Anda di halaman 1dari 13

TUGAS THT

ILMU PENYAKIT
TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN KEPALA LEHER
OTORRHEA

KARANGANYAR

Oleh :
Nikko Rizky Amanda
G99162025

Pembimbing : dr. H. Anton Christianto, Sp.THT-KL, M.Kes.

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD PANDANARANG BOYOLALI
BOYOLALI
2017

0
1. Keluhan utama di bidang THT-KL
a. Telinga
- Telinga berdenging (tinitus)
- Telinga terasa penuh
- Nyeri telinga (otalgia)
- Keluar cairan (otorrhea)
- Penurunan pendengaran
- Telinga gatal (itching)
- Benda asing di dalam telinga (corpal)
- Pusing berputar (vertigo)
- Sakit kepala (cephalgia)
- Sakit kepala sebelah (migraine)
b. Hidung
- Hidung tersumbat(nasal obstruksi)
- Sering bersin-bersin (sneezing)
- Perdarahan dari hidung (epistaksis)
- Gangguan penghidu (anosmia/hiposmia)
- Sekret dari hidung (rhinorrhea)
- Nyeri di daerah wajah
- Hidung berbau (foetor ex nasal)
- Benda asing di dalam hidung (corpal)
- Suara sengau (nasolalia)
c. Tenggorok
- Nyeri tenggorok
- Batuk
- Suara serak (hoarseness)
- Nyeri menelan (odinofagia)
- Merasa banyak dahak di tenggorokan
- Sulit menelan (disfagia)
- Merasa ada yang menyumbat atau mengganjal (sense of lump in
the neck)
- Amandel (tonsilitis)
- Bau mulut (halitosis)
- Benda asing di tenggorok (corpal)
- Tenggorok kering

2. A. Mekanisme patofisiologi otorrhea / keluar cairan dari telinga


Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu
mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke
arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

1
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang.
Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh
bakteri atau jamur. Apabila sudah terjadi infeksi telinga akan semakin lembab
dan sekret akan berbau busuk.
Sekret yang serosa (cair) biasanya timbul karena otitis eksterna difusa
dan sering menimbulkan krusta pada orifisium liang telinga luar. Selain otitis
eksterna, keluarnya cairan jernih melalui telinga bisa jadi adalah cairan
serebrospinal yang bocor karena adanya fraktur pada tulang tengkorak.
Sekret yang mukopurulen berasal dari telinga bagian tengah yaitu otitis
media supuratif akut dan otitis media supuratif kronik yang jinak. Warnanya
kuning pucat, lengket dan tidak berbau. Proses infeksi dan inflamasi yang
terjadi pada telinga tengah berkaitan dengan inflamasi yang terjadi pada tuba
eustachius. Keadaan yang paling sering terjadi adalah infeksi saluran atas
yang melibatkan nasofaring. Manifestasi inflamasi dalam hal ini akan
menjalar dari nasofaring hingga mencapai ujung medial tuba Eustachius atau
secara langsung terjadi di tuba Eustachius, sehingga memicu stasis sehingga
mengubah tekanan di dalam telinga tengah. Di sisi lain, stasis juga akan
memicu infeksi bakteri patogenik yang berasal dari nasofaring dan masuk ke
dalam telinga tengah dengan cara refluks, aspirasi, atau insuflasi aktif.
Akibatnya akan terjadi reaksi inflamasi akut yang ditandai dengan
vasodilatasi, eksudasi, invasi leukosit, fagositosis, dan respon imun lokal
yang terjadi di telinga tengah. Eksudasi ini semakin lama akan semakin
banyak produksinya sehingga suatu saat cairan akan mendesak membran
timpani yang akhirnya akan membuat membran timpani perforasi dan pasien
akan mengeluh keluarnya cairan kental yang berwarna kuning atau hijau
dengan bau yang busuk.

B. Manajemen pasien dengan otorrhea


1) Anamnesis
- Telinga meler: warna, jumlah, kekentalan, bau
- onset dan durasi
- keluhan lain pada telinga
- keluhan sistemik

2
- riwayat trauma, insersi benda asing, pekerjaan dan aktivitas
- riwayat penyakit dahulu
2) Pemeriksaan Fisik
- Tanda vital
- Telinga (inspeksi dan otoskopi) : sekret, tanda radang, bekas trauma,
membran timpani (apakah intak, hiperemis, retraksi, perforasi)
- Hidung
- Cavum oris
- Faring
- Sinus
- Limfonodi
- Leher
3) Pemeriksaan Penunjang
Sekret yang ditemukan kemudian dilakukan pemeriksaan
mikroskopis, kultur swab mikrobiologis, dan tes resistensi antibiotik.

