PEMULIAAN TANAMAN
Acara 3
HIBRIDISASI TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Semester
Genap 2017
Muhamad Minanurahman
NIM A1D015090
4
A. Latar Belakang
hibrida atau menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini
proses penyerbukan (berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik)
yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau antar bunga yang berbeda
tetapi dalam satu tanaman atau di antara bunga pada klon tanaman yang sama,
jatuh pada kepala putih dari bunga tanaman lainnya tapi masih dalam satu jenis
3. Stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga yang sudah terbuka.
2. Kastrasi
3. Hibridisasi
5. Pembungkusan dan
6. Kontrol
menghilangkan kepala sari supaya serbuk sari tidak membuahi putik dan juga
supaya tanaman yang sudah kita hilangkan kepala sari dapat dibuahi oleh induk
jantan yang kita inginkan / yang memiliki sifat yang lebih unggul dibanding bunga
induk betina
B. Tujuan
yaitu :
2. Menyerbuki bunga-bunga yang telah dikastrasi dengan tepung sari dari jenis
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan
Oryza sativa L. (Grist, 1960). Tanaman padi tergolong tumbuhan Graminae dengan
batang yang tersusun dari ruas-ruas. Rumpun tanaman padi terbentuk dari anakan
yang biasanya tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan padi terjadi secara
bersusun mulai dari batang pokok yang menumbuhkan anakan pertama, anakan
kedua tumbuh dari anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku anakan kedua
dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk
Bunga padi adalah bunga telanjang yang dilengkapi dengan perhiasan bunga,
berkelamin dua jenis dengan bakal buah berada diatasnya. Benang sari berjumlah 6
buah, tangkai sari pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung
serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang
berbentuk malai dengan warna umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian,
1993). Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuk).
Ladicula mempunyai fungsi mengatur pembuahan pada palea, pada waktu
Perubahan bentuk ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka (Hasyim,
2000).
tumbuh dan genetik. Perbaikan lingkungan tumbuh meliputi perbaikan fisik dan
tanaman.
hibridisasi. Hibridisasi alami terjadi secara acak, Pada hibridisasi buatan, manusia
sari dengan kepala putik pada pasangan-pasangan yang dikehendaki (Kasno, 1993).
tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman
akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan
(Sunarto, 1997).
berbunga pada kedua tetua tersebut tidak bersamaan, maka perlu pengaturan
efektif adalah selama dua minggu sejak bunga pertama. Pada kacang tanah,
bunga-bunga yang tumbuh setelah dua minggu setelah hari pertama berbunga
letaknya sudah pada buku bagian atas, jika disilangkan tidak menghasilkan biji
3. Cara emaskulasi , kuncup bunga yang akan mekar besok paginya dipilih untuk
4. Cara persarian, benang sari yang telah masak dari tetua betina dikumpulkan.
Benang sari diletakkan pada kepala putik bunga yang telah diemaskulasi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, tanaman yang siap
disilangkan yaitu tanaman padi, sedangkan alat yang digunakan yaitu label
B. CARA KERJA
Hibridisasi buatan akan dilakukan pada tanaman padi dengan cara kerja
sebagai berikut :
1. Dipilih malai yang masih tertutup oleh daun bendera yang akan digunakan
sebagai tetua betina, dengan ketentuan bahwa malai yang keluar dari daun
bendera baru sekitar 10%-20%. Bunga yang sudah diserbuki atau belum siap
diserbuki dibuang
2. Benang sari diemaskulasi. Digunting kira-kira sepertiga bagian dari palea dan
dan tinggal kepala putiknya saja. Benang sari yang tersisa dapat dibuang
dengan gunting.
3. Dipilih malai yang sudah mekar yang akan digunakan sebagai tetua jantan.
persilangan tersebut.
A. Hasil
B. Pembahasan
(2010) ialah proses produksi satu atau lebih organisme hibrid melalui perkawinan
tetua-tetua yang berbeda secara genetik. Menurut Tanto (2002) Hibridisasi atau (
serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak
lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam
bahwa hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies
dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa
sendiri yaitu :
dijadikan tetua betina, yang mana pemilihan ini dilakukan pukul 05.00. Tetua yang
dipilih sebagai tetua betina merupakan varietas padi ciherang, selanjutnya dipilih
bagian-bagian yang dapat mengganggu proses emaskulasi. Pada tahap kastrasi ini
juga jumlah bulir pada satu malai disisakan 15 bulir untuk mempermudah proses
emaskulasi dan hibridisasi hal tersebut sesuai pendapat Harahap (1982) bunga pada
2. Emaskulasi
Tahap selanjutnya setelah dilakukan pemilihan tetua betina dan kastrasi adalah
jantan pada tanaman yang akan dihibridisasi, supaya tidak menyerbuki bagian
betinanya. Tahap emaskulasi ini dilakukan pada pagi hari untuk menghindari
terserbukinya bagian betina pada waktu siang hari. Cara pengemaskulasian yaitu
ke-15 bulir yang sudah terpilih tadi lalu di potong bagiannya setelah itu bagian
jantannya yang berwarna kuning diambil menggunakan jarum satu persatu secara
hati-hati dan diusahan supaya tidak menyentuh bagian putik yang berada di dasar
bulir. Jumlah bagian jantan yang di emaskulasi dalam satu bulir padi biasanya
berjumlah 6 buah benang sari yang berwana kuning. Tahap terakhir pada proses ini
oleh benang sari lain, karena hibridisasi akan dilakukan pada pukul 10.00.
