Anda di halaman 1dari 21

PORTOFOLIO

Kasus 1

Topik: Kista Ovarium


Tanggal (kasus): Presenter:
20 Maret 2017 dr. Nadiya Ananda
Tangal presentasi: Narasumber:
6 Mei 2017 Dr. M. Ferry Kusnadi, Sp.OG
Pembimbing:
dr. Hj. Neneng Tresna Imawati
Tempat presentasi: Ruang diskusi RS. TK.IV Dr. Bratanata Jambi
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Ny.I 41 tahun dating dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah sejak 6 bulan yang lalu
Tujuan:
Mengetahui dan memahami patofisiologi kista ovarium
Mengetahui dan memahami klasifikasi kista ovarium
Mengetahui dan memahami diagnosis kista ovarium
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan kista ovarium
Bahan bahasan: Tinjauan Riset Kasus Audit
pustaka
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi
Data pasien: Nama: Ny. I No registrasi: 13 18 XX
Nama RS: RS TK.IV Dr. Bratanata Usia: 41 tahun Terdaftar sejak: 2017

1
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Ny.I, 41 tahun datang ke RS TK. IV. DR. Bratanata dengan keluhan perut bagian bawah
terasa nyeri hilang timbul sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.
2. Riwayat Pengobatan: (-)
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit tumor
4. Riwayat keluarga/ masyarakat:
- Riwayat keluarga mengalami hal yang sama disangkal.
5.Riwayat Obstetri
Riwayat Menstruasi:
Menarche : 14 th
Siklus haid : 1x 30 hari
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti duk

Daftar Pustaka:
- Hadibroto, B.R,Laparoskopi pada kista Ovarium. Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
- Hakimi, M., 1993.Keadaan Darurat Ginekologi Umum. Yogyakarta: Penerbit
Yayasan Essentia Medica Yogyakarta
- Llewellyn, et al. 2001.Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi.Jakarta: Hipokrates
- Mansjoer, et al (2000).Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius
- Moore, J.G., 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi.Jakarta: Hipokrates
- Nugroho,T,. 2010. Buku Ajar Ginekologi.Yogyakarta : Nuha Medika

Hasil pembelajaran:
1. Patofisiologi kista ovarium

2
2. Klasifikasi kista ovarium
3. Diagnosis kista ovarium
4. Penatalaksanaan kista ovarium
Subyektif
Ny. I 42 tahun datang ke RS. Dr.Bratanata Jambi dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah sejak kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, nyeri awal nya
bersifat hilang timbul kini nyeri dirasakan makin memberat, nyeri dirasakan pasien
hingga ke pinggang.
Pasien menstruasi pada usia 14 tahun dengan siklus 30 hari, pasien sering
merasakan nyeri saat menstruasi, pasien menggunakan kontrasepsi hormonal berupa
KB implant, pasien menyangkal merasakan mual,muntah, BAB dan BAK normal.

Obyektif
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran :compos mentis GCS : E4 M6 V5
Tanda vital
TD :130/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,80C (aksila)
Berat badan : 58 kg
Tinggi Badan : 150 cm

Kepala : normocephal
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+)
Telinga : Normotia, sekret (-)

3
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-),
Bibir : Sianosis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran tiroid, tidak teraba pembesaran KGB,
peningkatan vena jugularis (-).
Thoraks
Paru
- Inspeksi : Bentuk dada dan pergerakan simetris, retraksi (-/-)
- Palpasi : Fremitus raba seimbang (D=S), pelebaran ICS (-/-)
- Perkusi : Sonor (+/+)
- Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung kanan PSL dextra pd ICS III
- Batas jantung kiri MCL sinistra pd ICS V
- Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen
- Inspeksi : cembung, kulit normal, scar (-)
- Palpasi : Turgor normal, massa (-), organomegali (-)
- Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal.

Ektremitas :oedem manus (-/-), oedem inferior (-/-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium (20 April 2017)
Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI

4
Hemoglobin 12.3 11-16 g/dL
Hematokrit 36.9 40-54 %
Leukosit 9,5 4-11 ribu/ul
Trombosit 344 150-450 ribu/ul
Eritrosit 4.23 4.5-6 juta/ul
MCV 74,5 80-100 Fl
MCH 23.8 26.0-34.0 Pg
MCHC 31.9 32.0-36.0 g/dl
RDW-CV 13.5 11-16 %
MPV 7.4 7.2-11.1 fL
PCT 0.3 %
DIFFERENTIAL
Basofil 1 0-1 %
Eosinofil 4 0.5-5 %
Limfosit 23 20-40 %
Monosit 5 2-8 %
Netrofil 67 50-70 %
HEMOSTASIS
BT 2 1-3 Menit
CT 4 2-6 Menit

Analysis Method Result Range


Glukosa GOD-PAP 73 mg/ dl 70-115
Ureum U.V 16,7 mg/dl 10,0-50,0
Creatinin Jaffe 0,9 mg/dl 0,6-1,1

Diagnosa Kerja

Kista Ovarium

Terapi
a. Non medika mentosa:
- Pasien direncanakan operasi
- Rawat di Ruang Biasa
- Pasien direncanakan operasi

5
b. Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt/i

Prognosis

Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam

6
Assessment
Definisi

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.


Berlokasi di pelvis, masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah
kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan
bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap
bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam
proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii
menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu
estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari
payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga
mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Kista ovarium merupakan salah
satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa
reproduksinya.
Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang
terdapat di ovarium. Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik
dan non neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan
tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam
panggul. Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri
atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan

7
ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental berwarna
kuning yang timbul dari lapisan kulit.

Gambar 1. Gambaran ovarium normal dan kista ovarium

Epidemiologi

Umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG


baik abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat
disekitar 18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan
merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke
keganasan. Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan
relatif jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran
umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.

8
Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan


hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.7
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamoxifen pada kanker mamma

Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus
oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.

Klasifikasi
Kista ovarium dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium
nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka pembagiannya adalah
sebagai berikut:

1. Tumor Nonneoplastik

Tumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon


progesteron dan estrogen.

9
a. Tumor akibat radang

Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tuboovarial.

Gambar 2. Kista ovarium

b. Tumor lain

1) Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia
yang lazim melainkan menjadi membesar menjadi kista. Kista ini berasal dari
folikel yang menjadi besar semasa proses atresia folikuli. Setiap bulan
sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan
degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.
Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas,
climacterium, dan sesudah salpingektomi.

2) Kista Korpus Luteum

Kista ini terjadi akibat perdarahan yang sering terjadi didalam korpus luteum,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.

10
3) Kista Lutein

Kista ini biasanya bilateral dan menjadi membesar sebesar tinju. Tumbuhnya
kista ini adalah akibat dari pengaruh hormon koriogonadotropin yang
berlebihan. Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar
kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus
luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada
masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah
corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-
kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah,
sehingga akhirnya tersisa cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah.
Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam
lapisan lutein sehingga pada kista korpus lutein yang tua, sel-sel lutein
terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
4) Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.

5) Kista Endometrium

Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan


endometroid.

6) Kista Stein-Laventhal

Kista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kiranya disebabkan


oleh ketidakseimbangan hormonal. Biasanya kedua ovarium membesar dan
bersifat polikistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding
tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika yang tebal dan
fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi
tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut
Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas,

11
obesitas dan oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan
hyperplasi dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenik. Kelainan ini
merupakan penyakit herediter yang autosomal dominan.

2. Tumor Neoplastik Jinak

Tumor neoplastik jinak terdiri dari :


a. Tumor Kistik

1) Kistoadenoma ovarii simpleks

Kistoma ovarii simpleks diduga kista ini adalah suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista. Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan
epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran
tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis
kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan
tekanan cairan dalam kista.

2) Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini berasal dari
suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen
lainnya. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner.

3) Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
ephitelium). Kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan

12
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi
dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista
ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan
keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-
kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

4) Kista endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista
ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya
dengan endometriosis ovarii.

5) Kista dermoid

Kista dermoid suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur- struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen elemen endoderm dan mesoderm. Bahan yang
terdapat dalam rongga kista ini ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa
lembek seperti lemak bercampur dengan rambut.

Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila

13
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

14
Diagnosis
1. Anamnesa
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor
ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau
tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah
jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di
perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadapat
kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus
terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,
inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat
ditemukan penurunan berat badan yang drastis.
2. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit

15
pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral,
ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin
didapatkan ascites yang pasif.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen
125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium
normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah
kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma
epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak
dan pada 6% pasien sehat.
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat
tumor.
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk
kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu
cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista
seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau
mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma
benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,
paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan
morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal

16
untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti
ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan
e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik
bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untukmengidentifikasi
organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.

Gambar 3. Gambaran USG kista ovarium

Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi
dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak
melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak
ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh
jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperikasa.

17
Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian
menunjukkan bahwa pada wanita post menopause, kista yang berukuran kurang dari
5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi,
namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita
premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak
dilakukan terapi. Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang
lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien
dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan.
Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien
dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista
dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak
diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium sebelahnya harus
dipertimbangkan pada wanita post menopause, perimenopause, dan wanita
premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta
yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium
polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium
kompleks dengan serum CA125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat
karsinoma ovarium pada keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi
dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak. Untuk tumor
ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya adalah total
abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi,dan appendiktomi (optional).
Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi)
masih dapat dibenarkan jika stadiumnya iamasih muda, belum mempunyai anak,
derajat keganasan tumor rendah seperti pada fow potential malignancy (borderline).
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma
dan tumor sel granulosa.

18
Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor
ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3
tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

Diagnosa Banding

Kehamilan
Mioma uteri
Tumor kolon sigmoid
Ginjal ektopik
Limpa bertangkai
Ascites

Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur- angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total.
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan
dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang
menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting

19
Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal
dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.

20
Follow Up

Tanggal S O A P
20/04/2017 Nyeri operasi Kesadaran: composmentis Post kistektomi - IVFD RL 20 gtt/i
(+) GCS : E46V5 dan lysis - Inj futaxon (ceftriaxon ) 2 x 1
TD : 110/70 mmHg perlengketan gr
HR : 86 x/m - Inj Metronidazol 2 x 500 mg
RR : 20 x/m - Inj Dexketoprofen 3 x 1 gr
T : 36,5oC
21/04/2017 Nyeri Operasi Kesadaran: composmentis Post kistektomi - Cefat (cefadroxil) 2x1
(+) berkurang TTV : dbn - Metronidazol 3 x 1 tab
- Mefinal (asam mefenamat )
Abdomen: NTE(+) 3x1
22/04/2017 Nyeri (-) Kesadaran: composmentis Post kistektomi Pulang
TTV : dbn

21

Anda mungkin juga menyukai