Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Alddy Rizkyawan
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Kerapatan Benang
Nomer benang ( Ne1 ) Benang per inchi
7,0 - 6,5 20
16,5 - 32,0 26
32,0 - 65,0 38
65,0 - 125,0 48
Bila penggulungan sudah selesai matikan mesin dengan menekan tombol off
Lepaskan papan hitam dari tempatnya dan bandingkandengan standar.
Geser handle pengatur jarak benang ke sebelah kiri kemudia ulangi poin ke-
4
Alddy Rizkyawan
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Grade Penilaian
B+ Very Good
B+ Very Good
B+ Very Good
B+ Good
B+ Good
VII. DISKUSI
Permasalahan yang pertama adalah saat penggulungan benang yang tidak pas
menempatkan papan penggulung sehingga proses penggulungan terhambat
Alddy Rizkyawan
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Pencocokan grade hanya dengan visual menjadi kendala besar dikarena kan
apabila kita hanya melihat dari sisi warna saja kondisi keterangan atau kondisi
cahaya didalam lab pun akan berpengaruh dan apabila kita melihat dr nep
kesulitannya kita harus mampu memperkirakan jumlah nep yang terdapat
dalam benang yang akan di uji dengan benang contoh uji
VIII. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini juga kesimpulan data sebagai berikut:
Hasil grade yang di uji adalah B+
Alddy Rizkyawan
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Dapat mengetahui berapa kringle yang terdapat pada benang contoh uji yang
diberikan.
Dapat mengetahui dan melakukan cara pengoprasian alat uji kringle benang
beserta cara menghitung nya.
V. DATA PENGAMATAN
Alddy Rizkyawan
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
No I II III IV V
1 0 0 0 0 0
2 0 1 0,4 0,6 1,2
3 0 0 1,4 2,4 1,6
4 1 0 1,6 1,4 0
5 1,6 0 1,4 0 2,2
_
x 0,52 0,20 0,96 0,88 1
VI. PERHITUNGAN
_ _ 2
x (xi x )
0,52 0,0324
0,20 0,2500
0,56 0,0196
0,88 0,0324
1 0,0900
_ _
x =0,7 x =0,084
SD = = = 0,324
Alddy Rizkyawan
VII. DISKUSI
Jumlah gintiran benang yang banyak akan menghasilkan benang yang lebih kuat
dengan sifat yang lebih kaku, dan juga akan mempunyai kringle yang besar.
Jumlah kringle yang terlalu besar tidaklah diharapkan karena akan menggangu
pada proses pertenunan.
VII. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini juga kesimpulan data sebagai berikut:
SD = 0,324
CV = 4,6 %
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
I. TEORI DASAR
Ketahanan gosok benang diperlukan bukan saja dalam pemakaian kain, akan
tetapi juga penting sekali dalam pemakaian benang selama mengalami proses
pertenunan.
Dalam pertenunan, benang mengalami gosokan dan tegangan. Tegangan
terjadi disebabkan oleh pembukaan mulut dan pengetekan oleh sisir tenun. Akan
tetapi karena tegangan benang pada proses pertenunan dalam keadaan normal
adalah kecil, maka kriteria lain untuk menentukan kemampuan benang untuk
ditenun adalah ketahanan terhadap gosokan.
Untuk pengujian tahan gosok benang ini dipakai suatu alat yaitu Abration
Yarn Tester. Yang terdiri dari suatu traverse yang terdapat jarum-jarum di tengahnya
yang bergerak naik-turun ke atas ke bawah. Setelah benang terlebih dahulu diklem
pada klem diatas mesin, benang dilewatkan pada jarum-jarum pada traverse dengan
posisi menyilang dan dikaitkan pada pemberat di bawah. Akibat dari pergerakan
traverse tersebut maka benang akan mengalami gosokan dan akhirnya putus.
Berikut dijelaskan kesimpulan dari putusnya benang dalam proses gesekan :
Berkurangnya serat pada tempat yang kena gosokan pada bagian benang yang tebal
lebih dahulu.
