Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
2017
UJI GOLONGAN DARAH DENGAN SYSTEM ABO
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara test golongan darah
2. Mengetahui golongan darah individu
3. Mengetahui waktu koagulasi darah
4. Mengetahui cara pengukuran waktu koagulasi darah
B. DASAR TEORI
1. Definisi Golongan Darah dan Pewarisan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua
jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A B O
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih
dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah
AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang
paling jarang dijumpai di dunia. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh
penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi danKedokteran pada tahun 1930 untuk
jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Penyebaran golongan darah A, B, O
dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran
menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. Pewarisan
golongan darah kepada anakdapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Pewaris Golongan Darah Kepada Anak
AYAH
IBU
O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesusatau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui
memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki
faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang
memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah
Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.
Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu
golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan
golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya
donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi
terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi
janin pada saat kehamilan.
D. LANGKAH KERJA
1. Mengambil kaca obyek kemudian tetesi dengan satu tetes darah naracoba/praktikan
2. Meneteskan 1 tetes zat anti A dan mengamati jika terjadi aglutinasi
3. Meneteskan 1 tetes zat anti B dan mengamati jika terjadi aglitunasi
4. Menginterpretasikan golongan darah naracoba/praktikan
Anti-A Anti-B
Menentukan Waktu Koagulasi Darah:
Praktikum yang berjudul penentuan golongan darah ini bertujuan untuk mengetahui cara
tes golongan darah, mengetahui golongan darah individu, mengetahui waktu koagulasi darah
dan mengetahui cara pengukuran waktu koagulasi darah. Praktikum kali ini menggunakan
darah segar manusia yang diambil dari sukarelawan kelas, sampel yang telah diambil kemudian
diuji dengan serum A dan serum B yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam pengujian ini
digunakan sampel darah dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Sampel darah milik Eka Rahma, Wulan, Eko, Sofyan, Prima dan Yustina yang telah
diketahui bergolongan darah O diuji kembali menggunakan serum A dan B. Hasil yang
diperoleh baik darah yang ditetesi serum A dan serum B tidak mengalami penggumpalan
(larut). Golongan darah O setelah ditetesi dengan serum A maupun serum B tidak terjadi
penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah O memiliki zat anti A dan zat anti B
sehingga jika jika diberi serum A(zat anti A) dan serum B(zat anti B) tidak adan terjadi
penggumpalan karena golongan darah O memiliki zat anti keduanya maka akan menolak(tidak
menggumpal) jika bertemu dengan zat anti A maupun B dari serum yang diteteskan.
Sampel darah milik Mitha, Fertina, Lady, Uswatun dan Titin yang telah diketahui
bergolongan darah B diuji kembali menggunakan serum A dan B. Hasil yang diperoleh darah
yang ditetesi serum A tidak mengalami penggumpalan, namun darah yang ditetesi serum
Bmengalami penggumpalan (larut). Golongan darah B setelah ditetesi dengan serum A tidak
terjadi penggumpalan karena pada golongan darah B hanya memiliki zat anti A namun setelah
ditetesi serum B terjadi pengumpalan karena pada serum B terdapat zat anti B. Penggumpalan
tersebut terjadi karena zat anti A dari darah bertemu dengan zat anti B dari serum B yang telah
diteteskan.
Sampel darah Anis dan Adit yang telah diketahui bergolongan darah AB diuji kembali
menggunakan serum A dan B. Hasil yang diperoleh baik darah yang ditetesi serum A dan serum
B mengalami penggumpalan (larut). Pada golongan darah AB setelah ditetesi dengan serum A
maupun serum B, darahnya menggumpal. Hal ini terjadi karena golongan darah AB tidak
memiliki zat anti A maupun zat anti B namun memiliki antigen(aglutinogen) yaitu antigen A
dan B. Sehingga ketika ditetesi dengan serum A dan serum B tejadi penggumpalan.
