Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN MATA KULIAH GEOLOGI

SANGIRAN SRAGEN JAWA TENGAH


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas struktural mata kuliah geologi
Dosen pengampu
Bambang Priyono

Disusun Oleh :
Nama : Rika Dewi Purnamasari
NIM : 4401412119
Jurusan : Biologi
Program Studi : Pendidikan Biologi
Rombel : 1 (satu)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012/2013
A. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas kuliah kerja lapangan mata kuliah Geologi.
2. Untuk mengetahui lokasi situs Sangiran di Sragen Jawa tengah.
3. Untuk mengetahui karakteristik batuan yang meliputi Geologi, Paleontologi, dan biologi serta ciri-ciri
spesifik dari batuan tersebut.
B. LANDASAN TEORI
Sangiran adalah sebuah daerah pedalaman yang terletak di kaki Gunung Lawu, tepatnya
di depresi Solo sekitar 17 Km ke arah utara dari Kota Solo dan secara dministatif terletak di
wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian terletak di Kabupaten Karanganyar, Proponsi Jawa
Tengah. Luas wilayahnya + 56 Km2 yang mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu
Kec. Kalijambe, Kec. Gemolong dan Kec. Plupuh serta Kec. Gondangrejo di Kabupaten
Karanganyar. Secara astronomi terletak pada 7o 25' - 7o 30' LS dan pada 4o - 7o 05' BT (Moelyadi
dan Widiasmoro, 1978).
Bentang alam Sangiran secara umum dapat dibedakan atas satuan morfologi perbukitan
dan satuan morfologi dataran. Dalam bentang alam tersebut mengalir 2 buah sungai besar yaitu
kali Cemoro dan kali Ngrejeng. Kali Cemoro merupakan sungai terbesar di daerah ini yang
mengalir dari barat ke timur membelah sayap kubah Sangiran sampai pusat kubahnya. Aliran
sungai ini hamper memotong semua batuan di tempat-tempat yang dilaluinya dari yang tertua
sampai yang termuda. Sungai besar lainnya yaitu kali Ngrejeng yang mengalir di daerah sangiran
sebelah utara. Sungai ini memotong sayap utara sebelah utara kubah Sangiran dan membelah
satuan breksi laharik formasi kabuh dan satuan batu lempung serta Napal dari formasi Pucangan.
Satuan morfologi dataran membentang disekeliling daerah Sangiran dan tersusun oleh
breksi laharik formasi Notopuro. Satuan dataran yang lain tersebar di lembah-lembah kali
Cemoro, kali Ngrejeng dan kali Kedungdowo. Satuan litologinya berupa endapan alluvial.
Satuan morfologi perbukitan tersebar mengelilingi daerah Sangiaran berupa bukit-bukit
kecil yang diselingi oleh dataran sempit. Satuan ini juga tampak pada daerah-daerah tebing terjal
yang merupakan perbatasan antara formasi Notopuro dan formasi Kabuh.
Satuan perbukitan yang lain terdapat pada bagian dalam kubah Saniran (Sangiran Dome).
Pada daerah ini satuan perbukitan telah tersingkap membentuk lembah yang luas.
Pada bagian tengah kubah Sangiran terdapat sebuah bukit kecil yang terbentuk oleh aliran
lahar dari formasi Pucangan bawah. Di kanan kiri bukit tersebut terdapat cekungan yang berisi
endapan lempung laut dari formasi kalibeng
Kawasan ini banyak sekali menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Hal
ini dikarenakan pada situs tersebut banyak ditemukan sisa-sisa kehidupan masa lampau yang
sangat menarik untuk dicermati dan dipelajari. Yang paling menakjubkan, kita bisa mendapatkan
informasi lengkap dari sejarah kehidupan manusia purba baik itu mengenai habitat, pola
kehidupannya, binatang-binatang yang hidup bersamanya dan proses terjadinya bentang alam
dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.

C. METODE
Dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode
penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi


penelitian
2. Metode Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan guide yang
bersangkutan
3. Study literature : Melalui media cetak dan media elektronik

D. DATA PENGAMATAN
1. Lokasi Pengamatan Ke-1
Nama wilayah/desa/dusun : dukuh Pondok, desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe ,
Posisi Geografis : 11049 hingga 11053 BT, dan antara 0724 hingga 0730 LS
Nama Formasi : Kabuh
Umur Formasi : 900ribu -200ribu tahun yang lalu (plestosen tengah)

Karakteristik Perlapisan Batuan :


Masih berupa daratan aslinya di daerah sangiran dan merupakan dataran tertinggi di
daerah sangiran. Formasi ini terdiri dari batupasir dengan material non vulkanik antara lain
kuarsa, berstruktur silangsiur dengan sisipan konglomerat dan tuff, mengandung fosil Moluska
air tawar dan fosil fosil vertebrata berumur Plistosen Tengah, merupakan endapan sungai
teranyam yang dicirikan oleh intensifnya struktur silang siur tipe palung, banyak mengandung
fragmen berukuran kerikil. Di bagian bawah yang berbatasan dengan Formasi Pucangan
dijumpai grenzbank(semen alami).

Karakteristik Fosil yang telah ditemukan:


a. Paleobotany (Tumbuhan): paku-pakuan, pakis, asfarina,dll.
b. Paleozoology ( Hewan) : fosil gajah, badak, buaya, kura-kura, rattus , mollusca air
war dll.

Interprestasi Keadaan Lingkungan Lampau


Formasi kabuh merupakan daratan asli daerah sangiran yang dihuni oleh manusia purba
yaitu phytecantropus erectus, phytecantropus dubois dengan ditemukannya tulang femur dan
atap tengkorak serta ditemukannya fosil alat-alat batu oleh GHR Von Koenigswald. Kondisi
daratan penuh hutan terbuka, dan safana.

2. Lokasi Pengamatan Ke-2


Nama wilayah/desa/dusun : dukuh Ngampon, desa Krikilan Kecamatan Kalijambe.
Posisi Geografis : 11049 hingga 11053 BT, dan antara 0724 hingga 0730 LS
Nama Formasi : Pucangan
Umur Formasi : 1,8 juta -900ribu tahun yang lalu (plestosen bawah)
Karakteristik Perlapisan Batuan :
Formasi Pucangan terdiri dari lempung hitam hingga abu-abu dengan lapisan tipis pasir
yang diikuti oleh lapisan-lapisan moluska dan diatomic. Diatome adalah plankton laut yang
berlapis-lapis yang telah mongering dan mengeras.

Karakteristik Fosil yang telah ditemukan:


a. Paleobotany (Tumbuhan) : fosil pollen yang ditemukan antara lain : jenis Graminae,
Cyperaceae, Arboreae, Taxa, Choenopodiaceae, Taxodiaceae, Typhatsuga, Floshuetzia,
Myrtaceae, Rhizophora, Podocarpus, Castanosis, Pinus, Sparganium, Alnum dll.
b. Paleozoology(Hewan) : didominasi binatang reptile, fosil-fosil mollusca laut seperti
Anadara, Balanus, Conus, murex, Archa, dan temuan gigi ikan hiu, gajah.

Interprestasi Keadaan Lingkungan Lampau


Dulunya formasi pucangan merupakan hutan bakau / rawa payau yang dibuktikan dengan
ditemukannya fosil molusca laut dan reptile.

3. Lokasi Pengamatan Ke-3


Nama wilayah/desa/dusun : dukuh Ngampon, desa Krikilan Kecamatan Kalijambe.
Posisi Geografis : 11049 hingga 11053 BT, dan antara 0724 hingga 0730 LS
Nama Formasi : Kalibeng
Umur Formasi : 2 juta -1,8 juta tahun yang lalu (pliosen)
Karakteristik Perlapisan Batuan :
Satuan litologinya berupa lempung abu-abu kebiruan setebal 107 m, pasir lanau setebal
4,2 6,9 m, batu gamping balanus setebal 0 - 10,1M.

Karakteristik Fosil yang telah ditemukan:


a. Paleobotany(Tumbuhan): ditemukan tumbuh-tumbuhan jenis : Melastomataceae,
Rhizophara, Pandanus, Palme, Calophyllus, Anacardiceae, Calamus, Caswarina,
Arborsal euphorbiaceae, Podocarpus mimosaceae, Gramineae, Cyperaceae dll
b. Paleozoology(Hewan) : ditemukan fosil berupa foraminifera dan mollusca laut.

Interprestasi Keadaan Lingkungan Lampau


Dulunya formasi kalibeng merupakan lautan dengan ditemukannya fosil foraminifera dan
molusca laut serta adanya sumber mata air asin yang menghasilkan gelembung- gelembung
gas oksigen.
E. PEMBAHASAN
1. Formasi Kabuh
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan KabupatenSragen.
Umur formasi ini adalah Plestosen atas sampai plestosen tengah (900ribu-200ribu tahunyang lalu).Formasi
kabuh mempunyai ketebalan 5,8 58,6 M. lapisan ini mempunyai kandungan litologiberupa lempung lanau ,
pasir, besi dan kerikil. Satuan litologi tersebut ditemukan berselang-seling dengan lapisan konglomerat dan batu
lempung vulkanik (tuf). Dibawah lapisan ini ditemukan lapisan batu pasir, konglomerat calcareous
dengan ketebalan lebih dari 2M yang merupakan ciri lingkungan transisi antara lautan dan daratan.Lapisan
tuf yang terkandung dalam formasi kabuh dibedakan atas lapisan tuf bawah, tuf tengah,dan tuf atas. Lapisan tuf
bawah terletak pada formasi kabuh dengan ketebalan 4,2 20 M,lapisan tuf tengah terdapat pada formasi kabuh
dengan ketebalan 5,8 20M, dan lapisan tuf ataspada formasi kabuh atas dengan ketebalan 3,4-
16M.Kandungan fosil formasi kabuh meliputi hewan vertebrata dan moluska air payau. Fosilvertebrata yang
ditemukan antara lain : bovidae, babi, buaya, bulus, banteng, gajah dan rusa.Sedang fosil moluska air payau
yang ditemukan meliputi astartea, melania, dan corbicula. Selainitu ditemukan pula fosil cetakan daun.

