Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN


Dosen Pembimbing : Sugiyo, SE, MM

FABELLA RIZKY NAUMI


01514142801
Manaprodsi 4B

MANAJEMEN PRODUKSI SIARAN


SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA
2017
1. Definisi Investasi
Definisi investasi menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
adalah suatu aktivas yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen
dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan per-
dagangan. Investasi dapat juga dianggap sebagai pemanfaatan surplus kas untuk
memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum
digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan
akuntansi untuk investasi dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur
dalam PSAK 13. Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti
(yaitu tanah dan bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam bisnis atau untuk
dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Baik properti yang dikuasai oleh pemilik maupun oleh penyewa (lesse) melalui
sewa pembiayaan dapat dikelompokkan sebagai properti investasi. Namun, hak atas
properti yang dimiliki oleh lesse melalui sewa operasi dapat dikelompokkan dan dicatat
sebagai properti investasi (selama properti tersebut tidak bertentangan dengan defenisi
properti investasi dan lesse menggunakan model nilai wajar.) PSAK 13 menyebutkan
contoh aset yang tidak termasuk dalam defenisi properti akuntansi:
Properti yang digunakan sendiri (owner-occupied property), termasuk
diantantaranya properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai
properti yang digunakan sendiri dan properti yang digunakan oleh karyawan
pemilik properti tersebut.
Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan yang
dimasa depan digunakan sebagai properti investasi.

2. Bentuk Bentuk Investasi


Bentuk inestasi sangat beragam yang dapat dijadika sarana investasi. Masing-masing
dengan ciri tersendiri dengan kandungan resika dan return harapan yang berbeda-beda.
Investor tinggal memilih bentuk investasi mana yang menurut mereka dapat memnuhi
keinginan untuk berinvestasi. Ada dua bentuk investasi, yaitu:
a. Real Investment
Investasi nyata secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-
mesin atau pabrik.
b. Financial Investment
Investasi keungan secara umum melibatkan asset kontrak tertulis, seperti saham
biasa (common stock) dan obligasi (bond).
Perbedaan antara investasi nyata dan keuangan adalah tingkat likuiditas dari kedua
investasi tersebut. Investasi nyata relatif lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur
pada komitmen jangka panjang antara investor dengan perusahaan. Sementara investasi
keuangan lebih mudah dicairkan karena dapat diperjual belikan tanpa terikat waktu.

3. Klasifikasi Investasi
Investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka
pendek. Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi
jangka pendek merupakan kelompok investasi lancar.
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan
b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.
c. Beresiko rendah.
Maka pembelian surat-surat berharga yang beresiko tinggi karena dipengaruhi oleh
fluktuasi harga pasar surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan
suatu perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk
menguasasi atau mengendalikan perusahaan tersebut. Beberapa bentuk penanaman
dalam investasi jangka panjang antara lain:
a. Penanaman atau penyertaan dalam bentuk saham, obligasi dan surat-surat
berharga lainnya.
b. Dana untuk melunasi utang jangka panjang atau dana khusus lainnya.
c. Pembelian tanah dengan rencana penggunaan dana dimasa yang akan datang.
Tujuan investasi jangka panjang :
a. Untuk memperoleh pendapatan tetap (obligasi/saham preferen)
b. Untuk mengendalikan/ mengawasi perusahaan lain yang sejenis (saham)
c. Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pengadaan bahan baku terjamin
(saham).
d. Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pasar hasil produksinya terjamin.
Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping
harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu
atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain,
maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan
bukan nilai nominal atau value. Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan
pertukaran dengan aktivas lain, biaya perolehan investasi tersebut ditentukan dengan
mengacu pada nilai wajar dari aktivas yang diserahkan atau dapat juga menggunakan
nilai wajar dari aktivas yang diperoleh apabila dianggap lebih andal berdasarkan
data/bukti yang tersedia.
Piutang bunga, royalti, dividen dan sewa sehubungan dengan suatu investasi
secara umum dianggap sebagai penghasilan (return) investasi tersebut. Tetapi dalam
keadaan tertentu arus masuk seperti dapat merupakan suatu pemulihan biaya dan tidak
merupakan penghasilan. Misalnya jika bunga yang dibayar telah diakrual sebelum
pembelian investasi yang berbunga dan oleh karena itu dimasukkan dalam biaya
perolehan yang dibayar untuk investasi tersebut, penerimaan berikutnya dari bunga
dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah pembelian; bagian sebelum
pembelian dikurangi dari biaya perolehan. Jika deviden dideklarasikan dari laba
praakuisisi, maka dividen pra akuisisi tersebut dikurangkan dari biaya perolehan.
Perbedaan antara biaya perolehan dan nilai penebusan (redemption value) suatu
investasi dalam sekuritas hutang (diskonto atau premi pada pembelian) biasanya
diamortisasi oleh investor selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo
sehingga hasil yang konstan (constant yield) diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto
atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada penghasilan
bunga, dan sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat
sekuritas (carrying value) tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan, selanjutnya dianggap
sebagai harga perolehan.

4. Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria, yaitu metode periode
pembayaran (payback period), nilai sekarang bersih (net present value), tingkat imbal
hasil internal (internal rate of return). Dan indeks probalilitasi (probability index).
a. Periode Pembayaran Kembali (Payback Period)
Periode pembayaran kembali sangat penting untuk menghitung jangka
waktu imbal hasil atas modal. Semakin cepat periode pembayaran kembalinya,
maka semakin baik bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Untuk
menghitung waktu imbal hasil atas investasi tersebut digunakan rumus:

Nilai sekarang
Periode Pembayaran Kembali = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih

Jika periode pembayaran kembali lebih pendek waktunya daripada periode


pembayaran kembali maksimum, usulan investasi dapat diterima. Perhitungan
dengan menggunakan periode pembayaran kembali tersebut masih memiliki
kelemahan karena kurang memperhitungkan unsur waktu. Perlu diingat bahwa
suatu bisnis memiliki keuntungan ekonomi apabila:

II = TR TC > 0 atau
II = Bt (Co +Ct) > 0 atau
II = TR = Bt > 0
TC (Co + Ct)

P = Profit (keuntungan ekonomis)


TR = Bt (benefit), adalah penerimaan total tahunan yang merupakan
manfaat ekonomis suatu proyek atau disebut juga aliran kas per tahun
pada periode t.
TC = Co + Ct = Io adalah biaya tahunan yang dikeluarkan, disebut sebagai
investasi awal pada periode t.
Co = biaya tetap awal
Ct = biaya variabel

b. Kriteria Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value)


Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai manfaat ekonomi dari
usaha yang diperkirakan akan diterima pada masa yang akan datag tidak sama
dengan nilai uang yang diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga dan
besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi
kelayakan usaha, unsur waktu dan suku bunga (interest rate) harus
diperhitungkan.
B C
NPV(t) = Co + atau
(1+) (1+)

NPV(t) = PFt (Bt) - PFt (Ct), di mana t = 1,2,3, n

Sedangkan PFt = (1 + i) adalah faktor nilai sekarang, di mana:


NPV = Nilai bersih sekarang
Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)
i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)
t = Periode waktu
(1 + i)-t = Discount factor atau Faktor Nilai Sekarang atau (PFt)
c. Kriteria Tingkat Imbal Hasil Internal (Internal Rate of Return)
Tingkat imbal hasil internal (internal rate of return-IRR) adalah suku
bunga (interest rate-i) yang membuat nilai sekarang bersih (net present value-
NPV) menjadi nol atau disebut juga indeks keuntungan (profitability index-PI).
Kriteria IRR adalah:

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis


Di mana:
MARR = Minimum Atractive Rate of Return

IRR dapat dihitung dengan cara memasukkan suku bunga, yaitu untuk
mengetahui secara pasti berapa nilai suku bunga yang membuat NPV = 0.

5. Jenis-jenis atau macam-macam investasi


a. Reksa dana
yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi untuk kemudian
diinvestasikan ke aset finansial lainnya. Dana itu biasanya disimpan di bank
penyimpanan yang disebut dengan bank kustodian. Reksa dana adalah solusi bagi
orang yang ingin berinvestasi dalam banyak aset namun memiliki dana yang
terbatas. Hal ini dimungkinkan karena dana yang dihimpun dari banyak pihak cukup
besar untuk kemudian dapat diinvestasikan pada saham, obligasi dan instrumen
pasar uang sesuai dengan kebijakan dari Manajer Investasi. Selain itu, reksa dana
juga merupakan solusi bagi Anda yang memiliki keterbatasan dalam pengetahuan
dan informasi dalam melakukan analisis investasi, serta bagi Anda yang tidak
mempunyai cukup waktu untuk mengawasi pergerakan harian saham dan obligasi.
b. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi
dalam mata uang asing ini lebih beresiko dibandingkan dengan investasi lain seperti
saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang
bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di
pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat
fluktuatif.
c. Properti
Investasi dalam properti yaitu investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari properti ada dua macam yaitu:
Menjual properti itu dengan harga yang lebih tinggi.
Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga memperoleh uang
sewa dari penyewaan itu.
d. Barang-barang koleksi
Biasanya barang-barang koleksi berupa perangko, lukisan, barang antik, cincin,
keris, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang
koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain yang suka kepada
barang koleksi tersebut. Jika orang yang kita tawari barang tersebut suka pada barang
itu biasanya bisa membeli dengan harga yang cukup tinggi.
e. Saham
Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli
saham di suatu tempat, berarti orang yang memiliki saham sama halnya dengan
membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami
keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan memperoleh sebagian
keuntungan yang disebut deviden. Saham itu juga bisa dijual kepada pihak lain, baik
dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut dengan capital gain
maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital
loss. Jadi, keuntungan yang bisa diperoleh dari saham ada dua jenis yaitu capital gain
dan deviden.
f. Emas
Emas merupakan barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah
mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada,
dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-
negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan
inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga
emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Tabungan di bank
Tabungan di bank berarti dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan
memperoleh suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank yang
bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang
kapanpun sesuai keinginan kita.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun
membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan
deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit
lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan
obligasi bisa juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
i. Deposito di bank
Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan
produk tabungan, yang membedakannya di sini adalah dalam melakukan deposito
tidak bisa diambil dalam waktu kapan saja sesuai keinginan, kecuali apabila uang
tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan
antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga
yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suku
bunga tabungan. Selama deposito itu belum jatuh tempo, uang pada deposito tersebut
tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga di bank.
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat:Jakarta
Selatan
Baridwan, zaki . 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Fakultas Ekonomi UGM:Yogyakarta
Liestyowati. 2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010.
Universitas Mercu Buana:Jakarta
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi . 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Alfabeta:Bandung

Anda mungkin juga menyukai