Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGUKURAN THEODOLIT

MK : SURVEI & PEMETAAN

DI SUSUN OLEH :

1. NOOR ARIF SULTAN BAHARI (1404107010003)


2. MUSRIZAL (1404107010017)
3. CUT KIKI (14041070100
4. MUFADHDHAL (14041070100
5. DEVI LIANDA (14041070100
6. RISNALIYAH NURIL T (14041070100
7. TIRTA FITRIA (14041070100
8. TUANKU YUSUF (1404107010039)
9. ULYA WARDAH (14041070100
10. ZARA MURIZA
(14041070100
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan Praktikum Survey dan Pemetaan ini dapat penulis rampungkan
tepat pada waktunya.

Praktikum Survey dan Pemetaan ini merupakan suatu hal wajib bagi seluruh mahasiswa
yang mengambil mata kuliah ini . Hal ini dilakukan untuk menerapkan teori yang didapatkan
dalam ruang kuliah dengan di lapangan secara langsung .

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam merampungkan laporan praktikum ini . Ucapan terima kasih ditujukan kapada Dosen,
Asisten Dosen , teman-teman serta semua pihak yang telah membantu penulis.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangannya . Sehingga penulis sangat mengharapkan sumbangan pemikiran dari para
pembaca . Baik itu berupa saran atau kritik yang sifatnya membangun untuk dapat
menyempurnakan laporan seperti ini di masa-masa yang akan datang.

Kami sangat berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
mahasiswa-mahasiswa Teknik pada umumnya demi peningkatan kemampuan kita di bidang Ilmu
Ukur Tanah

Darussalam, 24 Desember 2015

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum

BAB II

DASAR TEORI

A. Dasar Teori

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu


B. Alat dan Bahan
C. Cara Kerja

BAB IV

ANALISA DATA

A. Data Hasil Pengamatan


B. Analisa Data
C. Pembahasan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi dan proyek. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran ini.
Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi
seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan
sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat
dipertanggung jawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Dalam kegiatan kuliah survey
dan pemetaan analisis ilmu ukur tanah diperlukan untuk memetakan suatu wilayah ekplorasi

Pada ilmu ukur tanah akan difokuskan pada sudut dan jarak. Jadi untuk memperoleh hasil
pengukuran yang baik dan berkualitas ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu.
Dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran
yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Theodolit dan Waterpass adalah alat yang
digunakan untuk menganalisi bentuk topografi suatu wilayah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengoperasikan alat Theodolit
2. Apa Fungsi dari Theodolit
3. Apa saja yang diukur dengan Theodolit
4. Bagaimana cara memplotkan data pengukuran dengan alat theodolit ke media
2D dan 3D (Via surfer)

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Pengenalan alat Theodolit beserta bagian-bagian pendukungnya
2. Mengetahui cara mengoperasikan alat Theodolit
3. Pemahaman teori dan cara kerja pada pengukuran menggunakan Theodolit
4. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut

D. MANFAAT PRAKTIKUM

Manfaat dari pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaan
Theodolit baik secara teori maupun praktiknya di lapangan serta pemahaman pada pengolahan
data dengan rumus- rumus yang ada.

BAB II
DASAR TEORI

A. DASAR TEORI
Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat
peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan
lain.Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama transit
atautheodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun
padatingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya dan
konstruksinya.Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan
horizontal,merupakanalat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang
tak dapatdijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam
bidangmeteorologi dan teknologi peluncuran roket.

Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindahkan terpasang dalam
dua tegak lurus axes the horisontal atau trunnion poros, dan poros vertikal. Jika teleskop
menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing poros ini bisa diukur dengan
ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala arcseconds. "Transit" mulai dikembangkan
menjadi alat dalam bentuk theodolit, dan mulai dikembangkan di awal abad ke-19. Bacaan pada
teleskop memungkinkan kesalahan pembacaan sudut dan bacaan jarak, dengan mengubah skrup
penggerak halus, maka bacaan pada lensa obyektif akan semakin jelas sehingga dapat
mengurangi kesalahan. Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara langsung ke tiga puluh
arcseconds. Di pertengahan abad ke-20, "transit" mulai kembali diubah dengan acuan pada
bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan roman seperti kerak
magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit sudah mulai jarang digunakan,
karena theodolite digital mulai dikembangkan dan lebih mudah dalam penggunaannya serta
tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan sudutnya lebih akurat dan teliti, tetapi transit masih
digunakan sebagai alat untuk mengukur pada jarak yang cakupannya tidak begitu luas. Beberapa
transit tidak dapat digunakan untuk mengukur sudut vertikal, alat tersebut dinamakan Pesawat
Penyipat Datar (PPD).

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal
dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang
dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ). Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, teodolit
sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari.
Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90.
Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala
arah. Untuk pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan
sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.Teleskop pada theodolite dilengkapi dengan garis
vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk digunakan dalam
tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung. Dengan pengukuran sudut yang
demikian bagus, maka ketepatan pengukuranyang diperoleh dapat mencapai 1 cm dalam 10 km.
Pada saat ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen
elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan kembali ke
mesin melalui cermin.

Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut pengukuran
jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila komponen tersebut
ditempatkan pada bagian atas alat theodolite, maka disebut Electronic Distance Measurers
(EDM), namun bila merupakan satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite
total station.

Persyaratan pengoperasian theodolite : Syarat-syarat utama yang harus dipenuhi alat


theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung
dannivo kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama
dengannol.)
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik
tegak lurus sumbu kedua / mendatar).Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali berdiri
alat (bersifat dinamis), sedangkan untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima
bersifat statis dan pada alat-alat baru dapatdihilangkan dengan merata-rata bacaan biasa
dan luar biasa.

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut.

Hari : Selasa, 22 Desember 2015


Waktu : 16.00-18.00 WIB

Lokasi : Lapangan cross (bawah jembatan Lamnyong)

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum theodolit terlihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

NO Alat dan Bahan JUMLAH

1 Theodolit 1 set

2 Rambu ukur 1 buah

3 Kaki tiga (tripot) 1 buah

4 Unting Unting 1 buah

5 Rol meter 1 buah

6 Payung 1 buah

7 Alat tulis dan Buku Secukupnya

C. Cara Kerja
Langkah langkah pengukuran adalah sebagai berikut:
1) Letakkan tripod (kaki tiga) diatas patok usahakan lempengan logam dalam keadaan
datar,kaki tripot diukur sesuai dengan tinggi si pengukur
2) Pasanglah alat theodolit diatas tripod,usahakan unting unting membentuk garis lurus
pada patok.
3) Levelkan alat theodolit (plat bagian bawah )dengan bantuan nivo kotak dan nivo
tabung,dengan menggunakan tiga buah sekrup penyetel ,tempatkan gelembung
ditengah-tengah nivo kotak dan nivo tabung.
4) Ukurlah tinggi alat dengan menggunakan rol meter dan catat pada tabel.
5) Arahkan teropong pada titik yang akan diukur,untuk memudahkan perhitungan
usahakanlah pembacaan benang silang(tengah)sama dengan tinggi alat,lalu baca
benang atas dan benang bawah
6) Kemudian kunci dan baca sudut horizontal dan vertical melalui nonius.
7) Tempatkan rambu ukur pada titik pengukuran
8) Arahkan teropong pada titik yang mau diukur,lalu bacalah benang atas,benang
bawah,benang tengah,sudut vertical,dan sudut horizontal.kemudian catat kedalam
tabel.
9) Ikuti langkah 7 dan 8 untuk titik selanjutnya.
10) Setelah semua selesai,simpan alat seperti semula.

