Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

Magnetisasi Inti Trafo

Kelas : LT-2E

Kelompok 5 :

1. Muzakki Sathor Khindik (17)


2. Okis Novianto (18)
3. Putri Kusuma Anugrah (19)
4. Sely Kusuma Anggraeni (20)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
JOB 2. Magnetisasi Inti Trafo

I. TUJUAN

Setelah selesai melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :

Dapat menggambarkan kurva karakteristik magnetisasi inti transformator


Dapat menjelaskan jerat histerisis.

II. PENDAHULUAN

Pada keadaan tanpa beban, mengalir arus kecil I0 untuk mensuplai magnetomotive
force yang menimbulkan flux magnet disekitar inti magnetik, arus ini tertinggal (lagging)
terhadap tegangan primer sebesar 900. Arus ini dibatasi oleh resistansi efektif (Rc) dan
reaktansi (Xc) yang disebut rangkaian magnetisasi. Besar arus ini sekitar 2-5 % dari arus
beban penuh (full load) dengan power factor 0.1-0.2.

Ketika transformator dibebani, terjadi tegangan jatuh karena resistansi belitan primer
dan sekunder. Tegangan jatuh ini sefasa dengan tegangan pada belitan dan tegangan jatuh
karena reaktansi (X1dan X2) tertinggal sebesar 900 . Penurunan tegangan output ketika
transformator berbeban dikenal sebagai regulasi. Tegangan jatuh karena komponen
resistif lebih kecil daripada tegangan jatuh yang disebabkan oleh komponen reaktif.
Sehingga impedansi dominan dari tranformator adalah reaktansi.
III. PERALATAN DAN BAHAN

1. ACPS 220 V 1 buah

2. Trafo Arus 2000 VA 1 buah

3. Multimeter 2 buah

4. Kabel Jumper 20 buah

ACPS 220 V Trafo Arus 2000 VA


Multimeter Kabel Jumper

IV. GAMBAR KERJA

V. LANGKAH KERJA

1. Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2. Mengamati hasil pengukuran V dan I, Kemudian mengisikan pada table hasil
pengamatan dan membuat grafik V = f ( I ).
3. Mengamati grafik V=f (I) pada tegangan naik tidak sama dengan pada saat tegangan
turun.

4. Memberikan koreksi terhadap kurva magnetisasi hasil pengamatan dibandingkan


kurva magnetisasi sebenarnya (V terhadap I dibandingkan E terhadap I).

VI. DATA PERCOBAAN

Tabel Magnetisasi Inti Trafo

Tegangan Naik Tegangan Turun


No
V (Volt) I (A) V (Volt) I (A)

1 10 0,045 220 0,535

2 20 0,0666 200 0,413

3 30 0,082 180 0,341

4 40 0,094 150 0,218

5 50 0,105 120 0,174

6 60 0,114 100 0,150

7 70 0,124 90 0,142

8 80 0,113 80 0,132

9 90 0,142 70 0,123

10 100 0,151 60 0,114

11 120 0,163 50 0,104

12 150 0,22 40 0,093


13 180 0,344 30 0,081

14 200 0,41 20 0,066

15 220 0,53 10 0,045

VII. PEMBAHASAN DATA

Dari tabel percobaan di atas dapat dilihat bahwa pada saat pengisian trafo dari
rendah ke tinggi, arus akan mengalir dan terus meningkat, tetapi ketika trafo
dikosongkan atau pemberian tegangan dari tinggi ke rendah arus akan semakin
berkurang dan akan mencapai titik jenuh tidak mencapai keadaan kosong. Keadaan
seperti ini terjadi karena di dalam trafo masih menyimpan energi magnetisasi yang masih
terdapat dalam belitan trafo. Untuk itu dapat dilihat bahwa dalam percobaan magnetisasi
inti trafo, pada saat belitan dialiri arus, di sekitar belitan tersebut akan timbul fluksi yang
sebanding dengan arus dan belitan yang ada.

VIII. PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Gambarkan grafik magnetisasi inti transformator.


2. Jelaskan mengapa kurva pada saat tegangan naik tidak sama dengan pada saat
tegangan turun!
3. Jelaskan jerat histerisis yang baik untuk inti transformator!

JAWABAN

1. Tegangan Naik dan Turun


Tegangan naik
250

200

V(V) 150

100
Tegangan naik
50

114
105

124
113
142
151
163
220
344
410
530
66.6
45

82
94

I (mA)

Tegangan Turun
250

200

150
V (V)

100
Tegangan Turun
50

0
123
535
413
341
218
174
150
142
132

114
104
93
81

I (mA)

2) Karena dengan adanya perbedaan kurva, maka akan terjadi perbedaan nilai arus yang
juga naik turun yang berakibat pada nilai GGM yang ditimbulkan.
3) Jerit histeris yang baik khususnya pada transformator inti besi yaitu, inti dibuat
menjadi magnet oleh medan magnet yang timbul karena arus mengalir melalui lilitan.
Arah pemagnetan ini adalah sama dengan arah medan magnet yang menimbulkannya.
Oleh karena itu, setiap kali medan magnet disekitar lilitan membesar dan mengecil,
arah dimana inti memperoleh pemagnetan juga berubah. Setiap molekul besi akan
bertindak sebagai satu magnet individu (elementer) yang kecil. Untuk membuat
magnet dari sepotong besi, maka semua atau sebagian magnet individu tersebut harus
mempunyai arah yang sama.Dengan demikian setiap kali arah pemagnetan magnet ini
berbalik, molekul-molekul inti tersebut berputar menuju arah baru. Arah putaran rotor
ditentukan oleh arah medan magnet penguat dan medan magnet induksi belitan jangkar,
sehingga pembalikan arah putaran motor dapat dicapai dengan cara membalik arah salah satu
dari kedua medan magnet tersebut, atau cukup dengan salah satu arus yang menimbulkannya.

VIII KESIMPULAN

1. Trafo adalah alat yan digunakkan untukmenaikkan atau menurunkan tegangan AC


2. Arus inti magnetisasi pada trafo berbanding lurus dengan tegangan supply pada
belitan primer.

3. Arus pada trafo ditentukan oleh rumus
4. Kelengkungan pada karakteristik magnetisasi pada trafo menunjukan bahwa inti trafo
mulai jenuh.
5. Hubungan antara GGM (Gaya Gerak Magnet) yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
mengalir pada trafo berbanding lurus dengan arus listrik tersebut.
6. Inti transformer jenuh jika lengkung magnetisasi E-1 melengkungyang mula-mula
linear terhadap perubahan harga ggl arus eksitasi.
7. Trafo yang sebaik-baiknya memiliki rugi yang sekecil mungkin seperti pada grafik
berikut.

Anda mungkin juga menyukai