Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam
pelayanan kesehatan. Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk
memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sector swasta yang semakin
tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium
scara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat
cepat kedalam kegiatan pelayanannya.

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien laboratorium harus menerapkan standar


pelayanan yang sama tidak membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain. Ukuran
kepuasan pasien erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang diberikan. Dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, harus diberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi harapan dan
kebutuhan pasien. Salah satu bentuk pelayanan yang harus dipenuhi kepada pasien adalah
dalam hal komunikasi dan kelengkapan instalasi laboratorium.

Komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola
sikap atau prilaku baik langsung maupun tidak langsung (Onong Uchjana Effendy).

Instalasi laboratorium adalah salah satu instalasi yang merupakan pelayanan


penunjang yang bertujuan:

1. Membantu diagnosa suatu penyakit sehingga dokter dapat melayani suatu penyakit
dengan tepat, akurat, dan cepat.
2. Menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu penyakit dapat
terdeteksi secara dini.
3. Menentukan prognosis atau perjalanan penyakit sehingga dapat digunakan sebagai
pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan suatu penyakit.

Dalam pelayanan di laboratorium, tidak hanya dibutuhkan kelengkapan instalasi yang


tersedia namun juga komunikasi yang baik dari tenaga kesehatannya sangatlah penting untuk
memberikan pelayanan yang prima.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai instalasi laboratorium di rumah sakit.
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Rumah sakit adalah gedung
tempat merawat orang sakit ; gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai macam masalah kesehatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).Secara umum, rumah sakit bisa diartikan sebagai suatu tempat atau organisasi
yang melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Instalasi
laboratorium di rumah sakit yang tepat sangat perlu diketahui untuk dapat memberikan
memberikan pelayanan yang terbaik dari rumah sakit tersebut.

II. Rumusan masalah


1. Bagaimanakah perancangan laboratorium rumah sakit?
2. Apa saja ruang lingkup sarana pelayanan di laboratorium rumah sakit?
3. Bagaimana kebutuhan ruang, fungsi serta kebutuhan fasilitas di laboratorium
rumah sakit?
4. Apa saja persyaratan khusus di laboratorium rumah sakit?
5. Bagaimanakah proses/alur kegiatan di instalasi BDRS/UTDRS Laboratorium
rumah sakit ?
6. Apa saja instalasi penunjang yang dibutuhkan oleh Laboratorium rumah sakit?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui perancangan laboratorium rumah sakit
2. Untuk mengetahui ruang lingkup sarana pelayanan di laboratorium rumah
sakit
3. Untuk mengetahui kebutuhan ruang, fungsi serta kebutuhan fasilitas di
laboratorium rumah sakit
4. Untuk mengetahui persyaratan khusus di laboratorium rumah sakit
5. Untuk mengetahui proses/alur kegiatan BDRS/UTRS di instalasi
Laboratorium rumah sakit
6. Untuk mengetahui instalasi penunjang yang dibutuhkan oleh Laboratorium
rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN

Instalasi Laboratorium Rumah Sakit

1. PERANCANGAN LABORATORIUM RUMAH SAKIT


Gambar 1.1 memperlihatkan tata letak yang mungkin dari sebuah laboratorium
medis perifer sebagai bagian dari pusat pelayanan kesehatan. Gambar ini menunjukkan
sebuah laboratorium yang sesuai untuk melakukan beberapa atau seluruh teknik
pemeriksaan yang dijelaskan dalam pedoman ini. Perencanaan ini terbatas untuk satu
ruangan saja karena hanya ruangan tersebut yang tersedia untuk laboratorium. Ruangan
sebaiknya berukuran sekurang-kurangnya 5 m x 6 m.
2. LINGKUP SARANA PELAYANAN
Laboratorium direncanakan mampu melayani tiga bidang keahlian yaitu patologi
klinik, patologi anatomi dan forensik sampai batas tertentu dari pasien rawat inap, rawat
jalan serta rujukan dari rumah sakit umum lain, Puskesmas atau Dokter Praktek Swasta.
Pemeriksaan laboratorium pada Rumah Sakit Kelas B adalah :
a. Patologi klinik dengan pemeriksaan :
- Hematologi sederhana
- Hematologi lengkap
- Hemostasis penyaring dan bank darah
- Analisis urin dan tinja dan cairan tubuh lain
- Serologi sederhana/ immunologi
- Parasitologi dan mikologi
- Mikrobiologi
- Bakteriologis air
- Kimia Klinik
b. Patologi Anatomi
- Histopatologi lengkap
- Sitologi lengkap
- Histokimia
- Imunopatologi
- Patologi Molekuler
c. Forensik, yaitu melakukan pelayanan kamar mayat dan bedah mayat forensik
- Otopsi forensik
- Perawatan/pengawetan mayat
- Visum mayat
- Visum korban hidup
- Medikolegal
- Pemeriksaan histopatologi forensik
- Pemertiksaan serologi forensik
- Pemeriksaan forensik lain
- Toksikologi forensik

Pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas berikut :


Blood Sampling
Administrasi penerimaan spesimen
Gudang regensia & bahan kimia
Fasilitas pembuangan limbah
Perpustakaan, atau setidaknya rak-rak buku

3. KEBUTUHAN RUANG, FUNGSI SERTA KEBUTUHAN FASILITAS


Contoh Kebutuhan Ruang, Fungsi serta Kebutuhan Fasilitas Pada Instalasi
Laboratorium Patologi Klinik.
Besaran
Nama
No Fungsi Ruangan Ruang / Kebutuhan Fasilitas
Ruangan
Luas
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
1. Ruang Ruangan untuk staf 3~5 m2/ Meja, kursi, computer,
Administrasi melaksanakan tugas petugas printer, lemari, lemari
dan Rekam administrasi, arsip, dan peralatan
Medis pendaftaran, kantor lainnya.
(Terdapat loket pembayaran dan
pendaftaran, pengambilan hasil
loket serta ruangan untuk
pembayaran, penyimpanan
dan loket sementara berkas film
pengambilan pasien yang sudah
hasil) dievaluasi.
2. Ruang Tunggu Ruangan pasien & 1~1,5 m2/ Tempat duduk, televisi
Pasien pengantar pasien orang & Telp umum (bila RS
& Pengantar menunggu (min. 25 mampu)
Pasien diberikannya m2 )
pelayanan
laboratorium
3. Ruang Ruang tempat Sesuai Meja. Kursi, jarum
Pengambilan/ pengambilan sample Kebutuhan suntik dan pipetnya,
Penerimaan darah, pengumpulan container urin,
Bahan/ Sample sample urin, feses. timbangan, tensimeter.
Ruangan ini
dilengkapi dengan
toilet untuk
pengambilan sampel
urin dan feses
4. Bank Darah Ruang tempat Sesuai Meja, kursi,
pengambilan dan Kebutuhan refrigerator, freezer,
penyimpanan blood pack transporter,
persediaan darah. blood bank,
thermosealer, dll
5. Ruang Ruang tempat Sesuai Meja, kursi, dan
Konsultasi konsultasi pasien Kebutuhan peralatan kantor
dengan dokter lainnya.
spesialis Patologi
klinik.
6. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ Sesuai Mikroskop
Sero Imunologi analilsis sero Kebutuhan fluorescence,
imunologi dan jenis sentrifuge, waterbath,
alat yang autoanalyzer
diperguna- imunologi, rotator
kan shaker, refrigerator,
freezer, incubator, pipet
otomatis dengan
berbagai ukuran, pipet
volume dengan
berbagai ukuran,
washing sink.
7. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ Sesuai Meja lab,
Kimia Klinik analilsis kimia klinik. Kebutuhan spektrofotometer,
dan jenis sentrifus, water bath,
alat yang electrophoresis protein,
diperguna- autoanalyzer kimia,
kan electrolyte analyzer,
incubator, timbangan
analitik, blood gas
analyzer, pipet otomatis
dengan berbagai
ukuran, pipet volume
dengan berbagai
ukuran, washing sink
8. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ Sesuai Meja lab,
Hematologi analilsis hematologi Kebutuhan spektrofotometer,
dan hemostasis, dll dan jenis autoanalyzer untuk
alat yang hemostasis,
diperguna- autoanalyzer untuk
kan hematologi, hematologi
elektrophoresis,
mikroskop binokuler,
mikroskop binokuler
dengan digital recorder,
sentrifus, sentrifus
hematokrit, water bath,
Dift counter digital dan
manual, rolling mixer/
rotator, incubator,
haemocitometer,
refractometer,
refrigerator, pipet
otomatis dengan
berbagai ukuran, pipet
volume dengan
berbagai ukuran,
washing sink, timer,
stopwatch
9. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ Sesuai Analytical balance,
Mikrobiologi analilsis mikrobiologi Kebutuhan autoclave, automatic
dan jenis analyzer microbiologi,
alat yang sterilisator kering dan
diperguna- basah, incubator,
kan loop/kaca pembesar,
mikropscope
fluorescence,
microscope binocular
dengan digital reader,
microscope binocular,
microtitation plate
incubator, petri dish,
reader antibiotic, reader
patri dish, rotator
shaker, automatic
reader analyzer untuk
identifikasi dan
resistensi kuman, pipet
otomatis dengan
berbagai ukuran,
Bunsen, densimat, bio
safety cabinet (BSC),
anaerobic jar, washing
sink
10. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ Sesuai Automatic urin
Urinalis analilsis urin Kebutuhan analyzer, sentrifus,
Ket : Lab. Ini dan jenis laboratory refrigerator,
dapat alat yang microscope binocular,
digabungkan diperguna- refractometer, water
dengan lab. kan bath, washing sink
Lain.
11. Ruang Ruang tempat Sesuai Rak, refrigerator,
Penyimpanan penyimpanan bio Kebutuhan freezer, dll
Bio Material material dan jenis
alat yang
diperguna-
kan

12. Ruang Sputum/ Ruang tempat Sesuai Ruangan dengan resiko


Dahak pengambilan Kebutuhan pajanan tinggi,
specimen dahak dan jenis dilengkapi fasilitas
alat yang penggantian/pertukaran
diperguna- udara (exhause fan)
kan

13. Gudang Ruang tempat Sesuai Rak/Lemari


Regensia dan penyimpanan Kebutuhan
Bahan Habis regensia bersih dan
Pakai bahan habis pakai.

14. Ruang Cuci Ruang tempat Sesuai Lemari, sink


Peralatan pencucian regensia Kebutuhan
bekas pakai.

15. Ruang Diskusi Ruang tempat diskusi Sesuai Meja, kursi, lemari, dll
dan Istirahat dan istirahat personil/ Kebutuhan
Personil. petugas lab.

16. Ruang Kepala Ruang tempat kepala Sesuai Kursi, meja, computer,
Laboratorium laboratorium bekerja Kebutuhan printer, dan peralatan
dan melakukan kantor lainnya.
kegiatan perencanaan
dan manajemen.

17. Ruang Petugas Ruang tempat Sesuai Kursi, meja, sofa,


Laboratorium istirahat petugas Kebutuhan lemari
laboratorium.

18. Ruang Ganti/ Ruang tempat ganti Sesuai loker


Loker pakaian petugas Kebutuhan
laboratorium.

19. Dapur Kecil Sebagai tempat untuk Sesuai Perlengkapan dapur,


menyiapkan makanan Kebutuhan kursi, meja, sink
dan minuman bagi
mereka yang ada di
Instalasi CSSD dan
sebagai tempat
istirahat petugas.

20. KM/WC pasien KM/WC dan KM/WC Kloset, wastafel, bak


pengambilan sample pria/wanita air
luas 2 m2
urin 3 m2

21. KM/WC KM/WC KM/WC Kloset, wastafel, bak


petugas pria/wanita air
luas 2 m2
3 m2

4. PERSYARATAN KHUSUS
1. Laboratorium skrining darah dilengkapi bak pencuci (sink) untuk membersihkan
peralatan laboratorium.
2. Ruangan harus mudah dibersihkan, tidak menggunakan warna-warna yang
menyilaukan.
3. Suhu ruangan harus dijaga antara 22 27oC dengan kelembaban 50 70 %.
4. Stop kontak pada ruang penyimpanan darah dilengkapi dengan Catu Daya
Pengganti Khusus.
5. Memiliki sistem pembuangan air yang baik.

5. INSTALASI PENUNJANG
6.1 INSTALASI LISTRIK
Suplai energi listrik harus cukup untuk menjamin kontinuitas kerja sebuah
laboratorium. Energi listrik tersebut dapat bersumber dari :
- Suplai listrik utama
- Generator
- Sistem suplai energi surya.
Laboratorium di daerah terpencil sering mengalami kesulitan dalam suplai
energy listrik secara kontinu dan, karena itu, memerlukan generator pembangkit
listrik lokal atau sistem suplai energi surya.

6.1.1 Sumber energi listrik


Generator
Energi listrik dapat dihasilkan oleh sebuah generator bahan
bakar (fuel generator). Generator semacam ini dapat dibuat dengan
memanfaatkan energi hasil pembakaran dari mesin kendaraan
bermotor atau generator yang sudah dirancang khusus. Generator
pembangkit listrik dapat menghasilkan arus bolak-balik sebesar 110
volt CV) atau 220 V dan umumnya dapat menghasilkan energi lebih
besar dibandingkan mesin mobil. Mesin mobil menghasilkan arus
searah sebesar 12 V atau 24 V, yang dapat disalurkan ke dalam
baterai yang dapat diisi ulang .
Jenis arus listrik yang tersedia akan memengaruhi pemilihan
peralatan laboratorium; sebagai contoh, suatu alat yang memerlukan
arus searah bisa mendapat suplai energi dari:
- Baterai
- Jaringan arus searah, menggunakan transformator
- Jaringan arus bolak-balik,menggunakan converter.
Instalasi jaringan arus searah, mudah dan aman dalam
mengoperasikannya. Namun, untuk alat yang memerlukan arus searah
bertegangan rendah (6V, 12V atau 24V) tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh jaringan arus searah perlu diubah dengan
menggunakan transformator. Sementara, untuk alat yang memerlukan
arus bolak-balik (110 V, 220 V atau 240 V) arus searah harus diubah
menjadi arus bolak-balik dengan menggunakan inverter. Inverter berat
dan mahal serta potensial untuk terjadi kehilangan energi secara
signifikan dalam proses konversinya. Karena itu, lebih baik memilih
peralatan yang menggunakan arus searah saja atau arus bolak-balik
saja, sesuai dengan sumber energi yang tersedia, sehingga
penggunaan converter dapat dihindari.

Sistem Suplai Energi Surya (sistem photovoltaic)


Sebuah laboratorium dengan beberapa peralatan yang
kebutuhan energinya rendah dapat dijalankan dengan suplai energy
yang kecil. Untuk laboratorium di daerah terpencil, sistem suplai
energi surya mungkin lebih sesuai dibandingkan generator karena
sistem tersebut tidak bergantung pada suplai bahan bakar dan mudah
dalam perawatannya.
Sistem suplai energi surya terdiri atas tiga komponen:
- panel surya
- sebuah regulator pengisian elektronik
- baterai.

Panel surya
Ada dua tipe panel surya yang tersedia di pasaran:
- panel sel silikon kristal
- panel sel silikon amorf.
Panel sel silikon amorf lebih murah, tetapi menghasilkan
energi kurang efisien dibandingkan panel sel silikon kristal. Panel
surya harus dipasang sedemikian rupa sehingga terpapar cahaya
matahari secara langsung, karena terhalangnya cahaya dapat
mengurangi efisiensi produksi energi. Panel surya harus diletakkan
dengan sudut inklinasi sebesar 15.
Sisi bawah panel harus memiliki ventilasi yang bebas. Jarak
minimal antara si si bawah panel dan permukaan konstruksi
penyangga harus lebih dari 5cm untuk mencegah pemanasan panel,
yang dapat mengurangi efisiensi produksi energi.

6.2 INSTALASI AIR


6.2.1 INSTALASI SALURAN AIR : PROSEDUR SEDERHANA
Kesalahan dalam instalasi saluran air (plumbing) dalam suatu
laboratorium (air yang menetes, bak tampung yang terpampat, dsb.) dapat
menimbulkan hambatan bermakna terhadap kelancaran pekerjaan
laboratorium.
Bak tampung
Air pembuangan mengalir ke dalam reservoir yang selalu terisi air (seal).
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah udara kotor dari pipa dan saluran
pembuangan menuju bak tampung. Bak tampung dapat terpampat sehingga air
limbah tidak dapat mengalir keluar.
6.2.2 AIR UNTUK LABORATORIUM
Demi kelancaran pekerjaan di suatu laboratorium medis, diperlukan
sumber air yang adekuat. Untuk itu, diperlukan:
- air bersih
- air suling
- air bebas-mineral (bila memungkinkan)
- air dapar (bila memungkinkan).

Penyimpanan air
Bila persediaan air terbatas atau bersumber dari tangki atau sumur, air
sebaiknya disimpan sebanyak-banyaknya sebagai cadangan, dianjurkan dalam
wadah kaca atau plastik.
Air yang disimpan harus dituang terlebih dahulu sebelum disaring.

Sumber Air
Bila tidak tersedia air mengalir di laboratorium, dapat dibuat sistem
penyalur air sebagai berikut (lihat Gbr. 2.30).
1. Letakkan wadah air di atas rak tinggi.
2. Hubungkan sebuah selang karet ke dalam wadah sehingga air dapat
mengalir ke bawah.
3. Selang dijepit dengan klem Mohr atau penjepit-sekrup kecil.

- Air Suling
Air suling tidak mengandung senyawa nonvolatil (misalnya, berbagai
mineral), tetapi dapat mengandung senyawa organic volatil.
Pembuatan
Air suling dibuat menggunakan suatu penyuling, yaitu air biasa
dipanaskan sampai mendidih, kemudian uap yang dihasilkan didinginkan
dalam pipa pendingin sehingga terkondensasi menghasilkan air suling.
Kegunaan
Air suling digunakan dalam pembuatan reagen dan untuk
membilas berbagai peralatan gelas sebelum dikeringkan.

- Air bebas mineral


Air bebas-mineral (demineralized water) adalah air yang tidak
mengandung ion, tetapi mungkin saja masih mengandung senyawa organik.
Kegunaan
Air bebas-mineral dapat digunakan untuk:
- Membilas peralatan gelas sebelum dikeringkan menyiapkan
- Hampir seluruh reagen laboratorium medis, termasuk reagen pewarnaan.

- Air Dapar
Air suling biasanya bersifat asam dan air bebas-mineral juga akan
menjadi asam bila terpapar udara, Untuk beberapa prosedur laboratorium
(persiapan pewarnaan, dll,), pH air harus berkisar 7,0 (pH neutral) dan harus
tetap dipertahankan neutral. Untuk menghasilkan pH neutral tersebut,
larutan garam pendapar (penyangga) dilarutkan dalam air (dinamakan air
dapar).

HUBUNGAN INSTALASI LABORATORIUM DAN PELAYANAN


DI RUMAH SAKIT

Pelayanan prima adalah suatu pola layanan terbaik dalam manajeman modern yang
mengutamakan kepedulian terhadap pasien. Instalasi laboratorium adalah salah
satu pelayanan penunjang yang membantu diagnosa suatu penyakit sehingga dokter
dapat melayani suatu penyakit dengan tepat, akurat, dan cepat. Selain itu, instalasi
laboratorium juga menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu
penyakit dapat terdeteksi secara dini serta menentukan prognosis atau perjalanan penyakit
sehingga dapat digunakan sebagai pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan
suatu penyakit.

Pemberian pelayanan (cortemer service) yang baik kepada pasien diharapkan tercapainya
kepuasan para pasiennya. Kepuasan pasien membentuk persepsi pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh laboratorium rumah sakit, sehingga hal ini dapat
memposisikan pelayanan tersebut pada pasien. Oleh karena itu, customer service dapat
memberikan dampak bagi keberhasilan laboratorium dalam jangka panjang.

Instalasi laboratorium sebagai fasilitas penunjang merupakan perlengkapan yang


memberikan kemudahan untuk membantu tenaga kesehatan melaksanakan pemeriksaan
laboratorium sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Fasilitas disediakan oleh
laboratorium sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung aktivitas dalam
kelancaran pemeriksaan yang dilakukan. Lengkapnya instalasi laboratorium berpengaruh
terhadap kinerja pemeriksaan dalam laboratorium membantu memberikan hasil
pemeriksaan yang optimal sehingga tercapainya kepuasan pasien. Hal ini jelas sekali
bahwa pasien akan menuntut pelayanan prima yang diberikan berkenaan dengan
kebutuhan yang diinginkan pasien.

Oleh karena itu, kepuasan pasien seringkali didefinisikan dalam bentuk paradigm
kesenjangan antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dengan pengharapan
pasien terhadap pelayanan yang ditawarkan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kualitas
pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien, di mana
meningkatnya kualitas pelayanan berdampak pada meningkatnya kepuasan pasien.

Instalasi laboratorium yang ada di rumah sakit perlu disosialisasikan baik kepada pasien
maupun tenaga kesehatan, sehingga dengan adanya instalasi ini rumah sakit dapat
melayani pasien dan dapat mengukur baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan
berdasarkan derajat kepuasan pasien.

Keberhasilan suatu pelayanan yang berkaitan dengan instalasi dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien tidak lepas dari fungsi pelayanan yang dapat dijadikan sebagai sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien. Dimana dalam hal ini pelayanan yang
diberikan dapat berupa informasi mengenai instalasi laboratorium yang terdapat dalam
rumah sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/219172722/Instalasi-Laboratorium-SECARA-
umum
https://www.scribd.com/document/188115786/instalasi-laboratorium
https://irnien.files.wordpress.com/2016/02/fasilitas-laboratorium.pdf
https://petajalan.wordpress.com/2010/11/22/instalasi-laboratorium-rumah-
sakit-pusat-pertamina/
http://www.rsimanuellampung.com/index.php/fasilitas-dan-
pelayanan/instalasi-laboratorium

Anda mungkin juga menyukai