BAB IV

ANALISA DATA

A. DATA HASIL PENGAMATAN


SUDUT SUDUT
N0 LABEL PEMBACAAN HORIZONTAL VERTIKAL DALAM METER
Z BA BB BA-BB TINGGI ALAT
1 A1 14 15.2 12.8 84 19 10 89 32 10 2.4 1.34
2 A2 11.9 13.3 10.5 83 44 10 89 32 10 2.8 1.34
3 A3 9.2 12 7.6 83 25 10 89 32 10 4.4 1.34
4 A4 7.4 10.8 6.1 83 11 10 89 32 00 4.7 1.34
5 A5 10.4 12.2 8.7 82 56 40 89 32 00 3.5 1.34
6 A6 13 16.4 11.1 82 54 50 89 32 00 5.3 1.34
7 A7 14.1 18.8 12.9 82 37 10 89 32 00 5.9 1.34
8 B1 30.3 33.1 28.3 77 21 20 87 34 40 4.8 1.34
9 B2 21.8 25.2 19 78 39 10 88 20 00 6.2 1.34
10 B3 15.4 18.8 13.7 78 35 10 88 42 30 5.1 1.34
11 B4 12.5 15.5 10.6 78 22 40 88 34 50 4.9 1.34
12 B5 15.8 18.5 14.3 78 15 30 88 34 50 4.2 1.34
13 B6 18.9 21.4 17.5 77 36 40 88 34 50 3.9 1.34
14 B7 18.9 20.1 17.8 75 39 40 88 34 50 2.3 1.34
15 C1 18.1 19.6 17.2 63 30 00 88 34 50 2.4 1.34
16 C2 18.5 20.5 17.4 66 00 40 88 34 50 3.1 1.34
17 C3 15.4 16.5 14.3 65 56 10 88 34 50 2.2 1.34
18 C4 12.1 13 10.9 65 32 40 88 34 50 2.1 1.34
19 C5 17.7 18.9 16.6 64 24 30 88 34 50 2.3 1.34
20 C6 21.8 23.4 19.9 63 44 30 88 34 50 3.5 1.34
21 C7 19.9 21.9 17.9 61 5 50 88 34 50 4 1.34
22 C8 15.2 17.1 13.2 61 27 50 88 34 50 3.9 1.34
23 C9 23.5 25.5 21.4 61 27 50 88 34 50 4.1 1.34
24 C10 26.1 28.3 23.7 61 11 60 88 34 50 4.6 1.34

TITIK KOORDINAT
X Y Z
1023.881 997.6246 10.1343
1027.831 996.9452 10.37669
1043.707 994.9579 10.77623
1046.665 994.4241 10.98279
1034.733 995.7012 10.58506
1052.592 993.4623 10.47166
1058.507 992.4214 10.41053
1046.752 989.5116 10.33682
1060.737 987.8116 10.96249
1049.966 989.9125 10.94935
1047.966 990.1346 11.30343
1041.096 991.4583 10.80008
1038.068 991.6378 10.41579
1022.27 994.3074 10.01957
1021.465 989.2978 10.12433
1028.305 987.4044 10.25768
1020.076 991.0349 10.3448
1019.104 991.3116 10.65004
1020.731 990.0711 10.13957
1031.369 984.5248 10.02673
1034.996 980.6789 10.34055
1034.241 981.3806 10.78579
1035.997 980.4258 10.00532
1040.285 977.8529 9.869137

B. ANALISA DATA
Menghitung Sudut
a. Sudut Horizontal
Data 1
Dik: = 841910

Jawab : = 84 + +

= 84.32 (data kasar)

= 360 84.32
= 275.68 ( data real)
b. Sudut vertikal
Data 1
Dik: = 893210

Jawab : = 89 + +

= 89.54 (data kasar)

= 90 89.54
= 0.46 ( data real)

Perhitungan dalam meter


Data 1
a) Panjang ( L ) = BA BB
= 15.2 12.8
= 2.4 dm
b) Tinggi Alat = 1.34 m
c) Bacaan Tengah ( Z ) = 1.4 m

Menghitung Jarak

Data 1

a) Jarak Vertikal

Dik : L = 0,24 m

= 0,46

Dit : D..?

Jawab : D = 100 x L x cos

= 100 x 0,24 x cos (0,46)

D = 23,99921339 m

b) Jarak Horizontal

Data 1

Dik : D = 23,99921339 m
= 276,68

Dit : D...?

Jawab : D = D x cos

= 23,99921339 x cos (276,68)

D = 23,9984268 m

Menghitung Tinggi

Data 1

Dit : D = 23,99921339 m

= 0,46

Dit : h...?

Jawab : h = D sin

h = 23,99921339 sin (0,46)

h = 0,194304832 m

Beda Tinggi A-B

Data 1

Dik : h = 0,194304832 m

i = 1,34 m

Z = 1,4 m

Dit : H...?

Jawab : H = h + (i Z)

= 0,194304832 + (1,34 - 1,4)

H = 0,134304832 m

Tinggi Lapangan

Data 1

Dik : H = 0,134304832 m
Dit : H...?

Jawab : H = H + 10

= 0,134304832 + 10

H = 10,134304832 m

Menentukan Titik Koordinat

Data 1

a) Delta X (X)

Dik : D =23,9984268 m

= 0,46

Dit : X...?

Jawab : X = D sin

= 23,9984268 sin (0,46)

X = -23,88057577

b) Delta Y (Y)

Dik : D = 23,9984268 m

= 275.68

Dit : Y...?

Jawab : Y = D sin

Y = 23,9984268 sin (275,68)

Y = 2,37541354

Titik Koordinat

Data 1

a) Koordinat X
Dik : X = -23,88057577 m

Dit : X...?

Jawab : X = 1000 - X

= 1000 ( -23,88057577)

X = 1023,88057577 m

b) Koordinat Y

Dik : Y = 2,37541354 m

Dit : Y...?

Jawab : Y = 1000 - Y

= 1000 - 2,37541354

Y = 997,6245865 m

GAMBAR KONTUR
C. PEMBAHASAN

lmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil
dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran pengukuran guna mendapatkan peta.
Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail alam maupun buatan manusia meliputi
posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air
laut rata-rata. Dalam bidang studi geofisika ilmu ukur tanah dapat di aplikasikan untuk
menentukan topografi dan kontur suatu areal eksplorasi. Hal ini sangat di perlukan dalam survey
lapamgan suatu daerah proyek

Pembahasan Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada praktikum theodolit yang
telah dilakukan, pertamakali asisten mengajarkan cara memasang alat theodolit pada statip.
Kemudian asisten menjelaskan bagian-bagian dari theodolit, yaitu ; Plat dinding pelindung
lingkaran vertikal di dalamnya, Ring pengatur lensa tengah, Pengatur fokus benang silang, Alat
baca lingkaran vertikal/horisontal, Lensa obyektif, Klem vertikal teropong, Penggerak halus
teropong, Klem alhidade horisontal, Penggerak halus horisontal, Nivo kotak alhidade horisontal,
Plat dasar instrumen dan Nivo tabung alhidade horizontal. Gambar 4.2 Theodolit Selanjutnya
praktikum dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai cara menyentring theodolit. Dalam
melakukan centering ada 3 tahap, yang pertama menyentring lensa pada theodolit ke patok yang
ada dibawahnya. Maka saat meletakan alat theodolit pada statip, usahakan statip tegak lurus pada
patok dibawahnya. Yang kedua mengatur apakah alas theodolit sudah horizontal. Caranya
dengan menaik turunkan ketiga kaki statip. Kemudian centring yang ketiga dilakukan dengan
caranya dengan memutar ketiga skrup yang ada di theodolit. Skrup ini diberi nama A, B dan C.
Skrup AB diputar secara bersamaan, jika skrup A diputar ke dalam maka skrup B pun harus
diputar kedalam. Setelah skrup A dan B, putar skrup C sendiri hingga gelembung berada di
tengah. Kemudian putar alat theodolit kesembarang arah untunk memastikan bahwa alat sudah
benar benar datar dengan melihat apakah gelembung nivo maih tetap ditengah atau tidak,
apabila tidak ditengah maka ulangi lagi dari awal. Setelah melakukan penyentringan. Tahap
selanjutnya adalah menembak titik atau target yang di amati. Pertama arahkan alat pada patok
yang sedang diamati. Lalu kunci, agar alat tidak bergerak lagi. Selanjutnya arahkan teropong
pada alat rambu ukur arahkan pada benang tengah yang kita inginkan, usahakan agar benang
tengah bernilai bulat agar mempermudah pembacaan benang atas dan benag bawahnya.
Kemudian kunci teropong agar tidak bergerak. Catat hasil pengamatannya berupa benang tengah,
benang atas, benang bawah, sudut horizontal dan sudut vertikal. Benang bawah dapat dihitung
dengan cara: 2(BT)-BA. Pengukuran diatas dinamakan pengukuran biasa . Kemudian dilanjutkan
dengan pengukuran luar biasa . Pada saat alat masih dalam keadaan yang sama saat pengukuran
biasa, buka kunci teropong dan kunci theodolit, lalu putar alat theodolit 180. Kemudian lakukan
penembakan titik atau target yang sama pada pengukuran biasa, tanpa penyentringan alat terlebih
dahulu. Dalam pengolahan data yang didapat dilapangan, koordinat X dan Y dapat dicari dengan
rumus X = X 1 + (d sin 12 ), Y = X 1 + (d sin 12 ). Dengan demikian maka didapatkan
koordinat titik 2 adalah (1100;1100), titik ketiga (1098,990044;1075,679174), titik ke 4
(1076,10135;1087,224915) dan koordinat titik 1 adalah (1077,170035;1111,367305). Untuk hasil
data yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum kelompok VI (enam) tentang Pengukuran Theodolit pada hari
selasa 22 desember 2015 kemarin yang berlokasi di bawah Jembatan Lamnyong,maka kami
mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Theodolit adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut,baik sudut
vertikal maupun horizontal.Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan
pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengeliligi sumbu
vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca.Yang dimaksud dengan sudut
vertikal adalah sudut ukur pada skala tegak lurus.Sedangkan sudut horizontal adalah sudut
yang di ukur pada skala mendatar yang dibentuk oleh dua titik pada polygon,sudut yang
terbaca merupakan nilai dimana theodolit itu di tempatkan.
2. Data pemetaan yang dilakukan berupa orientasi lapangan,pengukuran,pemetaan kerangka
peta pengukuran titik detail.
3. Faktor yang mempengaruhi korelasi perhitungan adalah ketidak akuratan dalam pengamatan
serta ketinggian tempat pada saat digitasi letak lokasi pengukuran.
4. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target),theodolit harus di centering terlebih
dahulu,dan sebelum menghidupkan theodolit,arah theodolit harus dipastikan dulu menghadap
ke utara dan kemudian baru theodolit di hidupkan.

B. SARAN

Untuk meminimalisir kesalahan dalam perhitungan analisa data dengan theodolit maka
sebaiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Sudut dalam
1. Dalam menentukan arah utara,pada setiap titik utama harus benar-benar menunjukan arah
utara dengan melakukan hal tersebut berulang kali.
2. Rambu ukur harus diletakkan tegak lurus dan tepat pada titik utama yang dibidik.

b. Pengukuran jarak dan beda tinggi


1. Pada saat melakukan pengukuran dilapangan sebaiknya memperhatikan cuaca,suhu kondisi
dan situasi lapangan.
2. Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.

Anda mungkin juga menyukai