2. Formasi Pucangan
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan KabupatenSragen.
Formasi Pucangan ini terdiri dari dua satuan litologi yaitu satuan breksi laharik dansatuan napal bercampur batu
lempung. Ketebalan formasi ini mencapai 157,5 m. sedang umurformasi ini adalah plestosen bawah ( 1,8juta-
900ribu).Satuan breksi laharik, terbentuk akibat pengendapan banjir lahar hujan yang diselingipengendapan
sungai normal dilingkungan air payau. Ketebalan satuan ini berkisar antara 0,7-46m. satruan ini termasuk
Formasi Pucangan Bawah, berumur Plestosen Bawah. Kandungan fosil pada lapisan ini sangat jarang. Namun
diantaranya ditemukan sedikit fosil moluska laut jenisanadara, korbicula, dan murex.Satuan napal dan batu
lempung, termasuk Formasi Pucangan Atas, yang berumur plestosenbawah. Satuan ini berwarna abu-abu muda
sampai tua, yang bila lapuk berwarna hitam.Ketebalan lapisan ini mencapai 113,5 m. pada satuan ini ditemukan
tiga horizon moluska lautyang bercampur dengan gigi ikan hiu, yang menandakan bahwa pada masa itu pernah
terjadi transgresi laut, meskipun mungkin kejadiannya sangat singkat. Moluska laut yang lain ditemukan
berasosiasi dengan kayu, belerang, peat, bulus dan buaya yangmenunjukkan lingkungan payau-payau tepi laut.
Selain horizon moluska laut, ditemukan juga lapisan tanah Diatome yang berwarna putih kecoklatan, dengan
penyebaran yang cukup lama.

3. Formasi Kalibeng
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan KabupatenSragen.
Umur formasi ini adalah Pliosen (2 juta -1,8 juta tahun yang lalu). Persebaran DormasiKalibeng ditemukan
disekitar Kubah Sangiran, dan membentuk perbukitan yang landai.Ketebalan formasi ini mencapai 126,5 m.
satuan litologinya berupa lempung abu-abu kebiruansetebal 107 m, pasir lanau setebal 4,2 6,9 m, batu
gamping balanus setebal 0 - 10,1M. Pada formasi ini banyak ditemukan fosil-fosil Foraminifera dan Moluska
laut. Antara lainditemukan : arca (anadara), arcitectonica, lopha (alectryonia), Conus, Mirex, Chlamis,
Pecten,Prunum, Turicula, renella spinoca, anomia, arcopsis, linopsis, dan turitella acoyana. Fosil-fosiltersebut
merupakan ciri dari lingkungan pengendapan laut dangkal.

F. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan :
Situs Sangiran terletak disebuah desa di Kelurahan Krikilan, Kecamatan Kalijambe,Kabupaten Sragen,
Provinsi Jawa Tengah.
Situs Sangiran terletak kira-kira 15 km di sebelah utara kota Surakarta. Situs ini luas arealnya kira-kira
6x15 km. sebagai suatu situs sebagian arealnya terletak di wilayah kabupaten Sragen, sebagian lagi
terletak di wilayah kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan study lapangan mata kuliah geologi, dalam situs sangiran terdapat 5 formasi antara lain :
Formasi Pucangan Atas, Formasi Pucangan Bawah, Formasi Kalibeng, Formasi Notopuro (mad
vulkano) dan Formasi Kabuh.
Saran :
Alternatif jalan menuju masing-masing formasi sebaiknya diberi jalan khusus sehingga pengunjung
lebih mudah menjangkau formasi tersebut.
Ketika menjelaskan beberapa lokasi, hendaknya diberi buku atau lembaran berupa gambaran lokasi
sangiran sehingga pengunjung tidak hanya mengandalkan suara dari guide yang terlalu cepat dalam
berbicara.
Dalam perjalanan menuju formasi kabuh, panitia sebaiknya menyediakan transportasi khusus untuk
pengunjung karena lokasi yang terlalu jauh
Pada lokasi formasi Kabuh hendaknya jalan yang dilalui dan dekat dengan jurang diberi pagar
pengaman agar tidak membahayakan pengunjung atau kemungkinan tanah longsor.

G. DAFTAR PUSTAKA

Moelyadi dan Widiasmoro. 1978. Laporan Penyelidikan Biologi Daerah Sangiran Jawa
Tengah. Yogyakarta : Bagian Tehnik Geologi Fakultas Tehnik UGM.
Soerdjono, R.P. ed. 1975. Jaman Prasejarah di Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia I.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Soerastopo Hadisumarno. 1972. Geomorfologi Pergunungan Kubah Sangiran Jawa,
Indonesia. Reprinted from the journal ilmu alam.
Widiasmoro. 1982. Lingkungan Pengendapan Formasi Pucangan dan Kabuh, serta
Hubungannya dengan Penafsiran Daerah Pemukiman Phitecanthropus di
Sangiran Jawa Tengah. Jakarta : Proyek Penelitian Purbakala Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai