Anda di halaman 1dari 9

J. Ris. Kim. Vol. 3, No.

2, Maret 2010

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR TRITERPENOID


KULIT BATANG SURIAN Toona sinensis
DAN UJI TERHADAP HAMA Crosidolomia pavonana

Adlis Santoni1*, Hazli Nurdin1, Yunazar Manjang1, Sjamsul A. Achmad2


1
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas
2
Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung
*
Telp & Fax: (0751) 71681,
email: adlis_1962@yahoo.com

ABSTRACT

Tryterpenoid compound (3-hydroxyeupha-7-ene) were isolated from hexane fraction the steam bark
of Toona sinensis (Meliaceae). The structures of these compounds were established base on
spectroscopic evidence, including UV, IR, 3C-NMR, 1H-NMR, HMBC, HMQC and COSY spectra
and literature survey this is new compound in family Meliaceae. Insect activity of the hexane
fraction (1.0%) and against Crosidolomia pavonana were tested. The activity of hexane were
mortality (37.5%), antifeeding (75.5%). The activity of the 3-hydroxyeupha-7-ene showed
mortality (52.0%), Lc50; 0.39847 and Lt50; 5.53931.

Keywords: Toona sinensis (Meliaceae), 3-hydroxyeupha-7-ene, Crosidolomia pavonana,


Antifeeding, Mortality Lc50 and Lt50

PENDAHULUAN (katekin) dan senyawa 3, 5, 7, 2, 4-


pentahidroksi flavanol (isomer katekin)[7].
Tumbuhan surian (Toona sinensis) merupakan Ekstrak etanol daun surian dilaporkan juga
spesies dari famili Meliaceae dan potensial mengandung steroid yakni surenon dan surenin
sebagai insektisida nabati[1]. Tumbuhan ini dan sendrelon[8-14] dan karotenoid yang terdiri
merupakan tanaman serbaguna, pohonnya dari -karoten, zeasantin dan laktukasantin.
digunakan sebagai bahan bangunan, daunnya Ekstrak kasar karotenoid dari daun surian ini
digunakan sebagai pengobatan diare, penyakit dilaporkan mempunyai sifat anti-
usus, tonikum, obat demam dan hiperlipidemis[2]. Fakta tersebut
pembengkakan ginjal. Daun surian juga memperlihatkan kemungkinan pemanfaatan
digunakan sebagai pengusir serangga terutama tumbuhan surian (daun dan kulit batang)
untuk membunuh kutu busuk yang hidup sebagai insektisida yang ramah lingkungan.
dicelah-celah papan, pengusir hama tanaman
padi dan digunakan juga sebagai penyedap Penelitian yang dilakukan terhadap fraksi
rendang belut[2-5]. Daun tumbuhan ini heksan kulit batang tumbuhan ini diharapkan
dilaporkan mengandung 48 senyawa minyak akan menemukan senyawa triterpenoid yang
atsiri dengan 8 komponen utama yaitu, aktif terhadap larva Crosidolomia pavonana,
germakren-D, germakren-B, -terpinen, - dimana larva ini merupakan hama utama
humulen, -kariofilen, -elemen, tanaman kubis. Dari penelitian ini diharapkan
bisiklogermakren dan -kopaen[6]. senyawa triterpenoid yang diperoleh juga
memberikan respon positif terhadapa hama
Penelitian lebih lanjut terhadap kulit batang lainnya atau mempunyai spektrum yang luas
tumbuhan ini diperoleh dua senyawa flavonoid dalam hal membunuh hama tanaman.
yakni 3, 5, 7, 3, 4-pentahidroksi flavanol

ISSN : 1978-628X 103


Vol. 3, No. 2, Maret 2010 J. Ris. Kim.

