Anda di halaman 1dari 19

Ayo Belajar Biologi: Fungsi Membran Sel

Fungsi membran sel | Dalam mempelajari tentang biologi sel, anda akan menemukan materi
tentang membran sel. Anda mungkin telah mengetahui tentang struktur membran sel dan penyusun
membran sel. Kali ini kita akan belajar tentang fungsi membran sel.
Fungsi Membran Sel
Berikut beberapa fungsi membran sel:
1. Fungsi Membran sel : Mempertahankan Struktur Sel
a. Pembungkus
Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk sel itu sendiri. Dengan adanya
membran sel, sel dapat mempertahankan bentuk fisiknya, khususnya pada sel hewan yang pada
umumnya tidak memiliki dinding sel.
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu mempertahanakan organel dan
sitoplasma sel terhadap pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, salah satu fungsi membran sel bila
ditinjau dari strukturnya adalah memisahkan sel dengan lingkungannya dengan kemampuan atau
sifatnya yaitu selektif permeabel.
b. Sitoskeleton
Pada banyak kasus, membran sel berfungsi menyokong sitoskeleton yang berada dalam sel
(sitoplasma) tetap pada posisinya. Hal ini dapat terjadi dengan adanya bantuan protein yang melekat
diantara membran sel yang melekat pada beberapa sitoskeleton sehingga mampu mempertahankan
bentuk sel.
c. Matriks Ekstraselular
Dengan adanya matriks ekstraselular yang ada pada membran sel mampu membuat terjadinya
interaksi antara sel sel yang berdekatan khususnya pada jaringan.
d. Pertahanan
Membran sel dapat melindungi sel dari bahaya kimia serta mempertahankan molekul macro yang
penting sehingga tidak keluar dari sel.
2. Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel
Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat pilih kasih dalam memilih zat zat yang dapat
masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif permeabel.
Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu melakukan hal tersebut (Baca tentang
Membran Sel). Selain dari strukturnya fosfolipid bilayer, pilih kasih ini pula didukung oleh adanya
mekanisme transport aktif dan protein transport.
3. Fungsi Membran Sel sebagai Transportasi Aktif Sel
Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat zat / molekul dari dalam atau dari
luar sel walaupun terjadi perbedaan gradien konsentrasi. Dengan kata lain, transport aktif ini
berlawanan dengan proses osmosis dan difusi. Dengan adanya transport aktif, bahan bahan tidak
dibutuhkan atau sangat dibutuhkan oleh sel mampu diatur.
Energi seperti ATP dibutuhkan dalam kerja transport aktif membran
4. Fungsi membran sel untuk transportasi makromolekul
Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu eksositosis dan endositosis. Kedua cara ini
menggunakan vesikel yang nantinya akan keluar atau masuk melalui membran sel.
Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari vesikel keluar dari sel melalui membran sel
Endositosis adalah proses memasukkan molekul besar melalui membran sel dengan membentuk
vesikel.
Fungsi Membran Sel: Source:Tutorvista.com
5. Fungsi Membran Sel sebagai Penanda (Marker) dan Signalling
Membran sel mampu ditandai oleh penanda protein tertentu yang membuat komunikasi antar sel
dapat terjadi. Pada membran sel juga terdapat beberapa titik reseptor untuk hormon, neurotransmitter
dan protein imunitas. Dengan cara ini, sel mampu tanggap terhadap respon lingkungan diluar sel
melalui adanya membran sel
6. Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme
Membran plasma pada beberapa bagian dari strukturnya seperti protein ataupun enzim ikut terlibat
dalam proses metabolisme dalam sel.
Kesimpulan:
Membran plasma (disebut juga membran sel) adalah bagian sel yang membatasi bagian
dalam sel dengan lingkungan di sekitarnya, membran ini dimiliki oleh semua jenis sel.
Membran sel merupakan bagian terluar sel pada sel hewan dan protozoa, namun pada
sel tumbuhan dan bakteri terletak dibawah dinding sel. Untuk mempelajari membran
plasma, para peneliti menggunakan sel darah merah sebagai objek penelitiannya. Sel
darah merah digunakan karena tidak memiliki organel-organel lain sehingga tidak
mengganggu proses pemisahan membran sel.

