Anda di halaman 1dari 18

5 tahap perencanaaan finansial:

Tahap 1: Tujuan yang jelas


Pikirkan apa yang ingin Anda raih, untuk jangka panjang dan jangka pendek.

Berikut ini beberapa contoh tujuan yang mungkin ingin Anda capai:

Melunasi angsuran rumah sesegera mungkin (jika ada)


Membeli properti di dalam ataupun luar negeri
Menikah dan memiliki keluarga
Memberikan pendidikan terbaik untuk anak
Pensiun dini dengan pemasukan yang cukup untuk hidup yang lebih baik

Tulislah tujuan yang ingin Anda capai agar memudahkan Anda untuk memilih prioritas dan
meningkatkan kesempatan untuk meraihnya.
Tahap 2: Menganalisi situasi saat ini
Ada baiknya Anda menganalisa kehidupan Anda saat ini untuk mendapatkan gambaran tentang
kondisi Anda sebelum bertemu dengan penasihat finansial.

Yang harus diperhatikan adalah:

Anggaran rumah tangga: Dengan menghitung berapa banyak yang Anda habiskan
perbulan, Anda dapat memprediksi berapa sisa untuk di tabung dan di investasikan.

Tabungan, investasi dan proteksi: Mana yang sudah Anda miliki?

Komitmen finansial: Apakah Anda sudah membayar semua kewajiban Anda?

Komitmen keluarga: Apakah Anda sudah menikah? Sudah memiliki anak? Apakah
Anda sudah punya cucu?

Investasi akan datang: Apakah Anda membutuhkan rencana signifikan untuk masa
depan, seperti pernikahan atau pembelian rumah?

Keuangan tidak terduga: Apakah Anda memiliki sumber untuk keuangan tidak terduga
yang bisa digunakan setiap saat, misalnya biaya reparasi barang elektronik?
Proteksi finansial luar negeri: Bila Anda memiliki perlindungan, apakah akan tetap
melindungi Anda ketika berada di luar negeri? Apakah Anda dan keluarga dapat bertahan
dengan sumber keuangan Anda walaupun Anda tidak memiliki pekerjaan, sakit atau pun
meninggal?

Kenaikan finansial: Apakah Anda mengharapkan adanya pertambahan finansial atau


bonus dari tempat Anda bekerja? Apakah Anda akan membiarkan anak Anda pergi jauh
dari rumah dan meninggalkan Anda dengan kondisi keuangan pas-pasan?

Relokasi: Apakah Anda berencana untuk pindah dari lokasi Anda tinggal sekarang?
Apakah Anda memiliki bayangan di mana Anda akan pensiun nantinya?

Hukum: Apakah aset yang Anda miliki merupakan aset yuridiksi? Apakah ada hukum
tertentu yang mempengaruhi perencanaan finansial Anda?

Tahap 3: Satukan semua rencana


Cukup setengah jam untuk mengatur semua dasar perencanaan keuangan Anda dan mendapatkan
gambaran tentang bagaimana Anda dapat membangun kekayaan dan mencapai tujuan. Ada
begitu banyak cara untuk menabung dan berinvestasi, contohnya deposito, obligasi, properti,
saham, dan dana investasi. Sebagai langkah awal, mintalah saran kepada keluarga, teman dan
lingkungan Anda yang sudah familiar dengan prosesnya untuk mengetahui pilihan mana sajakah
yang sekiranya akan sesuai untuk Anda atau isi kuesioner profil risiko kami.

Bila Anda berpikir untuk membangun investasi portofolio, memiliki penasihat finansial sangat
dianjurkan. Mereka dapat merekomendasikan tabungan, investasi dan strategi proteksi yang bisa
menanggulangi kebiasaan Anda membelanjakan uang dan sesuai dengan rencana Anda untuk
masa depan dan jangka panjang.

Ketika memeriksa keuangan Anda, yang harus diperhatikan adalah:

Seberapa besar risiko finasial yang harus Anda persiapkan?


Dengan nilai deposit yang rendah dan inflasi yang tinggi, adakah kemungkinan jatuhnya
nilai mata uang sebelum Anda pensiun?
Bagaimana efeknya terhadap asuransi jiwa Anda (jika ada)? Apakah Anda akan pindah
ke negara lain?
Bila Anda berpikir untuk pensiun di luar negeri, apakah Anda sudah memperhitungkan
biaya hidup dibandingkan dengan tempat tinggal Anda sebelumnya?
Pertimbangkan kembali baik dan buruknya poin-poin diatas, dan bersikaplah realistis akan
jumlah yang bisa Anda tabung setiap bulannya. Uang ini akan disimpan untuk investasi jangka
panjang, jadi Anda harus merasa nyaman dengan jumlah tersebut.

Setelah menilai kondisi keuangan, tujuan, dan membuat rencana keuangan, Anda mungkin butuh
untuk berdiskusi dengan pakar keuangan untuk membahas mengenai strategi terbaik untuk hal
ini. Namun, apabila Anda cukup percaya diri dengan kemampuan Anda, Anda dapat mulai
menjalankannya sendiri.
Tahap 4: Mengubah rencana menjadi kenyataan
Untuk beberapa orang, langkah ini merupakan tahapan yang paling sulit dari seluruh proses.
Bagaimanapun juga, semakin lama pelaksanaan rencana ini ditunda, semakin banyak hal yang
akan mengganggu dan menimbulkan efek yang buruk pada investasi Anda, bahkan sebelum
Anda memasuki masa pensiun.
Tahap 5: Mengaji ulang perencanaan Anda secara berkala
Anda tidak mungkin hanya menggunakan satu strategi keuangan yang sama seumur hidup.
Setiap fase kehidupan, seperti pindah ke negara lain, mulai berkeluarga, atau membeli property,
akan mengharuskan Anda untuk memeriksa kondisi finansial dan memastikan bahwa Anda tetap
berada pada jalur yang tepat. Bila tidak sesuai, Anda perlu mengaji ulang perencanaan finansial
Anda dan menyesuaikannya dengan keadaan dan gaya hidup Anda yang baru.

Ada baiknya juga Anda memeriksa rencana keuangan Anda secara berkala untuk memastikan
bahwa Anda masih akan mencapai tujuan dengan tabungan serta investasi Anda.

Kesalahan Dalam Perencanaan Keuangan


Banyak orang tua baru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan
keuangan keluarga. Baca tulisan di bawah untuk menghindarkan keluarga Anda dari
permasalahan finansial.

Saat Anda baru saja memiliki momongan dan hari-hari Anda dipenuhi dengan kesibukan mengisi
botol susu, mengganti diaper, dan malam-malam panjang melelahkan tanpa tidur karena si kecil
kerap terbangun, adalah mudah untuk mengesampingkan berbagai hal yang sebenarnya krusial
dalam hidup. Apalagi jika hal yang dimaksud sangat membosankan seperti: merencanakan
keuangan keluarga. Karena itu para orang tua baru sering kali melakukan kesalahan dalam
mengelola keuangan mereka, justru pada masa paling penting dalam rumah tangga (karena
kehadiran anggota keluarga baru). Kabar baiknya: Sebenarnya, cukup dengan sedikit perhatian
dan perencanaan yang tepat, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan finansial.

Kesalahan # 1

Tidak Memiliki Asuransi Jiwa yang Tepat


Mungkin Anda sudah menyadari pentingnya memiliki asuransi jiwa sebagai jaring pengaman
bagi anak seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. (Jika Anda belum menyadarinya, kini
Anda tahu: Segera daftarkan asuransi jiwa Anda!) Tapi kadangkala, bahkan orang tua yang
sudah mendaftarkan diri mengikuti asuransi jiwa tidak mendapatkan perlindungan yang
maksimal. Banyak orang yang tidak mendapatkan klaim yang pantas, ujar Tim Wyman,
financial planner di Southfield, Michigan. Mereka tidak menyadari berapa nilai klaim yang
pantas agar keluarga dapat tetap bertahan hidup dengan normal jika kepala keluarga sebagai
sumber pendapatan meninggal dunia.

Nilai yang pantas adalah mendapatkan tujuh hingga sepuluh kali lipat dari pendapatan kotor per
tahun saat anak-anak masih berusia muda. (Jika seandainya Anda memiliki penghasilan Rp. 60
juta per tahun, Anda seharusnya diasuransikan sebesar Rp. 420 juta hingga Rp. 600 juta.)
Bahkan para orang tua yang bekerja dari rumah juga sebaiknya memiliki asuransi jiwa: Keluarga
Anda juga pasti tetap membutuhkan biaya untuk perawatan anak dan berbagai keperluan lain
seperti biaya pendidikan jika terjadi sesuatu pada Anda. Kebutuhan setiap keluarga berbeda-
beda, jadi berkonsultasilah dulu dengan konsultan keuangan. Jika Anda gemar surfing di
internet, coba kunjungi situs insweb.com/learning center. Di situs ini, Anda bisa
mengkalkulasikan nilai asuransi jiwa yang sepantasnya Anda dapatkan.

Kebanyakan konsultan keuangan akan menyarankan Anda untuk memilih asuransi jiwa
berjangka, polis ini memiliki premi yang harus Anda bayarkan dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 20 tahun). Anda tidak disarankan untuk memilih asuransi jiwa seumur hidup atau
asuransi permanen dimana keluarga Anda hanya akan dilindungi oleh asuransi selama Anda
terus membayar preminya. Biasanya, polis permanen-lah yang dianggap sebagai investasi yang
paling baik, meski kenyataannya tidak demikian. Banyak orang beranggapan bahwa membayar
premi asuransi dengan nilai kecil dan stabil seumur hidup, lebih baik daripada membayar premi
dengan jumlah yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. Sebenarnya tidak demikian, ujar
Wyman. Yang justru lebih penting adalah Anda sudah berhasil memiliki jumlah uang yang
cukup besar saat anak-anak masih kecil dan belum lepas dari tanggung jawab Anda.

Penting juga untuk Anda ketahui :

Membeli asuransi jiwa untuk anak Anda yang masih bayi. Asuransi ini memiliki premi yang
sangat kecil. Tapi seandainya anak Anda bukan seorang bintang sinetron terkenal, ia tidak
membutuhkannya. Tujuan utama asuransi adalah untuk menggantikan sumber pendapatan yang
hilang seandainya terjadi sesuatu. Kebanyakan bayi tidak memiliki pekerjaan.