METODOLOGI Selanjutnya dilakukan kristalisasi


menggunakan sistim dua pelarut yaitu heksan
Alat dan Bahan dan metanol. Padatan putih kekuningan yang
diperoleh dilarutkan menggunakan pelarut
Alat yang digunakan adalah Fisher melting heksan kemudian ditambahkan pelarut metanol
point apparatus, spektrum UV ditetapkan secara perlahan tetes per tetes. Penambahan
dengan spektrofotometer UV/Vis (Type UV- metanol dihentikan sebelum terbentuk
160A; Shimadzu), spektrum IR ditetapkan kekeruhan, kemudian larutan ini disimpan pada
dengan Spektrometer IR Perkin Elmer suhu kamar dan dibiarkan selama 12 jam
Spectrum, MS JEOL JMS-700/6I mass sehingga terbentuk kristal jarum putih
13 1
spectrometer, C-NMR dan H-NMR sebanyak 200 mg.
ditentukan dengan alat JEOL JNM-ECA.
Kromatografi Vakum Cair (KVC) Pengujian Aktifitas Insektisida
menggunakan silica gel 60 G Art 7731 kode
1194358 (Merck), analisis KLT menggunakan Pengujian aktifitas insektisida dilakukan
pelat KLT Kiesegel 60 GF254 (Merck). dengan metoda percobaan makan terhadap
larva Crosidolomia pavonana. Ekstrak heksan
Pelarut yang digunakan berkualitas teknis yang 1%, diteteskan pada sehelai daun kubis yang
telah didistilasi kecuali pelarut untuk proses telah dipotong bulat dengan diameter 3 cm dan
kristalisasi menggunakan pelarut pure analisis dikeringkan. Selanjutnya diletakkan kedalam
(pa). Pengujian aktifitas insektisida cawan petri (diameter 9 cm) yang telah dialas
menggunakan seperangkat alat uji bioaktifitas dengan tisu. Ke dalam cawan petri dimasukkan
(injektor, serbet, pipet mikro, kaca petri, kotak 10 ekor larva Crosidolomia pavonana instar II
plastik, pinset, dan kuas). Agistik dan daun yang telah dilaparkan selama 3 jam. Dibiarkan
kubis. selama 48 jam kemudian diganti dengan daun
tanpa perlakuan setiap 24 jam sekali. Setelah
Bahan tumbuhan yaitu kulit batang Toona perlakuan, larva yang mati di hitung setiap hari
sinensis seberat 5,5 kg kering dan identifikasi sampai menjadi pupa. Pada perlakuan kontrol,
dari tumbuhan dilakukan di Herbarium Jurusan serangga uji hanya diberi makan daun yang
Biologi FMIPA Universitas Andalas. Tercatat dicelup dengan pelarut saja. Prosedur yang
sebagai spesimen No. 1 atas nama Adlis sama juga dilakukan terhadap 3-hidroksieupha-
Santoni. Bahan uji yang digunakan adalah 7-en pada konsentrasi 0,5%, kemudian
larva Crosidolomia pavonana. ditentukan mortalitas, antifeeding. Penentuan
nilai Lc50 dan Lt50 dilakukan dengan analisis
Prosedur probit dengan program komputer[15].

Isolasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kulit kering batang Toona sinensis yang telah
digiling halus sebanyak 5,5 kg dimaserasi Pemurnian 5 g fraksi heksan kulit batang
dengan 31,5 L metanol, kemudian dikisatkan surian dengan metoda komatografi vakum cair
pelarutnya dengan menggunakan rotary- dengan elusi bergadient dan dikristalisasi
evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental (heksan : metanol) diperoleh kristal jarum
metanol 824 g. putih (200 mg). Senyawa hasil isolasi
menghasilkan endapan berwarna merah-ungu
Ekstraksi dan Pemurnian Fraksi Heksan dengan peraksi Lieberman-Burchad, ini
mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi
Fraksi heksan sebanyak 5 g dilakukan proses termasuk golongan triterpenoid. Titik leleh
pemurnian dengan metoda kromatografi senyawa hasil isolasi adalah 136-138C.
vakum cair dan dielusi secara bergradien
Selanjutnya dilakukan elusidasi struktur
menggunakan pelarut heksan, etil asetat dan
dengan spektrofotometer, 13C-NMR, 1H-NMR,
metanol.
DEPT, HMBC, HMQC dan COSY.

104 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 3, No. 2, Maret 2010

Pengukuran spektrofotometer 13C-NMR (Tabel (Gambar. 2), pengukuran spektrum DEPT-45,


1) dijumpai tiga puluh signal dimana tiga dijumpai dua puluh empat puncak yang
signal merupakan signal pelarut, dengan merupakan signal dari CH, CH2 dan CH3.
demikian signal yang terdeteksi hanya dua
puluh tujuh signal. Pada spektrum DEPT-90 ditemukan sembilan
puncak yang merupakan signal dari CH,
Dari kajian literatur diperkirakan triterpenoid kesembilan puncak CH tersebut terdiri dari
hasil isolasi memiliki kerangka euphan dengan tujuh signal CH dari Sp3 yaitu CH dengan
jumlah atom karbon dua puluh delapan, tidak pergeseran kimia 36 46 ppm, satu signal dari
munculnya satu signal diperkirakan adanya CH alkena (Sp2) yaitu pada pergeseran kimia
signal yang overlap, terjadinya overlap 121,7 ppm dan satu signal dari CH-OH pada
diperkirakan pada puncak karbon metil pada pergeseran kimia 71,8 ppm. Sedangkan
C-25 dan C-26, hal ini disebabkan karena sepuluh signal yang muncul menghadap
lingkungan kimia kedua karbon metil hampir kebawah pada DEPT-135 dengan pergeseran
sama, kasus ini juga sering terjadi pada kimia sebesar 19,8 33,9 ppm merupakan
spektrum triterpenoid lainnya[16]. signal dari CH2.

Selanjutnya diketahui adanya satu substituen Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
hidroksi dengan munculnya signal karbon pada bahwa dari dua puluh empat signal yang
pergeseran kimia 71,8 ppm dan juga muncul pada spektrum DEPT-45, sembilan
ditemukan satu ikatan rangkap yaitu muncul merupakan signal CH dan sepuluh merupakan
signal karbon pada pergeseran kimia 121,7 dan signal CH2 maka signal CH3 adalah 24-(9+10)
140,7 ppm, maka senyawa triterpenoid hasil
= 5 (lima). Dengan adanya satu signal metil
isolasi memiliki atom karbon dua puluh
yang overlap maka kerangka senyawa ini
delapan dan satu atom oksigen dan memiliki
memiliki karbon kwarterner, dimana sejumlah
satu ikatan rangkap.
28-25 = 3 (tiga) karbon kwarterner yang
muncul pada puncak 56,8 ppm (C-4), 50,3 ppm
Selanjutnya spektrum NMR DEPT dilakukan
(C-9) dan 140,8 ppm (C-8, =C<) .
percobaan pada frekuensi 45, 90 dan 135 MHz

Tabel 1. Data Pergeseran Kimia 13C-NMR Triterpenoid

No Pergeseran kimia Jenis No Pergeseran kimia Jenis


1 140,7591 >C= 16 33,9337 H2C<
2 121,7281 H-C= 17 31,9124 H2C<
3 77,3351 Pelarut 18 31,6645 H2C<
4 77,0109 Pelarut 19 29,1378 H2C<
5 76,6963 Pelarut 20 28,2511 H2C<
6 71,8146 HC-OH 21 26,0486 H2C<
7 56,7595 >C< 22 24,3038 H2C<
8 56,0444 >C< 23 23,0547 H2C<
9 50,1234 H-C< 24 21,0811 H2C<
10 45,8233 H-C< 25 19,8321 H2C<
11 42,3146 H-C< 26 19,4030 H3C-
12 39,7689 H-C< 27 19,0311 H3C-
13 37,2517 H-C< 28 18,7832 H3C-
14 36,5080 H-C< 29 11,9851 H3C-
15 36,1457 H-C< 30 11,8611 H3C-

ISSN : 1978-628X 105


Vol. 3, No. 2, Maret 2010 J. Ris. Kim.

