ABSTRAK
Pendahuluan: Pendokumentasian asuhan keperawatan, terutama diagnosa keperawatan di RSI Kalianget tahun 2011 rerata
masih rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis knowledge
management melalui konsep SECI's Model di RSI Garam Kalianget Kabupaten Sumenep. Metode: Desain penelitian
ini adalah action research yang dilakukan dari bulan Oktober 2012Juli 2013. Populasi dan sampel dalam penelitian
adalah perawat berjumlah 29 orang. Analisis data menggunakan uji paired t test dengan tingkat signifi kasi 95%. Hasil:
Didapatkan knowledge p = 0,0001 yang berarti ada perbedaan knowledge yang signifikan antara sebelum dan sesudah
intervensi, perbandingan kinerja pendokumentasian askep diperoleh nilai p = 0,004 yang berarti ada perbedaan kinerja
yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi. Perbandingan kinerja komunikasi efektif SBAR diperoleh nilai p
= 0,001 yang berarti ada perbedaan kinerja yang signifi kan antara sebelum dan sesudah intervensi. Diskusi: Knowledge
management melalui SECI's model mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja pendokumentasian askep
dan komunikasi efektif SBAR.
Kata Kunci: knowledge management, SECI's model, kinerja, pendokumentasian askep, komunikasi efektif SBAR
ABSTRACT
Introduction: Documentation of nursing care in Kalianget RSI in 2011 was totaled average 58,1% and in 2012 achieve
was still low. According the lowest component was nursing diagnosis. This research aims to improve the performance of
nursing care documentation based on knowledge management through the SECI Models concept in Garam Kalianget
RSI Sumenep District. Method: Design of this research was action research. Population and sample in the research of
knowledge, motivation and work responsibility were all nurses total ed 29 people. The dependent variable were knowledge,
performance, motivation, work responsibility, and performance after intervention knowledge management (KM) and as
independent variable in this research was knowledge, performance, and intervention research knowledge management
in documentation nursing care. Data were collected by using questionnaires and checklists. Result: The results after the
SECI models intervention and using Paired t Test with a 95% confidence level of knowledge obtained p = 0.0001 which
means that there was a significant knowledge difference between before and after intervention, compariosn of performance
documenting of nursing care obtained value = 0.004, which means there was a difference significant performance
between before and after intervention. Comparison of SBAR effective communication performance values obtained =
0.001, which means there was a significant performance difference between before and after intervention. Discussion:
Knowledge management through SECI models has important role in improving performance documentation of nursing
care and SBAR effective communication. It is recommended to do in forum sharing nurses experience or informant
in practical communication in periodic, recording, documentation, and keep document well and doing supervision
continously especially form nursing care and SBAR effective communication.
Keywords: knowledge management, SECI models, performance, documentation nursing care, SBAR effective
communication
330
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
331
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 330341
mulai menerapkan manajemen pengetahuan dan komunikasi efektif yaitu dengan cara
dalam rangka peningkatan kinerja usaha mengambil 30% dari populasi. Didapatkan
dan daya tahan organisasi mereka (Kosasih, bulan Maret 2013 yaitu 73 rekam medik, Mei
2006). 2013 didapatkan sebanyak 71 rekam medik
Penerapan knowledge management yang selanjutnya diproporsionalkan menurut
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan ruangan. Teknik pengambilan sampel kinerja
menjadi solusi dalam meningkatkan kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan untuk komunikasi SBAR adalah teknik simple
menyelesaikan masalah dalam penelitian ini random sampling.
yaitu rendahnya pendokumentasian asuhan Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap
keperawatan di RSI Garam Kalianget tahun pelaksanaan yaitu tahap sebelum intervensi,
2011 yang mencapai 58,1% dan tahun 2012 pelaksanaan intervensi dan setelah intervensi.
mencapai 38,9%. Aktivitas pada tahap sebelum intervensi
Tujuan penelitian ini adalah upaya yaitu melakukan analisis knowledge, kinerja,
meningkatkan kinerja pendokumentasian motivasi dan beban kerja perawat dalam
asuhan keperawatan berbasis knowledge pendokumentasian asuhan keperawatan
management melalui konsep SECI Models di dan komunikasi efektif SBAR. Hasil dari
RSI Garam Kalianget. analisis dijadikan bahan FGD yang bertujuan
untuk menyusun metode intervensi melalui
pembahasan tentang hasil analisis knowledge,
BAHAN DAN METODE kinerja, motivasi dan beban kerja perawat
Metode penelitian ini adalah action dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
research. Dalam penelitian ini peneliti dan komunikasi efektif SBAR. Kegiatan
melakukan analisis knowledge, kinerja, FGD menghasilkan asessment yang nantinya
motivasi, dan beban kerja perawat tentang dijadikan bekal untuk menjadi skenario
pendokumentasian asuhan keperawatan dan yang akan dilakukan dalam melaksanakan
komunikasi efektif SBAR sebagai tahap pra intervensi.
intervensi SECI. Pada tahap intervensi SECI Tahap kedua yaitu pelaksanaan intervensi
melakukan analisis hasil intervensi kegiatan KM berdasarkan SECI Model yaitu antara lain
knowledge management (KM) pada tahap yaitu 1) socialization, 2) externalization, 3)
socialization, externalization, combination, combination, dan 4) internalization. Dengan
dan internalization. Kemudian menganalisis rincian aktivitas sesuai dengan komponen dari
knowledge, kinerja tentang pendokumentasian SECI model.
asuhan keperawatan dan komunikasi efektif Tahap setelah intervensi adalah
SBAR, dan melihat perbandingan antara menganalisis knowledge, kinerja, perawat
sebelum dan setelah intervensi sebagai tahap dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
post intervensi SECI. dan komunikasi efektif SBAR dan
Populasi dalam penelitian dibagi membandingkan antara sebelum dan sesudah
menjadi dua bagian, yaitu populasi untuk intervensi SECI. Setelah itu menyusun
knowledge, motivasi dan beban kerja adalah rancangan upaya meningkatkan kinerja
sebanyak 29 orang dan sampelnya adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
seluruh perawat yang bekerja di RSI Garam dengan konsep knowledge management
Kalianget yang berjumlah 29 orang. Sedangkan melalui SECI Models.
populasi untuk kinerja pendokumentasian Variabel dependen dalam penelitian
asuhan keperawatan dan komunikasi efektif ini adalah knowledge, kinerja, motivasi,
adalah rekam medik yang dibagi menjadi 2 beban kerja, dan kinerja setelah intervensi
bagian yaitu sebelum intervensi dan sesudah pelaksanaan kegiatan knowledge management
intervensi SECI's model. Populasi sebelum dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
intervensi didapatkan 242 rekam medik. dan komunikasi efektif SBAR melalui SECI
Sedangkan setelah intervensi didapatkan 237 Models. Variabel independen dalam penelitian
rekam medik. ini adalah knowledge, kinerja dan intervensi
Teknik pengambilan sampel tentang pelaksanaan kegiatan knowledge management
kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
332
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
dan komunikasi efektif SBAR melalui SECI asuhan keperawatan, seperti yang ditunjukkan
Models. Tabel 5.16 yang menunjukkan beban kerja
Peneliti menggunakan instrumen tugas pokok perawat di RSI Garam Kalianget
pengumpulan data berupa kuesioner yang tahun 2013 hampir seluruhnya kurang yaitu
disebarkan pada responden. Instrumen 28 perawat (96,6%).
pertama adalah kuesioner untuk menganalisis Tugas tambahan perawat yaitu tugas
knowledge, motivasi, beban kerja dan yang diberikan di luar sebagai perawat. Beban
penilaian dari setiap tahapan SECI dalam kerja tugas tambahan perawat di RSI Garam
pendokumentasian asuhan keperawatan. Kalianget tahun 2013 sama dengan beban
Instrumen kedua adalah checklist untuk kerja tugas pokok yang ditunjukkan pada
menganalisis kinerja pendokumentasian tabel 4 yaitu hampir seluruhnya kurang yaitu
asuhan keperawatan yang diukur menggunakan 28 perawat (96,6%).
