Kelas : LT-2E
Kelompok 5 :
2016
JOB 2. Magnetisasi Inti Trafo
I. TUJUAN
II. PENDAHULUAN
Pada keadaan tanpa beban, mengalir arus kecil I0 untuk mensuplai magnetomotive
force yang menimbulkan flux magnet disekitar inti magnetik, arus ini tertinggal (lagging)
terhadap tegangan primer sebesar 900. Arus ini dibatasi oleh resistansi efektif (Rc) dan
reaktansi (Xc) yang disebut rangkaian magnetisasi. Besar arus ini sekitar 2-5 % dari arus
beban penuh (full load) dengan power factor 0.1-0.2.
Ketika transformator dibebani, terjadi tegangan jatuh karena resistansi belitan primer
dan sekunder. Tegangan jatuh ini sefasa dengan tegangan pada belitan dan tegangan jatuh
karena reaktansi (X1dan X2) tertinggal sebesar 900 . Penurunan tegangan output ketika
transformator berbeban dikenal sebagai regulasi. Tegangan jatuh karena komponen
resistif lebih kecil daripada tegangan jatuh yang disebabkan oleh komponen reaktif.
Sehingga impedansi dominan dari tranformator adalah reaktansi.
III. PERALATAN DAN BAHAN
3. Multimeter 2 buah
V. LANGKAH KERJA
1. Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
2. Mengamati hasil pengukuran V dan I, Kemudian mengisikan pada table hasil
pengamatan dan membuat grafik V = f ( I ).
3. Mengamati grafik V=f (I) pada tegangan naik tidak sama dengan pada saat tegangan
turun.
7 70 0,124 90 0,142
8 80 0,113 80 0,132
9 90 0,142 70 0,123
Dari tabel percobaan di atas dapat dilihat bahwa pada saat pengisian trafo dari
rendah ke tinggi, arus akan mengalir dan terus meningkat, tetapi ketika trafo
dikosongkan atau pemberian tegangan dari tinggi ke rendah arus akan semakin
berkurang dan akan mencapai titik jenuh tidak mencapai keadaan kosong. Keadaan
seperti ini terjadi karena di dalam trafo masih menyimpan energi magnetisasi yang masih
terdapat dalam belitan trafo. Untuk itu dapat dilihat bahwa dalam percobaan magnetisasi
inti trafo, pada saat belitan dialiri arus, di sekitar belitan tersebut akan timbul fluksi yang
sebanding dengan arus dan belitan yang ada.
JAWABAN
200
V(V) 150
100
Tegangan naik
50
114
105
124
113
142
151
163
220
344
410
530
66.6
45
82
94
I (mA)
Tegangan Turun
250
200
150
V (V)
100
Tegangan Turun
50
0
123
535
413
341
218
174
150
142
132
114
104
93
81
I (mA)
2) Karena dengan adanya perbedaan kurva, maka akan terjadi perbedaan nilai arus yang
juga naik turun yang berakibat pada nilai GGM yang ditimbulkan.
3) Jerit histeris yang baik khususnya pada transformator inti besi yaitu, inti dibuat
menjadi magnet oleh medan magnet yang timbul karena arus mengalir melalui lilitan.
Arah pemagnetan ini adalah sama dengan arah medan magnet yang menimbulkannya.
Oleh karena itu, setiap kali medan magnet disekitar lilitan membesar dan mengecil,
arah dimana inti memperoleh pemagnetan juga berubah. Setiap molekul besi akan
bertindak sebagai satu magnet individu (elementer) yang kecil. Untuk membuat
magnet dari sepotong besi, maka semua atau sebagian magnet individu tersebut harus
mempunyai arah yang sama.Dengan demikian setiap kali arah pemagnetan magnet ini
berbalik, molekul-molekul inti tersebut berputar menuju arah baru. Arah putaran rotor
ditentukan oleh arah medan magnet penguat dan medan magnet induksi belitan jangkar,
sehingga pembalikan arah putaran motor dapat dicapai dengan cara membalik arah salah satu
dari kedua medan magnet tersebut, atau cukup dengan salah satu arus yang menimbulkannya.
VIII KESIMPULAN