Disusun oleh:
Nama : Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021 / Pendidikan Sains B
A. Tujuan
Menyiapkan preparat pembelahan sel tumbuhan.
B. Dasar Teori
Dikenal beberapa pembelahan inti pada sel tumbuhan yaitu: 1. Pembelahan
inti langsung (pembelahan amitosis, amitose, fragmentasi) 2. Pembelahan inti tidak
langsung (meitosis, mitose, kariokinase) 3. Pembelahan inti tidak langsung a-typis
(pembelahan reduksi, meiosis,meiose).
1. Amitosis
Pembelahan inti dengan cara ini umumnya menunjukkan bahwa organisme telah
tua, disini inti terbagi menjadi dua atau lebih yang tidak sama besar dan tidak
membawa sifat-sifat keturunan yang sama. Pembelahan inti secara ini tidak
diikuti oleh pembelahan sel. Misalnya terdapat pada ruas-ruas ganggang kerang
(Characeae) dan pada tumbuhan famili Liliceae.
2. Mitosis
a. Interfase, fase ini disebut juga tingkat istirahat. Pada fase ini inti belum
membelah. Perkataan istirahat ini sebetulnya kurang tepat karena justru dalam
fase ini metabolisme paling giat dilakukan.
b. Profase, fase ini disebut juga tingkat pemulaan. Semula inti kelihatan keruh
selanjutnya tampak butir butir kromatin membentuk benang-benang yang
susunannya tidak karuan, semakin lama semakin tebal dna kelihatan rangkap.
Pada akhir profase benang-benang itu terputus-putus menjadi benda-benda
yang berbentuk batang yang dinamakan kromosom. Tiap kromosom terdiri
atas dua benang kromonemata yang terpintal sebagai spiral dengan suatu
sarung yang disebut matriks. Pada kromosom terdapat penebalan yang kaya
nukleotida disebut kromomer. Jarak antara kromomer satu dengan yang lain
adalah khas untuk masing-masing kromosom. Diduga bahwa kromomer
adalah pembawa gen (sifat-sifat keturunan).
Pada tiap kromosom terdapat suatu lekukan yang membagi kromosom menjadi
dua bagian yang sama dan yang tidak, disebut sentomer (kinetokor) ini
dianggap sebagai tempat.
pegangan benang-benang spindle. Bagian di kiri dan kanan sentromer disebut
lengan kromosom. Selain itu terdapat lekukan lain yang disebut lekukan
sekunder. Pada salah satu ujung lengan kromosom terdapat bangunan
tambahan bertangkai disebut trabant atau satelit. Pada akhir profase
kromonema membelah membujur sehingga terdiri dari dua belahan membujur
yang disebut kromatida.
Selama pembentukan kromosom, di dalam plasma pada kedua kutub yang
berlawanan dari inti terbentuk benda-benda berbentuk cawan yang disebut
tudung kutub. Dari kedua tudung kutub ini keluar benang-benang yang
menghubungkan kedua tudung kutub tersebut. Benang-benang tadi kemudian
memgang kromosom dan mendorong kromosom ketengah-tengah inti
sehingga terbentuk gambaran seperti tong yang terdiri atas benang-benang
dengan kromosom ditengah-tengah.
c. Metafase, pada fase ini kromosom menempatkan diri pada sebuah bidang yang
dinamakan bidang equarorial. Bentuk kromosom tidak lurus, tetapi sedikit
bengkok. Jika dilihat dari atas kromosom itu tersusun sedemikian rupa
sehingga seakan-akan merupakan bintang. Oleh karenanya fase ini disebut
juga tingkat bintang (aster stadium). Pada metafase kromosom dalam keadaan
dalam keadaan paling pendek.
d. Anafase, pada fase ini kromatida yang ada di bidang equatorial ditarik ke arah
kedua kutub. Dalam gerakan ini diduga bahwa benang-benang yang
menghubungkan dari kutub satu ke kutub lain merupakan penunjang,
sedangkan benang yang memegang kromatida sebagai penariknya. Dari
susunan satu bintang menjadi susunan dua bintang (diaster stadium).
Kromatida itu menjadi kromosom anakan yang segera membelah membujur
menjadi dua kromatida. Pada akhir anafase kedua kromonemata saling
berjauhan, sehingga kelihatan lebih jelas.