Gambar 1. Spektrum 13C-NMR senyawa triterpenoid

Gambar 2. Spektrum DEPT senyawa triterpenoid

106 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 3, No. 2, Maret 2010

Mempedomani jumlah dan jenis karbon yang mendukung bahwa senyawa 3-hidroksieupha-
diketahui dan berdasarkan analisis DEPT maka 7-en merupakan senyawa hasil isolasi.
senyawa ini adalah turunan euphane. Senyawa
ini merupakan senyawa terpenoid dengan dua Dari spektrum HMBC (Gambar 6) diatas
puluh delapan atom karbon yang memiliki diketahui bahwa terjadi korelasi antara proton
empat siklik, satu ikatan rangkap dan satu OH pada C-3 dengan C-1, C-2 dan C-4.
substituen hidroksi. Dengan demikian diketahui bahwa substituen
hidroksi benar terletak pada C-3. Selanjutnya
Dari spektrum 1H-NMR (Gambar 3) senyawa dari spektrum HMBC juga diketahui bahwa
triterpenoid, diketahui bahwa terdapat empat terjadi korelasi antara H-14 dengan C-7, C-8,
puluh delapan signal. Masing-masing signal C-13 dan C-15, korelasi ini mengisyaratkan
terdistribusi pada kelompok proton CH3 dan bahwa pada C-14 terdapat proton, dimana
CH2 sejumlah tiga puluh delapan signal dan proton tersebut berdekatan dengan karbon Sp2
kelompok proton CH tujuh signal. Kelompok (>C=<), dengan nilai pergeseran kimia 121,7
proton HC-OH dua signal dan kelompok dan 140,7 ppm yang merupakan C-7 dan C-8.
proton alkena HC=C< ada satu signal. Dengan Analisis spektrum HMBC tersebut mendukung
demikian senyawa triterpenoid hasil isolasi usulan bahwa senyawa triterpenoid hasil
memiliki satu substituen hidroksi dan satu isolasi adalah 3-hidroksieupha-7-en.
ikatan rangkap dua.
Berdasarkan analisis spektroskopi 13C-NMR,
1
Berdasarkan spektrum HMQC (Gambar 4) dari H-NMR, DEPT, HMBC, HMQC dan COSY
senyawa triterpenoid hasil isolasi dapat serta pengujian dengan pereaksi Lieberman-
diketahui bahwa proton H-3 pada 3,52 ppm Burchad maka senyawa triterpenoid hasil
berkorelasi dengan C-3 pada 71,8 ppm, isolasi memiliki tiga puluh delapan atom
korelasi ini menjelaskan bahwa C-3 yang karbon yang terdistribusi pada enam atom
memiliki substituen hidroksi (C-OH) juga karbon dari CH3, sepuluh atom karbon dari
mengikat satu proton. CH2, sembilan atom karbon dari CH dan satu
C kwarterner serta empat puluh delapan atom
Selanjutnya proton H-7 pada 5,36 ppm yang hidrogen yang terdiri dari delapan belas proton
merupakan proton sp2 (alkena) berkorelasi metil, dua puluh proton metilen, sembilan
dengan C-7 (HC=C<) pada 121,7 ppm. Hal proton metin dan satu proton hidroksi.
ini membuktikan bahwa pada C-7 terikat satu Berdasarkan data tersebut senyawa triterpenoid
buah proton, sedangkan pada C-8 dengan hasil isolasi memiliki rumus molekul C38H48O
140,7 ppm tidak terdapat proton, ini dibuktikan yang merupakan senyawa triterpenoid
dengan tidak adanya spot yang golongan euphan dan dikenal dengan nama 3-
menghubungkan antara C-8 dengan H-8. hidroksieupha-7-en.
Dengan demikian ikatan rangkap yang terjadi
pada C-7 dengan C-8, dapat dibuktikan,
sekaligus mendukung posisi ikatan rangkap KESIMPULAN
yang diusulkan.
Isolasi dan elusidasi struktur triterpenoid dari
Spektrum NMR-COSY dipergunakan untuk fraksi heksan kulit batang surian Toona
mengetahui korelasi yang terjadi antar proton sinensis diperoleh senyawa triterpenoid (3-
yang terikat pada karbon tetangga. hidroksieupha-7-en). Dari penelusuran literatur
Berdasarkan spektrum NMR-COSY dengan diketahui bahwa senyawa ini baru ditemukan
memperhatikan daerah pada pergeseran kimia pada famili tumbuhan Meliaceae. Pengujian
(: 0,7 2,5 ppm) diketahui adanya korelasi fraksi heksan (1%) terhadap hama
antara proton metil pada C-13 dengan proton Crosidolomia pavonana menunjukkan nilai
metil pada C-14, hal ini mendukung bahwa mortalitas (37,5%), antifeedant (75,5%).
pada C-13 tidak terdapat substituen metil. Pengujian senyawa 3-hidroksieupha-7-en
Dengan demikian spektrum NMR-COSY ini memberikan nilai mortalitas (52%), Lc50
0,39847 dan Lt50 5,53931.

ISSN : 1978-628X 107


Vol. 3, No. 2, Maret 2010 J. Ris. Kim.

Gambar 3. Spektrum 1H-NMR senyawa triterpenoid

Gambar 4. Spektrum HMQC triterpenoid

108 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 3, No. 2, Maret 2010

Gambar 5. Spektrum COSY triterpenoid

Gambar 6. Spektrum HMBC senyawa triterpenoid

ISSN : 1978-628X 109


Vol. 3, No. 2, Maret 2010 J. Ris. Kim.

Gambar 7. 3-hidroksieupha-7-en

UCAPAN TERIMA KASIH 4. A.S. Sastroamidjojo, Obat Asli Indonesia,


Penerbit Dian Rakyat, 1967, (3): 344-355.
Terima kasih disampaikan kepada Kepala 5. Suharti, J. Jubahar, dan Fairuz, Penapisan
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Aktifitas Farmakodinamik Ekstrak Etanol
Biologi FMIPA Universitas Andalas yang Daun Surian (Toona sureni B1 Merr),
telah mendeterminasi tumbuhan, Mai Efdi, Jumpa, 3:(2), (1994).
M.Si (Gifu University, Japan) yang telah 6. A. Santoni, H. Nurdin, Y. Manjang, S. A.
membantu pengukuran spektroskopi 3C-NMR, Achmad, Minyak Atsiri dari Toona
1
H-NMR, HMBC, HMQC dan COSY. Ucapan sinensis dan Uji Aktifitas Insektisida, J.
terima kasih juga disampaikan kepada Ris. Kim., 2:(2), (2009).
Laboratorium Hama Penyakit Tanaman 7. A. Santoni, H. Nurdin, Y. Manjang, S.A.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas yang Achmad, Katekin dari Kulit Batang
telah membantu untuk pengujian aktifitas Surian (Toona sinensis) dan Uji Aktifitas
insektisida. Insektisida, Jurnal Bulletin Of The
Indonesian Society Of natural Products
Chemistry, 8: 1-2, (2008).
DAFTAR PUSTAKA 8. W. Kraus, H. Gutzeit, M. Bokel, Inst.
Chem., Univ. Hohenheim, Stuttgart, Fed.
1. J. T. Arnason, S. Mackinnon, A. Durst, Rep. Ger. Tetrahedron Letters, 30(14):
BJR. Philogene, Hasbun, P. Sanchez, L. 1797-1798, (1989).
Poveda, L. San Roman, M. B. Isman, C. 9. Chowdhury, R 12a -Hydroxystigmast-4-
Satasook, GHN Towers, P. Wiriyachitra, en-3-one: A New Bioactive Steroid from
and JLMC. Laughlin, Insecticides in Toona ciliata (Meliaceae), 2003.
tropical plants with non-neurotoxic modes 10. Chen Hua-Dong, Yang Sheng-Ping, Yan
of action, Phytochemical Potential of Wu, Lei Dong and Yue Jian-Min
Tropical Plants, 107-151, (1993). Terpenoids from Toona ciliata, J. Nat.
2. H. Nurdin, Pencarian dan Pengujian Prod., 72(4): 685-689, (2009).
Bioaktifitas Pigmen Karotenoid serta 11. D. J. Mabberley, C. M. Pannel & A. M.
Kemungkinan Pemanfaatannya untuk Sing, Flora Malesiana. Series I-
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Spermathophyta: Flowering plants,
dan Kanker, Pidato Pengukuhan Guru Leiden University, 1995, 12: 1-20.
Besar Unand, 2008. 12. S. G. Liao, S. P. Yang, T. Yuan, C. R.
3. L. M. Perry, Medicinal Plants of East and Zhang, H.D. Chen, Wu Y, Y. K Xu, J.M.
Southeast Asia, The MIT Press, Yue, Limonoids from the leaves and
Cambridge, Massachusetts, 1980, 262. stems of Toona ciliata, J. Nat. Prod.,
70(8): 68-73, (2007).

110 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 3, No. 2, Maret 2010

13. D. J. Mabberley, C. M. Pannell, A. M. 15. SAS Institut, SAS/STAT Users Guide,


Sing, Flora Malesiana (Series I, North Carolina, SAS Institut Inc, Version
Spermatophyta, Flowering Plants, 12(1): 6, fourth edition, Volume 2, 1990.
1 407, (1995). 16. D. E. Champagne, M. B. Isman, G H. N.
14. B. H. L. N. S. Maia, Essential oils of Towers, Insecticidal activity of
Toona and Cedrela species (Meliaceae): phytochemicals and extracts of the
Taxonomic and Ecological Implications, Meliaceae, Di dalam: J. T. Arnason, B. J.
2000. R. Philogne, P. Morand, editor,
Insecticides of plant origin, Washington
DC: ACS, 1989, 95-109.

ISSN : 1978-628X 111

Anda mungkin juga menyukai