Otorrhea kronis

otoskopi

MT utuh MT perforasi

OED OMSK
Otomikosis
Dermatitis
OE maligna onset, progresivitas,
Miringitis predisposisi,
granulomatosa penyakit sistemik,
riwayat pengobatan
lama, cari tanda
komplikasi

komplikasi - komplikasi +

kolesteatoma kolesteatoma +
OMSK benigna OMSK bahaya

Lihat bagan 1 Lihat bagan 2

3
BAGAN 1
kolesteatoma +
kolesteatoma OMSK bahaya
OMSK benigna

OMSK tenang OMSK aktif

cuci telinga,
stimulasi epitelisasi
antibiotik sistemik,
tepi perforasi antibiotik topikal

perforasi menutup perforasi menetap otorea menetap > 1


tuli konduktif? minggu

tidak antibiotik
sembuh Ro mastoid
audiogram

otorea menetap > 3


tuli konduktif +
bulan pilihan:
atikotomi anterior
timpanoplasti dinding utuh
OMSK + (CWU)
BAGAN 2 ideal:
ideal: mastoidektomi
komplikasi timpanoplasti dinding
+ timpanoplasti runtuh (CWD)
timpanoplasti tanpa atau atikoantroplasti
dengan mastoidektomi timpanoplasti buka tutup
komplikasi komplikasi
intratemporal intrakranial

abses subperiosteal abses ekstra dura


labirintis abses peri sinus
parese fasial tromboflebitis sinus lateral
petrositis meningitis
abses otak
meningitis otikus

antibiotik dosis tinggi rawat inap


mastoidektomi periksa sekret telinga 4
dekompresi N. VII antibiotik IV dosis tinggi 7-15 hari
petrosektomi konsul spesialis saraf
mastoidektomi
operasi bedah saraf
C. Diagnosis banding otorrhea
1. Kelainan Telinga Luar
1. Otitis Eksterna Difusa
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga dua
pertiga dalam. Kulit liang telinga hiperemis dan edem dengan batas
yang tidak jelas serta tidak terdapat furunkel. Kadang-kadang terdapat
sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (mucin)
seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.
2. Otitis Eksterna Sirkumskripta
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi di sepertiga luar liang
telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat
terjadi infeksi pada polisebasea, sehingga dapat membentuk furunkel.
Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau
Staphylococcus albus. Gejala klinisnya berupa perdarahan dari
telinga, telinga terasa terbakar, otalgi dengan membrane timpani
normal, nyeri hebat pada telinga luar, otorrhea/draining ear, tragus
pain, penurunan pendengaran, dan telinga terasa tersumbat
3. Otitis Eksterna Maligna
Otitis eksterna maligna adalah infeksi akut difus di liang telinga
luar dan struktur lain di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua
dengan penyakit diabetes militus. Gejala klinisnya berupa rasa gatal di
liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh rasa nyeri hebat, sekret
yang banyak, pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut akan
semakin hebat, kemudian liang telinga tertutup jaringan granulasi
yang cepat tumbuhnya, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis
fascial
2. Kelainan Telinga Tengah
1) Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
OMA merupakan peradangan akut sebagian atau seluruh
periostium telinga tengah. OMA biasanya diawali dengan terjadinya
infeksi akut saluran napas atas (ISPA). Mukosa saluran pernapasan
atas mengalami inflamasi akut berupa hiperemi dan odem, termasuk
juga pada mukosa tuba eustachius sehingga terjadi penyumbatan

5
ostiumnya yang akan diikuti dengan gangguan fungsi drainase dan
ventilasi tuba eustachius. Kavum timpani menjadi vakum dan disusul
dengan terbentuknya transudat. Infliltrasi kuman pathogen ke dalam
mukosa kavum timpani yang berasal dari hidung atau faring
menimbulkan supurasi.
Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi.
Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa, dan mungkin
terdapat otalgia. Nyeri akan hilang secara spontan bila terjadi perforasi
spontan membrana timpani atau setelah dilakukan miringotomi.
Gejala lain yaitu keluarnya cairan/sekret dari telinga yang biasanya
berupa nanah, demam, kehilangan pendengaran, dan tinitus. Pada
pemeriksaan otoskopis, kanalis auditorius eksternus sering tampak
normal, dan tidak terjadi nyeri bila aurikula digerakan. Membrana
timpani tampak merah dan sering menggelembung.
OMA dapat dibagi atas 5 stadium :
a. Stadium oklusi tube eustachius
Ditandai dengan adanya gambaran retraksi membran timpani
akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena
adanya absorbsi udara
b. Stadium hiperemis
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau
seluruh membran timpani tampak hiperemis
c. Stadium supurasi
Tampak edema hebat pada mukosa telinga tengah serta
terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah
liang telinga luar.
d. Stadium perforasi
Tampak ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari
telinga tengah ke liang telinga
e. Stadium resolusi
Membran timpani tampak berangsur normal kembali, sekret
tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.
2) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
OMSK merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,

6
bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi
membran timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila
prosesnya sudah lebih dari 8 minggu/2 bulan. Beberapa faktor yang
menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat
diberikan, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
atau higiene buruk.
OMSK terbagi atas 2 jenis yaitu OMSK tipe Benigna dan OMSK
tipe Maligna. Sedangkan berdasarkan aktivitas sekret yang keluar
dikenal juga OMSK aktif (sekret yang masih keluar dari kavim
timpani secara aktif) dan OMSK tenang (keadaan kavum timpani
terlihat basah atau kering).
a) OMSK Tipe Benigna
Proses peradangan pada OMSK tipe ini terbatas pada mukosa
saja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di
sentral. Pada OMSK ini tidak terdapat kolesteatoma. Gejalanya
berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan
pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat
menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba
eustachius yang mukoid dan setelah satu atau dua kali pengobatan
local bau busuk berkurang
b) OMSK Tipe Maligna
OMSK tipe ini disertai adanya kolesteatoma. Perforasi
membran timpani biasanya tipe atik atau marginal. Sekret pada
infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat
bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga
terlihat keping-keping kecil, berwarna putih mengkilat.
3) Otitis Media Serosa Akut
Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non
purulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Otitis
media serosa akut, adalah keadaan terbentuknya sekret di dalam
telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi
tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain karena sumbatan
tuba, virus, alergi dan idiopatik. Gejala klinisnya berupa pendengaran

7
berkurang, rasa tersumbat pada telinga, suara sendiri terdengar lebih
nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit, terasa ada cairan yang
bergerak di dalam telinga ketika mengubah posisi kepala. Pada
otoskopi terlihat membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak
gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani.
4) Otitis Media Serosa Kronik
Batasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis
media serosa kronis hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis
media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah
dengan disertai rasa nyeri. Sedangkan pada otitis media serosa kronik
(glue ear), sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan
gejala-gejala pada telinga yang berlanngsung lama. Sekretnya dapat
kental seperti lem, maka disebut glue ear.
5) Barotrauma (Aerotitis)
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan
yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau
menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Pada
keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga
cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang
disertai dengan ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga
tengah dan rongga mastoid tercampur darah.

3. Mastoiditis
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid
yang terletak pada tulang temporal. Gejala klinisnya berupa nyeri otot
leher, penurunan daya pengecapan/Hypoguesia, abnormalitas nervus
kranialis, pusing, paralise nervus fascialis, kelemahan otot wajah
unilatral, sakit kepala, vertigo, demam, malaise, otalgi dengan membrane
timpani normal, pembengkakan daerah mastoid, kehilangan pendengaran,
mastoid tenderness/ nyeri tekan mastoid, otorrhea/draining ear dan
Postauricular Swelling Edema
4. Penyebab lain
1) Fraktur Basis Kranii
Fraktur yang terjadi sepanjang dasar tengkorak, biasanya
termasuk tulang petrous dapat ditemukan Battle's sign, cranial
neuropati, trauma, fistula sinus carotid-cavernous, serta otorrhea.