3. Hibridisasi
pemilihan tetua jantan untuk dilakukan hibridisasi. Proses Hibridisasi setelah tetua
jantan tepilih yaitu pengumpulan tepung sari dari tetua jantan dalam hal ini tetua
jantan yang dipilih adalah padi varietas inpago, proses ini dilakukan dengan cara
selanjutnya benang sari yang didapat dimasukkan dengan hati-hati ke dalam tetua
betina yang sudah terpilih tadi satu persatu secara hati-hati menggunakan jarum,
setelah semua benang sari dimasukkan tanaman padi yang dihibridisasi tadi lalu di
melakukan penelitiannya:
sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat penyerbukan
enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh rusak.
Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga
kemudian benang sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump. Bunga yang
telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh
tepung sari yang tidak dikehendaki. Waktu yang baik untuk melakukan kastrasi
adalah setelah pukul 03.00 sore. Stadia bunga yang baik untuk dikastrasi adalah
2. Penyerbukan
hari agar suhu ruangan meningkat untuk mempercepat pemasakan tepung sari. Suhu
ruangan sekitar 320C dengan kelembapan udara 80%. Bunga jantan diambil dari
lapangan sekitar pukul 09.00 pagi kemudian disimpan dalam bak plastik yang
penyerbukan. Bunga betina yang sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga
tepung sari jatuh dan menempel pada kepala putik. Bak plastik tempat menyimpan
bunga disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengambilan bunga saat
Bunga yang sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas transparan
atau glacine bag. Pada malai dipasang etiket yang mencantumkan tanggal silang,
nama tetua, jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang
yang dihasilkan. Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji
hasil persilangan masak. Setelah 3-4 minggu, malai dipanen kemudian dikeringkan
dengan cara dijemur atau dioven. Biji yang sudah kering dirontok kemudian
dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan. Benih F1
hasil persilangan dapat ditanam sebagai bahan seleksi pada tahap pemuliaan
selanjutnya.
bahwa varietas INPAGO UNSOED-1 asal poso dan mentik wangi dengan golongan
cere. Umur tanaman 110 hari, bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanmaan 107
cm. Anakan produktif banyak, warna kaki hijau, warna batang hijau, posisi daun
tegak dan posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah sedang, warna gabah kuning
bersih, bertekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 27,7 g dengan kadar amilosa
18% serta memiliki ketahanan terhadap penyakit blas ras 133, wereng cokelat
diotipe 1. Sifat pada varietas Ciherang sebagai tetua jantan adalah sebagai berikut
golongan cere. bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 106-113 cm, anakan
produktif 14-17, warna kaki hijau, warna batang hijau, posisi daun tegak, posisi
daun bendera tegak, bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih,
kerontokan sedang, kerebahan sedang, tekstur nasi pulen, bobot 1000 butir 24,11-
25,51 gram. kadar amilosa 23 %, indeks giikemik 54,9. sawah irigasi dengan
ketinggian 0-500 mdpl, rata-rata hasil 8,5 t / ha. sifat khususnya yaitu tahan terhadap
wereng coklat biotipe 2, agak tahan terhadap wereg coklat biotipe 3, tahan terhadap
hawar daun bakteri strain iii dan iv, pemulia tarjat t, z.a. simanullang, e. sumadi dan
aan a. daradjat, tahun pelepasan 2000 untuk padi. Persilangan dilakukan pada
tanggal 4 Mei 2017 pukul 06.02 yang didapatkan hasil tidak ada biji padi yang
rusaknya / tertusuknya putik atau terbukanya sungkup sehingga serbuk sari tebawa
angin keluar dari bunga hal tersebut sesuai dengan pendapat Syukur et al. (2009)
Tanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (0-60 hari),
fase generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari). Kebutuhan air pada
ketiga fase tersebut bervariasi yaitu pada fase pembentukan anakan aktif, anakan
Berikut ini penjelasan dari ketiga fase pada pertumbuhan tanaman padi (Balai Besar
1. Fase vegetatif
Fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan (karena perbedaan kadar
air antara benih dan lingkungan), masa dormansi akan pecah ditandai dengan
b. Tahap pertunasan
Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga menjelang
Sisi lain tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang
pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan sampai
terbentuknya 5 daun sempurna yang menandai akhir fase ini, dengan demikian
pada umur 15 20 hari setelah sebar, bibit telah mempunyai 5 daun dan sistem
perakaran yang berkembang dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap
dipindahtanamkan.
dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial pada buku
batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Bibit ini
menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan
seterusnya hingga anakan maksimal. Fase ini ada dua tahapan penting yaitu
Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk
menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung) periode fase ini mungkin
tidak sampai 30 hari karena bibit tidak mengalami stagnasi seperti halnya
tanaman sistem tapin yang beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya sesaat
anakan lebih lama (lewat 30 hst), namun biasanya anakan yang terbentuk tidak
produktif.
2. Fase generatif
a. Fase reproduktif
(panicle initiation). Bakal malai terlihat berupa kerucut berbulu putih (white
feathery cone) panjang 1,0 - 1,5 mm. Pertama kali muncul pada ruas buku
utama (main culm) kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur.
b. Tahap bunting
Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Tahapan bunting
yaitu, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non-produktif terlihat
Tahap selanjutnya dari fase ini adalah tahap keluar malai. Heading
ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai
terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun. Akhir fase ini
adalah tahap pembungaan yang dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari
d. Tahap pembungaan
keluar dari kelopak bunga (flower glumes) karena pemanjangan stamen dan
serbuksari tumpah (shed). Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari atau
tepung sari (pollen) jatuh ke putik, sehingga terjadi pembuahan. Struktur pistil
berbulu dimana tube tepung sari dari serbuk sari yang muncul (bulat, struktur
berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungaan terjadi
sehari setelah heading. Umumnya, floret (kelopak bunga) membuka pada pagi
hari. Semua spikelet pada malai membuka dalam 7 hari, pada pembungaan, 3-
5 daun masih aktif. Anakan pada tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat
nonproduktif.
3. Fase pemasakan
a. Tahap matang susu
Tahapan ini, gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu. Gabah mulai
gabah di antara dua jari. Malai hijau dan mulai merunduk. Pelayuan
(senescense) pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di
bawahnya tetap hijau. Tahap ini paling disukai oleh walang sangit, pada saat
pengisian, ketersediaan air juga sangat diperlukan. Seperti halnya pada fase
Isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan
akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan dari anakan
dan daun di bagian dasar tanaman nampak semakin jelas, pertanaman terlihat
menguning. Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap
Tanaman padi pada tahap matang 90 100 % dari gabah isi berubah menjadi
kuning dan keras. Daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari
sebagian varietas ada yang tetap hijau). Sejumlah daun yang mati terakumulasi
pada bagian dasar tanaman. Berbeda dengan tahap awal pemasakan, pada tahap
ini air tidak diperlukan lagi, tanah dibiarkan pada kondisi kering. Periode
pematangan, dari tahap masak susu hingga gabah matang penuh atau masak
setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok
maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
1. Internal
a. Pemilihan Tetua
Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila
sintetik.
bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen
telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma
reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina
tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini
2. Eksternal
paling mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi
persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara
terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin
c. Pelaksana
yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui untuk melakukan suatu
d. Stamen dan pistil ditutupi oleh bagian bunga walaupun bunga telah mekar.
penyesuaian waktu berbungaw, waktu tanam tetua jantan dan betina harus
diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui
waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat
ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif
bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan
membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua
akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan
buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok, demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang
terlalu lebat.
4. Pelaksana hibridisasi.
A. Kesimpulan
berikut :
2. Penyerbukan dilakukan siang hari sekitar jam 10.00 tetua yang diinginkan yaitu
yaitu tidak ada padi yang berhasil terbentuk. Penyebab kegagalan ini bisa
B. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan proses hibridisasi praktikan lebih hati-hati dan
teliti terturama saat proses emaskulasi sehingga tingkat keberhasilan proses ini
dapat meningkat
DAFTAR PUSTAKA
A Dictionary of Science sixth edition. 2010. Oxford University Press Inc : New
York.
Luh, B.S., 1991. Rice. Second Edition. Van Nostrand Reinhold: New York.
Subekti, N.A. dkk. 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Supartopo. 2006. Teknik Persilangan Padi (Oryza sativa L.) untuk Perakitan
Varietas Unggul Baru. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 11 (2) : 76-80.
LAMPIRAN