S-BAR tools. Tugas lain perawat seperti mengikuti
Penelitian ini dilakukan di RSI Garam rapat, makan dan istirahat. Dari tabel 4
Kalianget Kabupaten Sumenep. Variabel
penelitian dapat diketahui perbandingan
knowledge dan kinerja pendokumentasian Tabel 1. K n o w l e d g e p e r a w a t t e n t a n g
asuhan keperawatan sebelum dan setelah pendokumentasian askep dan
intervensi, yang menggunakan uji statistik komunikasi efektif SBAR sebelum
paired samples test melalui komputer dengan intervensi SECI Model's di RSI
tingkat kemaknaan 5% yaitu p 0,05. Garam Kalianget
333
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 330341
Tabel 4. Distribusi beban kerja perawat berdasarkan tugas pokok, tambahan, lain dan total di RSI
Garam Kalianget
Kategori
Total
No Beban Kerja Kurang Normal Berlebih
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Tugas Pokok 28 96,6 1 3,4 0 0 29 100
2 Tugas Tambahan 28 96,6 1 3,4 0 0 29 100
3 Tugas Lain 20 69,0 5 17,2 4 13,8 29 100
4 Tugas Total 19 65,5 9 31,0 1 3,4 29 100
menunjukkan bahwa beban kerja tugas lain keputusan oleh Direktur RSI Garam
di RSI Garam Kalianget 2013 sebagian besar Kalianget.
adalah kurang yaitu 20 perawat (69,0%) yang c. Dilakukan berbagi pengalaman antar
berarti perawat masih minim melakukan tugas perawat dan dengan nara sumber dalam
lain dan kebanyakan terpaku pada tugas di komunikasi praktis (Communities
ruangan masing-masing sebagai perawat. of practice) dilakukan dalam forum
Beban kerja tugas perawat bila di diskusi yang dihadiri oleh para perawat
jumlahkan mulai dari tugas pokok, tambahan kecuali yang 5 perawat karena berjaga
dan lain di RSI Garam Kalianget didapatkan di ruangan. Nara sumber memberikan
sebagian besar juga kurang seperti ditunjukkan pengalaman tentang pelaksanaan
pada tabel 4 yang menggambarkan 19 perawat komunikasi SBAR, mulai dari
(65,5%) mempunyai kategori beban kerja total hambatan, pentingnya sampai dengan
kurang. hal yang bisa membuat sukses dalam
Tahap pelaksanaan intervensi SECI pelaksanaan komunikasi efektif SBAR.
models dibagi menjadi 4 tahap yaitu Dilakukan mulai jam 09.0012.00 WIB
socialization, externalization, combination juga dilakukan sesi tanya jawab.
dan internalization. Berikut hasil intervensi: 2) Externalization
Pelaksanaan intervensi SECI models Tahap ini dilakukan intervensi yaitu:
dilaksanakan sesuai dengan tahapan: a. Proses notulensi dilakukan oleh
1) Socialization perawat yang masuk dalam tim yang
Tahap ini melakukan intervensi yaitu: bertugas mencatat semua kegiatan yang
a. Dilakukan identifikasi dokumen SPO disampaikan dan beberapa pertanyaan
pendokumentasian Askep dan komunikasi dan jawaban dalam kegiatan berbagi
SBAR. SPO pendokumentasian Askep pengalaman di komunikasi praktis
dan komunikasi efektif SBAR belum (Communities of practice).
disusun hanya dimasukkan dalam SAK b. Hasil notulensi dijadikan konsep dan
di bagian keperawatan RSI Garam prosedur pendokumentasian asuhan
Kalianget. keperawatan. Hasil notulensi disusun
b. Di bentuk Tim Knowledge Management. diperbanyak dan dijadikan konsep oleh
Tim Knowledge Management di RSI tim dalam rangka persiapan menyusun
Garam Kalianget yang bertujuan sebagai prosedur yang nantinya dilakukan
pelaksana dalam proses knowledge dalam forum komunikasi. Tim juga
management. Tim dibentuk terdiri dari mendapatkan beberapa literatur yang
ketua dan anggota. Ketua langsung diberikan oleh nara sumber.
adalah Kabid. Keperawatan dan 3) Combination
anggotanya adalah para kepala ruangan Tahap ini dilakukan intervensi yaitu:
yang bertanggung jawab akan perawat a. Dilakukan forum diskusi dalam rangka
di masing-masing ruangan. Namun penyusunan SPO pendokumentasian
pelaksanaannya belum maksimal asuhan keperawatan. Tiga hari
karena belum disahkan lewat surat setelah pelaksanaan kegiatan
334
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
335
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 330341
Sebelum Setelah
No. Kategori Knowledge Keterangan
Jumlah % Jumlah %
1 Kurang 5 17.2 3 10.3 Menurun 6,9%
2 Cukup 13 44.8 5 17.2 Menurun 27,6%
3 Baik 11 37.9 21 72.4 Meningkat 34,5%
Tabel 7. Perbandingan kinerja pendokumentasian askep sebelum dan setelah pelaksanaan intervensi
SECI Models di RSI Garam Kalianget
Pencapaian
No Aspek yang dinilai Keterangan
Sebelum (%) Setelah (%)
1 Pengkajian keperawatan 72,9 82,7 Meningkat 9,8%
2 Diagnosis keperawatan 68,5 78,4 Meningkat 9,9%
3 Perencanaan keperawatan 76,0 83,8 Meningkat 7,8%
4 Tindakan keperawatan 49,0 69,7 Meningkat 20,7%
5 Evaluasi keperawatan 70,5 76,8 Meningkat 6,3%
6 Catatan keperawatan 61,5 71,3 Meningkat 9,8%
Tabel 8. Perbandingan kinerja komunikasi efektif SBAR sebelum dan setelah pelaksanaan intervensi
SECI Models di RSI Garam Kalianget
Pencapaian
No Komponen SBAR Keterangan
Sebelum (%) Setelah (%)
1 Situation 0,0 39,2 Meningkat 39,2
2 Background 0,0 38,0 Meningkat 38,0
3 Assessment 0,0 39,4 Meningkat 39,4
4 Recomendation 0,0 28,2 Meningkat 28,2
336
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
dikatakan menyebabkan pengetahuan perawat efektif SBAR. Hal itu berhubungan dengan
di RSI Garam Kalianget cukup. Padahal pelaksanaan komunikasi efektif SBAR belum
diketahui bahwa pendokumentasian asuhan dimasukkan ke dalam kebijakan RSI Garam
keperawatan dan komunikasi efektif SBAR Kalianget, sehingga pengetahuan yang di
harus diketahui oleh semua perawat, termasuk dapat oleh perawat tidak bisa diaplikasikan
langkah pertama, fungsi dan faktor yang karena dari tahu dan paham perawat akan
mempengaruhi pendokumentasian asuhan bisa mengaplikasikan suatu konsep yang
keperawatan, karena tahu diartikan sebagai perawat pelajari. Aplikasi diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari kemampuan untuk menggunakan materi
sebelumnya termasuk dalam pengetahuan yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) riil atau sebenarnya (Notoatmodjo, 2005).
terhadap suatu spesifik terhadap seluruh Proses keperawatan merupakan bagian
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang integral dari praktik keperawatan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tingkatan tahu membutuhkan pertimbangan yang matang
ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
yang paling rendah (Notoatmodjo, 2005). keputusan ini harus dilandaskan pada
Tingkatan knowledge selanjutnya pengetahuan dan penerapan ilmu pengetahuan
adalah memahami (comprehension), hasil serta prinsip biologis, psikologis, sosial, dan
penelitian menunjukkan bahwa sebagian spiritual. Langkah dan tahapan pada proses
besar sudah paham tentang pendokumentasian keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis
asuhan keperawatan dan komunikasi namun keperawatan, perencanaan, implementasi
ada sebagian yang belum paham. Yang tindakan keperawatan, dan evaluasi (Diyanto,
belum dipahami oleh perawat di RSI Garam 2007).
Kalianget yaitu perawat belum paham Kinerja pendokumentasian asuhan
tentang prioritas pengkajian, perawat belum keperawatan dan komunikasi efektif SBAR
paham tentang perawatan keselamatan dilihat berdasarkan pencapaian dalam
pasien dan pemahaman tentang situation, instrumen A dan instrumen penilaian
background dan assessment Perawat tidak pelaksanaan komunikasi efektif SBAR. Hasil
memahami tentang pendokumentasian penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
asuhan keperawatan dan komunikasi SBAR penilaian hasil kinerja pendokumentasian
berarti belum mampu menjelaskan secara asuhan keperawatan di RSI Garam Kalianget
benar tentang apa yang diketahui pada hal adalah cukup dan yang baik adalah
ini tentang prioritas pengkajian, keselamatan perencanaan keperawatan yang mencapai
pasien dan komunikasi efektif SBAR 76% serta tindakan keperawatan kurang
sehingga pencapaian kinerja pengkajian yang mencapai 49%. Sedangkan komunikasi
keperawatan hanya mencapai 72,9% dan efektif SBAR di RSI Garam Kalianget belum
pencapaian kinerja komunikasi efektif SBAR dilaksanakan sehingga pencapaian kinerja
belum dilaksanakan. Memahami diartikan mulai dari komponen situation, background,
sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara assessment dan recomendation masih 0%.
benar tentang objek yang diketahui dan dapat Pencapaian kinerja pendokumentasian
menginterpretasikan materi secara benar asuhan keperawatan yang rata-rata sudah
(Notoatmodjo, 2005). cukup disebabkan karena semua item penilaian
Tingkatan selanjutnya adalah aplikasi sudah dilaksanakan. Sedangkan pencapaian
(application), hasil penelitian menunjukkan dari unsur tindakan keperawatan yang kurang
bahwa sebagian besar sudah bisa disebabkan perawat tidak melakukan sama
mengaplikasikan konsep pendokumentasian sekali observasi respons pasien terhadap
asuhan keperawatan. Namun sama hal dengan tindakan keperawatan. Selanjutnya yang
tingkatan tahu dan memahami, perawat di RSI jarang dilakukan adalah merevisi tindakan
Garam Kalianget belum bisa mengaplikasikan berdasarkan hasil evaluasi. Secara normatif
tentang pengkajian berdasarkan ANA perawat dalam melakukan pendokumentasian
dan hampir seluruhnya belum bisa asuhan keperawatan melakukan observasi
mengaplikasikan tentang pelaksanaan respons pasien terhadap tindakan karena
keselamatan pasien dari aspek komunikasi bertujuan sebagai evaluasi apakah tindakan
337
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 330341
tersebut berhasil apa tidak. Hal tersebut besar sudah mengetahui maka perawat akan
akan berdampak pada perawat di RSI Garam memahami tentang pendokumentasian asuhan
Kalianget dalam melakukan revisi tindakan keperawatan dan komunikasi efektif SBAR
keperawatan berdasarkan hasil evaluasi yang hal itu sesuai dengan hasil penelitian yang
menurut hasil penelitian menunjukkan jarang menunjukkan bahwa sebagian besar juga
dilakukan. Tindakan keperawatan merupakan sudah memahami tentang pendokumentasian
langkah keempat dalam tahap proses asuhan keperawatan dan komunikasi efektif
keperawatan dengan melaksanakan berbagai SBAR, ditunjukkan tertinggi perawat sudah
strategi keperawatan yang telah direncanakan memahami kriteria standar pelaksanaan dan
dalam rencana tindakan keperawatan (Tsai, komponen SBAR hampir juga dipahami.
Wu, Lin, & Hsia, 2006). Setelah tahu dan memahami perawat bisa
Kinerja komunikasi efektif SBAR mengaplikasikan sesuai dengan hasil
belum ada pencapaian disebabkan karena penelitian yang menunjukkan sebagian besar
pelaksanaan komunikasi efektif SBAR perawat sudah bisa mengaplikasikan tentang
belum dimasukkan ke dalam kebijakan RSI pendokumentasian asuhan keperawatan
Garam Kalianget. SBAR merupakan suatu dan komunikasi efektif SBAR, mulai
mekanisme yang mudah untuk di ingat dalam dari menyusun diagnosa keperawatan,
kegiatan pendokumentasian askep, cara
kerangka percakapan, terutama yang kritis,
pendokumentasian askep, komunikasi
membutuhkan perhatian dan tindakan segera
keselamatan pasien, dan komponen
dari seorang dokter. Hal ini memungkinkan
komunikasi efektif SBAR. Perubahan mulai
untuk mengklarifikasi informasi apa dan dari tahu, paham dan aplikasi didapatkan
bagaimana yang harus dikomunikasikan setelah adanya proses intervensi SECI models
antara anggota tim, dapat juga membantu karena sesuai dengan tujuan knowledge
untuk mengembangkan kerja sama tim dan management yaitu menjaga agar isi dari
meningkatkan budaya keselamatan pasien pengetahuan yang dibawa tetap up to date dan
(CPSI, 2010). Kinerja pendokumentasian askep sesuai dengan perubahan kondisi, sehingga
dan komunikasi efektif SBAR juga mempunyai menerapkan pengetahuan pada lokasi yang
hubungan dengan pengetahuan perawat yang tepat, menerapkan pengetahuan disesuaikan
sebagian besar mempunyai kategori cukup. dengan bentuk yang terbaik, menyesuaikan
Pengetahuan perawat tentang rekam medis penerapan pengetahuan yang dimiliki dengan
yang meliputi aspek hukum rekam medis pengetahuan pada saat dibutuhkan (Setiarso,
dan tata cara pengisian dokumentasi asuhan Harjanto, & Subagyo, 2009).
keperawatan pada rekam medis memiliki Kinerja pendokumentasian askep post
hubungan dengan kelengkapan pengisian intervensi SECI Models di RSI Garam
Kalianget pencapaian tertinggi adalah pada
dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam
perencanaan keperawatan yang mencapai
medis (Ryco, 2012).
83,8% dan terendah pada aspek tindakan
Hasil penelitian menunjukkan knowledge
keperawatan, dan pelaksanaan komunikasi
perawat tentang pendokumentasian asuhan
efektif SBAR di RSI Garam Kalianget baru
keperawatan dan komunikasi efektif SBAR
dilaksanakan setelah intervensi SECI models
post intervensi SECI models di RSI Garam
yang membuat pencapaian kinerja mulai dari
Kalianget Tahun 2013 sebagian besar baik
komponen situation, background, assessment
yaitu 21 perawat (72,4%).
dan recomendation masih di bawah 50% yang
Perubahan knowledge perawat yang
berarti masih kurang.
sebagian besar baik disebabkan karena
Kinerja pendokumentasian asuhan
perawat sudah mulai tahu tentang
keperawatan dan komunikasi efektif SBAR
pendokumentasian asuhan keperawatan dan
setelah intervensi SECI models terjadi
komunikasi efektif SBAR. Dapat dilihat pada
peningkatan hal itu disebabkan karena
tingkatan tahu yang sebagian besar perawat
pengetahuan perawat meningkat di mana
tahu terutama tentang standar pengkajian
hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
asuhan keperawatan diikuti sudah mengetahui
perawat sebagian besar baik yaitu 21 perawat
tentang kepanjangan SBAR. Dari sebagian
(72,4%). Pengetahuan perawat yang baik
338
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
339
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 330341
knowledge perawat yang menggambarkan hasil notulensi sampai dengan konsep yang
bahwa yang semula knowledge perawat dikumpulkan. Perlu dilakukan supervisi terus
dengan kategori baik sebesar 37,9% meningkat menerus terutama pada kelengkapan pengisian
menjadi 72,4%. Sedangkan kategori format asuhan keperawatan dan komunikasi
knowledge kurang menurun sebesar 6,9%. efektif SBAR. Perlu pemberian reward dan
Pengetahuan dapat memengaruhi kinerja punishment bagi perawat yang mengisi format
karena lewat pengetahuan individu dapat asuhan keperawatan dan komunikasi efektif
meningkatkan kinerja. Dengan meningkatnya
SBAR secara lengkap dan bagi yang tidak
pengetahuan maka kemampuannya juga akan
mengisi secara lengkap. Perlu meningkatkan
meningkat dan akhirnya motivasinya juga akan
pencapaian kinerja pendokumentasian askep
meningkat. Hal tersebut yang menyebabkan
peningkatan kinerja pendokumentasian askep dan komunikasi efektif SBAR melalui
dan komunikasi efektif SBAR. Selain itu evaluasi dan monitoring secara berkala. Perlu
perawat mempunyai motivasi karena form membuat form askep yang ringkas dan jelas
isian yang ringkas dan mudah serta 62,1% dan didukung dengan prosedur yang jelas.
perawat menilai SPO pendokumentasian Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
asuhan keperawatan dan komunikasi efektif kajian lain tentang pendokumentasian asuhan
SBAR mudah dijalankan serta perawat juga keperawatan.
menilai sistematika SPO pendokumentasian
asuhan keperawatan dan komunikasi efektif KEPUSTAKAAN
SBAR jelas. Menurut Davies yang dikutip Anshori, 2005. Analisis Keunggulan Bersaing
oleh (Anshori, 2005), juga mengatakan bahwa Melalu i Pe ne r apa n K nowle dge
faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja Management dan Knowledge-Based
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor Strategy di Surabaya Palza Hotel.
motivasi (motivation). Manajemen Perhotelan Vol. 1, No. 2
september, 3953.
Arsanti, A.T., 2009. Hubungan Antara
SIMPULAN DAN SARAN Penetapan Tujuan, Self-Efficacy dan
Simpulan Kinerja. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
(JBE), September Vol. 16, No. 2 ISSN:
Knowledge perawat tentang 14123126, 97110.
pendokumentasian asuhan keperawatan CPSI, 2010. Using SBAR for Communicate Falls
dan komunikasi efektif SBAR mengalami Risk and Management Interprofessional
peningkatan setelah pelaksanaan intervensi Rehabilitation Teams. Toronto: Canadian
SECI di RSI Garam Kalianget. Perbandingan Patient Safety Institute.
kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan Depkes, RI., 2001. Konsep dan Proses
sebelum dan setelah pelaksanaan intervensi Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.
SECI di RSI Garam Kalianget yaitu semua Diyanto, Y., 2007. Analisis Faktor-Faktor
komponen mengalami peningkatan terutama Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
pada tindakan keperawatan. Sedangkan Keperawatan di Rumah Sakit Umum
komunikasi efektif SBAR semua komponen Daerah Tugurejo Semarang. Semarang:
t e r ja d i p e n i ng k at a n t e r ut a m a pa d a Tesis Program Pasca Sarjana Universitas
assesment. Diponegoro.
Ilyas, Y., 2002. Kinerja (Teori Penilaian
dan Kinerja). Depok: Pusat Kajian
Saran
Ilmu Kesehatan FKM Universitas
Perlu dilakukan for um berbagi Indonesia.
pengalaman baik antar perawat atau dengan Kosasih, 2007. Pengar uh K nowledge
nara sumber dalam komunikasi praktis secara Ma n age me nt t e rh a d ap K i ne r ja
berkala. Setiap forum berbagi pengalaman Karyawan Studi Kasus Departement
perlu dilakukan notulensi yang baik. Front Office Surabaya Plaza Hotel.
Perlu dilakukan pendokumentasian dan Manajemen Perhotelan Vol. 3, No. 2,
penyimpanan dokumen secara baik mulai dari September, 8088.
340
Peningkatan Kinerja Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (R. Arief Santoso, dkk)
Nursalam, & Effendi, F., 2008. Pendidikan Ryco, G.A., 2012. Hubungan Antara
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Pengetahuan Perawat tentang Rekam
Medika. Medis dengan Kelengkapan Pengisian
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan Catatan Keperawatan. Jurnal Penelitian
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Media Medika Muda, 112. Setiarso,
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba B., Harjanto, N., & Subagyo, H. (2009).
Medika. Penerapan Knowledge Management
Nursalam, 2011. Proses dan Dokumentasi pada Organisasi. Yogyakarta: Graha
Keperawatan: Konsep dan Praktek Ilmu.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Setiarso, B., Harjanto, N., Triyono, & Subagyo,
Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian H., 2009. Penerapan Knowledge
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Management pa da Orga nisa si.
Pandawa, R., 2006. Determinan Perawat Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pelaksana dalam Pendokumentasian Tsai, T.H., Wu, H. J., Lin, M.L., & Hsia, L.
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat T., 2006. A Framework For Designing
Inap RSUD Dr. H, Chasan Boesoirie Nursing Knowledge Management
Ternate. Jakarta: Program Pascasarjana System. Interdiciplinary Journal
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas of Information, Knowledge, and
Indonesia. Management Vol 1.
RSI Garam, Kalianget, 2011. Laporan Yunika, D.L, 2011. Pendekatan Knowledge
dan Evaluasi Peningkatan Mutu Management dalam Upaya Mencapai
Keperawatan Periode Juli September Competitive Advantage. Majalah Ilmiah
2011. Kalianget Sumenep: RSI Garam Informatika Vol 2 Januari, 4156.
Kalianget.
341