Menjelang selesainya anafase, matriks, matriks lenyap. Sepasang
kromonemata yang menjadi bebas tersebut, di dalam telofase kehilangan
lingkaran-lingkaran spiralnya yang beraturan dan akhirnya merupakan
susunan benang-benang yang dikenal sebagai rangka inti pada interfase.
e. Telofase, setelah sampai pada kedua kutub, kromosom tadi kemudian
mengumpul lagi menjadi benang-benang yang tidak beraturan dan membentuk
dua inti baru. Sementara itu benang-benang spindle yang hampir memenuhi
seluruh sel menebal pada bidang equatorial dan penebalan itu bersentuhan satu
sama lain, sehingga dengan demikian secara serentak dan sekaligus (simultan)
terbentuk dinding pemisah yang membagi sel induk menjadi sua sel anakan.
Pembelahan mitosis diikuti dengan pembelahan plasma. Mitosis tergantung
pada temperatur, memerlukan waktu satu jam atau lebih. Tiap sel anakan
mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Karena
pembelahan kromosom membujur, maka substansi kromosom anakan sama
satu dengan lainnya. Sifat-sifatnya pun sama pula dengan induknya. Jumlah
kromosom dinyatakan dengan 2n (merupakan bilangan genap, karena n
menyatakan bilangan bulat). Ini terdapat pada sel-sel tubuh (somatis). Harga
2n biasanya 12-40, tetapi ada yang sampai 400.
Oleh pengaruh zat-zat kimia, misalnya kolkisin, akan terjadi pembelahan
kromosom yang tidak diikuti oleh pembelahan inti, maka akan terjadi keadaan
poliploidi (jumlah kromosom dalm satu inti lebih dari dua sel). Peristiwanya
disebut endomitosis (endomitose).
3. Meiosis
Pada sel-sel tertentu tumbuhan maupun hewan yang berkembang biak secara
generatif, karena ada perkawinan dari dua skelamin dan persatuan dari kedua
intinya, pembelahan intinya menyimpang dari mitosis. Kedua sel kelamin yang
mengadakan perkawinan tersebut mempunyai jumlah kromosom yang sama yaitu
stel atau n. Pada perkawinan itu kromosom tidak bersatu, sehingga inti zygot
(hasil perkawinan antara sel kelamin jantan dan betina) mempunyai 2n
kromosom. Sel kelamin tersebut bersifat haploid, sedangkan zygot bersifat
diploid. Seluruh kromosom di dalam sel-sel kelamin tersebut disebut genom, jadi
di dalam sel diploid terdapat 2 genom. Dari masing-masing genom terdapat
kromosom yang berpasangan, yang mempunyai bentuk besar dan jumlah gen
yang sama. Kromosom-kromosom semacam itu disebut homolog. Adanya
pembelahan sel dengan pengurangan jumlah kromosom merupakan hal yang
sangat penting, karena bila tidak demikian akan terjadi pelipat gandaan jumlah
kromosom. Pembelahan meiosis juga melalui fase-fase sebagai berikut :
Tingkatan I:
a. Profase : Pada fase ini masih dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang lebih
kecil yaitu:
Leptonema (leptoten): pada inti kelihatan benang-benang halus.
Zygonema (zygoten): mulai kelihatan membengtuk kromosom kembar.
Pachynema (pachyten): mulai kelihatan hanya jumlah kromosom.
Diplonema (diploten): kromosom membelah membujur, terjadi empat
kromatida, saling berjatuhan, tetapi pada titik tertentu biasanya masih ada
hubungan yang disebut chiasma. Adanya ini menyebabkan peristiwa
crossing over.
Diakinese: kromosom tampak lenih tebal dan tersebar disepanjang tepi inti.
b. Metafase, dinding inti dan nucleoli lenyap, terbentuk benang spindle.
Kromosom bergerak ke bidang equatorial dengan sentromer ke arah kutub.
c. Anafase, Tiap belahan kromosom bergerak ke arah kutub.
d. Telofase, terbentuk dua inti yang haploid dengan reduksi jumlah kromosom.
Tingkatan istirahat (interkinase).
Tingkatan II : Berlangsung seperti mitosis, tetapi disini pada sel-sel haploid.
Bidang equatorial umumnya tegak lurus terhadap equatorial yang lama. Karena
akhirnya menjadi empat sel, makan pembelahan ini disebut juga pembelahan
tetrade.
C. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. kompor listrik/lampu Bunsen 1. ujung akar bawang merah ( 3 mm dari
2. batang gelas ujung akar)
3. kaca penutup 2. larutan AAG (Asam Asetat Glasial)
4. botol kecil beserta tutupnya atau 40%
plastik bekas tempat film. 3. alkohol 70%
4. HCl pekat
5. pewarna asetokarmin/asetoorsein
6. gliserin.
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan ujung akar tanaman bawang merah dan dibersihkan, kemudian
dipotong 3mm dari ujung.
2. Bahan difiksasi dengan larutan AAG 40% selama 15 menit, kemudian bahan
dipindahkan ke dalam alkohol 70%.
3. Bahan kemudian dihidrolisis dengan HCl (campuran 5 cc HCl pekat ditambah 5
cc aquadest).
4. Bahan dipanaskan pada temperatur 60 C selama 30 detik.
5. Kemudian bahan diwarnai dengan asetokarmin/asetoorsein.
6. Bahan diambil dan diletakkan di atas gelas obyek, kemudian dipencet/ditekan
dengan jarum preparat gepeng.
7. Preparat yang telah disquash kemudian ditetesi dengan gliserin dan ditutup
dengan kaca penutup.
8. Preparat diamati di bawah mikroskop.
9. Hasilnya: Preparat semi permanen.
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Pada percoaban ini hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan akar
bawang merah. Agar akar yang digunakan bagus maka caranya adalah dengan cara
menusuk bawang merah dengan lidi lalu bagian bawah (tempat tumbuhnya akar)
dicelupkan kedalam air (agar mudah menggunakan botol) selama sampai akar keluar.
Air yang digunakan bisa air biasa tanpa harus dicampur dengan unsur nutrisi tanaman.
Lalu akar dibersihkan kemudian dipotong kurang lebih 3 mm dari ujung akar. Akar
yang sudah dipotong tidak boleh digunakan kembali. Bila ingin digunakan kembali
maka harus dicelupkan ke dalam air sampai akar tumbuh memanjang. Akar yang
dipotong dimasukkan ke dalam larutan AAG (asam asetat glasial) 40 %, hal ini
bertujuan untuk agar menghentikan proses pembelahan sel. Setelah kurang lebih 15
menit akar dipindahkan ke dalam alkohol 70%. Kemudian dihidrolisis dengan HCl 1
N dan dipanaskan pada dalam air selama 30 detik pada suhu 600C agar akar lunak.
HCl kemudian dibuang dan ditambahkan warna asetokarmin agar sel-sel ketika
diamati tidak transparan selama kurang lebih 15 menit. Acetocarmin adalah salah satu
pewarna yang sering digunakan karena mudah didapat dan penyerapan warna yang
lebih cepat. Fungsinya adalah untuk memberi pigmen warna pada kromosom dan sel-
sel akar bawang agar mudah untuk diamati. Lalu akar (1 buah) diambil dan diletakkan
pada batang gelas kemudian ditutup dengan kaca penutup dan ditekan agar akan
hancur, hal ini bertujuan untuk agar sel-selnya terlihat dibawah miskroskop.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa sel akar bawang tidak berada pada fase
pembelahan. Berdasarkan hasil pengamatan melalui mikroskop, tidak ditemukan
tanda-tanda fase pembelahan, dan yang terlihat hanya dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, dan inti sel. Untk bagian dalam inti sel seperti benang-benang kromatin
tidak terlihat. Hal ini kemungkinan dikaenakan, dala melakukan pengamatan
dilakukan di pagi hari yaitu pukul 08.00 pagi, sehingga fase pembelahan tidak dapat
teramati. Hal ini dikarenakan proses pembelahan terjadi pada waktu tertentu. Selain
itu kemungkinan juga disebabkan oleh mikroskop yang digunakan, dimana hanya
mampu mengamati sampai inti sel saja, tidak mampu mengamati sampai bagian
dalam inti sel.
G. Kesimpulan
a. Dengan membuat preparat squash maka fase-fase pembelahan sel mitosis pada
akar bawang merah dapat diketahui. hal ini dikarenakan oleh inti sel yang terlihat
keruh. Dari hasil pengamatan terlihat butir-butir kromatin membentuk benang-
benang yang susunannya tidak beraturan.
b. Fase-fase pembelahan sel mitosis secara teori terdiri dari : Interfase , Profase,
Prometafase, Metafase, Anafase, Telofase dan Sitokenesis
DAFTAR PUSTAKA
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2017). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta:
Program Pascasarjana UNY.