Disusun Oleh :
ABT 6B
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini
dengan lancar dan tepat pada waktunya. Penyusunan proposal ini berjudul
Analisis Deskriptif Pelatihan & Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT
Kereta Api Indonesia (Persero).
Penulis lebih terbuka dalam pembuatan proposal ini, karena masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam keseluruhan penyajian proposal ini karena
keterbatasan waktu, kemampuan dan tenaga yang ada. Berkenaan dengan hal
tersebut, penulis memohon saran dan kritik terhadap proposal ini, sehingga
proposal ini dapat mencapai kesempurnaan dan bisa bermanfaat bagi pembaca
atau pun penulis khususnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Nurul Syifa
BAB I
PENDAHULUAN
1. Memperbaiki kinerja.
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi.
3. Membantu memecahkan persoalan operasional.
4. Mempersiapkan karyawan baru untuk promosi.
5. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
6. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
7. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Selain itu menurut (Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, 2003:177),
ada berbagai manfaat latihan dan pengembangan, yaitu:
1. Latihan (Training)
Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan
seorang karyawan dengan cara meningkatkan kemampuan dan
keterampilan karyawan dalam menjalankan suatu pekerjaan.
2. Pendidikan (Education)
Pendidikan adalah media untuk memperbaiki pemahaman seorang
karyawan mengenai pengetahuan umum pada umumnya, termasuk
peningkatan penguasaan teori dan keterampilan dalam mengambil
keputusan untuk menghadapi persoalan-persoalan organisasi
perusahaan.
2) Teknik Simulasi
Menurut (Udin Syaefudin Saud, 2005:129) simulasi adalah
sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem,
misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada
kurun waktu yang tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa
simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat
variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan
yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusa-keputusan
yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi
secara nyata. Adapun metode ini mencakup, antara lain :
a) Simulator Alat-Alat
Misalnya simulasi alat-alat suntik bagi pendidikan kedokteran
atau perawat, simulasi bisnis bagi pendidikan manajemen
bisnis atau administrasi bisnis dan sebagainya.
b) Studi Kasus (Case Study)
Di mana para peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian
dipelajari dan didiskusikan antara para peserta diklat. Metode
ini sangat cocok untuk para peserta, manajer, atau
administrator, yang akan mengembangkan keterampilan dan
memecahkan masalah-masalah.
c) Permainan Peranan (Role Playing)
Dalam cara ini peserta diminta untuk memainkan (berperan),
bagian-bagian dari berbagai karakter (watak) dalam kasus.
Para peserta diminta untuk membayangkan diri sendiri
tentang tindakan (peranan) tertentu yang diciptakan bagi
mereka oleh pelatih. Peserta harus mengambil alih peranan
dan sikap-sikap dari orang-orang yang ditokohkan itu.
d) Teknik di Dalam Keranjang (In Basket)
Metode ini dilakukan dengan memberi bermacam-macam
persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain
peserta latihan diberi suatu basket atau keranjang yang penuh
dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi.
Kemudian peserta latihan diminta untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori dan
pangalaman yang dimulai dari perencanaan sampai dengan
evaluasinya.
Dalam pemilihan teknik tertentu untuk digunakan pada program
latihan dan pengembangan, ada beberapa trade-offs. Ini berarti tidak
ada satu teknik yang selalu paling baik dan hal tersebut tergantung pada
sejauh mana suatu teknik yang dipilih itu memenuhi faktor-faktor berikut
ini (Susilo Martoyo, 1994:58):
a. Efektivitas biaya
b. Isi program yang dikehendaki
c. Kelayakan fasilitas-fasilitas
d. Preferensi dan kemampuan peserta
e. Preferensi dan kemampuan pelatih
f. Prinsip-prinsip belajar
1. Peserta
Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau
heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan usianya.
Hal ini akan menyulitkan dan mengahambat kelancaran pelaksanaan latihan
dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi dan daya nalar mereka
terhadap pelatihan yang diberikan.
2. Pelatih / Instruktur
Pelatih atau instruktur harus cakap dalam mentransfer pengetahuannya
kepada para peserta latihan dan pendidikan. Sehingga, ilmu yang diberikan
dapat dipahami dengan baik.
3. Fasilitas Pengembangan
Fasilitas sarana dan prasarana pengembangan yang dibutuhkan untuk latihan
dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Hal ini akan menyulitkan dan
menghambat lancarnya pengembangan.
4. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang
serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh
pekerjaan atau jabatan peserta. Untuk menetapkan kurikulum dan waktu
mengajarkannya sangat sulit.
5. Dana Pengembangan
Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas, sehingga sering
dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
Pelatihan
Perencanaan Karir
dan Pengembangan
Pelatihan & Karir
Pengembangan Sumber
Daya Manusia di PT
Kereta Api Indonesia
Pengembangan
Organisasi
Manajemen Performa
dan Penilaian
Performa
3.6.4 Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis /
gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen
merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-
surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol, artefak, foto,
sketsa dan data lainya yang tersimpan. Dokumen tak terbatas pada ruang
dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara
dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan
kesimpulan.
Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat
dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan.
Metode ini relatif mudah dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah
diganti karena sumber datanya tetap. Dengan membuat panduan / pedoman
dokumentasi yang memuat garis-garis besar data yang akan dicari akan
mempermudah kerja di lapangan dalam melacak data dari dokumen satu ke
dokumen berikutnya.
Dokumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa foto,
gambar, serta data-data mengenai analisa dari pelatihan dan pengembangan
karyawan di PT Kereta Api Indonesia (Persero). Hasil penelitian dari
observasi dan wawancara akan semakin akurat dan dapat dipercaya apabila
didukung oleh foto-foto.