Asuransi Anda tidak memberi perlindungan terhadap risiko cacat tubuh. Jika Anda pekerja
kantoran, tanyakan pada perusahaan seberapa besar dari pendapatan Anda yang dapat Anda
klaim jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh: seringkali perusahaan hanya bisa
memberi kompensasi sebesar 60 sampai 70 persen dari penghasilan Anda. Jika nominal tersebut
tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, Anda bisa mengajukan polis asuransi
cacat yang dikeluarkan oleh swasta.
Kesalahan # 2

Menunda Untuk Mulai Menabung Dana Pensiun

Dengan semua perhatian yang tercurahkan pada si kecil, sangat mudah untuk melupakan
kebutuhan bagi Anda sendiri. Banyak orang tua baru yang justru berhenti menabung untuk dana
pensiun mereka supaya bisa mulai membuka dana pendidikan untuk kuliah si kecil. Ini adalah
kesalahan yang sangat serius. Ada banyak program dana pendidikan dan pinjaman dari bank
yang bisa Anda ambil untuk membantu membiayai kuliah anak, tapi tidak ada program
peminjaman untuk orang-orang yang memasuki masa pensiun, ujar Katrina Miller, financial
planner di Golden, Colorado.

Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup, berhubungan erat dengan seberapa lama Anda
mulai menabung. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar hasil yang Anda akan terima.
Karena itulah, jika Anda berhenti menabung dana pensiun, Anda berisiko membahayakan masa
depan keuangan keluarga. Meskipun keuangan Anda sedang ketat, Anda harus tetap berusaha
menyisihkan sebagian uang untuk dana pensiun kelak. (Idealnya, orang tua baru harus bisa
menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan total keluarga setiap bulan.)

Selain hal tersebut, Anda pun perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk dana pensiun,
coba mulai menyisihkan sebagian lagi untuk dana pendidikan anak, meski hanya Rp. 100.000 per
bulan. Lebih cepat lebih baik: jika Anda baru mulai menyisihkan uang saat si kecil sudah berusia
5 tahun daripada saat ia baru lahir, Anda harus menyimpan 75 persen lebih banyak untuk
mendapatkan jumlah nominal yang sama besarnya saat anak berusia 18 tahun. Jika Anda ingin
tahu lebih banyak seputar merancang biaya pendidikan bagi anak, coba kunjungi website
savingforcollege.com.

Kesalahan # 3

Tidak Berfikir Untuk Membuat Surat Wasiat

Tidak ada orang yang ingin lama-lama berfikir tentang kematian, apalagi jika Anda punya anak
yang masih kecil dan masih menggantungkan hidupnya pada Anda. Tapi jika Anda tidak
membuat surat wasit dan dana perwalian bagi anak, kemungkinan besar si kecil akan terlantar
secara finansial dan emosional jika Anda tiba-tiba meninggal dunia.

Jika perusahaan tempat Anda bekerja memberi fasilitas kesehatan, segera lakukan
reimbursement setelah Anda melakukan pengeluaran. Jika Anda menunda klaim, uang Anda bisa
dianggap hangus.

Alasan nomor satu mengapa orang tua membutuhkan surat wasiat: Agar Anda, dan bukan
pengadilan atau yayasan kesejahteraan anak yang akan menentukan wali bagi anak-anak Anda.
Saya sering melihat pertengkaran antara mertua, saudara kandung, sepupu bahkan kerabat dekat
yang memperebutkan hak asuh anak, ujar Robin Giles, financial planner di Laguna Niguel,
California.Adalah langkah yang lebih cerdas untuk membiarkan semua orang tahu keinginan
Anda saat Anda masih hidup.
Hal yang tidak kalah penting adalah mendirikan dana perwalian yang menjelaskan kapan anak
Anda bisa mendapatkan dan mengelola sendiri warisan orang tuanya. Tanpa dana perwalian
yang jelas, anak-anak akan otomatis menerima dana tersebut saat mereka berusia 18 tahun. Ini
adalah jumlah uang yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk dikelola oleh anak berusia 18
tahun, ujar financial planner Chris Cooper di Toledo, Ohio.

Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan pengacara untuk membuat wasiat dan dana
perwalian yang tepat. Penasaran ingin mengetahui seperti apa bentuk surat wasiat? Coba
program Quicken WillMaker Plus di komputer Anda.

Kesalahan # 4

Melakukan Pemborosan dalam Keuangan

Saat Anda baru saja menjadi orang tua, akan ada banyak tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup
seperti memberi makan anak-anak, pakaian dan hiburan. Sangat sulit rasanya mencari waktu
untuk duduk sejenak dan mencatat besarnya pengeluaran setiap bulan. Padahal tindakan ini
sangat perlu. Anda harus memastikan bahwa Anda tidak melakukan pembelanjaan yang lebih
besar dari pendapatan Anda. Anda juga harus bisa mengerem keinginan untuk membeli
berbagai barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti keranjang tidur yang mahal atau stroller
dari designer ternama. Ujar Miller. Bayi Anda tidak akan peduli terhadap hal ini.

Para ahli keuangan setuju bahwa akan sangat sulit untuk bisa menstabilkan keuangan saat Anda
sudah terlilit banyak hutang. Banyak para ibu baru yang memutuskan untuk berhenti bekerja,
lalu menghamburkan uang mereka membeli berbagai barang mahal bagi si bayi dengan
anggapan bahwa mereka akan bisa menyimpan uang saat kembali bekerja beberapa tahun
kemudian, ujar Miller. Tapi kemudian mereka menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi
karena biaya hidup naik setiap tahunnya.

Adalah hal yang sangat penting bagi ibu rumah tangga untuk mengatur keuangan keluarga
dengan baik. Kebanyakan wanita merasa mereka tidak berhak untuk membuat keputusan dalam
hal keuangan karena mereka bukan sumber pendapatan keluarga, ujar Mary Claire Allvine,
financial planner di Atlanta. Sesungguhnya, baik suami maupun istri harus ikut terlibat dalam
perencanaan keuangan keluarga yang bisa membantu Anda berdua mencapai keamanan finansial
di kemudian hari.

2 CARA PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI

Masa depan seseorang bisa ditebak dari cara hidupnya saat ini. Pemalas pasti melarat, penipu
pasti menderita, penakut pasti monoton. Pesimis, tukang kritik, pengomel, pembanding pasti
tidak kaya. Namun tidak berarti seorang optimis, pekerja keras, pemberani, orang pintar atau
orang baik akan kaya raya, sukses dan bahagia. Tidak ada jaminan orang baik akan lancar
hidupnya. Tapi sudah pasti orang jahat tersiksa hati nuraninya. Tidak ada yang bisa meramalkan
masa depan manusia namun cara anda merencanakan keuangan pribadi akan mempengaruhi
hidup di kemudian hari. Setidaknya ada 2 tipe orang berdasarkan cara mereka melakukan
perencanaan keuangan pribadinya.

PENDAPATAN, PENGELUARAN DAN TABUNGAN


Prinsip perencanaan keuangan sebenarnya sangat sederhana. Pendapatan dikurangi dengan
pengeluaran kita. Jika lebih maka disebut tabungan. Sebaliknya kalau kurang disebut dengan
hutang.

Anggap saja pendapatan anda sekarang ini 3 juta sebulan. Belum menikah dan masih tinggal
bersama orang tua. Anda tidak mengeluarkan uang untuk bayar listrik, bayar PDAM, beli
galonan, sabun, atau belanja kepasar dan segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya rumah
tangga. Karena semua pengeluaran tadi masih ditanggung orangtua. Anda hanya keluar uang
untuk beli bensin, makan di luar, pacaran, ganti HP dan yang sifatnya konsuntif.

" Seorang single yang masih nunut orangtua seharusnya tidak memiliki pengeluaran yang besar.
"

Seharusnya pengeluaran anda kecil dan sepantasnya anda memiliki tabungan. Namun
kenyataannya tidak demikian. Boro-boro tabungan, gajian tanggal 1 saja sudah habis tanggal
5. Ketika terjadi musibah, anda harus berhutang ke teman atau saudara. Memangnya berapa
pengeluaran anda sebulan ? Berapa rumah yang sudah anda beli ? Berapa tanah yang sudah anda
miliki ? Atau apa barang modal yang sudah anda beli ? Jawabannya pasti tidak ada, nol, nihil !

Anggap saja pengeluaran sebulan yang wajar adalah 2 juta rupiah. Buat bensin 500 ribu, buat
jajan sebulan 1,5 juta. Jadi ada sisa 1 juta sebulan. Dikalikan masa kerja anda 5 tahun. Apakah
anda memiliki tabungan 60 juta ? 1 juta dikali 12 bulan adalah 12 juta. Dan dikali 5 menjadi 60
juta.
Anda tidak memiliki 60 juta di tabungan anda ? Bagaimana dengan 30 juta ? Masih tidak ada
? Kalau 10 juta gimana ? Juga tidak ada ? Loh....kemana larinya uang anda ?

Bukankah perencanaan keuangan itu sederhana ? Pendapatan dikurangi pengeluaran. Lebihnya


adalah tabungan, kalo kurang dinamakan hutang. Bukankah ini prinsip dasar manajemen
keuangan pribadi ?

Jika saat ini anda masih belum menguasai permainan uang sederhana ini maka masa depan anda
pasti suram karena anda masih single yang pengeluarannya sangat kecil. Belum ditambah
masalah mengelolah tabungan, berinvestasi dan manajemen resiko.

Ketika anda menikah, pengeluaran akan meningkat dua hingga tiga kali lipat. Ketika istri anda
hamil, pengeluaran dua kali lipat itu akan dilipat lagi. Ketika anak anda lahir lipatannya sudah
tidak dapat dihitung lagi. Yang bisa anda lakukan hanyalah melongo melihat pendapatan yang
stagnan sementara grafik pengeluaran meningkat drastis.

Hidup ini tak semudah cocot'e Mario Teguh....ha...ha...ha....Mari kita lihat 2 jenis orang menurut
perencanaan keuangannya.

ORANG YANG PINTAR MENGATUR PENGELUARAN


Inti perencanaan keuangan adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran sedemikian rupa
sehingga akhirnya menghasilkan tabungan. Orang yang pintar mengatur pengeluaran biasanya
kurang pandai mencari uang. Kelebihannya adalah menekan pengeluaran sehingga terjadi selisih
antara pendapatan dengan pengeluaran.

Saya termasuk jenis yang ini. Saya tidak pandai mencari uang, saya bukan tipe marketing yang
bermulut manis. Saya apa adanya, jelek ya jelek. Baik ya baik. Tidak ada abu-abu, yang ada
hanyalah hitam dan putih. Karena terlalu to-the-poin teman saya tidak banyak. Sebutan kasar,
atos dan kaku melekat dalam diri saya. Kejujuran memang tidak mendapatkan tempat di dunia
yang mementingkan diri sendiri. Tapi itulah yang terbaik untuk diri saya, integritas saya !
Saya belajar mendisiplinkan diri karena itulah kelebihan saya. Tuhan menciptakan saya dengan
keunikan ini untuk rencanaNya. Dua anak kembar yang dilahirkan dalam rahim yang sama
memiliki sifat yang berbeda. Darimana datangnya perbedaan ? Darimana datangnya karakter ?
Dari sananya, tertanam dalam diri kita segala sifat positif dan negatif. Demikian pula
kecenderungan saya untuk mendisiplinkan diri mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting.
Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan. Saya dan anda berbeda !

