : Batugamping Terumbu Proses penambangan Batu Gamping : Secara umum, penambangan batu gamping Indonesia dilakukan dengan cara tambang terbuka Quarry tipe bukit (Side Hill Type). Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan sampai di dapat ukuran bongkah yang sesuai. Untuk bongkah yang terlalu besar perlu di bor dan diledak-ulang (secondary blasting). Pengambilan bongkah batu gamping biasanya dilakukan dengan wheel loader, lalu dimuat ke alat transportasi (dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain).