TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat. Bencana dapat disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian
fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman musiman yang
terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah
sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak
b. Irregular flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti
1. Hujan, dimana dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya hujan
selama berhari-hari.
jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air
risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya
7. Didaerah bebatuan dimana daya serap air sangat kurang sehingga bisa
jalannya pemerintahan.
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Menurut
berespon terhadap suatu bencana, krisis atau tipe situasi emergensi lainnya.
Kesiapsiagaan bukan hanya pernyataan kesiapan tetapi juga suatu topik dimana
dan didalam konsep pengelolaan bencana yang berkembang saat ini, peningkatan
kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko
bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadi bencana. Konsep kesiapsiagaan yang
2006).
bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
mencakup berbagai tujuan atau pernyataan akhir bahwa kesiapsiagaan berusaha untuk
dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif
sistem, prosedur, dan sumber daya yang tepat siap ditempatnya masing-masing untuk
memberikan bantuan yang efektif dan segera bagi korban bencana sehingga dapat
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan : (1) pra
bencana, (2) saat bencana, (3) pasca bencana (Ramli, 2010). Kesiapsiagaan sebagai
Puskesmas yaitu :
berdampak positif terhadap lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang muaranya
a. Surveilans kesehatan
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
2009)
(IOM, 2011)
dini berasal dari dua instansi yaitu BMKG yang mengeluarkan potensi
cuaca ekstrim dan Dinas PU yang mengeluarkan data tinggi muka air. Di
LIPI-UNESCO/ISDR,2006)
b. Penyuluhan kesehatan
kerjasama dan berbagi tugas sesuai dengan peran dari tiap sektor. Bentuk
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas
sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat (Trihono, 2005). Sebagai pusat
masyarakat untuk menjadi kader terlatih dalam rangka agar kader terlatih
kasus gawat darurat dan dapat melayani sesama anggota masyarakat dalam
(Trihono, 2005)
yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam
(UKM).
kesiapsiagaan sarana dan prasarana pelayanan gawat darurat yang dimiliki, dan
2005).
Pelayanan yang bersifat publik (public good) dengan tujuan utama memelihara
lain yang erat kaitannya peran tenaga kesehatan pada pasca bencana adalah
bencana. Puskesmas sebagai lini terdepan yang berperan pada pertolongan pertama
bencana.
1. Pra Bencana
a) Peta rawan bencana (Hazard Map) yaitu gambaran wilayah kerja yang
c) Peta Resiko Bencana (Risk Map) yaitu peta rawan bencana yang
d. Pemberdayaan masyarakat
e. Latihan kesiapsiagaan/gladi
rutin diwilayah kerja Puskesmas. Pada kondisi tertentu bersama sektor terkait
2. Saat Bencana
(lokasi aman, tidak ada bahaya susulan, tidak dalam komando Polri/TNI).
masyarakat, tim SAR, polisi dan aparat setempat, korban dipindahkan kearea
dilapangan didasarkan pada triase yang bertujuan seleksi korban dan jenis
menjadi :
korban dengan status tidak jelas. Korban pada kelompok ini, harus
segera. Kelompok ini mencakup korban dengan fraktur minor, luka minor,
Perawatan
1. Lakukan pemeriksaaan
ulang & prioritaskan
kasus dengan kegawatan
2. Lakukan tindakan
stabilisasi
3. Lakukan komunikasi
untuk rujukan
4. Tentukan alat & petugas
untuk evakuasi korban
5. Buat pengelompokkan
untuk perawatan
sementara
Transportasi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai suatu kejadian awal dari bencana yang
pemberian bantuan.
kejadian luar biasa (KLB) dan Gizi, dilakukan mulai terjadinya bencana
Kesehatan dibawah koordinasi Satlak PBP di Pos Medis Lapangan. Pos Medis
bangunan lain.
Pada tahap bencana peran serta aktif masyarakat ditujukan untuk membantu
3. Pasca Bencana
Puskesmas merupakan bagian dari Satgas Kesehatan. Kegiatan yang dilakukan pada
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah penyakit antara lain vektor
pembuangan air limbah dan status gizi penduduk rentan (bayi, anak, balita ibu
kecukupan air bersih, kualitas air bersih, ketersediaan dan sanitasi sarana
mandi, cuci kakus, sarana pembuangan air limbah termasuk sampah dilokasi
penyebab penyakit
c. Upaya Pemulihan Masalah Kesehatan Jiwa dan Masalah Gizi pada Kelompok
Rentan
Stress paska trauma yang banyak dialami oleh korban bencana dapat diatasi
menjadi gangguan stress paska trauma. Masalah gizi pada kelompok rentan
(Balita, ibu hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut) memerlukan
lebih buruk.
d. Pemberdayaan Masyarakat
ditujukan agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong diri
dipenampungan darurat/pengungsian
bencana
3) Perbaikan kualitas air dengan penjernihan dan kaporisasi sumber daya air
yang tersedia
dokter umum 4 orang, perawat 10-20 orang, bidan 8-16 orang, apoteker 2
orang, bidan 1 orang, sanitarian 1 orang dan gizi 1 orang. (Depkes RI,
2007)
Puskesmas mencakup obat, bahan habis pakai, bahan sanitasi, MP-ASI, sediaan
farmasi untuk gawat darurat dan perbekalan kesehatan lain. Dukungan obat dan
a. Kebutuhan untuk triase (tanda pengenal, kartu dan label triase, peralatan
trakeostomi, ambubag)
surgery set)
identitas petugas
antialergi, antiradang, obat kulit, obat mata, oralit, obat batuk, obat-obat
berbagai tingkat kesiapan untuk berubah atau berbagai tingkat aktifitas saat ini.
berniat untuk berubah atau bahkan berfikir tentang perubahan dalam waktu
mengambil tindakan pada saat ini, tetapi berniat untuk mengambil tindakan
telah dipertahankan lebih dari 6 bulan, dan sedang bekerja untuk menjaga
perubahannya.
secara mental dan fisik pada suatu pengalaman atau tindakan. Antonovsky (1987),
2008)
bencana adalah 1) external motivasi meliputi kebijakan, pendidikan dan latihan, dana,
dan sikap terhadap resiko bencana. Pengetahuan merupakan faktor utama dan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang
1. Tahu (know)
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
2. Memahami (comprehension)
secara benar.
3. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi disini
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (evaluation)
Citizen Corps, 2006, pengetahuan yang dimaksud adalah dimana individu memiliki
b. Sikap
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood dalam Azwar
(2011), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seorang
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
1. Menerima (Receiving)
2. Merespon (Responding)
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
Citizen Corps (2006), sikap diartikan individu meyakini bahwa mampu untuk
bencana atau agen membutuhkan sikap kepemimpinan dan 3 (tiga) kriteria atau nilai
yang melekat pada dirinya. Ketiga kriteria itu adalah skill , social responsibility, dan
dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif
(Rahayu dkk, 2009). Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama
dalam bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu
dan terjangkau. Khusus pada fungsi ketiga, mencakup aspek pelayanan kesehatan
gawat darurat yang timbul dimasyarakat. Puskesmas sebagai lini terdepan yang
Depkes, 2005)
bencana adalah 1)external motivasi meliputi kebijakan, pendidikan dan latihan, dana,
bencana banjir, maka faktor yang paling berperan dalam memengaruhi tenaga
pengetahuan, sikap.
Pengetahuan
Kesiapsiagaan Tenaga
Kesehatan Puskesmas
Menghadapi Bencana
Banjir
Sikap
dalam penelitian ini adalah variabel independen (variabel bebas) yang terdiri dari