Karena berkurangnya benang menjadi tipis, maka twist bergeser dari bagian yang
tebal ke bagian yang tipis ini sehingga benang yang tidak kena gosokan akan
berkurang jumlah twistnya.
Karena bagian yang tebal dari benang lebih sedikit jumlah twistnya, maka bagian
ini dan juga benang yang tidak tergosok sering mengalami putus.
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Benang yang tidak rata akan lebih mudah tercabut serat-serat dari bagian yang tebal
dibandingkan dengan benang yang rata. Maka kemungkinan putus dari benang yang
tidak rata akan lebih banyak.
Keterangan gambar :
1. Rol pengait
3. Benang
4. Benang
5. Logam penggesek
6. Dudukan batang
7. Beban
Penjepit benang
Jarum Baja
BatangPenyilang
Perhitungan
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
tahan gosok benang rata-rata = jumlah gosokan untuk memutus benang pada peluang 0,5
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
V. DATA PENGAMATAN
VI. PERHITUNGAN
Prob 16% : 25
Prob 50% : 52
Prob 84% : 110
x = 108
SD = = 42,5
CV = x 100% = 81%
VII. DISKUSI
Terdapat hal-hal yang dapat menyebabkan proses pengujian menjadi tidak benar
sehingga hasil data yang didapatkan menjadi salah, diantaranya yaitu :
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Penarian garis pada grafik haruslah dilakukan teliti karena haasilnya akan fatal pada
perhitungan
Posisi atau kedudukan benang pada pengantar (klem), traverse, dan pemberat tidak
benar.
Terdapatnya benang putus yang tidak terlihat putus, sehingga counter terus jalan.
Posisi silangan benang pada jarum-jarum tidak benar posisinya, sehingga benang
tidak bergesekan
Terdapat benang yang telah putus lalu membelit pada benang lain dan menyebabkan
benang tersebut terganggu.
Counter yang terus menghitung padahal terdapat benang yang putus, disebabkan
karena telat untuk mematikan mesin.
VII. KESIMPULAN
Prob 16% : 25
Prob 50% : 52
Prob 84% : 110
SD : 42,5
CV : 81 %%
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
U
P
Py y
x
Px
stress
0 Ex Ey E
strain
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Py = yield stress
Ey = yield strain
P = breaking stress
E = breaking strain
Mulur (%)
Pertambahan panjang yang diakibatkan gaya tarik yang diterima benang.
Toughness
Kemampuan ntuk mengabsorpsi kerja dan memberikan petunjuk keawetan bahan. Ukuran
secara kuantitas kerja ini adaah hasl kali gaya dengan jarak dimana gaya itu bekerja.
Toughness Index (Wi)
Toughness bahan dari keadaan asal sampai putus dimana kurva beban mulur dari titik mula-
mula 0 ke titik putus U merupakan garis lurus.
Elasticity (elastisitas)
Kemampuan benda untu kembali ke bentuk asal atau dimensi asal secara penuh atau sebagian.
Derajat Elastisitas
Perbandingan antara kembalinya strain dengan strain seluruhnya.
Stiffness (kekakuan)
Kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk. Dalam hal mendapat gaya tarik,
stiffness adalah kemampuan menahan mulur yang disebabkan bekerjanya gaya tersebut.
Elastic Stiffness
Kekakuan bahan dengan elastisitas limit atau yield point y. Kekakuan ini ditunjukkan
dengan slope dari kurva stress- strain antara titik asal 0 dengan titik yield
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Nomorbenang : Nm 47,91
Diskusi
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Kesimpulan
Tenacity = 14,2 g/tex
Breaking Length = 14,2 km
KYP = 208 gram/cN
DE = 20 %
MYP = 3 cm
Toughness Index = 37,63 g/Tex
Elastic Stifness = 36,9 g/tex
ALDDY RIZKYAWAN
November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil
Alddy Rizkyawan
13010038
3T2
BANDUNG
2015
.
ALDDY RIZKYAWAN