DISUSUN OLEH:
ISMADI
NIM. SN 161064
4. Komplikasi
Berikut adalah komplikasi yang dapat timbul akibat penyakiat
Osteoarthritis :
a. Asam urat
Asam urat atau Gout adalah salah satu jenis penyakit yang terjadi pada
persendian. Penyakit ini dapat menyebabkan timbulnnya peradangan
sendi karena tingginya tingkat asam urat yang menyebabkan kristal
natrium urat membentuk di dalam dan sekitar sendi. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada tulang rawan akibat penyakit
osteoartritis dapat mendorong pemembentukan kristal dalam sendi.
Jika Anda memiliki osteoarthritis yang disertai penyakit asam urat,
maka tingkat penyakit sendi anda akan terus meningkat dan bahkan
dpat menyebabkan kelumpuhan.
b. Kondrokalsinosis
Osteoarthritis juga dapat mendorong kristal kalsium pirofosfat
terbentuk di tulang rawan Anda. Ini disebut kalsifikasi atau
kondrokalsinosis. Hal ini dapat terjadi di setiap sendi, dengan atau
tanpa osteoarthritis, tapi itu kemungkinan besar terjadi di lutut sudah
terkena osteoartritis, terutama pada orang tua. Kristal akan muncul di
sinar-x dan sampel cairan yang diambil dari sendi Anda.
Osteoarthritis cenderung menjadi lebih parah lebih cepat ketika kristal
kalsium yang hadir. Kadang-kadang kristal dapat mengguncang lepas
dari tulang rawan, menyebabkan serangan tiba-tiba bengkak sangat
menyakitkan disebut arthritis kalsium pirofosfat kristal akut (akut CPP
kristal arthritis), sejenis penyakit kalsium kristal .
Pathway
Proses Penuaan
Trauma
Intrinsik
Ekstrinsik
Pemecahan Perubahan
kondrosit Komponen sendi
Kolagen
Progteogtikasi Perubahan
Jaringan sub metabolisme sendi
Proses penyakit
kondrial
degeneratif
yang panjang
MK: Pengeluaran
Kerusakan enzim lisosom
Penatalaksanaan
lingkungan
Kerusakan
Kurang matrik kartilago
kemampuan
mengingat
Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
Penurunan MK: Kerusakan
Kekuatan mobilytas fisik
nyeri
Distensi Cairan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada
tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum
pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang
cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas
pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
b. Pemneriksaan fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi
(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan
pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2) Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
3) Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan
dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Evaluasi
C. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan
stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi
secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan, malaise.
Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan
pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
- Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten,
sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal.
3. Integritas Ego
- Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
- Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi,
misalnya ketergantungan pada orang lain.
4. Makanan / Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi
makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia.
- Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan,
kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
diri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensori
- Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
7. Nyeri/kenyamanan
- Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan
pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis
dan kekakuan (terutama pagi hari).
8. Keamanan
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
9. Interaksi Sosial
- Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain,
perubahan peran: isolasi.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan
penyakit tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal,
pkeuritis.
DAFTAR PUSTAKA
R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut, Jakarta, Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.
B. Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit
FKUI.