PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam
pelayanan kesehatan. Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk
memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sector swasta yang semakin
tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium
scara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat
cepat kedalam kegiatan pelayanannya.
Komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola
sikap atau prilaku baik langsung maupun tidak langsung (Onong Uchjana Effendy).
1. Membantu diagnosa suatu penyakit sehingga dokter dapat melayani suatu penyakit
dengan tepat, akurat, dan cepat.
2. Menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu penyakit dapat
terdeteksi secara dini.
3. Menentukan prognosis atau perjalanan penyakit sehingga dapat digunakan sebagai
pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan suatu penyakit.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai instalasi laboratorium di rumah sakit.
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Rumah sakit adalah gedung
tempat merawat orang sakit ; gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai macam masalah kesehatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).Secara umum, rumah sakit bisa diartikan sebagai suatu tempat atau organisasi
yang melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Instalasi
laboratorium di rumah sakit yang tepat sangat perlu diketahui untuk dapat memberikan
memberikan pelayanan yang terbaik dari rumah sakit tersebut.
15. Ruang Diskusi Ruang tempat diskusi Sesuai Meja, kursi, lemari, dll
dan Istirahat dan istirahat personil/ Kebutuhan
Personil. petugas lab.
16. Ruang Kepala Ruang tempat kepala Sesuai Kursi, meja, computer,
Laboratorium laboratorium bekerja Kebutuhan printer, dan peralatan
dan melakukan kantor lainnya.
kegiatan perencanaan
dan manajemen.
4. PERSYARATAN KHUSUS
1. Laboratorium skrining darah dilengkapi bak pencuci (sink) untuk membersihkan
peralatan laboratorium.
2. Ruangan harus mudah dibersihkan, tidak menggunakan warna-warna yang
menyilaukan.
3. Suhu ruangan harus dijaga antara 22 27oC dengan kelembaban 50 70 %.
4. Stop kontak pada ruang penyimpanan darah dilengkapi dengan Catu Daya
Pengganti Khusus.
5. Memiliki sistem pembuangan air yang baik.
5. INSTALASI PENUNJANG
6.1 INSTALASI LISTRIK
Suplai energi listrik harus cukup untuk menjamin kontinuitas kerja sebuah
laboratorium. Energi listrik tersebut dapat bersumber dari :
- Suplai listrik utama
- Generator
- Sistem suplai energi surya.
Laboratorium di daerah terpencil sering mengalami kesulitan dalam suplai
energy listrik secara kontinu dan, karena itu, memerlukan generator pembangkit
listrik lokal atau sistem suplai energi surya.
Panel surya
Ada dua tipe panel surya yang tersedia di pasaran:
- panel sel silikon kristal
- panel sel silikon amorf.
Panel sel silikon amorf lebih murah, tetapi menghasilkan
energi kurang efisien dibandingkan panel sel silikon kristal. Panel
surya harus dipasang sedemikian rupa sehingga terpapar cahaya
matahari secara langsung, karena terhalangnya cahaya dapat
mengurangi efisiensi produksi energi. Panel surya harus diletakkan
dengan sudut inklinasi sebesar 15.
Sisi bawah panel harus memiliki ventilasi yang bebas. Jarak
minimal antara si si bawah panel dan permukaan konstruksi
penyangga harus lebih dari 5cm untuk mencegah pemanasan panel,
yang dapat mengurangi efisiensi produksi energi.
Penyimpanan air
Bila persediaan air terbatas atau bersumber dari tangki atau sumur, air
sebaiknya disimpan sebanyak-banyaknya sebagai cadangan, dianjurkan dalam
wadah kaca atau plastik.
Air yang disimpan harus dituang terlebih dahulu sebelum disaring.
Sumber Air
Bila tidak tersedia air mengalir di laboratorium, dapat dibuat sistem
penyalur air sebagai berikut (lihat Gbr. 2.30).
1. Letakkan wadah air di atas rak tinggi.
2. Hubungkan sebuah selang karet ke dalam wadah sehingga air dapat
mengalir ke bawah.
3. Selang dijepit dengan klem Mohr atau penjepit-sekrup kecil.
- Air Suling
Air suling tidak mengandung senyawa nonvolatil (misalnya, berbagai
mineral), tetapi dapat mengandung senyawa organic volatil.
Pembuatan
Air suling dibuat menggunakan suatu penyuling, yaitu air biasa
dipanaskan sampai mendidih, kemudian uap yang dihasilkan didinginkan
dalam pipa pendingin sehingga terkondensasi menghasilkan air suling.
Kegunaan
Air suling digunakan dalam pembuatan reagen dan untuk
membilas berbagai peralatan gelas sebelum dikeringkan.
- Air Dapar
Air suling biasanya bersifat asam dan air bebas-mineral juga akan
menjadi asam bila terpapar udara, Untuk beberapa prosedur laboratorium
(persiapan pewarnaan, dll,), pH air harus berkisar 7,0 (pH neutral) dan harus
tetap dipertahankan neutral. Untuk menghasilkan pH neutral tersebut,
larutan garam pendapar (penyangga) dilarutkan dalam air (dinamakan air
dapar).
Pelayanan prima adalah suatu pola layanan terbaik dalam manajeman modern yang
mengutamakan kepedulian terhadap pasien. Instalasi laboratorium adalah salah
satu pelayanan penunjang yang membantu diagnosa suatu penyakit sehingga dokter
dapat melayani suatu penyakit dengan tepat, akurat, dan cepat. Selain itu, instalasi
laboratorium juga menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu
penyakit dapat terdeteksi secara dini serta menentukan prognosis atau perjalanan penyakit
sehingga dapat digunakan sebagai pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan
suatu penyakit.
Pemberian pelayanan (cortemer service) yang baik kepada pasien diharapkan tercapainya
kepuasan para pasiennya. Kepuasan pasien membentuk persepsi pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh laboratorium rumah sakit, sehingga hal ini dapat
memposisikan pelayanan tersebut pada pasien. Oleh karena itu, customer service dapat
memberikan dampak bagi keberhasilan laboratorium dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, kepuasan pasien seringkali didefinisikan dalam bentuk paradigm
kesenjangan antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dengan pengharapan
pasien terhadap pelayanan yang ditawarkan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kualitas
pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien, di mana
meningkatnya kualitas pelayanan berdampak pada meningkatnya kepuasan pasien.
Instalasi laboratorium yang ada di rumah sakit perlu disosialisasikan baik kepada pasien
maupun tenaga kesehatan, sehingga dengan adanya instalasi ini rumah sakit dapat
melayani pasien dan dapat mengukur baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan
berdasarkan derajat kepuasan pasien.
Keberhasilan suatu pelayanan yang berkaitan dengan instalasi dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien tidak lepas dari fungsi pelayanan yang dapat dijadikan sebagai sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien. Dimana dalam hal ini pelayanan yang
diberikan dapat berupa informasi mengenai instalasi laboratorium yang terdapat dalam
rumah sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/219172722/Instalasi-Laboratorium-SECARA-
umum
https://www.scribd.com/document/188115786/instalasi-laboratorium
https://irnien.files.wordpress.com/2016/02/fasilitas-laboratorium.pdf
https://petajalan.wordpress.com/2010/11/22/instalasi-laboratorium-rumah-
sakit-pusat-pertamina/
http://www.rsimanuellampung.com/index.php/fasilitas-dan-
pelayanan/instalasi-laboratorium