Anda di halaman 1dari 3

Financial Distress

Di jagat BEI, ada banyak perusahaan yang selalu mengalami kerugian. Kalo dari laporan keuangan yang
diterbitkan, sekilas perusahaan tersebut beroperasi hanya untuk bertahan hidup. Penjualan yang terus
turun dan mulai kesulitan membayar cicilan biasanya salah satu tanda bahwa perusahaan tersebut sudah
mulai tidak sehat. Dan kondisi inilah yang dinamakan dengan financial distress.

Okey, apa dampak kondisi financial distress ini terhadap perusahaan?


Kalo kata gitman (tokoh pakar ilmu bisnis terkemuka) kondisi ini menyebabkan:
1. Kegagalan bisnis dimana pendapatan tidak bisa menutup biaya-biaya sehingga rate of return (tingkat
pengembalian modal/investasi) menjadi minus
2. Tidak bisa bayar hutang baik pokok maupun cicilan, sehingga harus menjual aset yang ada
3. Bangkrut apabila aset yang dijual sudah tidak ada, modalnya minus, dan perusahaan tidak sanggup
lagi beroperasi.

Nah bisa kita simpulkan ujung dari semua penyakit financial distress ini adalah kebangkrutan. Caranya
gimana? Ya biasanya perusahaan tersebut akan datang ke pengadilan niaga, terus bilang kalo tidak bisa
bayar hutang dan minta diputuskan kepailitannya. Setelah itu keluar lah surat keputusan yang
menyatakan bahwa perusahaan bangkrut dan aset akan dilikuidasi untuk menutup hutang yang ada.
(seperti yang terjadi pada Batavia Airlines tahun 2013 lalu yang menyatakan kebangkrutan dan
menghentikan operasionalnya gara-gara tidak bisa bayar hutang)

Lalu bagaimana memprediksi bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan?


Hal ini perlu kita lakukan karena seperti yang saya bilang diatas, banyak di BEI, perusahaan yang masih aja
beroperasi walau uda sekarat sehingga sebagai value investor, kita harusnya tahu kondisi perusahaan
yang sebenarnya dan apa yang dihadapi perusahaan kedepannya. Okey gaes begini cara menghitung
prediksi kebangkrutan tersebut menurut teori altman (teori ini diterapkan oleh banyak manajer investasi
di Amerika sejak tahun 1970):

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5

Dengan keterangan:
Z = Tingkat kebangkrutan
X1 = Modal kerja / total aktiva (working capital / total asset)
(X1 adalah rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya)
X2 = laba ditahan / total aktiva (retained earnings / total asset)
(X2 adalah rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi)
X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aktiva (earning before interest and taxes / total asset)
(X3 adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari aktiva
yang digunakan)
X4 = nilai pasar saham / nilai buku total utang (market value of equity / book value of total debt)
(X4 adalah rasio ini dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjang atau mengukur kemampuan permodalan perusahaan dalam menanggung
seluruh beban utangnya)
X5 = penjualan / total aktiva (sales / total asset)
(X5 adalah rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
usaha, yaitu sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan sumber dayanya untuk
meningkatkan penjualan dengan berbagai macam kondisi persaingan)

Penafsiran dari nilai Z yang didapatkan adalah sebagai berikut:


Z > 2,99 Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman
2,70 Z < 2,99 Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus
1,80 Z < 2,70 Ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan dalam 2 tahun ke depan
Z < 1,80 Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan

Okey sebagai contoh, beberapa hari ini bangkit beberapa saham tidur di BEI, yang entah kenapa tidak ada
angin dan tidak ada hujan tiba-tiba bergerak dengan sendirinya (like a zombie, right? hehe) salah satu nya
adalah CPGT (PT. Citra Maharlika Nusantara Corp). CPGT dulunya bernama PT. Cipaganti Citra Graha yang
bergerak dibidang jasa transportasi, pertambangan, perbengkelan, dan perdagangan (kalo yang biasa PP
jakarta bandung pasti tahu ini). Tahun 2014 perusahaan ini di akuisisi oleh Terra Investment dari pemilik
lama nya yaitu Andianto Setiabudi (yang kemarin kena kasus penipuan nasabah koperasi cipaganti) dan
berganti nama menjadi PT. Citra Maharlika Nusantara Corp. Selain itu juga fokus bisnis pun berupa
menjadi jasa transportasi, penyewaan alat berat, dan perjalanan wisata. Adapun informasi keuangaan
CPGT per TW III 2016 (dalam rupiah) adalah sebagai berikut:
1. Aset : 228,789,231,169
2. Hutang : 382,265,444,787
3. Ekuitas : (153,476,213,618)
4. Penjualan : 117,047,829,859 (komposisi : transportasi 91%, sewa alat berat 5%, wisata 4%)
5. Beban pokok : (128,190,275,855)
6. Beban operasi : (92,944,312,782)
7. Beban keuangan : (6,845,539,716)
8. Rugi bersih : (92,046,219,109)
9. Aset lancar : 32,339,033,617
10. Hutang Lancar : 361,987,148,706
11. Lembar saham : 3.972.222.100

Mengapa kita memilih CPGT sebagai contoh? Karena dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan CPGT
terus turun bahkan di 3 tahun terakhir mengalami kerugian. Selain itu CPGT juga telah defisiensi modal
yang artinya apabila semua asetnya dijual sekalipun tetep gak akan bisa menutup hutang yang ada. Hal
ini kami kira wajar, karena mengingat dalam beberapa tahun ini, sektor tranportasi (pendapatan terbesar
CPGT) banyak didominasi transportasi online seperti gojek, grab, uber dll. Karena faktor ini lah kami kira,
bila CPGT terus bertahan dengan model bisnis seperti ini, maka CPGT akan terus mengalami financial
distress akut.
Well, mari kita coba dengan teori altman, apa yang akan terjadi dengan CPGT?
Dari data yang ada maka diketahui :
1. X1 = Modal kerja / Total Aktiva = (aset lancar-hutang lancar)/Total Aset
X1 = (32,339 juta-361,987 juta)/228,789 juta = (1,4403)
2. X2 = laba ditahan / total aktiva = 0/228,789 juta = 0
3. X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aktiva = 0/228,789 juta = 0
4. X4 = nilai pasar saham / nilai buku total utang = 50/(382,265 juta/3.972 juta) = 0,519
5. X5 = penjualan / total aktiva = 117,047 juta/228,789 juta = 0,511
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
Z = 1,2(-1,4403)+1,4(0)+3,3(0)+0,6.(0,519)+0,999(0,511)
Z = (1,728)+0+0+0,3114+0,510 = (0,906)

Berdasarkan perhitungan Z (tingkat kebangkrutan) maka didapat Z = minus 0,906 atau dengan kata lain
berada di level jauh kurang dari 1,80, sehingga menurut altman, CPGT berpotensi kuat akan mengalami
kebangkrutan.
Okey, kalo melihat kinerja perusahaan beberapa tahun ini ditambah dengan kondisi persaingan sektor
bisnis transportasi yang sangat ketat (bahkan BIRD dan TAXI pun juga mengalami penurunan), maka kami
kira wajar kalo prediksi altman menunjukan hal tersebut. Ya kecuali memang CPGT dapat melakukan
inovasi sehingga kinerja perusahaan dapat membaik. Atau setidaknya perusahaan diakuisisi atau di
backdoor listing, sehingga fokus bisnis perusahaan berubah ke sektor baru yang lebih potensial...
Maka dari itu untuk saat ini dhewa marketama tidak tertarik untuk investasi pada CPGT walau kemarin
harga saham nya sempat naik (dan katanya akan naik lagi)

Finally yang lebih mengejutkan dari semuanya, sebenarnya banyak di BEI, perusahaan yang serupa dengan
CPGT dan Batavia tapi kok gak bangkrut-bangkrut hehe
Hutang lebih banyak dari pada modal (malah ada yang minus), rugi terus gak pernah untung, dan
kerjaannya cuma jual aset saja tapi kok adem ayem aja di pasar modal, whats wrong with this? Ya itulah
yang kita gak tahu..hehe But as a value investor, investasi bukan hanya semata tentang seberapa banyak
uang yang akan kita hasilkan namun yang terpenting adalah sebisa mungkin uang kita tidak hilang karena
hal-hal bodoh yang semestinya tidak kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai