Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS


TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

BAB III
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRI

Tanggal Pemeriksaan : 20 mei 2017


Ruangan : Kamar Bersalin RS Anutapura
Jam : 19.30 WITA

IDENTITAS
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. A
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Alamat : Ds. Puroo Dusun 03 RT 06 Pekerjaan : Wiraswata
Pekerjaan : IRT Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : D3 Tehnik
Pendidikan : SMP

ANAMNESIS
GIP0A0
Usia Kehamilan : 16 minggu
HPHT : 23 - 01 - 2017 Menarche : 15 tahun
TP : 30 - 10 - 2017 Perkawinan : 1 tahun

Keluhan Utama :
Pasien masuk ke RSU Anutapura Palu dengan keluhan keluar darah bewarna
merah segar dari jalan lahir sejak 1 bulan yang lalu dialami kurang lebih selama 3
minggu. Darah yang keluar berwarna merah segar , cair, dan kadang-kadang
pengeluaran darah bergumpal berwarna coklat. Pasien juga mengeluhkan nyeri
perut bagian bawah. Selain itu, pasien juga merasakan mual dan muntah. Nafsu
makan pasien berkurang. Pasien juga merasa pusing dan lemas. Sebelum masuk
rumah sakit pasien berobat ke praktek dokter spesialis kandungan dan di diagnosis

18
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

sebagai kehamilan anggur dan diberikan rujukan untuk dirawat. Tidak ada riwayat
trauma.

Riwayat Obstetri :
G1P0A0
G1 : Hamil sekarang
Riwayat KB : Tidak ada
Riwayat ANC : -
Riwayat Imunisasi : -
Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-)

PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 88 kali/menit
BB : 50 Kg Respirasi : 22 kali/menit
TB : 154 cm Suhu : 36,6 C

Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), cloasma
gravidarum (-), perbesaran KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
Pergerakan simetris, bunyi napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-).Bunyi
jantung I, II murni reguler, murmur (-).
Abdomen :
Pemeriksaan belum bisa dilakukan
Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) : Tidak dilakukan
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina : tidak ada kelainan

19
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Ekstremitas : akral hangat (-/-), Edema (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
WBC 11,06 10^3/uL (N)
HCT 36,1 % (N)
PLT 156 10^3/uL (N)
RBC 3.91 10^6/uL (N)
HGB 12.7 g/dL (N)

HbsAg : non reaktif


Plano test (+)

Hasil USG :Gambaran sarang tawon (honey comb), kesan Mola Hidatidosa.

RESUME
Pasien perempuan 23 tahun datang ke IGD kebidanan RSU Anutapura
dengan keluhan keluar darah bewarna merah segar dari jalan lahir sejak 1 bulan
yang lalu dialami kurang lebih selama 3 minggu. Darah yang keluar berwarna
merah segar , cair, dan kadang-kadang pengeluaran darah bergumpal berwarna
coklat, nyeri perut bagian bawah, mual dan muntah, nafsu makan berkurang.,
pusing dan lemas. Sebelum masuk rumah sakit pasien berobat ke praktek dokter

20
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

spesialis kandungan dan di diagnosis sebagai kehamilan anggur dan diberikan


rujukan untuk dirawat.
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 11,06x103/uL, HCT
36,1%, PLT 156x 103/uL, RBC 3.91 x 106/uL, HGB 12,7g/dL, plano test (+) dan
Hasil USG menunjukkan Gambaran sarang tawon (honey comb), kesan
Molahidatidosa.

DIAGNOSIS
Molahidatidosa.

PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Rencana kuret tanggal 21 5 2017
Informed consent
Siapkan darah Whole blood 350 cc
Cukur
puasa
Drips oxytocin 1 amp jam 05.00 WITA
Observasi Keadaan Umum, TTV dan perdarahan

PROGNOSIS
Dubia et Bonam

LAPORAN KURET (21 05 2017)


1. Posisikan pasien secara litotomi dibawah pengarus anastesi intravena
2. Desinfeksi vulva dan vagina
3. Pasang spekulum Sims, jepit porsio dengan tenakulum ovum
4. Dilakukan sondase kedalam cavum uteri ( 8 cm)
5. Dilakukan evaluasi kedalam cavum uteri dengan abortus tang
6. Dilanjutkan kuratage dengan tang tumpul lalu tang tajam
7. Kuratage dihentikan setelah dipastikan tidak ada perdarahan

21
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Hasil Kuretase(jaringan mola berupa gelembung - gelembung putih, tembus pandang,


berukuran 0,5 - 1 cm)

INSTRUKSI POST KURET


IVFD RL : Dex 5% = 2 : 1
Drips Oxytocin 1 amp/KOLF
Ciprofloksasin 2 x 500 mg
AsamMefenamat 3 x 500 mg
SF 3 x 1 tab
Metergin 3 x 1 tab

22
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

BAB IV

PEMBAHASAN

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar

dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami

perubahan berupa degenarasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa

mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi

cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1-2 cm.

Pada umumnya gejala mola tidak seberapa berbeda dibandingkan dengan

kehamilan biasa, yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain, hanya saja derajat

keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan pesat, sehingga pada

umumnya ukuran uterusnya lebih besar dari usia kehamilan. Perdarahan juga

merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang

menyebabkan pasien datang kerumah sakit. Gejala ini biasanya terjadi antara

bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan

bisa intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok

bahkan kematian.

Pada kasus ini, seorang wanita masuk kerumah sakit karena keluar darah

bewarna merah segar dari jalan lahir sejak 1 bulan yang lalu dialami kurang lebih

selama 3 minggu. Darah yang keluar berwarna merah segar , cair, dan kadang-

kadang pengeluaran darah bergumpal berwarna coklat, nyeri perut bagian bawah,

mual dan muntah, nafsu makan berkurang., pusing dan lemas. Sebelum masuk

rumah sakit pasien berobat ke praktek dokter spesialis kandungan dan di diagnosis

sebagai kehamilan anggur dan diberikan rujukan untuk dirawat.

23
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Walaupun kadar HCG positif. Hasil USG pun memperlihatkan tidak

ditemukannya janin dan tampak gambaran sarang tawon (honey comb), sehingga

pasien didiagnosis dengan molahidatidosa.

Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan

amenorhea, perdarahan pervaginam, uterus yang lebih besar dari usia kehamilan

dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balottemen pada palpasi,

gerakan janin dan bunyi jantung fetal pada auskultasi, tidak ada kerangka janin

pada pemeriksaan Roentgen. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan

pemeriksaan kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah maupun

urin. Peninggian hCG, terutama dari hari ke 100. Bila belum jelas dapat dilakukan

pemeriksaan USG, dimana pada kasus mola hidatidosa menunjukkan gambaran

yang khas, yaitu berupa badai salju (snow flake patten) atau gambaran sarang

lebah atau (honey comb).

Pasien pada kasus kali ini diterapi dengan dilakukannya kuret. Kuret

dilakukan sebanyak satu kali dan satu minggu kemudian akan dilakukan kuret

kedua. Setelah kuret dilakukan, diberikan obat-obatan antibiotik, analgesik, dan

uterotonika. Antibiotik diberikan dalam rangka mengobati infeksi yang mungkin

terjadi selama kehamilan ataupun saat dan setelah kuret. Seperti kehamilan

lainnya, pasien dengan molahidati dosa juga rentan terhadap infeksi. Analgesic

diberikan untuk meredakan rasa sakit setelah kuretase, sedangkan uterotonika

diberikan untuk membantu involusi.

24
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Pengelolaan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap, yaitu:

1. Perbaikan keadaan umum, misalnya pemberian transfusi darah untuk

memperbaiki syok atau anemia dan menghilangkan atau mengurangi penyulit

lain seperti preeklamsia atau tirotoksikosis.

2. Pengeluaran jaringanmola, dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Vacum kuretasi

Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan vakum kuretase tanpa

pembiusan. Untuk memperbaiki kontraksi dapat diberi uterotonika. Vakum

kuretase dilanjutkan dengan kuretase dengan menggunakan sendok kuret

yang tumpul. Tindakan kuretase cukup dilakukan sekali saja, asal dipastikan

bahwa hasil kuret bersih. Kuret kedua biasanya dilakukan bila ada indikasi.

Sebelum kuret sebaiknya disediakan darah untuk menjaga bila terjadi

perdarahan yang banyak.

b. Histerektomi

Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur dan

cukup mempunyai anak. Alasan untuk dilakukannya histerektomi adalah

karena umur tua dan paritas tinggi merupakan faktor predisposisi untuk

terjadi keganasan. Batasan yang dianggap layak untuk dilakukannya

Histerektomi adalah usia diatas 35 tahun dan dengan memiliki anak 3 orang.

3. Pemeriksaan tindak lanjut diperlukan mengingat adanya kemungkinan

keganasan setelah mola hidatidosa. Tes hCG harus mencapai normal pada 8

minggu setelah evakuasi. Lama pengawasan berkisar 1 tahun. Pemeriksaan

25
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

kadar hCG diselenggarakan tiap minggu sampai kadar menjadi negatif

selama 3 minggu, dan selanjutnya setiap bulan selama 6 bulan sampai kadar

hCG menjadi negatif, pemeriksaan Rontgen paru dilakukan setiap bulan

untuk memantau metastasis ke paru. Selama pemantauan, pasien dianjurkan

untuk tidak hamil agar tidak mengacaukan pemantauan kadar hCG. Pasien

dapat diberi pil kontrasepsi dengan tujuan mencegah kehamilan baru dan

menekan pembentukan LH oleh hipofisis yang dapat mempengaruhi

pemeriksaan kadar hCG. Bila kadar hCG tidak turun dalam waktu 3

minggu, atau kadar hCG malah naik, pasien dapat diberi kemoterapi, kecuali

jika pasien tidak menghendaki uterus dipertahankan ; dalam hal ini

dilakukan histerektomi.

26
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S, Winkjosastro H. Mola Hidatidosa. In: Rauf S, Soraya D,
Sunarno I, editor. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2014. p.211-214
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan 2nd ed. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009. p.262-264
3. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Mola Hidatidosa. In: Hadijanto B, editor.
Ilmu Kebidanan3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2009. p.488-490
4. Martaadisoebrata D, Wijaya N, Wirakusumah F, dkk. Obstetri Patologi. 2nd
ed. Jakarta: EGC: 2005. p.29-32
5. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi. In:
Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2009. p.139-146
6. Cunningham FG, Hauth JC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Wenstrom
KD. Obstetri Williams. Vol.2. 21th ed. Jakarta. EGC; 2006. p.930-939

27

Anda mungkin juga menyukai