Penanganan Emergensi Perdarahan Pada Kepala
Penanganan Emergensi Perdarahan Pada Kepala
Pendahuluan
Luka kecil di kepala sering menimbulkan pendarahan karena wajah dan kulit kepala memiliki
banyak pembuluh darah dekat permukaan kulit. Meskipun perdarahan mungkin
mengkhawatirkan, namun ada beberapa pendarahan dan cedera yang dapat diobati sendiri. Tapi
penting pula untuk mengetahui perbedaan antara luka yang dapat di obati di rumah dan luka
kepala yang membutuhkan pengobatan darurat.
Jika luka kepala cukup dalam hingga hampir menembus tengkorak, terdapat cedera mata, bahkan
terdapat darah yang keluar dari hidung atau telinga, segera lakukan pengobatan darurat ke rumah
sakit terdekat dan jangan bertindak apapun yang menimbulkan tekanan pada korban.1
Skenario : seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD karena berlumuran darah di daerah
muka dan kepalahnya, setelah dikeroyok oleh penduduk. Dia dikira maling sepeda motor; kalau
keluarga tidak datang pemuda itu bisa mati dikeroyok. Menurut keluarganya pemuda itu pasien
RS jiwa yang sudah 1 tahun, masih berobat jalan. Menurut pasien ia mendorong sepeda motor itu
karena ada suara bisikan di telinganya yang menyuruhnya mengendarai motor itu.
Kronologis kejadian ?
Dalam kasus : laki-laki 30 tahun berlumuran darah pada kepala dan wajah karena dikeroyok.
Pasien juga memiliki penyakit skizofrenia.
Pemeriksaan : TTV, head to toe, GCS, Rontgen foto tengkorak 3 posisi: menilai ada tidaknya
fraktur, CT Scan kepala: menilai ada tidaknya perdarahan, edema serebri dan kelainan morfologi
lain (bila memungkinkan).2
Penanganan
Penatalaksanaan cedera kepala secara umum dengan memperbaiki jalan napas (airway),
pernapasan (breathing) dan sirkulasi pasien, mencegah tidak sampai terjadi hipoventilasi dan
hipovolemia yang dapat menyebabkan secondary brain damage.3
1. Observasi atau dirawat di rumah sakit bila CT Scan tidak ada atau hasil CT Scan abnormal,
semua cedera tembus, riwayat hilang kesadaran, sakit kepala sedangberat, pasien dengan
intoksikasi alkohol/obat-obatan, fraktur tengkorak, rinorea-otorea, cedera penyerta yang
bermakna, tidak ada keluarga yang di rumah, tidak mungkin kembali ke rumah sakit dengan
segera, dan adanya amnesia. Bila tidak memenuhi kriteria rawat maka pasien dipulangkan
dengan diberikan pengertian kemungkinan kembali ke rumah sakit bila dijumpai tanda-tanda
perburukan.
2. Observasi tanda vital serta pemeriksaan neurologis secara periodik setiap - 2 jam.
3. Pemeriksaan CT Scan kepala sangat ideal pada penderita CKR kecuali memang sama sekali
asimtomatik dan pemeriksaan neurologis normal.
Penatalaksanaan cedera kepala sedang (GCS 9-12)
1. Pastikan jalan nafas korban clear (pasang ET), berikan oksigenasi 100% dan jangan banyak
memanipulasi gerakan leher sebelum cedera cervical dapat disingkirkan.
2. Berikan cairan secukupnya (ringer laktat/ringer asetat) untuk resusitasi korban agar tetap
normovolemia, atasi hipotensi yang terjadi dan berikan transfusi darah jika Hb kurang dari 10
gr/dl.
3. Periksa tanda vital, adanya cedera sistemik di bagian anggota tubuh lain, GCS dan
pemeriksaan batang otak secara periodik.
4. Berikan manitol iv dengan dosis 1 gr/kgBB diberikan secepat mungkin pada penderita
dengan ancaman herniasi dan peningkatan TIK yang mencolok.
5. Berikan anti edema cerebri: kortikosteroid deksametason 0,5 mg 31, furosemide diuretik 1
mg/kg BB tiap 6-12 jam bila ada edema cerebri, berikan anti perdarahan.
6. Berikan obat-obatan neurotonik sebagai obat lini kedua, berikan anti kejang jika penderita
kejang, berikan antibiotik dosis tinggi pada cedera kepala terbuka, rhinorea, otorea.
7. Berikan antagonis H2 simetidin, ranitidin iv untuk mencegah perdarahan gastrointestinal.
8. Koreksi asidodis laktat dengan natrium bikarbonat.
9. Operasi cito pada perkembangan ke arah indikasi operasi.
10. Fisioterapi dan rehabilitasi.4
Pembahasan
Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala
yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak.
Cedera otak primer merupakan kerusakan yang terjadi pada otak segera setelah trauma.
Cedera otak sekunder merupakn kerusakn yang berkembang kemudian sebagai komplikasi.
Patofisiologi
Pukulan langsung
Dapat menyebabkan kerusakan otak pada sisi pukulan (coup injury) atau pada sisi yang
berlawanan dari pukulan ketika otak bergerak dalam tengkorak dan mengenai dinding yang
berlawanan.
Tabrakan
Otak seringkali terhindar dari trauma langsung kecuali jika berat (terutama pada anak-anak
dengan tengkorak yang elastis).2
Daftar Pustaka
1. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2010.h.217-
8.
2. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga;
2007.h.91.
3. Baughman DC, Hackley JC. Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC;2000.h.66.
4. Eliastam M, Sternbach GL, Bresler MJ. Penuntun kedaruratan medik. Edisi 5. Jakarta:
EGC; 1998.h.135,484.
5. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran Klinis. Edisi keenam Jakarta: EMS;
2007.h.104.