PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang bertanggung-jawab atas kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya di satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Permenkes 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas berfungsi menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Wilayah kerja Puskesmas merupakan bagian dari wilayah kabupaten/ kota,
sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima
Tahunan Dinas kesehatan kabupaten kota.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan yang diselenggarakannya
dengan baik, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5
(lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam rencana tahunan Puskesmas
sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik lima
tahunan maupun rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi
saat itu (evidence based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses
selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
yang disusun, kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan
upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan
pelaksanaan penilaian hasil kegiatan.
Melalui pola manajemen Puskesmas yang baik dan benar yang diterapkan oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia, maka tujuan akhir pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan yaitu masyarakat Indonesia yang sehat mandiri secara berkeadilan,
sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes No. 375/2009 tentang RPJP-K (2005-2025),
dipastikan akan dapat diwujudkan. Dengan demikian, untuk memberikan pemahaman
kepada kepala, penanggungjawab upaya kesehatan dan staf Puskesmas di dalam
pengelolaan sumberdaya dan upaya Puskesmas agar dapat terlaksana secara
maksimal, maka perlu disusun Pedoman Manajemen Puskesmas. Pedoman tersebut
juga dapat dimanfaatkan oleh kabupaten/kota dan provinsi, dalam rangka pelaksanaan
pembinaan dan bimbingan teknis administratatif manajemen kepada Puskesmas secara
berjenjang.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN
2. Persiapan Penyusunan RPK tahun 2016 Desember 2015 Puskesmas Draft RPK tahun 2016.
berdasarkan RUK yang telah disetujui dan
dibandingkan dengan hasil kinerja
Puskesmas tahun 2015
3. Analisa situasi dan pelaksanaan SMD, MMD Awal Januari Desa/ Pemangku Hasil analisa situasi
sebagai bahan penyusunan RUK tahun 2017 2016 Kelurahan kepentingan Tk. Hasil SMD dan MMD
dan Rencana lima tahunan periode 2018 s.d Desa/ Kelurahan
2022
4. Lokmin Bulanan Pertama Minggu Kedua Puskesmas Kesiapan pelaksanaan
Januari 2016 kegiatan bulan Januari tahun
2016
Bahan Musrenbangdes tahun
2016
Draft RUK tahun 2017
Draft Renstra tahun 2018 s.d
2022
5. Musrenbangdes Minggu keempat Desa/Kelur Pemangku Penyesuaian draft RUK tahun
Januari 2016 ahan kepentingan Tk. 2017 dengan hasil
Desa/ Kelurahan Musrenbangdes
Penyesuaian draft Renstra
tahun 2018 s.d 2022 dengan
hasil Musrenbangdes
BAB III
PERENCANAAN PUSKESMAS
Penyelenggaraan pelayanan dalam JKN akan mengikuti ketentuan yang berlaku. Yang
perlu diperhatikan dan dipantau untuk melengkapi data penyusunan rencana
penyelenggaraan UKP di Puskesmas, secara bertahap Puskesmas mampu berfungsi
sebagai gate keeper dan sekaligus dapat mendorong masyarakat mampu mandiri mengatasi
masalah kesehatannya. Pelayanan kesehatan individu perlu ditata kembali agar secara
bertahap terjadi pergeseran paradigma, dari paradigma sakit menuju paradigma sehat.
Dengan pergeseran ini diharapkan kunjungan rawat jalan pengobatan secara bertahap akan
menurun, sehingga untuk tujuan ini perlu disusun rencana aksinya. Melalui asuhan mandiri,
perlu dilakukan pemantauan kinerja pelayanan UKP berikut ini:
Kepatuhan pelayanan UKP terhadap standar pelayanan klinis yang ditetapkan dalam
standar mutu layanan.
Kepatuhan dalam memenuhi persyaratan pelaksanaan rujukan dikaitkan dengan
fungsi Puskesmas sebagai gate keeper.
Menilai kerasionalan pemberian obat dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan
perseorangan.
Menganalisis data kunjungan rawat jalan, jumlah kunjungan kasus dengan rincian
diagnosis dikaitkan dengan masalah kesehatan di masyarakat (survailans) untuk
kewaspadaan dini penyakit/masalah kesehatan masyarakat.
Mengevaluasi pelayanan rawat inap, serta tindaklanjut rujukan dan rujukan baliknya.
Memperhitungkan prediksi kunjungan rawat jalan, rawat inap atau rujukan kasus,
termasuk pelayanan persalinan normal dan rujukan emergensi/ komplikasi maternal
dan neonatal, yang memerlukan fasilitas rawat inap.
Menyusun rencana perbaikan kinerja pelayanan klinis dan merencanakan kebutuhan
dukungan sumberdaya secara rasional.
Tindaklanjut kasus pelayanan individu untuk terwujudnya Keluarga Mandiri (KN: I s/d
IV), yang dilakukan melalui pendekatan perawatan kesehatan masyarakat, yang
dilakukan secara terpadu dengan berbagai program sesuai kebutuhan individu dan
keluarganya, di dalam Program Keluarga Sehat.
2. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar dapat
merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat yang
rasional. Tahap ini dilakukan dengan cara:
(a) Mengumpulkan data kinerja Puskesmas:
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran
status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dalam 4 tahun
yang dimulai dari (tahun N-5) sampai dengan (tahun N-2) untuk setiap
desa/kelurahan. N menunjukan tahun yang akan disusun, sehingga untuk
menyusun perencanaan lima tahunan (sebagai contoh perencanaan lima
tahunan 2017-2021), maka data kinerja akhir tahun yang dikumpulkan dan
dipelajari adalah tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015. Data yang dikumpulkan
ditambah hasil evaluasi tengah periode (midterm evaluation) dari dokumen
laporan tahun berjalan. Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat
diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas. Data yang dikumpulkan adalah:
1) Data kematian, yang mencakup:
Jumlah kematian yang menjadi indikator derajat kesehatan masyarakat
(seperti jumlah kematian Bayi, Anak Balita, Maternal);
Jumlah kematian karena Penyakit Menular (PM) tertentu yang masih
menjadi masalah baik Internasional, Nasional dan spesifik lokal;
Jumlah kematian akibat penyakit tidak menular (PTM), yang saat ini
cenderung terus meningkat, termasuk kecelakaan lalu lintas;
Jumlah kematian oleh sebab lainnya.
2) Insiden dan bila memungkinkan prevalensi kasus penyakit yang menjadi
perhatian, yaitu:
Penyakit menular (PM) yang berpotensi wabah;
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang juga
berpotensi wabah
PM yang menjadi perhatian dunia internasional dan nasional
Penyakit tidak menular (PTM) yang jumlahnya kini cenderung
meningkat termasuk kecelakaan lalu lintas dan masalah gizi
Penyakit-penyakit endemis local spesifik
Data tentang keberhasilan program Pencegahan dan pengendalian
penyakit.
3) Status Gizi Masyarakat, yang menjadi prioritas dicegah dan ditangani,
antara lain:
Wanita Usia Subur (WUS) Anemi,
Gizi Buruk Balita dan Maternal,
Gizi Kurang Balita dan Maternal,
Berat bayi lahir rendah (BBLR),
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di daerah
endemis/tertentu.
4) Hasil kinerja pelayanan Puskesmas pada setiap desa/kelurahan di wilayah
Puskesmas:
Pencapaian hasil kinerja target SPM dan diluar target SPM yang
Pariwisata, Lainnya.
Institusi Sehat: Sekolah, Perkantoran, Lapas, dll
5) Ketersediaan Sumberdaya:
Tenaga, yang dilihat dari kesesuaiannya dalam jumlah, jenis,
umur.
Kepadatan penduduk dan persebarannya dalam wilayah kerja.
Tingkat pendidikan penduduk.
Pekerjaan penduduk.
Kondisi Wilayah Kerja Puskesmas:
Luas wilayah kerja
Geografi, topografi, kerawanan lingkungan
Adanya lokasi desa/dusun/RW tempat permukiman penduduk yang
lebih baik:
Penerapan kepemimpinan yang mampu membangun kerja sama
(c) Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui
Survey Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS).
1) Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali
keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data
primer dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan
potensi yang ada.
2) Tingkat kompetensi masyarakat dalam berperan-serta aktif dalam
pelaksanaan kegiatan kesehatan di masyarakat dan potensi yang dapat
dikembangkannya, ketersediaan sumberdaya yang berfungsi yang dimiliki
masyarakat, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi, penting untuk
diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat
digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya
perbaikannya.
3) Membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala
desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat, dan dengan dukungan sumberdayanya, sesuai dengan
peran, tugas, dan tanggung-jawabnya masig-masing.
4) Instrumen SMD/CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi
dan diputuskan Puskesmas akan ditanggulangi, mencakup:
Format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat, mengidentifikasi
3. Perumusan Masalah
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan melalui:
(a) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah
No Upaya Target Pencapaian Masalah*
1. UKM Esensial:
a. Promosi Kesehatan
b.
2. UKM Pengembangan:
a.
3. UKP
Keterangan:
(*) : Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When,
Where, and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi, dan bila mana
masalah itu terjadi).
Contoh:
1) Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab akibat
dari Ishikawa (fishbone).
Masalah: cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.
Langkah-langkah:
Tuliskan masalah pada bagian kepala ikan.
Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala
ikan.
Tetapkan kategori utama dari penyebab.
Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar
sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan:
Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
langsung menyampaikannya.
Langkah-langkah:
Tetapkan suatu topic/masalah sejelas mungkin.
Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
Tetapkan waktu yang akan digunakna untuk curah pendapat, misalnya
30-45 menit.
Anggota tim menyampaikan ide.
Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai
kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota
yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya harus
mengucapkan Pass dan kesempatan diberikan pada anggota
berikutnya.
Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi
pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan
siding harus segera menegur.
Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat
dilihat oleh seluruh anggota.
Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topic
atau duplikasi yang terjadi.
Buat list pendek yang berhubungan dengan topic yang dibahas.
UKP
1. Rawat Jalan Kunjungan rawat jalan 50 60 70 80 80 Pengembangan SOP
umum pelayanan dan
service excellent
PELAYANAN KEFARMASIAN
1.
PELAYANAN PERKESMAS
1.
PELAYANAN LABORATORIUM
1.
B. PENYUSUNAN RENCANA TAHUNAN PUSKESMAS
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang (N+1) disusun
pada bulan januari tahun berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan
tahun sebelumnya (N-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).
Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti tahapan
penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu:
1. Persiapan
Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap persiapan
pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas. Pada tahap ini tim
mempelajari:
(a) Rencana Lima Tahunan Puskesmas
(b) Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan Minimal
tingkat kabupaten/kota.
(c) Target yang disepakati bersama Dinas kesehatan kabupaten kota, yang
menjadi tanggungjawab Puskesmas.
(d) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
(e) Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga.
2. Analisis Situasi
(a) Mengumpulkan data kinerja Puskesmas:
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran
status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di tahun (N-2)
untuk setiap desa/kelurahan. N menunjukan tahun yang akan disusun,
sehingga untuk menyusun perencanaan tahunan (sebagai contoh tahun
2017), maka data kinerja akhir tahun yang dikumpulkan dan dipelajari adalah
data tahun 2015. Data diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas. Adapun
data kinerja dan status kesehatan masyarakat yang dikumpulkan yaitu:
1) Data kematian
2) Insiden dan bila memungkinkan prevalensi kasus penyakit yang menjadi
perhatian.
3) Status Gizi Masyarakat.
4) Hasil kinerja pelayanan Puskesmas pada setiap desa/kelurahan di wilayah
Puskesmas, termasuk rekapitulasi Indeks Kesehatan Keluarga yang
diperoleh lewat data Profil Kesehatan Keluarga.
5) Ketersediaan Sumberdaya.
6) Gambaran Umum yang melandasi keterjangkauan pelayanan kesehatan.
7) Status Akreditasi Puskesmas
(b) Analisis data.
1) Membandingkan kecenderungan pencapaian status kesehatan
masyarakat dan hasil kinerja Puskesmas pada tahun (N-3) dan tahun (N-
2).
2) Mengevaluasi hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan kesehatan di tahun
(N-2).
3) Memprediksikan status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas di tahun
N, baik prediksi untuk pencapaian target kinerja dan status kesehatan
masyarakatnya maupun untuk kesenjangan pencapaian hasilnya serta
antisipasi yang perlu diperhatikan terhadap kemungkinan penyebab dan
hambatan yang ada serta yang mungkin akan terjadi.
4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung kemungkinan adanya
suatu perubahan yang signifikan terjadi, baik perubahan ke arah yang
lebih baik dan perubahan kearah yang buruk, dan memanfaatkan
pengalaman tersebut untuk mengadakan perbaikan pelayanan kesehatan.
5) Mengidentifikasi ketersediaan dan kemampuan sumberdaya Puskesmas.
(c) Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui
Survey Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS).
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada Penyusunan Rencana Lima
Tahunan Puskesmas.
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggung Kebutuhan Mitra Waktu Sumber Indikator
Kesehatan Jawab Sumber Kerja Pelaksanaan Pembiayaan Keberhasilan
Daya
UKM ESENSIAL
1. KIA & KB
2. Promkes
3. Kesling
4. Gizi
5. Pencegahan &
Pengendalian
Peny.
UKM PENGEMBANGAN
1. Kestrad
UKP
1. Rawat Jalan
PELAYANAN KEFARMASIAN
1.
PELAYANAN PERKESMAS
1.
PELAYANAN LABORATORIUM
Contoh Tabel Rencana Pelaksanaan Kegiatan:
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggung Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Kesehatan Jawab Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
UKM ESENSIAL
1. KIA & KB
2. Promkes
3. Kesling
4. Gizi
5. Pencegahan &
Pengendalian
Peny.
UKM PENGEMBANGAN
1. Kestrad
UKP
1. Rawat Jalan
PELAYANAN KEFARMASIAN
1.
PELAYANAN PERKESMAS
1.
PELAYANAN LABORATORIUM
1.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN PUSKESMAS
(a) Masukan
1) Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
2) Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
3) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan
Puskesmas;
4) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan bulanan
Puskesmas.
(b) Proses
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang
peran,tanggung jawab dan kewenangan setiap pegawai Puskesmas;
2) Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah
binaan;
3) Analisis beban kerja tiap pegawai;
4) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah
binaan;
5) Penyusunan rencana kegiatan b u l a n a n Puskesmas berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).
(c) Luaran
1) Tersusunnya Rencana kegiatan b u l a n a n P uskesmas;
2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan rencana kegiatan bulanan;
3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
Setelah dipahami tujuan dari Lokakarya mini tribulanan dan tahapan kegiatannya,
selanjutnya ditentukan materi yang akan dibahas, dengan ketentuan penyelenggaraan
sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:
(a) Advokasi kepada Camat, agar bersedia untuk:
1) Menyediakan tempat untuk penyelenggaraan lokakarya mini.
2) Memimpin lokakarya dengan melakukan koordinasi, komunikasi dan
penyampaian informasi kepada semua sektor yang terlibat.
(b) Puskesmas melaksanakan:
1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sektor, antara lain dalam bentuk PWS.
2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor.
3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan pembangunan kesehatan.
4) Penugasan seorang staf untuk membuat notulen lokakarya mini.
5) Pembuatan surat undangan lokakarya mini untuk ditandatangani Camat.
(c) Peran sektor terkait :
1) Usulan kontribusi kegiatan masing masing sektor yang mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
2) Menyepakati hasil lolakarya mini.
2. Peserta
Lokakarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun peserta
Lokakarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:
(a) Dinas kesehatan kabupaten kota.
(b) Tim Penggerak PKK Kecamatan/Distrik.
(c) Puskesmas diwilayah Kecamatan/Distrik.
(d) Staf Kecamatan, antara lain: Sekretaris Camat, unit lain yang terkait.
(e) Lintas sector dikecamatan, antara lain: pertanian, agama, pendidikan,
BKKBN, sosial (sesuai dengan lintas sektor yang ada di kecamatan/distrik).
(f) Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain: Tim Penggerak PKK
Kecamatan/Distrik, BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan/Distrik (apabila
sudah terbentuk).
3. Waktu
Lokakarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada
tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya
dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan
dengan kondisi setempat. Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan
agar seluruh peserta dapat menghadiri lokakarya.
4. Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di
Kecamatan/Distrik atau tempat lain yang dianggap sesuai.
BAB IV
PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
2. Di tingkat Kabupaten/Kota
(a) Menerima rujukan/konsultasi Puskesmas dalam melakukan perhitungan hasil
kegiatan, menganalisis data dan membuat pemecahan masalah.
(b) Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan
kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.
(c) Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan Puskesmas dan
bersama dengan Puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok
peringkat kinerja Puskesmas.
(d) Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan masalah yang telah dibuat
Puskesmas dan mendampingi Puskesmas dalam pembuatan rencana usulan
kegiatan.
(e) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok
Puskesmas, evaluasi hasil kinerja Puskesmas.
(f) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing Puskesmas
berdasarkan evaluasi hasil kinerja Puskesmas dan rencana usulan
kegiatan tahun depan.
F. PENYAJIAN HASIL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Kelompok Puskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan pembahasan antara
Puskesmas bersama Dinas kesehatan kabupaten kota, data dan informasi yang
dikirimkan oleh Puskesmas telah ditelaah/diteliti ulang oleh tim di tingkat
Kabupaten/Kota.
Untuk kepentingan penilaian kinerja, maka Puskesmas dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:
(a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil > 91%.
(b) Cakupan hasil mutu pelayanan dengan tingkat pencapaian hasil 80 100%.
2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
(a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil 81 -
90%.
(b) Cakupan hasil mutu pelayanan dengan tingkat pencapaian hasil 25 79%.
3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
(a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil 80%.
(b) Cakupan hasil mutu pelayanan dengan tingkat pencapaian hasil 24%.
Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas, maka hasil
cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam
bentuk gambaran grafik sarang laba-laba. Hasil pencapaian cakupan kegiatan
pelayanan dan manajemen disajikan dalam bentuk sarang laba-laba yang berbeda.
Setiap jari-jari grafik sarang laba-laba untuk satu kelompok jenis kegiatan pelayanan
Puskesmas. Sedangkan bagi masing-masing penanggung jawab kegiatan, dapat
membuat hal yang sama untuk masing-masing variabel kegiatannya.