8
2) Kebocoran cairan serebrospinal: discharge berupa cairan jernih
3) Osteomyelitis: discharge telinga yang berbau busuk

D. Macam-macam tetes telinga yang digunakan


1. Erlamycetin (Kloramfenikol 1%)
2. Nelicort (Kombinasi : Polymicin BSO4 10.000 IU, Neomycin SO4 5
mg, Fludrokortison Asetat 1 mg, Lidokain HCL 40mg)
3. Tarivid otic (Ofloxacin )
4. Blecidex (framicetyn sulfate 5 mg, gramicidin 0,05 mg ,
dexamethasone 0,5 mg)

E. Macam-macam obat oral yang digunakan


1. Amoxicillin
2. Ampicillin
3. Eritromisin
4. Ciprofloxacin

Kloramfenikol Nelicort Tarivid Blecidex


Isi Kloramfenikol Polymicin BSO4 Ofloxacin 3mg/ml framicetyn sulfate
1% 10.000 IU, 5 mg, gramicidin
Neomycin SO4 5 0,05 mg ,
mg, dexamethasone
Fludrokortison 0,5 mg
Asetat 1 mg,
Lidokain HCL
40mg
Kelas obat Antibiotik Antibiotik, Antibiotik Antiseptik dan
kortikosteroid, kortikosteroid
Anestetik
Golongan Kloramfenikol Antiinfectives Florokuinolon Aminoglikosid
Indikasi Otitis eksterna Otitis eksterna Otitis eksterna Otitis eksterna
akut dan kronis akut dan kronis
Mikroba Staphilococcus, Bakteri gram Staphilococcus,str Bakteri gram
sensitif Enterococcus, positif dan negatif eptococcus, positif kecuali
Salmonella, proteus, Basil serta gram

9
bakteri gram Pseudomonas, negatif
positif dan negatif Haemophilus
lain
Kontraindikasi Otitis dengan Hipersensitifitas Pasien dengan Otitis dengan
perforasi hipersensitifitas perforasi
membrane timfani terhadap membrane timfani
ofloxacin
Dosis 3-4 tetes 2-3 kali 4-5 tetes 2-4 kali 6-10 tetes 2 kali 2-3 tetes 3-4
perhari perhari perhari perhari
Efek samping Mual, diare Iritasi, rasa Iritasi,rasa nyeri Iritasi,rasa nyeri
terbakar, gatal

Amoxicillin Ampicilin Eritromisin Ciprofloxacin


Golongan Beta lactam Beta lactam Makrolid Kuinolon
Obat
Mekanisme Antibiotik beta-laktamase bekerja Antibiotik Antibiotik
Kerja membunuh bakteri dengan cara makrolid bekerja kuinolon bekerja
menginhibisi sintesis dinding selnya. menghambat dengan cara
Pada proses pembentukan dinding sel, sintesis protein menghambat
terjadi reaksi transpeptidasi yang bakteri dengan enzim DNA
dikatalis oleh enzim transpeptidase jalan berikatan girase yang
dan menghasilkan ikatan silang antara secara reversibel berfungsi
dua rantai peptida-glukan. Enzim dengan ribosom menimbulkan
transpeptidase yang terletak pada sub unit 50S. negative coiling
membran sitoplasma bakteri tersebut pada saat proses
juga dapat mengikat antibiotik beta- replikasi dan
laktam sehingga menyebabkan enzim transkripsi.
ini tidak mampu mengkatalisis reaksi
transpeptidasi walaupun dinding sel
tetap terus dibentuk. Dinding sel yang
terbentuk tidak memiliki ikatan silang
dan peptidoglikan yang terbentuk
tidak sempurna sehingga lebih lemah

10
dan mudah terdegradasi.
Indikasi Otitis media akut Otitis media akut Otitis media akut Otitis media akut
dan kronis dan kronis dan kronis dan kronis
Kontraindikasi Pasien dengan Pasien dengan Pasien dengan Anak dibawah 18
hipersensitifitas hipersensitifitas hipersensitifitas tahun dna ibu
hamil
Dosis 250-500 mg 3 kali 250-500 mg 4 kali 250-500 mg 4 kali 500 mg 2 kali
perhari perhari perhari perhari

11
DAFTAR PUSTAKA

Arif M., kuspuji T., Rakhmi S., Wahyu I.W., Wiwiwk S. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.

Efiaty A.S., Nurbaiti I., Jenny B., Ratna D.R. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tengggorokan Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi.

Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta:EGC

George Krucik, MD. 2013. Ear Discharge. available from:


http://www.EarDischarg.Causes.Treatment.Prevention.htm.

Kepmenkes. 2014. Formularium nasional. available from:


https://www.scribd.com/doc/250910683/2014-KEPMENKES-NO-159-
FORMULARIUM-NASIONAL-pdf. diunduh 27Maret 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai