Inggris thn 1935. Dibesarkan oleh lingkungan keluarga tanpa tradisi pendidikan yang
tinggi. Sejak kecil Foster sudah menunjukkan ketetarikannya di dunia arsitektur,
terutama pada karya - karya Frank Lloyd Wright, Ludwig Mies Van de Rohe, dan Le
Corbusier.
Foster kemudian berkelana ke Amerika selama setahun, dan kembali ke Inggris dengan
ketertarikan tinggi dari karya-karya Charles and Ray Eames. Di tahun 1962 ia
membuat Praktek Arsitektur bernama Team 4 bersama dengan Richard Rogers ,
Georgie dan Wendy Cheesman (istri Norman Foster).
Team 4 yang digawangi Norman Foster dengan cepat meraih reputasi untuk
desain Industry High Tech (High Tekhnologi) yang menjadi ciri dalam setiap
desainnya.
Setelah Team 4 berseberangan jalan di thn 1967 foster, dan Wendy Cheeseman
mendirikan asosiasi baru yang dinamakan Foster and Partners di tahun 1990.
Proyek besar berikutnya termasuk Hongkong dan Shanghai Bank di Hong Kong,
Stansted Airport, Reichstag di Berlin, Mahkamah Agung di British Museum,
Jembatan Millennium di Thames dan Swiss Re gherkin" .
Penghargaan
Pada tahun 1999 dia adalah arsitek Inggris kedua yang memenangkan Hadiah
Stirling dua kali: pertama untuk American Air Museum di Imperial War Museum
Duxford pada tahun 1998, dan yang kedua untuk 30 St Mary Axe pada tahun 2004.
Pada bulan September 2007, Foster dianugerahi Aga Khan Award untuk Arsitektur,
penghargaan Arsitektur terbesar di dunia, untuk Universitas Teknologi Petronas,
di Malaysia
Pada 2009 Foster dianugerahkan "The Prince of Asturias Award" untuk kategori
Seni.
Arsitektur Visionary model bangunannya beragam, biasanya tidak bisa terbangun sama
sekali namun kadang juga bangunannya mungkin hampir bisa dibangun. Selain konsep
teknologi yang terlalu maju dalam pandangan surreal, Era digital dan kebangkitan
cyberspace juga memengaruhi proses berpikir atau gagasan. Meski tidak bisa dibangun
tetapi imajinasinya selalu menantang dan menjadi terobosan pemikiran.
Norman Foster
Norman Foster adalah sebuah fenomena di dunia
arsitektur; dia bertanggung jawab atas puluhan dari bangunan bangunan utama dunia
dalam 30 tahun terakhir, sebagai seorang pendiri mungkin sebagai yang paling sukses
secara finansial , dalam praktek Arsitektur zaman modern.
Dari rumah Opera dan Galeri Seni, ke Ruang Komersial, Pelabuhan, Jembatan,
dan seluruh kota-kota, Foster telah mengubah kebiasaan alami praktik arsitektur,
membangun mesin bermotivasi tinggi yang dapat menghasilkan karya - karya
teknik kualitas tertinggi pada skala global.
Chesa Futura ('house of the future' in Romansch) fuses state-of-the-art computer design tools
with centuries-old construction techniques to create an environmentally sensitive apartment
building. Although its form is novel, it is framed and clad in timber - one of the oldest and most
sustainable building materials. In Switzerland, building in timber is particularly appropriate in
that it follows traditions developed and refined over centuries. The building's larch shingles
respond naturally to exposure to the elements, changing colour over time to a silver-grey, and
should last for a hundred years without the need for maintenance.
The building consists of three storeys of apartments and two underground levels of car parking,
plant and storage. Although small, the site is spectacularly located on the edge of a steep slope
that looks down over St Moritz towards the lake. Responding to this location and to weather
patterns in the Engadin Valley, the building's bubble-like form allows balconies on the southern
side to open up to sunlight and views, while the north facade is more closed, punctuated with
deep window openings in the Engadin tradition. In St Moritz, where snow lies on the ground for
months at a time, there is a tradition of elevating buildings to avoid the danger of wood decaying
due to prolonged exposure to moisture. That tradition is reinterpreted here by raising the building
on pilotis and allowing the ground plane to flow uninterrupted beneath it - a move that also
allows the lower apartments to enjoy views that would otherwise be denied.
Taken overall, Chesa Futura might be regarded as a mini manifesto for architecture, not just in
Engadin but in other parts of the world too. Contrary to the pattern of sprawl that disfigures the
edges of so many expanding communities, it shows how new buildings can be inserted into the
existing grain at increased densities, while sustaining indigenous building techniques and
preserving the natural environment.