" Saya tidak pintar mencari uang, tetapi mendisiplinkan diri menekan pengeluaran saya. "

Saya merasa nyaman hidup dengan cara ini karena demikianlah saya diciptakan. Saya memiliki
kelebihan di sini, jadi saya maksimalkan saja kelebihan ini. Tidak mudah untuk menahan diri
namun jauh lebih mudah mengirit daripada mencari order. Yah, hidup itu adalah pilihan. Anda
bisa memilih memfokuskan kelebihan anda dan mengabaikan kekurangan anda atau memilih
memperbaiki kekurangan anda dan mengabaikan kelebihan anda.

Keduanya membutuhkan usaha seumur hidup. Tidak masalah jalan mana yang anda pilih karena
konsistensi pada akhirnya akan menghasilkan perubahan yang nyata. Saya memilih fokus di
kelebihan karena alasan pribadi yang akhirnya ditegaskan oleh Peter F Drucker.

Dalam salah satu bukunya, Inside Drucker Brain, dia membahas topik mengembangkan
kelebihan atau memperbaiki kekurangan pribadi. Drucker menyarankan orang untuk fokus di
kelebihannya karena perubahan itu tidak mudah, apalagi jika ditambah dengan ketidak-
nyamanan. Memperbaiki kekurangan membutuhkan usaha yang lebih besar daripada
mengembangkan kelebihan. Hal ini terlalu menyiksa hidup kita. Waktu dan tenaga yang
dihabiskan terlalu besar namun hasil yang tidak maksimal.
ORANG YANG PINTAR MEMPERBESAR PENDAPATANNYA

Mungkin anda berpikir jenis orang seperti ini adalah suami ideal. Namun setiap kelebihan pasti
disertai dengan kekurangan. Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Dia memang pintar
menghasilkan uang namun juga pintar menghabiskannya.

Seharusnya pengeluarannya tetap sementara pendapatannya meningkat. Namun kenyatannya


tidak demikian. Pengeluarannya mengikuti pendapatannya. Semakin banyak uang yang
dihasilkan, semakin besar pula uang yang dihabiskan. Kadang malah lebih banyak yang
dihabiskan daripada yang dihasilkan alias ditutupi melalui hutang kartu kredit.

Anda bisa berkata tidak masuk akal karena anda belum punya teman yang hidup dengan cara ini.
Saya punya beberapa...ha...ha...ha...Orang jenis ini berpikir menghasilkan uang itu mudah, jadi
hutang sebesar apapun bisa dilunasi. hanya masalah waktu saja, besok atau lusa pasti beres.

Jenis orang seperti ini mementingkan penampilan di atas logikanya. Dia tidak menahan
keinginan mata dan hatinya. Bagus beli ! Cocok gesek ! Canggih ya kredit ! Keberhasilan
penjualan dimulai dari kesan pertama yang menawan. Dunia lebih menyukai mereka yang
bermulut manis daripada yang berkata apa adanya. Karena itulah mereka berhasil di bidang
marketing.

" Seharusnya orang ini memiliki banyak uang di tabungannya, tetapi yang banyak malah
hutangnya. "

Tidak dapat dipungkiri bahwa dewi fortuna cenderung menyertai orang ini. Apapun yang
dikerjakannya selalu cepat berbuah. Sisi negatifnya, orang ini tidak disiplin dan hidup mengikuti
angin. Ketika arah pasar berubah, seluruh usahanya juga berubah. Ketika lagi rame Blackberry,
dia akan jualan blackberry. Ketika lagi rame android, dia akan menjual rugi semua
Blackberrynya dan masuk dengan tenaga penuh di pasar Android.
Demikian seterusnya, berulang-ulang seumur hidupnya. Cara kerjanya adalah Hit and Run.
Tangkap peluang, habiskan dan cepat-cepat keluar.

Bagaimana bisa penghasilannya yang begitu besar tidak memiliki dampak pada saldo
tabungannya ? Karena teknologi berubah setiap seminggu sekali. Karena dia berganti
handphone sebulan sekali. Karena dia lebih suka ketemu orang di Starbucks daripada di
Starmugs. Gaya hidupnya tidak salah karena itulah yang dibutuhkan untuk memancing ikan
besar. Jadi ini kelebihan atau kekurangan ?

Bukan kelebihan dan juga bukan kekurangan, tetapi itullah ciptaan Tuhan yang unik dan
menarik. Dia mendisain manusia sedemikian rupa agar bisa hidup saling berdampingan.
Kelebihan kita menutupi kekurangan orang lain dan kekurangan kita ditutupi mereka. Perubahan
yang ternyata menyakitkan dan berat itu terasa ringan jika dikikis pelan-pelan. Atas dasar itulah
Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita. Agar mereka menikah dan membesarkan
anak.

MENIKAH DAN MEMBESARKAN ANAK


Setelah punya anak saya harus berpikir keras karena manajemen keuangan pribadi saya yang
berorientasi pada pengeluaran sudah tidak memberikan gap tabungan. Malahan menurun terus ke
arah hutang, hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum menggesek kartu kredit. ^-^'.

Menikah memang meningkatkan pengeluaran, namun juga ada tambahan pendapatan. Karena
gaji kita digabung dengan gaji pasangan kita. Kalo yang kerja satu orang saja, rasanya gak
bakalan nutup ongkos deh. Kecuali orangtuanya sugih atau jabatannya di perusahaan cukup
tinggi. Tapi mayoritas orang tidak seberuntung itu. 80% ikut orang dengan gaji pas-pasan.
Anak tidak mempunyai pendapatan, yang dibawanya adalah
pengeluaran. Mulai dari baju, trolley, pampers, baby box, susu formula, dokter anak, imunisasi,
suster, melekan, selendang, empeng, steriliser, botol warmer, lemari baju dan barang-barang
kecil lainnya. Dari 0 sampai 4 tahun isinya adalah makanan dan mainan.

Dari 4-10 tahun adalah sekolah dan belajar bersama. Dari 4-17 adalah sekolah dan kenakalan
remaja. Dari 17-24 adalah kuliah dan kerja.

Dari 24-30 adalah modal kerja dan kawin. Dari 30 - 40 adalah biaya cucu. Anak dan segala yang
dihasilkannya mengikat seumur hidup.

Kita tidak bisa menekan pengeluaran ini. Jadi harus diterima dengan lapang dada.

Mengapa bisa begini ? Itulah kehidupan teman-teman. Semakin lama akan semakin berat.
Masalah pasti bertambah, biaya akan membengkak dan pendapatan juga pasti TIDAK
bertambah. Kalaupun naik, persentase tidak sebanding dengan kenaikan pengeluarannya.

Apakah menekan pengeluaran yang saya lakukan selama ini salah ? Saya yakin tidak. Kesalahan
saya adalah tidak melakukan sesuatu terhadap tabungan tadi.

Well, everyone make mistake ! Tidak ada yang perlu disesalkan karena penyesalan tidak merubah
masa depan sama sekali. Keberhasilan dan kegagalan kemarin tidak menjamin kesuksesan dan
kebangkrutan hari esok. Yang menentukannya adalah tindakan kita saat ini. Masa lalu memang
menghantui kita namun tidak memiliki kekuatan perubah masa depan karena hanya ada dalam
pikiran kita. Sebuah ilusi ketakutan yang kita ciptakan sendiri.

Jadi saya belajar melepaskan semua hal positif dan negatif yang baru terjadi kemarin. Saya
pernah di-ciak teman sendiri...ya sudah ! Tak relakan saja duitnya toh yang bakalan menderita
mereka sendiri karena makan uang haram. Saya baru kemalingan sepeda motor minerva di dalam
rumah saya sendiri. Masa sedihnya saya batasi 1 minggu saja, toh saya makan nasi gak makan
sepeda motor. Tuhan mengijinkan hal-hal buruk terjadi dalam hidup saya untuk maksud yang
baik. Selama Tuhan masih berkuasa di dunia ini, dia sanggup merubah segala sesuatunya. Dari
kegagalan menjadi keberhasilan, dari bencana menjadi berkat, dari air mata menjadi sukacita !
Saat ini anak saya sedang memasuki tahap berjalan. Wes...wes...baru 10 bulan ae wes gaya-gaya
mau jalan. Anak sekarang pesat sekali pertumbuhannya. Pertama dia belajar berdiri sambil
berpegangan, kemudian berdiri dari posisi jongkok tanpa memegang. 5 detik kemudian jatuh
karena keseimbangannya belum sempurna. Sekarang sudah mencoba berjalan 3 langkah kedepan
lalu menjatuhkan dirinya.

Awalnya saya pegangi badannya karena takut jatuh terjembab. Tapi tambah lama tambah
meronta minta dilepaskan. Laaah...gila kali saya nek melepas Kenzo sendirian. Jadilah
pergulatan dan tangisan. Muter kiri, muter kanan, menyenderkan dirinya ke saya sampe kiyu
tangan ini. Saya yang laki-laki bertenaga besar ini saja bisa kemeng apalagi para ibunda. Luar
biasa anda para wanita ! Salut deh saya !

Entah karena terlalu capai atau terlalu mangkel akhirnya saya biarkan saja dia melepaskan diri
dari pegangan. Barang diatas meja ditarik semua, galonan didorong jatuh, serbet ditariki semua.
Setelah bosan dia merangkak ke tempat lainnya dan memporak-porandakan kerapian rumah
kami. Digendong gak mau, minum susu juga pelan sekali. Tapi begitu diletakkan di lantai
langsung giras gak karu-karuan. OH Tuhaaaan !!

Sudah waktunya saya mengurangi perlindungan terhadap anak saya.


Tangan saya tidak lagi menyentuh tubuhnya. Tak kasih jarak 10 cm, jaga-jaga kalau tiba-tiba
oleng terus jatuh bisa langsung tak tangkap. Saya taruh matras di belakangnya supaya kalo
ngeblak ke belakang pantat atau kepalanya menyentuh matras dulu. Pendeknya saya mengijinkan
dia untuk kejeduk tembok, terjatuh dan tergores.

Selain sudah waktunya untuk berjalan, Kenzo harus melatih kekuatan dan koordinasi otot
tubuhnya. Tanpa terjatuh dia tidak akan tahu arti keseimbangan.

Tanpa kejeduk dia tidak bisa membedakan antara tembok dengan bantal. Tanpa ndlosor dia tidak
akan belajar mengambil ancang-ancang baru bergerak. Hal ini tidak mudah dilakukan oleh
seorang bayi yang syaraf motorik dengan otaknya belum tersambung sempurna. Tetapi dengan
latihan sajalah keterampilan ini akan dikuasai. Dan itu membutuhkan usaha, kegagalan, latihan
dan bimbingan orangtuanya.

Kesalahan perencanaan keuangan pribadi saya tidak fatal. Tuhan menjaga dan membiarkan saya
mengetahui hal ini karena mau melatih saya. Ketika waktunya tepat maka Tuhan akan
melepaskan saya dengan tenang dan bangga. Si Wanapuri ini sudah siap melangkah ke tahap
selanjutnya, ini sertifikat kelulusanmu. He...he...he.....

LIFE BEGIN AT 40
Seorang jomblo, sekalipun pintar mencari uang hasilnya tetap tidak ada. Bagaimana mungkin
orang berpenghasilan 10 juta perbulan dan bekerja 10 tahun nilai tabungannya tak lebih dari 10
juta saja. Karena semua uangnya dihabiskan untuk barang-barang konsumtif.

Sebaliknya, dua orang berpenghasilan pas-pasan yang memutuskan untuk menikah dan
membesarkan anak ternyata memiliki tabungan yang lebih dari cukup. Dua penghasilan
gabungan yang hanya cukup untuk dua orang ternyata bisa memenuhi kebutuhan tiga orang.
Perhitungan di atas kertas sudah pasti minus namun kenyataannya tidak, malah surplus.

Anda harus tahu dua realita kehidupan ini. Pertama, hidup ini tak
semudah cocot'e Mario Teguh. Kedua, satu ditambah satu tidak sama dengan dua. Artinya logika
bukanlah segala-galanya. Matematika bukanlah satu-satunya kebenaran. Hukum fisika, kimia
maupun biologi bukanlah ilmu pasti. Selalu ada ruang untuk kesalahan.
Sama seperti keadaan anda saat ini. Dengan gaji sekarang ini mana mungkin bisa beli rumah ?
Mana mungkin bisa menyekolahkan anak sampai lulus kuliah ? Mana mungkin bisa keliling
dunia ? Mana mungkin bisa bebas finansial ?

Saya dilahirkan dari keluarga pas-pasan, tinggal di kos-kosan yang pas buat makan dan tidur.
Sekolah pun raportnya juga pas buat naik kelas. Bekerja pun dapatnya gaji yang pas buat hidup
sehari-hari, seorang saja. Kayak film horor deh Pak ! Apa yang bisa saya lakukan untuk
memperbaiki hidup saya ?

Satu-satunya cara meraih kesuksesan hidup ini orang harus mengeluarkan kemampuan
terbaiknya. Masing-masing kita pasti memiliki satu hal yang bisa kita lakukan dengan lebih baik
daripada orang lain. Entah itu menulis seperti saya, entah itu memasak seperti bebek HT, entah
itu menari seperti Brandon. Pasti ada satu kelebihan dalam diri kita.

Masalahnya adalah kita tidak pernah menyadari hal ini sebelum kepepet. Kerja ikut orang tidak
akan membuat kita kepepet sekalipun keuangan sedang krisis. Toh masih bisa hutang ke
perusahaan, toh ada teman kerja yang bisa dihutangi. Toh masih ada sodara, dan banyak cara
mudah mendapatkan uang.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan life begin at 40 ? Waktunya bersenang-senang dan
menikmati hidup gitu tah ? Tidak perlu bekerja namun uang tetap mengalir ? Setiap hari makan,
tidur, mainan, makan lagi, tidur lagi dan mainan lagi ? Hidup tanpa beban dan masalah....itukah
arti life begin at 40 ? Muda kaya raya, tua hura-hura, mati masuk surga.

Saya teringat dengan pelajaran ekonomi waktu SMP tentang hukum kepuasan manusia. Sebuah
produk yang dikonsumsi terus menerus akan menyebabkan kebosanan. Dari nikmat menjadi
tidak nikmat lagi. Contohnya adalah air. Setelah bersepeda 30 km, sebotol air dingin terasa
sangat nikmat. Botol kedua, ketiga, keempat akan mengurangi kenikmatan air tadi karena rasa
haus kita telah terpuaskan. Botol kelima akan menyebabkan perut kembung, mual dan muntah.

Kesenangan terus menerus akan membuat hidup ini membosankan kata hukum ekonomi tadi.
Masa sih pak ? Anda kan belum pernah ngalami kaya raya seperti tadi !
Betol....betol...betol....tapi saya kenal dengan orang yang sudah merasakan life begin at 40 tadi.
Kata-katanya yang saya ingat sampai sekarang kira-kira seperti ini, " Kemarin saya bangun jam 4
pagi. Bikin kopi dan lihat matahari pagi muncul dari lapangan golf depan apartemen...Ternyata
sunrise itu indah sekali. Aku gak sadar selama ini. "

Ceritanya...Bapak ini umur 40 udah meraih kebebasan finansial. Jadi dia pensiun dan
mengabdikan hidupnya untuk Tuhan. Setelah 8 tahun tinggal dalam dunia "life begin at 40"
akhirnya kembali ke dunia kerja. Nah, kata-katanya tadi terucapkan beberapa hari sebelum toko
barunya dibuka. Dia kangen untuk bekerja, kangen dengan masalahnya, kangen dengan
tantangannya, kangen dengan perjuangannya.

"Aku keliru dulu berhenti kerja." adalah ucapan kedua yang saya ingat sampai detik ini. Dari
situlah saya sedikit mengerti bahwa arti life begin at 40 bukan berhenti bekerja. Tetapi bekerja
dengan cara yang berbeda.
Ada tiga periode kerja yang kita lalui. Pertama, periode mengumpulkan modal. Ini adalah
pekerjaan pertama kita, gak ngerti apa-apa. Pokoke dapat kerja sudah luar biasa senangnya.
Tujuan kerja kita adalmengumpulkan pengalaman, koneksi dan modal. Masa ini adalah masa
kerja rodi. Banyak yang harus dikerjakan namun gajinya tidak pernah lebih besar dari UMR.
Kerajinan anda, kepandaian anda tidak berbanding lurus dengan pendapatan karena yang
dihargai oleh perusahaan adalah tenaga anda.

