Anda di halaman 1dari 14

RS.

Grand Medistra
Jl. Medan No.66 Km.25, Lubuk Pakam 20514
Telp. 061-7955114; Fax. 061-7950114
Email: rsgrandmedistra@gmail.com

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN


(PERAWAT DAN BIDAN) RS. GRAND MEDISTRA
( NURSE STAFF BY LAWSNursing Staff Bylaws )

PENDAHULUAN

RS. Grand Medistra merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan jasa
pelayanan kesehatan yang mempunyai unggulan dalam pelayanan iIntensive care, Formatted: Font: 12 pt, Italic

hHemodialisis, kebidanan, perinatologi, rawat inap (anak dan dewasa), poli klinik terpadu,
dan pelayanan minimal invasif, meliputi: Eendoscopy/ERCP, Bronchoscopy, Cath Lab, FESS,
TUR-P, URS, PCNL, Unit Gawat Darurat, Ffisioterapy, Llaboratorium kimia klinik, patologi
anatomi, mikrobiologi, radiologi, dan farmasi.
RS. Grand Medistra dalam menyelenggarakan peran dan fungsinya senantiasa menjunjung
tinggi etika, profesionalisme, rasa sosial dan kemanusiaan yang tinggi dan dilandasi hati
nurani.
Untuk mengelola rumah sakit secara professional dan akuntabel perlu landasan hukum
yang tertuang dalam Hospital By Laws, yang terdiri atas Peraturan Internal SMStaff Medis (
Medical Staff By Laws ), dan Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurseing Staff By
Laws)dan Peraturan Internal Korporasi ( Corporate By Law )
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)
bertujuan untuk:
1. Mengatur proses pemberi asuhan keperawatan serta mekanisme tata kerja Komite
Keperawatan di Rumah Sakit,
2. Menjamin terselenggaranya pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu kepada
pasien rumah sakit secara biopsikososialo serta masalah keperawatan yang ada pada
pasien,
3. Memberikan pedoman kepada perawat dan bidan dalam menjalankan pelayanan
asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar profesinya,
4. Memberikan acuan kepada staf maupun manajemen dalam mencari solusi
penyelesaian masalah yang mungkin timbul,
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws) diartikan
sebagai undang undang keperawatan bagi perawat dan bidan yang melakukan pelayanan
asuhan keperawatan dan kebidanan di sebuah Rrumah sSakit.
Didalam Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)
diatur tentang pembentukan komite keperawatan, tugas dan fungsi serta mekanisme kerja
Komite Keperawatan beserta ketiga sub komitenya, mitra bestari ( peer group ) dan
mekanisme pengambilan keputusan dalam komite keperawatan.
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws) menjadi
acuan mekanisme pengambilan keputusan oleh komite kerperawatan dan menjadi dasar
1
hukum yang sah untuk setiap keputusan yang diambil sesuai dengan mekanisme yang
ditentukan oleh Peraturan internal tenaga Keperawatan. Selain itu peraturan internal
tenaga keperawatan juga menjadi dasar hukum yang sah untuk setiap keputusan yang
diambil oleh kepala / direktur Rumah Sakit yang mengambil keputusan sesuai dengan
lingkup tugasnya yang terkait dengan tenaga keperawatan.
Dalam hubungannya dengan direksi rumah sakit, Peraturan internal tenaga Keperawatan
juga mengatur mekanisme pertanggungjawaban komite keperawatan kepada direktur
rumah sakit untuk hal hal yang terkait dengan penyelenggaraan asuhan kerperawatan di
rumah sakit. Selain itu juga diatur kewajiban direktur rumah sakit untuk menyediakan
semua sumber daya yang dibutuhkan oleh komite keperawatan untuk melaksanakan
tugasnya, misalnya kebutuhan ruangan, petugas sekcretariat, sarana dan prasarana komite
keperawatan, termasuk penyelenggaraan pertemuan dan mendatangkan mitra bestari.
Kewajiban direktur rumah sakit juga termasuk menetapkan berbagai kebijakan dan
prosedur ( policy and procedure ) yang terkait dengan kredensial , mutu profesi dan disiplin
profesi.
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)tidak
mengatur hal hal yang bersifat pengelolaan rumah sakit..
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)pada
dasarnya memuat peraturan pokok untuk menegakkan profesionalisme tenaga perawat
dan bidan.
Peraturan internal tenaga Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)juga
mengatur tugas specific dari sub komite kredensial, sub komite mutu keperawatan dan sub
komite etika profesi dan disiplin sesuai dengan kondisi dan kebutuhan rumah sakit.
Bahwa untuk maksud tersebut diatas, maka disusunlah suatu Peraturan internal tenaga
Keperawatan (Nurse Staff By LawsNursing Staff Bylaws)

2
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pengertian

Dalam Peraturan Internal SM (Staff Medical) ini yang dimaksud dengan :

1. Peraturan Perundang-undangan adalah


a. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
b. Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
c. Undang Undang nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
d. Peraturan MentriMenteri Kesehatan nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan di Rumah Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1333 /MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit ,
f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1045/MENKES/PER/XI/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan ,
g. Keputusan MentriMenteri Kesehatan nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
standar profesi Bidan
h. Peraturan MentriMenteri Kesehatan nomor 17 tahun 2013 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Keperawatan,
i. Peraturan MentriMenteri Kesehatan nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan.
j. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129 /MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit ,
k. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147 /MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit,.
2. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
3. RS. Grand Medistra adalah rumah sakit umum milik Drs. Johannes
Sembiring,MpdYayasan Medistra.
4. Direktur adalah seorang yang diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Grand Medistra
sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi,

3
6. Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan dan
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya,
7. Penugasan Klinis adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga keperawatan
untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis,
8. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut,
9. Rekredensial adalah proses re evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut,
10. Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis
untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di Rumah Sakit,
11. Audit Keperawatanadalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya
yang dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan,
12. Mitra bestari adalah seklompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan,
13. Sub Komite adalah kelompok kerja di bawah Komite Keperawatan yang dibentuk untuk
mengelola masalah-masalah khusus, sesuai kebutuhan rumah sakit.

BAB II
TUJUAN

Tujuan Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf bylaws) adalah agar komite
keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan
disiplin profesi. Selainitu peraturan internal staf keperawatan (Nursing Staf bylaws) juga
bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi mitra bestari dalam pengambilan
keputusan profesi melalui Komite Keperawatan. Putusan ini dilandasi semangat bahwa
hanya staf keperawatan yang kompeten dan berprilaku profesional sajalah yang boleh
melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

BAB III
KEWENANGAN KERJA KLINIS

(1) Semua pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan di Rumah Sakit Grand Medistra
hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan dan kebidanan yang telah diberikan
kewenangan klinis melalui proses kredensial

4
(2) Pengaturan ini berdasarkan pada pemikiran bahwa rumah sakit berhak melarang semua
asuhan keperawatan di rumahsakit, kecuali bila rumah sakit mengijinkan staf
keperawatan tertentu untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan tersebut.
(3) Seorang staf keperawatan yang telah diizinkan melakukan asuhan keperawatan dan
prosedur intervensi keperawatan lainnya di rumah sakit, memperoleh hak khusus
(privilege) oleh rumah sakit yang dalam peraturan internal staf keperawatan ini disebut
sebagai kewenangan kerja klinis.
(4) Rumah sakit mengatur pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) setiap
staf keperawatan sesuai dengan kompetensinya yang nyata.
(5) Pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) harus melibatkan komite
keperawatan yang dibantu oleh mitra bestari ( peer group ) sebagai pihak yang paling
mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan.
(6) Kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) setiap staf keperawatan dapat saling
berbeda walaupun mereka memiliki tingkat pendidikan yang sama,
(7) Setiap rekomendasi komite keperawatan atas kewenangan kerja klinis ( clinical privilege
) untuk staf keperawatan tetap dapat dipertanggung jawabkan secara hukum karena
mengacu pada standar kompetensi keperawatan yang dikeluarkan oleh PPNI, AIPNI dan
AIPDiKI edisi IV, 2013.
(8) Pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) kepada staf keperawatan yang
akan melakukan tindakan tertentu tersebut akan didasarkan pada buku putih (white
paper) yang telah disusun bersama.
(9) Kewenangan kerja klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilan saja, tetapi juga didasarkan
pada kesehatan fisik, kesehatan mental dan perilaku ( behavior ) staf keperawatan
tersebut.

BAB IV
PENUGASAN KLINIS ( CLINICAL APPOITMENT )

Setiap staf keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan harus
memiliki Surat Penugasan Klinis dari pimpinan rumah sakit berdasarkan rincian kewenangan
klinis setiap staf keperawatan yang direkomendasikan Komite Keperawatan.

BAB V
DELEGASI TINDAKAN MEDIK DAN KOMITE KEPERAWATAN

DELEGASI TINDAKAN MEDIK

Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medik merupakan tindakan yang
bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu dan perlu di kredensial. Dengan

5
demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis
yang memberikan delegasi.

KOMITE KEPERAWATAN

1. Pengorganisasian Komite Keperawatan


Susunan organisasi Komite Keperawatan RS Grand Medistra terdiri dari:
a. Ketua Komite Keperawatan;
b. Wakil Ketua Komute Keperawatan
c. Sekretaris Komite Keperawatan; dan
d. Subkomite : Subkomite Kredensial, Subkomite mutu profesi dan Subkomite etik dan
disiplin profesi, dan panitia adhoc.
Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi, dan perilaku
dari calon anggota Komite Keperawatan, masa jabatan dari pengurus Komite Keperawatan
paling lama 3 tahun dan dapat diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali periode pengurusan.

2. Tugas dan Fungsi Komite Keperawatan

Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan


yang bekerja di Rumah Sakitdengan cara:
a. melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit;
b. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

BAB VI
RAPAT

1. Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari: Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat Pleno,
dan Sidang tahunan.

2. Rapat Kerja
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat
terbuka.
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
6
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan,
Keperawatan Sub Komite, case manager, dan Kepala Ruang Keperawatan
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 (lima)
tahun.

3. Rapat Rutin
a. Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam seminggu diikuti oleh
Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
b. Agenda rapatrutin adalah membahas masalah masalah harian Keperawatan.
c. Rapat rutin keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan atau Ketua
Komite Keperawatan.

4. Rapat Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite dan
Kasie Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan Kehadiran rapat pleno adalah 100% peserta rapat.

5. Sidang Tahunan
a. Sidang Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun
b. Sidang Tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite,
Kasie Keperawatan, Panitia Panitia keperawatan dan Kepala Ruang
Keperawatan.
c. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 1
(satu) tahun dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun yang telahlalu.
d. Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta
yang hadir.

7
BAB VII
SUB KOMITE KREDENSIAL

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses
Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.

1. TUJUAN
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
Kewenangan Klinis yang jelas;
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan.

2. TUGAS
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
b. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi:
1. ijazah;
2. Surat Tanda Registrasi(STR);
3. sertifikat kompetensi;
4. logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
5. surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau orientasi
di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
c. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial:
1. perawat dan atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2. ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk melakukan
proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
3. subkomite membentuk paniti aadhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi;
4. Subkomite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
f. Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial
g. Kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan ke direktur Rumah Sakit.

8
3. KEWENANGAN
Subkomite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment).

4. MEKANISME KERJA
Untuk melaksanakan tugas subkomite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial
dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis
dari direktur Rumah Sakit dengan cara:
1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan subkomite Kredensial untuk melakukan
proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
3. Subkomite melakukan review, verifikasi dan evaluasi denganberbagai metode:
porto folio, asesmen kompetensi;
4. Subkomite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

BAB VIII
SUB KOMITE MUTU PROFESI

Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan kebidanan,maka


tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka
budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program
pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan
terpola/terstruktur.

1. TUJUAN
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.

9
2. TUGAS
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

3. KEWENANGAN
Subkomite mutu profesi mempunya ikewenangan memberikan rekomendasi tindak
lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan.

4. MEKANISME KERJA
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi,maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a. koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologidan perubahan
standar profesi.
c. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan;
d. Melakukan audit keperawatan dan kebidanandengan cara:
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) Penetapan standar dan kriteria;
3) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
5) Melakukanan alisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
6) Menerapkan perbaikan;
7) Rencana reaudit.
e. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

10
BAB IX
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan


dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkanetika profesidalampraktiknya.

1. TUJUAN
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan;
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang tidak
profesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

2. TUGAS
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis
(clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.

3. KEWENANGAN
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu, memberikan -
rekomendasi perubahan/modifikas irincian Kewenangan Klinis (delineation of clinical
privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

4. MEKANISME KERJA
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di dalam
rumah sakit;
2) melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan
dengan melibatkan panitia Aadhoc.

11
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur dan Ka. Bidang
keperawatan/melalui Ketua Komite Keperawatan;
3) Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur Rumah Sakit.
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi:
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik
keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/ topik dan metode serta
evaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, coaching ,
simposium,bedsideteaching, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

BAB X
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar profesi,


standar pelayanan, standar prosedur operasional.
2. Komite Keperawatan bersama-sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun:
a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.

BAB XI
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN Formatted: Font: 12 pt, Bold, Italic, Condensed by 0.05 pt
Formatted: Font: 12 pt, Bold, Italic

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari melalui
Rapat Pleno Keperawatan.
2. Apabila ada BAB, Pasal dan/atau Ayat dalam Peraturan Internal Keperawatan ini yang
dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui Sidang Tahunan
Keperawatan.
3. Review atau perubahan peraturan internal staf keperawatan dilakukan setiap 3 ( tiga )
tahun sekali.
4. Direktur rumah sakit menetapkan perubahan / perbaikan peraturan internal staf
keperawatan terbaru dengan tetap mengacu pada peraturan menteri kesehatan yang
masih berlaku.

12
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

1. Peraturan internal staf Keperawatan ditetapkan oleh direktur rumah sakit


2. Peraturan internal staf Keperawatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Lubuk Pakam


Pada tanggal : 18 Mei 2016

KOMITE KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT RS GRAND MEDISTRA

Ketua, Wakil Ketua,

Ratna Limbeng, AMK, SKep Lukman Pandia, AMK, SKM, MKes.

Disetujui Oleh,
Direktur Utama RS Grand Medistra,

dr. Arif Sujatmiko, MKes.

Disetujui Oleh :
Direktur Utama RS Grand Medistra Ketua :

dr. Arif Sujatmiko, MKes Ratna Limbeng, Skep

13
Wakil Ketua :

Lukman Pandia, SKM, Mkes

14

Anda mungkin juga menyukai