PENDAHULUAN
2
Air make up : air baku yang sudah diolah
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap)
dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi
uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang
lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar. (Djokosetyardjo,,M.J.1990). Air panas atau steam pada tekanan
tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system) dan sistem bahan bakar (fuel system).
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan.
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk
mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi.
3
Jenis-jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas
Jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
- Boiler pipa air ( water tube )
- Boiler pipa api ( fire tube )
- Boiler kombinasi
4
Parameter Satuan Pengendalian Batas
Ph Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000,max
TDS Ppm 3500,max
P Alkalinity Ppm -
M Alkalinity Ppm 800,max
O Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min
T.Hardness Ppm -
Silica Ppm 150,max
Besi Ppm 2,max
Phosphat residual Ppm 20 50
Sulfite residual Ppm 20 50
pHcondensate Unit 8.0 9.0
5
2.3 berikut.
Tabel 2.3 Persyaratan Air Kondensat
6
kotoran.
Tabel 2.5 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982)
2.3.1 Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi
bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa sifat kimia, seperti:
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon
7
dioksida yang terdapat dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam
kembali kebentuk asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-
lain. Peristiwa korosi dapat terjadi disebabkan oleh :
- Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
- Kerak dan deposit
- Perbedaan logam ( korosi galvanis )
- pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general corrosion,
pitting ( terbentuknya lubang ) dan embrittlement ( peretakan baja ). Adanya gas yang terlarut,
oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah penyebab utama general corrosion
dan pitting corrosion ( tipe oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gas-gas ini di
dalam air umpan boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada
ruang uap, tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada
kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada logam-logam
boiler.
Karena itu penting untuk melakukan proses deoksigenasi air boiler. Jumlah rata-rata
korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH air menurun. Selain itu air umpan
boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi
yang tidak umum tetapi berbahaya adalah bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter
kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia
yang tidak sesuai. Causticembrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang terjadi
jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic
embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas pada ujung tabung dimana
celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan caustic yang terkonsentrasi.
( Diilon,C.P. 1989)
Hidrogen embrittlement adalah bentuk lain dari retakan interkristalin yang terjadi pada
tabung air boiler yang disebabkan tekanan tinggi dan kondisi temperatur yang tertentu. Untuk
mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
- Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif
- Menc egah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler
- Mencegah korosi galvanis- Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa
korosif
- Mengatur pH dan alalinitas air boiler dan lain-lain
8
2.3 2 Kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh
gas penguapan. Disamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam
boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah kalsium
sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat
sehingga bila lama penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan
bersama dengan kalsium dan magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan
semakin sulit untuk dihilangkan. ( Gaffert,Gustaf A. 1974 )
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan panas
permukaan dan menunjukkan dua akibat utama, yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan
dari dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan
menurunnya efisiensi boiler. Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler
dapat dilakukan pencegahan-pencegahan sebagai berikut :
- Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener
- Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya
- Memberikan bahan kimia anti kerak
Zat terlarut dan tersuspensi yang terdapat pada semua air alami dapat
dihilangkan/dikurangi pada proses pra-treatment ( pengolahan awal ) yang terbukti ekonomis.
Penanggulangan kerak yang sudah ada dapat dilakukan dengan cara :
- On-line cleaning yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia selama
Boiler beroperasi normal.
- Off-line cleaning ( acid cleaning ) yaitu melarutkan kerak-kerak lama dengan asam-
asam khusus tetapi Boiler harus berhenti beroperasi.
- Mechanical cleaning: dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.
( Gaffert,Gustaf A. 1974 )
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya.
Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan
permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah.
Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4.
9
2.3.3 Endapan atau Deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler yang
disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga dan lain-
lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminsi uap dari produk hasil proses
produksi. Sumber deposit didalam air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat yang
tersuspensi didalam air umpan boiler. Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air
pada boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan yang menurunkan daya kelarutan ,
jika temperaturnya dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan sludge (lumpur)
terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-deposit yang tetap berada pada permukaan boiler
sedangkan sludge merupakan bentuk deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak.
( Milton, J.H. 1990 )
Pada ketel bertekanan tinggi, silika mudah mengendap dengan uap dan dapat
membentuk deposit yang menyulitkan pada daun turbin. Pencegahan pencegahan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya peristiwa deposit dapat dilakukan diantaranya :
1) Meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat menyebabkan deposit seperti
oksida besi, oksida tembaga dan lain lain.
2) Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi ( mengatur pH 8,2
9,2 ) dapat juga dilakukan dengan mencegah terjadinya kebocoran udara pada sistem
kondensat.
3) Mencegah kontaminasi uap selanjutnya menggunakan bahan kimia untuk
mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit. Penanggulangan terjadinya deposit
yang telah ada dapat dilakukan dengan acid cleaning, online cleaning, dan mechanical
cleaning.
10
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut pada air boiler
dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan kontrol pada pemberian zat-zat
kimia dan blowdown. Carryover karbon dioksida dapat mengembalikan uap dan asam-asam
terkondensasi.
Tabel 2.6. Kecenderungan Masalah yang Timbul Akibat Tekanan Operasi
11
2.5 Pengolahan Air Umpan Boiler
Pada air umpan boiler bisa mengandung mineral-mineral yang bisa menyebabkan
pengendapan, korosi dan carry over. Pengendapan material dapat mengakibatkan menurunnya
efektifitas perpindahan panas sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar menjadi boros,
metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan
masalah yang paling serius pada boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada sistem
sebelum dan sesudah boiler. Dimana Tujuan pengolahan air umpan pada boiler, adalah :
Menghindari terbentuknya kerak.
Mencegah korosi pada peralatan.
Menghindari terbawanya senyawa yang tidak diinginkan kedalam steam (carryover).
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler, maka air umpan
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih
dahulu, pengolahan air ini meliputi: pengolahan eksternal dan internal.
12
untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai. Adapun metode yang dimaksud
antara lain :
13
Sedimentasi
Tujuan sedimntasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-partikel besar untuk
mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih lama.
Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat padat
tersuspensi di dalam air sebelum air diisikan ke dalam boiler. Efisiensi saringan paling baik
bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui media pembawa
padatan bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat memecahkan media, akan
keluar pada saat dilakukan backwash.
15
C. Proses Ion Exchanger
Pertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu
permukaan media filter dan ditukar dengan ion-ion lain yang berada dalam air. Proses ini
dimungkinkan melalui suatu fenomena tarik menarik antara permukaan media bermuatan
dengan molekul-molekul bersifat polar.
Apabila suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang memiliki muatan
berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara kimiawi pada permukaan tersebut.
Pada kondisi tertentu molekul-molekul ini dapat ditukar posisinya dengan molekul lain yang
berada dalam air yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk diikat. Dengan demikian
maka proses pertukaran dapat terjadi. Media yang dapat melakukan proses pertukaran seperti
ini diantaranya adalah zeolit (baik alami atau buatan) dan resin.
17
umpan boiler. Air minum juga harus dijaga agar bebas dari kuman penyakit dengan diberi
desinfektan sedangkan air umpan boiler tidak perlu diberi desinfektan.
Adapun beberapa proses umum yang dilakukan untuk memperoleh air umpan boiler
yang baik adalah sebagai berikut:
Contoh kasus dalam pengolahan air untuk umpan boiler di PT.Krakakatu Tirta Industri
adalah sebagai berikut:
Air yang diolah berasal dari PT. Krakakatu Tirta Industri yang masih berupa air baku
atau air industri. Air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri pertama kali disaring dengan gravel
filter yang didalamnya terdapat unggun pasir kuarsa sebagai filter. Dalam gravel vilter terjadi
18
pemisahan secara fisika. Air dari garvel filter kemudian dialirkan ke kation exchanger. Ion-ion
positif yang terkandung dalam air akan diikat oleh resin-resin kation yang terdapat dalam ion
exchanger. Setelah itu air dilewatkan ke CO2 degasifier untuk menghilangkan gas-gas yang
terlarut dalam air. Air dari CO2 degasifier diumpankan ke anion exchanger setelah itu
dialirkan ke mix-bed filter untuk mengikat ion-ion yang lolos dari kation dan anion exchanger
kemudian air deionat ditampung ditangki deionat. Air umpan boiler diolah dari air baku di
WTP, sehingga air tersebut dapat memenuhi syarat sebagai air umpan boiler. Kualitas air
umpan boiler adalah sebagai berikut:
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan melewatkan air pada bed
zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah
pertukaran basa dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak
membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan
magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya
blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh, perlu dilakukan pencucian atau
pembilasan dengan air lunak untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun
resin. Air regenerasi biasanya memerlukan 80 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin
dengan larutan garam 5 20%. Laju air garam yang digunakan berkisar
40l/menit m2. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan resin anion yang
19
benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan dapat digunakan untuk demineralisasi yang
hampir total, seperti untuk boiler pembangkit tenaga listrik.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
2.5.1.2. De-Aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut
dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan
korosi. Bila dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2)
dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat
(HNa2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari
air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam
karbonat mengkorosi logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami
pengendapan dan menyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak
ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah
energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau dua-
duanya. De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum penambahan
bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan
Henry. Secara ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan karbon
dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis
dapat menjadi yang paling ekonomis, beropasi pada titik didih air pada tekanan dalam de-
aerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator berjenis vakum
beroperasi dibawah tekanan atmosfer, pada suhu sekitar 70 0C, dan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam
ejector diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi
dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk
mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu minimum 130 0C. Steam
20
menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas CO2 dan O2 yang dikeluarkan dari sistem.
Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk
menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem
boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab:
1. steam pada dasarnya bebas dari CO2 dan O2
2. steam tersedia dengan mudah
3. steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi reaksi
2.5.1.4. Deminarilasasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat,
21
chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Diagram Alir proses seperti
gambar dibawah ini:
Cation Tower
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion-ion
positif yang terdapat dalam air dengan menggunakan resin kation R-SO3H (type Dowex
Upcore Mono A-500). Proses ini dilakukan dengan melewatkan air melalui bagian bawah,
dimana akan terjadi pengikatan logam-logam tersebut oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat
asam kuat, karena itu disebut asam kuat cation exchanger resin.
Reaksi yang terjadi adalah :
CaCl2 + 2 R SO3H (R SO3)2Ca + 2 HCl
MgCl2 + 2 R SO3H (R SO3)2Mg + 2 HCl
NaCl2 + 2 R SO3H (R SO3)2Na + 2 HCl
CaSO4 + 2 R SO3H (R SO3)2Ca + H2SO4
MgSO4 + 2 R SO3H (R SO3)2Mg + H2SO4
Proses ini menghasilkan asam seperti asam seperti HCl, H 2SO4 dan asam-asam lain.
Keasaman berkisar antara Ph 2,8 3,5. Untuk memperoleh resin aktif kembali, dilakukan
regenerasi dengan menambahkan H2SO4 pada resin tersebut.
Degasifier
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk menghilangkan
gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses sebelumnya.
22
Reaksi yang terjadi adalah :
H2CO3 H2O + CO2
Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai media untuk
memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih dahulu diinjeksikan dengan
steam. Sedangkan keluaran steam ejektor dikondensasikan dengan menginjeksi air dari bagian
atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot sebagai umpan recovery tank, maka CO2 akan
terlepas sebagai fraksi ringan dan air akan turun ke bawah sebagai fraksi berat.
Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam
kandungan air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah R = NOH (Tipe
Dowex Upcore Mono C-600).
Reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4 + R = N OH (R = N)SO4 + 2 H2O
HCl + R = N OH R = N Cl + H2O
H2SiO3 + R = N OH (R = N)SiO3 + 2 H2O
H2CO3 + R = N OH R = N NO3 + H2O
HNO3 + R = N OH R = N NO3 + H2O
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral.
Selanjutnya air outlet anion tower masuk ke mix bed polisher dari bagian atas. Air keluar
tangki ini memiliki pH = 7,5 8,5. Untuk memperoleh resin aktif kembali, dilakukan
regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat, alkalinitas,
kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapan-endapan yang dapat
melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan membuat lapisan boiler lebih
tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang terjadi dalam internal treatment, antara
24
lain:
1) Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate yang
keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa dibuang
melalui blow-down.
2) Mengkondisikan pH/alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan silica.
3) Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan yang
akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam internal treatment
adalah:
Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan calcium untuk
menetralisir kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang berbentuk
lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau secara berkala
melalui bawah ketel.
Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif air boiler,
beberapa contoh polymeric dispersant adalah:
- Polimer alam: lignosulphonates, tannin
- Polimer sintetik: polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates), Polymaleic acid
(PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
25
Sistem Blowdown : Pengertian Blowdown adalah pembuangan sejumlah kecil air boiler
dengan maksud untuk menjaga tingkat maximum dari padatan terlarut dan terendap pada
tingkat yang diizinkan. Sebagai contoh bila air dengan kandungan padatan terlarut 100 ppm
kemudian diuapkan sebanyak 50 % dari air tersebut maka konsentrasi dari padatan menjadi
200 ppm. Ini bisa ditulis secara matematik :
Continuous Blowdown adalah cara paling ekonomis dan konsisten untuk mengontrol
total dissolved solid (TDS), korosi (pengkaratan), tidak hanya menyebabkan gangguan pada
daerah yang kena karat, tapi juga bisa menghasilkan kontaminan oxyda logam yang pada
tingkat yang serius bisa timbul ditempat lainnya. Karena semuanya berkaitan dengan
pengolahan air, bila terjadi pembentukan pengendapan (deposit) dan korosi maka harus
dikoreksi dan dicegah agar dapat tercapai hasil yang memuaskan.
Penyebab terjadinya korosi adalah karena adanya oksigen (O2) yang terlarut dalam air.
Mekanisme dari korosi adalah metal yang terkena kontak dengan akan terjadi reaksi sebagai
berikut:
26
Hasilnya adalah Ferro hydroxide yang mengendap dalam larutan, senyawa ini tidaklah stabil
dalam larutan yang masih mengandung O2, maka ia akan teroxidasi.
a. Deaerator, fungsi dari alat ini ialah untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dan
memanaskan air dengan cara mengkontakan langsung antara steam tekanan rendah
dengan air. bila temperature air naik maka kelarutan oxigen akan berkurang karena
keluar lewat venting.
Pada temperature diatas 2700C maka hydrazine akan berubah menjadi Ammonia
( NH3 ) dan Nitrogen.
Reaksi ini lambat bila jumlah Hydrazinnya kecil, tapi sebaliknya ia akan cepat bila
Hydrazine besar. Untuk meyakinkan bahwa O2 yang terlarut itu habis maka
ditentukannya bahwa Hydrazine itu harus berlebih (Hydrazine rasidual). Pada
umumnya untuk Boiler yang tekanan operasinya kurang dari 40 kg/cm 2g maka
residual N2H4 nya berkisar antara 0.1 ~ 0.3 ppm (part per million = per satu juta),
untuk yang bertekanan lebih dari 40 kg/cm2g berkisar pada 0.05 ~ 0.1 ppm.
27
c. Volatile Treatment atau Zero Solid Treatment adalah pemakaian chemical yang
mudah menguap (volatile chemical), seperti ammonia/morpholine atau cyclohexyl
amine. Untuk mengontrol pH. Bahan ini di injeksikan kedalam boiler water yang
berfungsi untuk menjaga pH pada boiler water, agar cukup tinggi untuk pencegahan
korosi.
d. Injeksi (PO4 ) dan Alkali (NaOH) dilakukan secara langsung ke ketel, maksudnya
adalah untuk menghindari mengendapnya garam garam Calsium Posphate,
Magnesium Silicate, Calsium Carbonate, dsb secara dini pada sistem.
Table 2.7. Macam-macam bahan kimia pada proses pengolahan air umpan boiler
28
NO. GENERAL NAME CHEMICALS FUNGTION
3.1. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah Pengolahan Air Umpan Boiler adalah:
29
1. Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam.
2. Dua sumber air umpan boiler adalah:
- Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses.
- Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
3. Ada dua jenis pengolahan air umpan untuk boiler yaitu :
- Pengolahan eksternal
- Pengolahan internal
4. Secara umum persyaratan air umpan boiler adalah :
- Air tidak boleh membentuk kerak/endapan yang membahayakan.
- Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa pipa boiler
- Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya carry over
3.2. Saran
Penulis hanya dapat memberikan saran sebaiknya air yang digunakan untuk umpan
boiler pada industri proses harus benar-benar sesuai kriterianya, mengingat dampak dari
kerugian yang besar yang dapat ditimbulkan apabila air tidak sesuai kriteria, seperti yang
sudah penulis paparkan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, T.George. 1996. Industri Proses Kimia. Edisi kelima, Jilid 1. Penerbit
Erlangga.
(http://smk3ea.wordpress.com/2008/07/08/air-danfungsinya-sebagai-umpan-boiler-dan
cooling-tower/). tanggal 18-09-2013
http://www.scribd.com/doc/120114745/Pengolahan-Air-Untuk-Boiler. tanggal 18-09-
2013
http://4funjava.blogspot.com/2010/04/proses-pengolahan-air.html. tanggal 18-09-2013
http://www.scribd.com/doc/29738382/31/Persyaratan-Air-Umpan-Ketel. tanggal 18-09-
2013
30
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf. tanggal 18-09-2013
http://aplikasiteknikkimia.blogspot.com/2009/04/pengolahan-air-umpan-boiler.html
diakses pada tanggal 20-09-2013
http://andikruenk.heck.in/pengertian-cara-kerja-tentang-boiler.xhtml diakses pada tanggal
21-09-2013
www.energyefficiencyasia.org diakses pada tanggal 21-09-2013
31