Pada tahap ini anda seharusnya anda bisa menabung karena sebagian besar pengeluaran anda
masih ditanggung orangtua. Tetapi kenyataannya bertolak belakang, yang berhasil dikumpulkan
adalah hutang kartu kredit. He...he...he...

Selama anda belum menguasai ketrampilan pekerjaan anda dan berhasil mengumpulkan modal
yang cukup untuk diputar, maka anda belum bisa melangkah ke periode kedua.

Periode kedua adalah periode mengelolah tabungan. Tujuannya melipat gandakan tabungan
yang anda miliki. Memiliki tabungan dengan mengelolah tabungan itu beda. Mendepositokan
tabungan bukan mengelolah tabungan. Ikut asuransi plus investasi juga tidak bisa disebut
mengelolah tabungan. Membeli dan menyimpan emas atau dollar juga masih belum bisa disebut
mengelolah tabungan.

Mengelolah tabungan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank, bunga
deposito, bunga kartu kredit dan bunga-bunga lainnya. Jadi modal anda harus bertambah
minimal 5%/bulan. Itu baru bisa disebut dengan cara mengelolah tabungan yang benar.

Bagaimana caranya ? Nanti akan saya bahas tersendiri tetapi yang pasti harus berdasarkan
prinsip yang sering disampaikan oleh bapak diatas, "Dagang itu harus 95% berhasil, 5% gagal.
Kalo peluangnya 50-50 atau 60-40 mendingan judi ae."

Jika anda berhasil di periode ini maka hidup anda berubah total. Dari kekurangan menjadi
kelebihan, dari kerja ikut orang menjadi mempekerjakan orang, dari karyawan menjadi bos, dari
tukang hutang menjadi pemberi hutang. Anda tidak perlu lagi mencari uang karena uanglah yang
datang mencari anda.
Sekarang anda mempunyai banyak pilihan, namun semuanya bisa disederhanakan menjadi dua
saja. Mengelolah tabungan dengan cara yang sama atau mengelolah dengan cara modern ? Yaitu
ke tahap ketiga, periode melangkah di atas awan.

"Yang perlu kita cari adalah perusahaan tradisional dengan produk berskala nasional tetapi
dikelolah dengan cara tradisional. Peran kita di sini adalah memperbaiki manajemennya sesuai
standar internasional, harus dapat sertifikat ISO. Kita hire konsultan manajemen, paling habis 5
Milyar...terus kita Go Public-kan perusahaannya. Dalam semalam duit 5M itu akan menjadi
20M." cerita Pak Life Begin at 40 tadi.

Wow ! Seru saya dalam hati....ternyata begini toh cara kerja bisnis modern. Kerjaan seperti ini
hampir tidak membutuhkan tenaga sama sekali, tetapi memeras habis otak kita. Keahlian yang
dibutuhkan sangat luas, harus ngerti tentang hukum, psikologi. pasar keuangan, perpajakan,
politik, budaya dan seambrek ilmu lainnya. Tidak mustahil untuk dilakukan, yang dibutuhkan
hanyalah kemauan untuk belajar setiap hari secara konsisten.

Dengan kata lain, periode ketiga adalah periode memanfaatkan semua keahlian dan sumber daya
kita. Jangka waktu antara investasi dengan hasilnya membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa
setahun atau lima tahun. Hasilnya bukan 5% atau 10%, tetapi bisa ratusan persen dari modal
yang kita tanamkan. Modal utama kita bukanlah uang, tetapi skill. Uang hanyalah alat, bukan
sumber daya utamanya.

Anda memang akan kaya jika sukses di periode mengelolah tabungan. Dan akan menjadi super
kaya jika sukses di periode melangkah di atas awan. Tidak banyak orang yang berhasil di tahap
ini. Jumlahnya hanya sekitar 5% saja. Jangan merendahkan diri anda dengan mengatakan bahwa
anda tidak termasuk di golongan 5% tadi. Keadaan kita saat ini bukan akhirnya, kita masih
dalam proses. Hasil akhirnya masih belum bisa dipastikan, jadi jangan menyerah sebelum tetes
darah terakhir !
KESIMPULAN
Tulisan yang baru selesai anda baca ini baru pengantar dari seri perencanaan keuangan yang
"recananya" akan saya update secara berkala. Bagian kedua yang muncul dalam benak saya
adalah cara mengelolah tabungan kita yang jumlahnya tidak seberapa itu.

Hal penting dalam tulisan ini adalah perencanaan keuangan itu dimulai dari awal. Setiap tahap
harus diselesaikan agar bisa melangkah ke tahap berikutnya. Selama anda tidak bisa
mengumpulkan uang untuk ditabung, maka anda tidak bisa menggunakan tabungan ini sebagai
modal usaha. Selama anda tidak bisa melipatgandakan tabungan anda, maka anda tidak bisa
melangkah di atas awan-awan.

Perencanaan keuangan pribadi bukan pilihan, tetapi keharusan. Karena pengeluaran anda akan
semakin besar mengikuti usia anda. Belajarlah sejak dini, persiapkan masa depan anda sesegera
mungkin. Selama masih ada keringat yang bisa diperas berarti masa depan yang lebih baik masih
bisa diraih ! Sukses untuk anda !

Anda mungkin juga menyukai