Anda di halaman 1dari 6

PEMBERIAN SUKROSA DAN NON-NUTRITIVE SUCKING TERHADAP RESPONS

NYERI DAN LAMA TANGISAN NEONATUS PADA PROSEDUR INVASIF


(Grant of Sucrose and Non-Nutritive Sucking to Pain Response and the Long Cries of Neonates
to Invasive Procedures)

Kristiawati*, Krisna Yetti**, Hening Pujasari**


*Pascasarjana Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok
E-mail: tia.woespinto@gmail.com
** Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRACT
Intoduction: Hospitalized neonates may experience pain caused by invasive procedures. Sucrose and
non-nutritive sucking are non-pharmacological analgesics. The aimed of this study was to examine
the effectiveness of sucrose and non-nutritive sucking administration on pain and crying duration of
neonates during invasive procedures. Method: The study used quasi-experimental design with post-test
only control group design approach. This study used nonprobability sampling technic with consecutive
sampling. The sample consisted of 45 neonates, divided into three groups, each group of 15 neonates.
Result: The results showed that the pain response and the crying duration were insignificantly different
between the sucrose group and the NNS, respectively p = 0.635 and p = 0.848. Discussion: Age was
identified as a confounding variable that effected pain responses. Provision of sucrose and NNS proven
to reduce pain as non-pharmacological pain management for neonates during invasive procedures.

Keywords: crying duration, neonates, non-nutritive sucking, pain response, sucrose

PENDAHULUAN dan perubahan perilaku (Codipietro et al.,


2008). Oleh sebab itu perawat anak memiliki
Bayi baru lahir (neonatus) perlu
peran untuk pemberikan asuhan dengan
melakukan adaptasi karena perubahan yang
memperhatikan kenyamanan neonatus dan
dialami dari dalam rahim ke luar rahim.
mengurangi trauma (Hockenberry dan Wilson,
Bobak et al. (1999) menyatakan bahwa
2007). Nyeri diungkapkan secara subjektif
kebanyakan bayi dapat menjalani penyesuaian
oleh neonatus dengan tangisan. Tangisan
yang dibutuhkan untuk hidup di luar rahim
yang muncul tiba-tiba dan panjang merupakan
tanpa banyak kesulitan, tetapi kesehatannya
tangisan sebagai akibat dari nyeri yang
tergantung pada perawatan yang diterimanya.
dirasakan bayi (Santrock, 2001). Oleh sebab
Bayi baru lahir cukup bulan yang dirawat di
itu diperlukan penanganan terhadap nyeri pada
rumah sakit secara kontinu akan dilakukan
neonatus. Penanganan nyeri dikelompokkan
evaluasi, oleh sebab itu diperlukan pungsi vena.
menjadi dua kategori yaitu farmakologi
Tindakan ini merupakan prosedur invasif yang
dan nonfarmakologi yang diperlukan untuk
menyakitkan (Taddio et al., 1998).
mengatasi respons nyeri dari prosedur invasif
Prosedur invasif yang salah satunya
yang diterima oleh bayi (American Academy
adalah pungsi vena merupakan metode yang
of Pediatric, 2006). Namun penatalaksanaan
dianjurkan untuk pengambilan sampel darah
secara nonfarmakologi sangat penting karena
pada neonatus cukup bulan. Keuntungan pungsi
intervensi ini didasarkan pada pengkajian
vena adalah meningkatnya volume sampel,
klinis perawat terhadap nyeri dan dapat
dan tidak terlalu nyeri dibandingkan tusukan
dilakukan oleh staf perawat tanpa instruksi
pada tumit (Gradin et al., 2002). Nyeri adalah
dari dokter (Kashaninia et al., 2008). Selain itu
fenomena kompleks yang paling sulit dipahami
penatalaksanaan nonfarmakologi bersifat aman,
neonatus (Merestein dan Gardner, 2002). Efek
noninvasif, tidak mahal dan merupakan fungsi
nyeri dapat menimbulkan respons fisiologis

127
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 127132

keperawatan yang mandiri (Hockenberry dan kelompok adalah 15. Teknik pengambilan
Wilson, 2009). sampel menggunakan cara non-probability
Penanganan nyeri secara nonfarmakologi sampling jenis consecutive sampling. Kriteria
dapat dilakukan dengan pemberian sukrosa inklusi adalah bayi aterm, usia 228 hari,
(AAP, 2006). Hal ini didukung oleh Taddio, apgar score lebih dari 7 pada 5 menit pertama,
Shah dan Katz (2009) yang menyatakan bahwa bayi dengan tidak ASI ekslusif, bayi dengan
sukrosa adalah gula alami dengan analgesik refleks isap baik dan dilakukan tindakan pungsi
dan efeknya menenangkan pada bayi muda. vena.
Studi yang dilakukan oleh Elserafy et al. (2009) Alat pengumpulan data yang digunakan
menyatakan bahwa sukrosa (karena rasa manis) dalam penelitian ini adalah instrumen data
dan nyeri saling berhubungan melalui sistem karakteristik responden dan instrumen observasi
opioid endogen tubuh yang menyediakan respons nyeri menggunakan Neonatal Infant
analgesia alami. Non-nutritive sucking (NNS) Pain Scale (NIPS). Kamera digital untuk
juga termasuk salah satu jenis penanganan merekam respons nyeri dan lama tangisan
nonfarmakologi yang dapat diberikan pada setelah dilakukan pungsi vena. Stop watch
neonatus yang menerima prosedur invasif untuk mengukur lama tangisan neonatus
(AAP, 2006). NNS diperkirakan menghasilkan setelah dilakukan prosedur pungsi vena.
analgesia melalui stimulasi orotactile dan Kegiatan penelitian meliputi
mekanoreseptor ketika diberikan kepada bayi. mempersiapkan sukrosa, NNS dan
Mekanisme yang mendasari kerja NNS adalah mempersiapkan kamera untuk merekam
teori gate control dan efeknya akan berakhir respons nyeri dan lama tangisan. Kelompok
ketika mekanisme menghisap berhenti (Gibbins I diberikan sukrosa 24% sebanyak 2 ml pada
dan Stevens, 2001). saat 2 menit sebelum dilakukan intervensi dan
Hasil observasi di RSAL Dr. Ramelan memberikan NNS pada kelompok II mulai
Surabaya didapatkan bahwa tindakan invasif dari 2 menit sebelum dilanjutkan selama
yang sering dilakukan pada neonatus adalah dan setelah intervensi. Peneliti melakukan
pungsi vena. Pada setiap tindakan pungsi vena observasi terhadap respons nyeri pada menit
belum ada penatalaksanaan terhadap nyeri. Hal pertama setelah dilakukan pungsi vena dengan
ini dibuktikan dengan belum adanya standar menggunakan lembar observasi NIPS. Data
operasional dalam penatalaksanaan nyeri. hasil rekaman video digunakan untuk menilai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kembali respons nyeri dan lama tangisan
efektivitas sukrosa dan NNS terhadap respons neonatus, yang dilakukan segera setelah satu
nyeri dan lama tangisan neonatus yang prosedur pungsi vena selesai.
dilakukan prosedur invasif. Sehingga dapat Analisis data pada penelitian ini diolah
memberikan masukan dan bahan pertimbangan dengan program statistik. Analisis dilakukan
bagi perawat, tim medis dan tenaga kesehatan secara univariat, bivariat dan multivariat.
lain dalam memberikan intervensi untuk Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan
mengatasi nyeri pada neonatus. karakteristik responden, respons nyeri dan
alam tangisan. Analisis bivariat menggunakan
uji Anova untuk melihat perbedaan antara
BAHAN DAN METODE
kelompok yang diberikan sukrosa, NNS
Penelitian ini menggunakan quasy dan kelompok kontrol. Analisis multivariat
eksperimental design dengan pendekatan menggunakan uji regresi linier berganda.
rancangan posttest only control group design.
Kelompok intervensi menerima perlakuan
HASIL
pemberian sukrosa dan NNS, sedangkan
kelompok kontrol mendapatkan intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sesuai standar di ruangan. Sampel pada kelompok kontrol mempunyai respons nyeri
penelitian ini sebanyak 45 neonatus, terbagi yang berbeda dengan kelompok NNS dengan
dalam 3 kelompok. Jumlah sampel untuk tiap nilai p = 0,017, kelompok kontrol juga

128
Pemberian Sukrosa dan Non-Nutritive Sucking (Kristiawati)

mempunyai respons nyeri yang berbeda dengan sukrosa dan NNS. Hubungan umur dan
kelompok sukrosa dengan nilai p = 0,001. intervensi pemberian sukrosa dan NNS dengan
Sedangkan pada kelompok NNS dan sukrosa respons nyeri menunjukkan hubungan yang
mempunyai pengaruh respons nyeri yang sama kuat (r = 0,600).Hasil tersebut menunjukkan
karena nilai p = 0,635. juga bahwa umur dan intervensi menentukan
Kelompok kontrol mempunyai pengaruh respons nyeri sebesar 35,9% sedangkan sisanya
lama tangisan yang berbeda dengan kelompok dipengaruhi oleh variabel lain.
NNS dan sukrosa dengan nilai p = 0,001 dan Hasil multivariat terhadap lama tangisan
p = 0,000. Sedangkan pada kelompok NNS dan menunjukkan bahwa variabel intervensi
sukrosa dengan nilai p = 0,001 dan p = 0,000. pemberian sukrosa dan NNS yang berpengaruh
Sedangkan pada kelompok NNS dan sukrosa terhadap lama tangisan. Hubungan intervensi
mempunyai pengaruh lama tangisan yang sama dengan lama tangisan menunjukkan hubungan
karena nilai p = 0,848. kuat (r = 0,552). Hasil menunjukkan data
Analisis multivariat menunjukkan bahwa bahwa intervensi pemberian sukrosa dan NNS
variabel yang berpengaruh terhadap respons menentukan lama tangisan sebesar 30,5%.
nyeri adalah umur dan intervensi pemberian

Tabel 1. Hasil pengujian pembandingan berganda respons nyeri responden di RSAL Dr. Ramelan
Surabaya, MeiJuni 2010 (n = 45)
Pembandingan antarkelompok Perbedaan rata-rata p value
Kontrol NNS 1,46667 0,017
Sukrosa 1,93333 0,001
NNS Sukrosa 0,46667 0,635

Tabel 2. Hasil pengujian pembandingan berganda lama tangisan responden di RSAL Dr. Ramelan
Surabaya, Mei-Juni 2010 (n = 45)
Pembandingan antarkelompok Perbedaan rata-rata p value
Kontrol NNS 2,12533 0,001
Sukrosa 2,42200 0,000
NNS Sukrosa 0,29667 0,848

Tabel 3. Hasil multivariat regresi linier pengaruh pemberian sukrosa dan NNS terhadap respons nyeri
setelah dikontrol variabel perancu di RSAL Dr. Ramelan Surabaya, MeiJuni 2010
Variabel r R square Persamaan garis p value
Respons nyeri 0,600 0,359 Respons nyeri = 7,8430,159 umur - 0,999 0,000
intervensi

Tabel 4. Hasil multivariat regresi linier pengaruh pemberian sukrosa dan NNS terhadap lama
tangisan setelah dikontrol variabel perancu di RSAL Dr. Ramelan Surabaya, MeiJuni 2010
(n = 45)
Variabel r R square Persamaan garis p value
Lama tangisan 0,552 0,305 Lama tangisan = 7,3371,211 intervensi 0,000

129
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 127132

PEMBAHASAN dilakukan. Pemberian sukrosa maupun NNS


dapat dianggap sama-sama efektif dan dapat
Respons nyeri neonatus saat dilakukan
digunakan sebagai intervensi untuk mengatasi
prosedur invasif yang diukur dengan skala
respons nyeri neonatus yang dilakukan tindakan
nyeri NIPS antara kelompok sukrosa dan
yang menimbulkan nyeri.
kelompok NNS menunjukkan bahwa tidak
Lama tangisan neonatus pada saat
berbeda signifikan, dengan nilai p = 0,635.
dilakukan prosedur invasif menunjukkan tidak
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
berbeda antara kelompok sukrosa dan NNS
yang dilakukan oleh Carbajal et al. (1999)
(p value 0,848). Hasil penelitian ini didukung
terhadap 150 neonatus aterm yang dilakukan
oleh penelitian Devaera (2006), neonatus
pungsi vena dengan cara random dengan
yang diberikan larutan glukosa oral 30%
membagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok
sebanyak 0,5 ml sebagai analgesik dua menit
tanpa intervensi, 2 ml air sebagai plasebo,
sebelum prosedur pengambilan darah tumit.
2 ml glukosa 30%, 2 ml sukrosa 30%, 2 ml
Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa
sukrosa dengan non-nutritive sucking dan
tidak terdapat perbedaan yang bermakna lama
non-nutritive sucking. Pada penelitian Carbajal
tangisan pertama dan lama tangisan total
menunjukkan bahwa non-nutritive sucking lebih
pada kelompok intervensi dengan kelompok
efektif dibandingkan dengan sweet solution
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
(p 0,001). Hal ini juga didukung oleh
analgesik seperti sweet solution termasuk
penelitian Mathai, Natrajan dan Rajalakshmi
sukrosa bukanlah satu-satunya intervensi yang
(2006) yang menyatakan bahwa non-nutritive
dapat digunakan dalam menurunkan lama
sucking adalah analgesik nonfarmakologi yang
tangisan neonatus yang mengalami prosedur
lebih efektif menurunkan nyeri dibandingkan
yang menyakitkan.
dengan sukrosa (p < 0,05).
Rasa nyeri yang dirasakan neonatus
Non-nutritive sucking membantu
saat dilakukan prosedur invasif disampaikan
neonatus untuk beradaptasi terhadap stimulus dan
melalui tangisan. Menurut Santrock (2001)
dapat meningkatkan pelepasan neurotransmitter
perkembangan bahasa pada masa bayi masih
yang menurunkan nyeri (Gibbins dan Stevens,
sangat sederhana, sehingga bayi masih sulit
2001). Oleh sebab itu pemberian non-nutritive
mengkomunikasikan keinginannya. Oleh
sucking direkomendasikan sebagai salah
karena itu neonatus menggunakan tangisan
satu manajemen nonfarmakologi terhadap
sebagai mekanisme yang paling penting dalam
nyeri. Kegiatan menghisap selama neonatus
berkomunikasi dengan dunia sekitar mereka.
menerima stimulus yang menimbulkan nyeri
Tidak ada perbedaan lama tangisan
akan menurunkan perilaku distress dan
antara kelompok sukrosa dan NNS dapat
memiliki efek yang menenangkan bagi
disebabkan karena rasa nyeri yang disebabkan
neonatus (Hockenberry dan Wilson, 2009).
oleh pungsi vena tidak dapat ditoleransi oleh
Hasil penelitian ini, menunjukkan
neonatus sehingga dikomunikasikan dalam
bahwa pemberian sukrosa dan NNS pada saat
bentuk tangisan. Pada kelompok NNS bahwa
dilakukan pungsi vena tidak memiliki perbedaan
saat neonatus menangis menyebabkan NNS
bermakna. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
terlepas dari mulutnya sehingga neonatus
beberapa faktor seperti pada kelompok NNS
mengungkapkan rasa nyerinya secara verbal
ditemukan 2 neonatus yang tidak menunjukkan
dengan menangis keras. Oleh karena bila NNS
respons nyeri saat dilakukan pungsi vena, hal ini
terlepas dari mulutnya maka efek analgesiknya
berkaitan dengan ambang nyeri yang dimiliki
juga hilang.
setiap individu berbeda-beda, kemampuan
Hasil analisis menunjukkan bahwa
reflek hisap dan perkembangan psikoseksual
variabel jenis kelamin dan pernah dilakukan
yaitu fase oral. Sukrosa yang diberikan
pungsi vena bukan merupakan variabel
2 menit sebelum tindakan efektif menurunkan
perancu, sedangkan umur merupakan variabel
respons nyeri. Pemberian sukrosa membuat
yang berpengaruh terhadap respons nyeri
neonatus tenang dan efeknya masih berlanjut
selain intervensi yang diberikan. Hasil analisis
beberapa lama setelah prosedur selesai

130
Pemberian Sukrosa dan Non-Nutritive Sucking (Kristiawati)

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan lingkungan. Namun belum tentu membuat
oleh Bowden, Dickey, dan Greenberg semakin singkat lama tangisannya.
(1998), bahwa tingkat perkembangan anak Penelitian ini yang memengaruhi lama
akan memengaruhi proses kognitif dalam tangisan adalah pemberian sukrosa dan NNS.
mempersepsikan rasa nyeri yang dirasakan Pemberian sukrosa dan NNS dapat menurunkan
anak. Tingkat perkembangan akan sejalan respons nyeri saat mendapat prosedur invasif,
dengan pertambahan umur, sehingga semakin karena keduanya sebagai analgesik. Rasa nyeri
meningkat umur maka toleransi terhadap nyeri yang dirasakan neonatus ditunjukkan secara
akan meningkat. verbal melalui tangisan. Oleh sebab itu untuk
Hasil penelitian menunjukkan umur melihat nyeri neonatus dapat dinilai juga dari
dan intervensi berpengaruh sebesar 35,5% lama tangisan. Tangisan yang panjang dapat
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. diasumsikan bahwa respons nyerinya berat.
Faktor lain yang dapat memengaruhi persepsi
terhadap nyeri positif maupun negatif dapat
SIMPULAN DAN SARAN
disebabkan oleh jenis cidera, karakteristik
genetik, temperamen, sosial dan pengaruh Simpulan
budaya, serta koping individu (Bowden, Rerata respons nyeri setelah diberikan
Dickey, dan Greenberg, 1998). sukrosa dan NNS lebih rendah dibandingkan
Perubahan perilaku merupakan indikator dengan kelompok kontrol. Rata-rata lama
umum dari respons nyeri yang dilihat pada tangisan setelah diberikan sukrosa dan NNS
penelitian ini, dan sangat bermanfaat dalam lebih singkat dibandingkan kelompok kontrol.
mengkaji nyeri pada bayi yang belum dapat Respons nyeri tidak berbeda secara bermakna
mengungkapkan respons nyeri secara verbal. antara kelompok sukrosa dan kelompok kontrol.
Respons perilaku terhadap nyeri ini akan Respons nyeri antara kelompok sukrosa dan
berubah dengan bertambahnya umur dan kelompok kontrol berbeda secara bermakna.
sejalan dengan tahap perkembangan anak. Respons nyeri antara kelompok sukrosa dan
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok NNS berbeda secara bermakna.
variabel umur, jenis kelamin dan pernah Lama tangisan responden antara kelompok
dilakukan pungsi vena bukan merupakan sukrosa dan kelompok kontrol berbeda
variabel yang berpengaruh terhadap lama secara bermakna. Lama tangisan responden
tangisan. Lama tangisan dipengaruhi sebesar antara kelompok NNS dan kelompok kontrol
30,5% oleh pemberian sukrosa dan NNS, berbeda secara bermakna. Lama tangisan
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor responden antara kelompok sukrosa dan
lain. kelompok NNS tidak berbeda secara bermakna.
Tangisan merupakan respons verbal Umur responden sebagai variabel perancu
yang dapat diukur. Neonatus menyampaikan memberikan pengaruh terhadap respons nyeri.
semua keinginan dan perasaannya dengan Umur, jenis kelamin dan pengalaman pungsi
tangisan. Menangis merupakan mekanisme vena tidak memberikan pengaruh terhadap
penting dalam berkomunikasi dengan dunia lama tangisan responden.
sekitarnya (Potter dan Perry, 2005). Hal
yang perlu diperhatikan dalam tangisan bayi Saran
adalah penyebab dari bayi menangis. Menurut
Hasil penelitian ini merekomendasikan
Suririnah (2009) dengan mempelajari dan
untuk pemberian sukrosa maupun NNS
mengerti tangisan bayi, tanpa disadari akan
dalam manajemen nyeri nonfarmakologi pada
memahami dan mengerti keinginan dari bayi.
neonatus yang dilakukan prosedur invasif
Bertambahnya umur pada bayi membuat
karena terbukti dapat menurunkan respons
tangisan bayi juga akan berkurang, karena bayi
nyeri dan lama tangisan.
sudah semakin belajar dan berinteraksi dengan

131
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 127132

KEPUSTAKAAN anesthetic cream. Pediatrics 2002,


110(1053), (Online), (http://pediatrics.
American academy of pediatrics, 2006.
aappublications.org, diakses tanggal 5
Prevention and management of pain
Februari 2010).
in the neonate: up date. Pediatrics
Hockenberry, M.J., dan Wilson, D., 2009.
2006, 118, 22312241, (online),(http://
Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.).
pediatrics.aappublications.org/cgi/
Missouri: Mosby.
reprint/118/5/2231.pdf., diakses tanggal
Hockenberry, M.J., dan Wilson, D., 2007.
27 Maret 2009).
Wong's Nursing Care of Infants and
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen,
Children. (8th ed.). Missouri: Mosby.
M.D., dan Perry, S.E., 1999. Maternity
Kashaninia, Z., Sajedi, F., Rahgozar, M., dan
Nursing. Missouri: Mosby.
Noghabi, F.A., 2008. The effect of
Bowden, V.R., Dickey, S.B., dan Greenberg,
kangaroo care on behavioral responses
C.S., 1998. Children and Their Families:
to pain of an intramuscular injection
The Continuum of Care. Pennsylvania:
in neonates. Journal for Specialists in
WB Saunders Company.
Pediatric Nursing 2008, 13(4),(Online),
Carbajal, R., Chauvet, X., Couderc, S.,
(http://proquest.umi.com., diakses
d a n O l i v i e r- M a r t i n , M . , 1 9 9 9 .
tanggal 5 Februari 2010).
Randomisedtrial of analgesic effects of
Mathai, S., Natrajan, N., dan Rajalakshmi,
sucrose, glucose and pacifiers in term
N.R., 2006. A comparative study of
neonates. BMJ 1999, 319, 13931397,
non-pharmacological methods to reduce
(online), (http://www.bmj.com/cgi/
pain in neonates. Indian Pediatrics
content/full/319/7222/1393, diakses
2006, 43 (17), (Online), (http://www.
tanggal 12 Mei 2010).
indianpediatrics.net., diakses tanggal
Codipietro, L., Ceccareli, M., dan Ponzone,
10 Juni 2010).
A., 2008. Breastfeeding or oral
Merenstein, G.B., dan Gardner, S.L., 2002.
sucrose solution in term neonates
Handbook of Neonatal Intensive Care.
receiving heel lance: a randomized
(5th ed.). Missouri: Mosby.
controlled trial. Pediatrics 2008, 122,
Potter, P.A., dan Perry, A.G., 2005. Fundamentals
e716-e72,(Online),(http://pediatrics.
of Nursing: Concepts, process, and
aappublications.org., diakses tanggal 5
practice. Missouri: Mosby.
Februari 2010).
Santrock, J.W., 2001. Child Development.
Devaera, Y. , 2006. Larutan Glukosa Oral
(9th ed.). New York: McGraw-Hill.
sebagai Analgesik pada Prosedur
Suririnah, 2009. Buku Pintar Merawat Bayi
Pengambilan Darah Tumit Bayi Baru
012 bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Lahir: Suatu Uji Klinis Acak Tersamar
Utama.
Ganda. Tesis Tidak Dipublikasikan.
Taddio, A., Shah, V., dan Katz, J., 2009.
Jakarta: FKUI, (Online), (http://www.
Reduced infant response to a routine
lontar.ui.ac.id., diakses tanggal 6 Juni
care procedure after sucrose analgesia.
2010).
Pediatrics 2009, 123 (3),(Online),(http://
Gibbins, S., dan Stevens, B., 2001. Mechanisms
pediatrics.aappublications.org., diakses
of sucrose and non-nutritive sucking in
tanggal 18 Januari 2010).
procedural pain management in infants.
Taddio, A., Ohlsson, A., Einarson, T.R., Stevens,
Pain Res Manage 2001, 6(1), (Online),
B., dan Koren, G., 1998. A Systematic
(http://www.pulsus.com Diakses tanggal
Review of Lidocaine-Prilocaine Cream
18 Januari 2010).
(EMLA) in the Treatment of Acute
Gradin, M., Eriksson, M., Holmqvist, G.,
Pain in Neonates. Pediatrics 1998.
Holstein, A., dan Schollin, J., 2002. Pain
101. e1, (Online), (http://pediatrics.
reduction at venipuncture n newborns:
aappublications.org., diakses tanggal 9
oral glucose compared with local
Februari 2010).

132

Anda mungkin juga menyukai