Sampel darah milik Jumriani, Gustin, dan Clara yang telah diketahui bergolongan darah A
diuji kembali menggunakan serum A dan B. Hasil yang diperoleh darah yang ditetesi serum A
mengalami penggumpalan, namun darah yang ditetesi serum B tidak mengalami
penggumpalan (larut). Golongan darah A setelah ditetesi dengan serum B tidak terjadi
penggumpalan karena pada golongan darah A hanya memiliki zat anti B namun setelah ditetesi
serum A terjadi pengumpalan karena pada serum A terdapat zat anti A. Penggumpalan tersebut
terjadi karena zat anti A dari darah bertemu dengan zat anti B dari serum B yang telah
diteteskan.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Cara mengetahui golongan darah sesorang yaitu dengan melakukan test penggolongan
darah. Test penggolongan darah memerlukan bahan yaitu sampel darah, larutan zat anti
A dan larutan zat anti B serta alat yang dibutuhkan kaca preparat, blood lancet dan
tusuk gigi. Kemudian membuat lingakaran pada kaca preparat untuk penetesan larutan
zat anti A dan zat anti B. Setelah itu sampel darah diteteskan pada masing-masing
lingkaran kemudian ditetesi zat anti-nya dan diratakan menggunakan tusuk gigi.
Terakhir mengamati gumpalan darah tersebut, jika:
a. Zat anti A ada titik-titik gumpalan merah dan zat anti B tidak ada maka golongan
darah tersebut adalah A.
b. Zat anti B ada titik-titik gumpalan merah dan zat anti A tidak ada maka golongan
darah tersebut adalah B.
c. Zat anti A ada titik-titik gumpalan merah dan zat anti A ada titik-titik gumpalan
merah golongan darah tersebut adalah AB.
d. Zat anti A tidak ada titik-titik gumpalan merah dan zat anti B tidak ada maka
golongan darah tersebut adalah O.
2. Cara pengukuran waktu koagulasi darah seseorang yaitu dengan menggunakan sampel
darah seseorang kemudian sampel tersebut diambil menggunakan tusuk gigi setiap
menitnya, jika sudah terbentuk benang benang pada sampel maka darah tersebut
sudah mengalami koagulasi.
3. Dibawah ini merupakan hasil test golongan darah dan waktu koagulasi darah
mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Sains kelas B.
No Nama Golongan Darah Waktu Koagulasi
(menit)
1 ERW O 15
2 LMP B 11
3 FER B 8
4 WLN O 2.5
5 ANS AB 5
6 JUM A 7.5
7 LWH B 3
8 TTN B 6
9 EKO O 7
10 SDN O 8
11 EKA AB 9
12 PRM O 9.5
13 GWA A 12
14 YNK O 2.5
15 CLA A 2
16 USW B 3
H. PERTANYAAN
I. DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A and Geoffrei Wilkinson. 1988. Advance Inorganic Chemistry, 5th Edition. New
York: John Wiley and Sons.
Fatimah. 2006. Pengaruh Konsentrasi Agen Pemilar Terhadap Karakter Fisikokimiawi dan
Fotoaktivitas Zro2- Montmorillonit pada Degradasi Fotokatalitik Limbah Cair Industri.
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah. Diakses dari http://www.chemistry.org pada
tanggal 17 Maret 2017 pukul 10.52 WIB
Isminingsih Gitopadmojo. 1978. Pengantar Kimia Zat Warna. Bandung : ITT
Nurdin, M .2007. Degradasi Fotoelektrokatalik Pada Potassium Hydrogen Phtalate. Jurnal
Teknologi Pengolahan Limbah Vol. 10(2) Diakses dari
http://www.batan.go.id/ptlr/08id/files/u1/jurnal/01002/JL07_M_Nurdin.pdf pada tanggal
17 Maret 2017 pukul 10.52 WIB
Winarti dan Sumartono. 2006. Karakterisasi Katalis TiO2 Dan TiO2/Karbon Aktif Yang
Diimobilisasi pada Pelat Titanium dan Uji Aktivitasnya sebagai Fotokatalisis Jurnal Kimia
Indonesia. BATAN Vol. 1 (2). Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=62971&val=4576 pada tanggal 17
Maret 2017 pukul 10.51 WIB
J. LAMPIRAN