Membran sel bersifat selektif permeabel, membran ini akan menyeleksi molekul-molekul
apa saja yang boleh masuk ke dalam sel. Beberapa molekul dapat lewat dengan
mudah, namun yang lain harus melewati molekul transport atau bahkan tidak bisa lewat
sama sekali. Transportasi molekul keluar masuk sel dibedakan menjadi tanspor pasif
dan transpor aktif. Transpor pasif terjadi begitu saja tanpa membutuhkan energi,
sedangkan transport aktif membutuhkan energi.

Struktur membran plasma

Struktur membran plasma


Struktur membran plasma hampir sama untuk setiap jenis sel. Struktur membran dalam
gambar di atas merupakan penggambaran untuk membran plasma hewan. Secara
struktural, membran plasma tersusun atas fosfolipid bilayer yaitu dua lapisan lemak
yang berikatan dengan fosfat. Struktur fosfolipid adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Fosfolipid bilayer

Fosfolipid merupakan molekul yang mirip dengan kepala dan ekor. Kepala dari fosfolipid
merupakan molekul fosfat sedangkan ekornya adalah lemak. Gambar 2. di atas
merupakan dua lapis fosfolipid dimana kepala fosfatnya menghadap ke arah luar dan
dalam, sedangkan ekor lemaknya di tengah-tengah. Kepala fosfat bersifat hidrofilik
(suka air) sehingga terletak di luar, sedangkan bagian dalam bersifat hidrofobik (tidak
suka air) sehingga terletak di tengah. Fosfolipid bilayer merupakan struktur utama
pembentuk membran plasma, diantara fosfolipid tersebut juga terdapat bagian-bagian
lain yang menyempurnakan kerja membran plasma. Bagian tersebut antara lain:

Protein membran
Protein membran merupakan protein yang terdapat pada membran sel. Walaupun
penyusun membran secara struktural adalah fosfolipid, namun protein dalam fosfolipid
dapat mencapai lebih 50% dari berat membran tersebut. Hal ini terjadi karena struktur
protein yang lebih besar dan kompleks dibandingkan lemak.
Protein membran terdiri dari protein integral dan protein perifer. Protein integral adalah
protein yang menembus dua lapis fosfolipid, sedangkan protein perifer adalah protein
yang tidak menembus dua lapis fosfolipid. Protein integral ini berperan dalam transpor
molekul keluar dan masuk sel. Protein integral akan berperan sebagai saluran/ channel
yang memungkinkan beberapa molekul dapat melewatinya. Protein perifer biasanya
merupakan hormon atau enzim yang menempel sementara di membran sel untuk
mengatur kerja dari sel tersebut.

Glikolipid dan glikoprotein


Glikolipid dan adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak, sedangkan
glikoprotein adalah molekul karbohidrat yang menempel pada molekul protein. Glikolipid
dan glikoprotein berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel. Antara orang yang satu
dengan orang yang lain memiliki jenis glikolipid dan glikoprotein yang berbeda. Antibodi
dalam tubuh kita akan menyerang sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh, bagaimana
caranya antibodi mengetahui bahwa sel tersebut adalah sel asing? dengan mendeteksi
struktur glikolipid dan glikoproteinnya tentu saja. Glikolipid hanya terdapat pada sel
hewan saja.

Kolesterol
Kolesterol dalam membran plasma akan berada di antara molekul fosfolipid dengan
bagian hidroxil yang bersifat polar akan berada di dekat kepala fosfolipid. Kolesterol
memiliki fungsi yang penting bagi membran plasma. Saat kondisi lingkungan panas,
kolesterol akan berperan dalam menghambat pergerakan fosfolipid sehingga mencegah
fosfolipid menjadi terlalu cair. Namun saat suhu lingkungan dingin, kolesterol akan
bekerja dengan menghambat interaksi antar lemak sehingga menjaga membran dari
beku dan mempertahankan struktur membran cukup cair. Kolesterol terdapat pada
membran sel hewan, sedangkan pada membran sel tumbuhan fungsinya digantikan
oleh sterol.

Sitoskeleton
Sitoskeleton atau tulangnya sel berguna untuk memperthankan bentuk sel dan posisi
organel sel. Sitoskeleton terdiri atas dua macam, yaitu mikrotubulus dan mikrofilamen.
Sitoskeleton bukan bagian langsung dari membran sel, hanya saja sitoskeleton akan
berikatan dengan bagian dasar dari protein integral. Dengan mengikat protein integral di
berbagai tempat, sitoskeleton akan mempertahankan bentuk sel sehingga tidak berubah
terlalu ekstrim.

Gambar 3. sitoskeleton pada sel

Fungsi membran sel

Membran sel sebagai bagian sel yang melingkupi seluruh isi sel memiliki fungsi yang
sangat penting dalam perlindungan sel secara mekanik. Perannya dalam perlindungan
mekanis nampak jelas pada sel hewan, karena selnya hanya dibungkus oleh membran
plasma saja. Berbeda dengan sel tumbuhan yang memiliki perlindungan lain berupa
dinding sel yang kuat dan keras.

Fungsi lain dari membran sel adalah dalam ransportasi molekul keluar dan masuk sel.
Fungsi membran sel ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sel dan
membuang sampah-sampah sisa proses metabolisme. Transpor molekul di membran
sel bisa terjadi secara aktif maupun pasif, berbagai molekul dapat masuk dan keluar sel
dengan cara sebagai berikut.

O2 dan CO2 dapat melewati membran dengan mudah secara difusi pasif. Hal ini terjadi
karena molekul tersebut kecil dan cenderung tidak bermuatan sehingga tidak
terpengaruh oleh sifat polar (kepala) dan nonpolar (ekor) dari fosfolipid.

Air dapat masuk dan keluar sel secara osmosis, air akan berosmosis dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut rendah (banyak air) menuju ke larutan dengan
konsentrasi zat terlarut tinggi (sedikit air).

Molekul asam amino dan glukosa akan masuk ke dalam sel secara difusi terfasilitasi.
Molekul-molekul ini memerlukan protein transpor untuk bisa masuk ke dalam sel. Protein
transpor ini adalah salah satu bentuk dari protein integral.

Molekul Na dan K akan keluar dan masuk sel dengan cara transpor aktif. Masuk dan
keluarnya Na dan K akan memerlukan pompa natrium-kalium yang membutuhkan
energi dalam bentuk ATP untuk dapat bekerja.

Molekul-molekul besar dapat ditelan oleh jeis-jenis sel-sel tertentu secaraendositosis.


Endositosis adalah proses menelan molekul besar dengan cara melingkupi molekul
tersebut dengan membran plasma. Endositosis dibedakan
menjadi fagositosis (menelan molekul padat) dan pinositosis(menelan molekuk cair).
Lawan dari endositosis adalah proses eksositosis, yaitu proses mengeluarkan molekul-
molekul besar dari dalam sel.
Gambar 4. Fagositosis dan eksositosis pada makrofag

Proses diifusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis merupakan


mekanisme untuk memasukkan dan mengeluarkan molekul dari suatu sel. Proses-
proses ini dapat terjadi karena sel memiliki membran sel. Pembahasan lebih lengkap
tentang transpor molekul menuju dan dari sel dapat dibaca pada post Transpor Melewati
Membran.
Transpor zat yang terjadi pada sel, baik antarsel maupun organel sel dapat melalui
dua cara, yakni transpor pasif dan transpor aktif.

1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan transpor ion, molekul, senyawa dari luar atau dalam sel
tanpa memerlukan energi. Zat-zat yang ditranspor bergerak dari daerah
berkonsentrasi tinggi hingga daerah berkonsentrasi rendah. Proses transpor pasif ini
dapat terjadi secara difusi dan osmosis.

a. Difusi
Difusi adalah gerakan acak partikel-partikel, atom, maupun molekul gas atau cairan,
dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah berkonsentrasi rendah hingga
mencapai kesetimbangan. Zat-zat tersebut akan berdifusi menurun sesuai gradien
konsentrasi. Perhatikan Gambar 1.27.
Gambar 1.27 Mekanisme difusi pada molekul

Transpor difusi terdiri dari dua cara yaitu difusi dipermudah dengan protein dan
difusi dipermudah dengan protein pembawa. Kita pahami penjelasannya sebagai
berikut.

Difusi dipermudah disebut juga difusi terfasilitasi. Pada proses difusi yang
terfasilitasi oleh protein, molekul-molekul seperti asam amino, gula, tidak dapat
melalui membran plasma. Akan tetapi, molekul tersebut melewati saluran yang
dibentuk oleh suatu protein membran yang disebut protein integral. Perhatikan
Gambar 1.28.a.

Sedangkan proses difusi zat dipermudah dengan protein pembawa mirip dengan
proses difusi dipermudah dengan protein. Letak perbedaannya, protein membran
membentuk saluran dan mengikat molekul yang ditranspor. Protein ini dinamakan
protein pembawa. Molekul yang ditranspor seperti glukosa dan asam amino berdifusi
dan menurun sesuai gradien konsentrasinya. Perhatikan Gambar 1.28.b.
Gambar 1.28 Difusi zat (a) dipermudah dengan protein (b) terfasilitasi dengan
protein pembawa

Difusi berlangsung dipengaruh oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi zat,
ukuran zat, wujud zat, dan suhu.

Gradien konsentrasi yang berbeda di antara dua tempat yakni luar sel dan dalam sel
meng akibatkan proses difusi berlangsung dengan cepat. Proses difusi akan berjalan
dengan lambat, apabila ukuran zat lebih besar. Termasuk juga wujud zat padat yang
akan melambatkan terjadinya proses difusi dibandingkan wujud cair dan gas.
Sementara itu, suhu yang tinggi akan membuat proses difusi berjalan lebih cepat.

b. Osmosis
Selain berlangsung secara difusi, molekul zat dapat pula bergerak secara osmosis.
Osmosis adalah perpindahan zat pelarut melalui membran selektif permeabel dari
konsentrasi zat pelarut tinggi menuju konsentrasi zat pelarut rendah. Zat pelarut ini
dapat keluar masuk melewati membran secara bebas. Hanya saja zat terkecil
merupakan zat yang sudah terseleksi.

Suatu larutan yang memiliki zat pelarut berkonsentrasi tinggi akan memiliki zat
terlarut berkonsentrasi rendah. Keadaan ini disebut hipotonik (hipo artinya kurang).
Sebaliknya, larutan yang memiliki zat pelarut dengan konsentrasi rendah akan
mempunyai zat terlarut berkonsentrasi tinggi. Kondisi yang demikian disebut
hipertonik (hiper berarti lebih).

Zat pelarut dan zat terlarut dapat pula berkonsentrasi sama. Keadaan demikian
dinamakan isotonik (iso berarti sama). Salah satu penyebab zat dapat bergerak
secara osmosis adalah adanya perbedaan konsentrasi zat total. Akibat keadaan ini,
molekul air yang berada pada larutan hipotonik dapat berpindah menuju larutan
hipertonik. Namun, keadaan ini juga bisa berlangsung sebaliknya.

Meskipun zat terlarut banyak terkandung pada larutan hipotonik, proses transpor zat
akan tetap terjadi secara osmosis. Sementara itu, andaikan dua larutan bersifat
isotonik, molekul air akan berpindah melalui membran dengan kelajuan sama.
Akibatnya, selisih osmosis tidak terjadi pada dua larutan. Perhatikan Gambar 1.29.

Gambar 1.29 Osmosis dan larutan


Proses osmosis pada sel hewan terjadi saat kondisi sel dengan lingkungannya ingin
dipertahankan. Cara yang dilakukan adalah dengan mempertahankan konsentrasi
zat dalam sel dengan konsentrasi zat luar sel agar selalu sama. Apabila konsentrasi
larutan sel lebih rendah dibandingkan konsentrasi lingkungan luarnya, air dalam sel
akan keluar secara osmosis. Peristiwa ini dinamakan penyusutan sel atau krenasi,
yang dapat menyebabkan sel tidak hidup alias mati.

Advertisement

Sebaliknya, bila konsentrasi larutan pada sel lebih tinggi dibandingkan lingkungan
luarnya, air di luar sel akan masuk secara osmosis ke dalam sel. Kejadian ini akan
mengkibatkan sel pecah atau terjadi hemolisis. Lihat Gambar 1.30.

Gambar 1. 30 Keseimbangan air dalam sel hidup

Keadaan hemolisis juga dapat terjadi pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan yang
berada pada kondisi hipotonik, misalnya air, bisa mengalami pembengkakan.
Kondisi yang dialami sel tumbuhan ini disebut kondisi turgid atau tekanan turgor.
Sebaliknya, sel tumbuhan dapat pula mengalami kondisi hipertonik. Kondisi yang
demikian akan mengakibatkan cairan protoplasma di dalam sel menyusut melewati
dinding sel. Peristiwa seperti ini dinamakan plasmolisis.

Beberapa organisme yang hidup di laut, seperti porifera, ubur-ubur, dan protozoa
serta ikan laut, juga melakukan proses osmosis. Proses ini akan dilakukan apabila
selnya mengalami kondisi isotonis. Jumlah garam dalam sel akan diseimbangkan
dengan air laut di sekeliling oleh organisme tersebut. Oleh karena itu, tidak salah
bila oleh sebagian besar masyarakat, pengawetan beberapa bahan makanan seperti
manisan dan ikan asin dilakukan dengan menerapkan proses difusi dan osmosis.

2. Transpor Aktif
Pada saat tertentu, sel hidup mampu menyerap beberapa zat mes kipun konsentrasi
zat di dalam selnya lebih tinggi diban dingkan lingkungan di sekitar sel. Artinya, sel
menyerap zat berlawanan dengan gradien konsentrasi. Sehingga, proses tersebut
membutuhkan energi. Proses transpornya dinamakan transpor aktif.
Transpor aktif terkait dengan sejumlah proses yang terjadi di dalam makhluk hidup.
Zat-zat yang diserap melalui transpor aktif, misalnya garam mineral yang diserap
akar, kemudian juga glukosa dan asam amino yang diserap usus kecil pada
manusia.

Salah satu contoh proses transpor aktif adalah pompa natriumkalium. Proses ini
terjadi bila konsentrasi ion kalium (K+) di dalam sel lebih tinggi dibandingkan
sekelilingnya, sedangkan ion natrium (Na+)- nya jauh lebih rendah. Karena itu,
membran plasma akan memompakan ion natrium keluar sel dan kalium ke dalam
sel, sehingga diperoleh kesetimbangan. Perhatikan Gambar 1.31.

Gambar 1.31 Transpor aktif dan difusi

Selain pompa natrium-kalium, proses transpor aktif dapat pula melibatkan proses
transpor makromolekul. Proses ini terjadi bila molekul besar melewati membran
plasma secara eksositosis dan endositosis.

Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel atau organel sel.
Misalnya saja, pengeluaran zat saat pembentukan dinding sel, sekresi hormon pada
sel hewan, dan penge luaran sisa-sisa pencernaan makanan. Proses eksositosis ini
dapat dilakukan dengan cara pembentukan vesikel (kantong pelapis zat). Vesikel ini
akan bergerak menuju membran plasma dan selanjutnya berdifusi ke luar sel.
Perhatikan Gambar 1.32.
Gambar 1.32 Pompa natrium-kalium

Sementara itu, endositosis terjadi saat berbagai zat kecil dan makromolekul masuk
ke dalam sel melalui membran. Endositosis pada sel dapat terjadi secara fagositosis
dan pinosi tosis. Fagositosis merupakan proses masuknya molekul padat ke dalam
sel, sedangkan bahan cair masuk ke dalam sel secara pinositosis. Sebagai contoh
peristiwa fagositosis adalah proses memakan bakteri atau benda mikroskopis
lainnya oleh Amoeba, kemudian proses memakan kuman oleh sel-sel darah putih.
Gambar 1.33 Endositosis pada sel: (a) pinositosis dan (b) fagositosis

Gambar 1.34 Eksositosis pada sel

Selain cara tersebut, endositosis terjadi secara endosito sis yang dibantu reseptor.
Prosesnya sama dengan kedua jenis endo sitosis di atas. Bedanya, zat yang akan
masuk ke dalam sel ditangkap terlebih dahulu oleh reseptor.

Sumber: BSE Biologi SMA XI, Siti Nur Rochmah, dkk, Pusat Perbukuan Depdiknas,
2009

Transport Pada Sel


Sistem transpor membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua
arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Membran Plasma

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif
untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor
aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti
sebelum dan karyon yang artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak
memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut
nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel
lainnya.

Sel Prokaryotik

Sedangkan sel eukariotik, eu berarti sebenarnyadan karyon berarti nukleus. Eukariotik


mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung
nukleus.
Sel Eukaryotik

Perbedaan Sel Eukariot dan Prokariot


1. Eukariot mempunyai real nucleus krn materi inti dilingkupi oleh membran inti, sedang
prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dlm sitoplasma krn
tdk mempunyai membran inti.
2. Eukariot memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak mengandung pasangan basa
nukleotida, sehingga harus digulung pada protein histon (ada histonnya), sedang
Prokariot memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa
nukleotida, berbentuk sirkuler.
3. Eukariot memiliki kromosom > 1, sedang Prokariot hanya memiliki kromosom tunggal.
4. Eukariot memiliki intron dan ekson, sedang Prokariot tidak memiliki intron, hanya
ekson.
5. Eukariot tidak memiliki operon, prokariot ada operon.
6. Pada Eukariot transkripsi terjadi di inti dan translasi terjadi di sitoplasma. Keduanya
tidak dapat dilakukan secara bersamaan, sedang pada Prokariot transkripsi dan translasi
dapat terjadi secara simultan.
7. Pada Eukariot transkripsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polymerase terhadap DNA
lebih lamah akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon, sedang pada
Prokariot transkripsi terjadi lebih sederhana.
8. Pada Eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks, sedang pada Prokariot
regulasi sintesis protein lebih sederhana.
Klik Penjelasan mengenai sel
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut
melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat
terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Difusi
Adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara
Osmosis
Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi
yang lebih encer.Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor. Osmosis adalah suatu topik yang penting
dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke
dalam dan ke luar sel.
Transport Lintas Membran
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan
transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energi sedangkan transport aktif
memerlukan energi.
Yang termasuk transport pasif adalah :
a. difusi sederhana,
b. transport dengan fasilitas,
c. transport lewat ion channel.
Difusi_Terfasilitas
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu
difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport
maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih
dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu
untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka
jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan
difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak
bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
Transport_Ion_Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport secara difusi akibat
muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya
channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel
dengan hormon atau neurotransmitter.
Transport Passif dan Aktif

Transpor aktif
Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari
transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionophore
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga
terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca
pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam
sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.

Carrier Ionophore

Transport sekunder co-transport


Pada transport sekunder co-transport , glukosa atau asam amino akan ditransport masuk
dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi
mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di
dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini
memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam
amino ditransport secara transport aktif sekunder co-transport
Transport sekunder counter-transport
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan
bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-
Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport
keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga
berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi
ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
Download PDF (PPT)
Dalam kehidupannya, sel melakukan pertukaran gas-gas respirasi, menyerap vitamin & nutrisi
dan memasukan serta mengeluarkan air, serta membuang produk ekskresi. Proses kluarnya zat
tersebut disebut transportasi zat. Transportasi zat bisa terjadi dengan aktif atau pasif.
Transportasi pasif tidak membutuhkan energi, sedangkan transpor aktif membutuhkan
energi.Energi tersebut disebut ATP untuk melawan perbedaan kosentrasi. Proses zat melewati
membran meliputi difusi, osmosis, transportasi aktif, endositosis, dan eksositosis.

DIFUSI
jika kita menuang setetes tinta ke dalam botol berisi air bening, dalam waktu singkat tinta akan
menyebar ke seluruh bagian air . Itu merupakan salah satu peristiwa difusi. Jadi difusi adalah
peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Gerak difusi termasuk pasif jadi tidak perlu energi. Proses
difusi terjadi karena gerak acak molekul yang berdifusi.

Semua sel pindah dengan melakukan difusi melalui membran sel. Syaratnya yaitu partikelnya
sederhana, berukuran kecil, dan dapat larut dalam air ataupun lemak. Jadi kalau cairan di
sekeliling sel punya konsentrasi tinggi dibanding di dalam sel, secara otomatis molekul dari
cairan disekeliling membran sel bisa berdifusi ke dalam sel.

Difusi berjalan lambat, dan diatara tiga jenis zat cair, padat, dan gas, molekul gas yang paling
mudah berdifusi. Yang mempengaruhi kecepatan difusi itu jarak, area, dan struktur tempat terjadi
difusi.

Membran sel itu punya dua lapis lemak yang merupakan penghalang molekul besar, maka dari
itu molekul sering melewati membran dengan cara difusi dengan bantuan protein membran
khusus. Prosesnya disebut difusi Fasilitatif. Protein yang membantu punya molekul besar dan
bersifat hidrofilik. Proteinya yaitu Protein kanal dan pembawa. Kecepatan difusi ini tergantung
pada pervedaan konsentrasi dan jumlah protein yang membantu, contoh difusi ini yaitu difusi
ADP ke dalam dan difusi ATP keluar dari mitokondria atau transpor glukosa delam sel darah
merah.

OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut,
tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi
yang lebih encer. Osmosis akan berhenti apabila konsentrasi kedua zat sama(isotonis).

Misalnya,sel darah merah ditempatkan di lauran yang lebih encer maka air akan akan masuk ke
dalam sel darah merah, sehingga sel darah merah akan menggembung atau pecah. Namun
kalau darah ditempatkan di larutan yang lebih pekat, misalkan garam, maka sel darah merah
akan mengerut karena air di dalam darah akan tersedot keluar.

Dalam Osmosis molekul yang masuk akan menambah volume dan tekanan , tekanan ini diebut
tekanan osmosis karena ditimbulkan oleh pergerakan air dengan cara osmosis. Pergerakan air
dalam sistem osomosis dikendalikan energi bebas pelarut. Sehingga makin pekat larutan, makin
kecil energi bebas. Air bergerak dari larutan yang berenergi bebas lebih besar atau encer ke
larutan yang lebih pekat. Tekanan Osmosis terhadap dinding sel dinamakan tekanan turgor.

TRANSPOR AKTIF (POMPA ATP)


Tidak semua molekul bisa ditransport secara pasif karena ukuranya, maka perlu sistem transpor
lain yaitu pompa ATP. Pompa ATP adalah pergerakan molekul zat melewati membran dengan
menggunakan energi. Sumbernya dari energi metabolik yang dihasilkan dalam bentuk ATP.

Selain membutuhkan energi, transpor aktif juga butuh protein membran sebagai pembawa.
Kelebihan transpor aktif yaitu:
Bisa mengangkut molekul yang besar.
Menangkut melawan perbedaan konsentrasi.
Zat yang diangkut dapat ditimbun dalam sel.

ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS


Endositosis dan eksositosis adalah cara molekul besar melintasi membran. Cara ini
dibantu oleh lipidbilayer, yaitu dengan cara menyelubungi partikel sehingga sel yang tadinya
terdapat dilur akan masuk kedalam. Endositosis terdiri atas dua macam, yaitu fagositosis
(penelanan bulat) dan pinositosis (penelanan cair).

Eksositosis yaitu penyelubungan partikel yang kaan dibuang dengan membran lipid bilayer.
Kemudian membran yang menyelubungi partikel akan bergabung dengan membran sel,
sehingga partikel di dalamnya akan dibebaskan keluar. Eksositosis digunakan untuk menyekresi
sekres. Seperti insulin atau neurotransmitter dari neuron.
v

Anda mungkin juga menyukai